• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Interpretasi Green Architecture

Pendekatan tema untuk proyek sekolah ini adalah Green Architecture, dimana kata ini mempunyai banyak istilah lain, misalnya seperti Eco-architecture, Sustainable

architecture, maupun environmental architecture. Apapun istilahnya, tiga objek utama

yang pasti dan harus dititikberatkan adalah makhluk hidup, planet, dan keuntungan (3P= People; Planet; Profit).

Arti kata Green menurut kamus Cambridge Advanced Learner adalah “of a colour

between blue and yellow; of the colour of grass”, yang artinya warna di antara warna biru

dan kuning; warna rumput.

Sedangkan arti kata architecture menurut kamus Cambridge Advanced Learner adalah “the art and science of designing and making buildings; the style in which buildings are

made”, yang berarti seni dan ilmu dalam merancang dan membuat bangunan; sebuah

gaya dalam bangunan.

Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai pengertian Green Building, Eco-

architecture, dan Sustainable Building dari beberapa sumber, yaitu:

Menurut Wikipedia, green building yang dikenal juga dengan istilah green

construction atau sustainable building, adalah sebuah penerapan dimana

menciptakan struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan menggunakan sumber daya secara efisien melalui siklus kehidupan bangunan mulai dari rancangan, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan de- konstruksi. Praktisi ini memperpanjang dan mempertimbangkan juga aspek ekonomi, utilitas, dan kenyamanan.

Menurut kamus Cambridge Advanced Learner kata ecology adalah “the relationships

between the air, land, water, animals, plants, etc.”, artinya hubungan antara udara,

tanah, air, hewan, tanaman, dan lainnya, sedangkan ecological adalah “relating to

ecology or the environment” yang artinya berhubungan dengan ekologi dan

lingkungan. Sim Van der Ryn dan Stuart Cowan menyebutkan ecological design sebagai “setiap bentuk rancangan yang meminimalkan dampak lingkungan dengan mengintegrasikan bangunan itu sendiri dengan proses kehidupan. Rancangan yang ekologis ini menginspirasi berbagai bidang, misalnya bidang arsitektur (Ecological

Architecture), pertanian (Sustainable Agriculture), teknik (Ecological Engineering), dan bidang lainnya.

Sustainable menurut kamus Cambridge Advanced Learner adalah “able to continue

over a period of time; causing little or no damage to the environment and therefore able to continue for a long time” artinya, dapat dipertahankan dalam jangka waktu

tertentu; menimbulkan atau memberi kerusakan yang sedikit kepada lingkungan dan oleh karena itu dapat berlanjut untuk jangka waktu tertentu.

Sustainable architecture (arsitektur berkelanjutan) adalah rancangan terhadap

sebuah bangunan yang berkelanjutan. Sustainable architecture berusaha untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan pada proses pembuatan komponen bangunan, proses konstruksi, dan selama siklus kehidupan bangunan itu sendiri (pemanasan, penggunaan energi, pembersihan karpet, dan lainnya). Penerapan rancangan yang dilakukan ditekankan pada efisiensi sistem pemanasan dan pendinginan, alternatif sumber energi pemanasan air dengan menggunakan panas matahari, orientasi bangunan yang benar, penggunaan kembali dan daur ulang material bangunan,penampungan air hujan untuk keperluan tanaman dan mencuci, pengaturan pembuangan.

4.2 Latar Belakang Pemilihan Tema

Hampir seluruh negara di dunia ini menghadapi masalah lingkungan hidup yang telah tercemar. Hal ini dapat disimpulkan melalui isu-isu pemanasan global (global warming) yang beredar. Isu ini akan menjadi masalah yang sangat besar jika tidak ditanggulangi dengan penyelesaian yang cermat. Faktor-faktor yang merusak lingkungan hidup sangat banyak dan umumnya faktor-faktor tersebut adalah akibat kelalaian manusia di bumi ini. Kelalaian tersebut berakibat fatal terhadap bumi ini sendiri maupun manusia di dalamnya. Salah satu faktornya adalah bentuk fisik dari sebuah kawasan lingkungan, apakah di dalamnya telah tersedia lahan terbuka hijau sebagai produsen oksigen utama dalam skala yang benar ataupun apakah bangunan di dalam kawasan tersebut merusak lingkungan?

Dengan penerapan Green Architecture, maka beberapa isu lingkungan global tentang kerusakan lingkungan yang sedang terjadi dapat terjawab.

4.3 Tujuan Pemilihan Tema

Dengan menerapkan tema ini pada rancangan, berarti mengadakan cara yang spesifik untuk mengurangi penggunaan energi dan material, mengurangi polusi, menjaga habitat,

menjaga ekosistem, lingkungan, dan mendidik masyarakat, kesehatan dan keindahan. Rancangan yang ekologis mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, dan mengurangi dampak terhadap lingkungna dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia. Rancangan ekologis adalah rancangan yang teliti dan penuh pertimbangan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan manusia.

Mengingat fungsi bangunan adalah sekolah, tempat dimana kita belajar, maka penerapan tema Green Architecture adalah tepat, karena tema ini akan mendidik siswa- siswa untuk:

 menjaga dan melestarikan lingkungan,

 menghemat penggunaan energi, dengan mencari atau memikirkan sumber energi lain. Hal ini juga melatih daya kreatifitas dan meningkatkan daya pikir siswa,

 termotivasi untuk turut menjaga alam, dan

 Meningkatkan semangat belajar-mengajar dan bekerja melalui lingkungan yang sehat dan alami. Secara tidak langsung, hal ini juga meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

4.4 Kriteria Green Architecture

Beberapa kriteria umum dalam Green Design menurut majalah ids adalah:

 Material yang berdampak seminimal mungkin terhadap lingkungan: pemilihan material yang tidak beracun, material yang dapat didaur ulang, dimana membutuhkan proses energi yang sedikit,

 Efisiensi energi: pemilihan produk yang membutuhkan energy paling sedikit dalam proses pembuatannya,

 Berkualitas dan tahan lama: pemilihan produk yang tahan lama dan berkualitas tinggi,

 Rancangan yang diarahkan pada penggunaan kembali dan daur ulang: produk, proses,dan sistem hendaknya dapat didaur ulang maupun dapat digunakan kembali

Bangunan yang sehat: rancangan sustainable bertujuan ke arah menciptakan bangunan yang tidak berbahaya dan sehat bagi pengguna di dalamnya. Hal ini ditekankan dalam rancangan ruang dalamnya, terutama udara ruangan dalam.

Ada 5 kriteria besar untuk mendukung sebuah sekolah yang berhasil memenuhi tema GREEN Architecture menurut LEED, yaitu:

1. Lokasi site yang sustainable

B. Penilaian potensi lingkungan site, pastikan lokasi site tidak terkontaminasi,

C. Pemilihan lokasi, menghindari pengembangan lokasi site yang tidak tepat dan memberi dampak pada lingkungan,

D. Pengembangan site pada tingkat kepadatan dan konektivitas pada komunitas E. Pengembangan site pada kawasan yang sebelumnya adalah kawasan untuk

kawasan industri,

F. Mempertimbangkan transportasi alternatif untuk mengurangi polusi dan mengurangi dampak penggunaan kendaraan pribadi,

G. Pengembangan site melindungi habitat,

H. Pengembangan site memaksimalkan ruang terbuka, I. Perencanaan dan pengaturan aliran hujan

J. Mempertimbangkan suhu lingkungan sekitar K. Light Pollution Reduction,

L. Sekolah dapat digunakan sebagai fasilitas bersama,

2. Efisiensi Air

A. Mengurangi penggunaan air sampai 50% untuk lanskap dengan cara menampung air hujan, menggunakan air yang telah didaur ulang, dan efisiensi energi.

B. Tidak banyak menggunakan sumber air bersih,

C. Menggunakan teknologi inovatif untuk mendaur ulang air D. Mengurangi penggunaan air sebanyak 20%

3. Energi dan Atmosfer

A. Membentuk komite yang khusus mengatur penggunaan energi bangunan B. Menggunakan energi seminimal mungkin

C. Fundamental Refrigerant Management D. Mengoptimalkan penggunaan energi E. On-Site Renewable Energy

4. Material dan sumber daya alam

A. Menyediakan area yang mudah diakses yang melayani seluruh bangunan dan yang diperuntukkan untuk pengumpulan dan penyimpanan material tidak bersifat racun untuk didaur ulang,

B. Pengaturan pembuangan konstruksi, mengurangi dan mendaur ulang pembuangan sisa konstruksi,

C. Penggunaan kembali material, D. Penggunaan material lokal

E. Penggunaan material dari tanaman

F. Menggunakan kayu yang telah disertifikasi

5. Kualitas ruang dalam

A. Kualitas pengudaraan ruang dalam yang baik,

B. Melarang perokok untuk merokok di dalam bangunan dan sediakan area merokok dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari pintu masuk ataupun jendela, C. Memperhatikan aspek akustik

D. Pengaturan pengudaraan ruang luar E. Memperbanyak ventilasi

F. Pengaturan pencahayaan

6. Inovasi dan proses desain

Inovasi dan desain pada bangunan sekolag dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk siswa. Misi dengan menciptakan lingkungan sekolah yang ramah lingkungan juga dapat menambah nilai poin.

4.5 Penerapan Tema dalam Rancangan

Penerapan tema Green Architecture pada bangunan yang dirancang dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut :

Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan antara luas lahan hijau

dengan lahan terbangun

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06/PRT/M/2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dijelaskan bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah 40 % : 60 %. Hal tersebut tercantum dalam KDH ( Koefisien Daerah Hijau ) yaiitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

Dengan perencanaan sedemikian, diharapkan kualitas udara dan lingkungan yang tercipta akan asri dan sehat bagi pengguna bangunan. Selain itu, jumlah air yang kembali ke tanah akan lebih banyak.

Mengembangkan tata vegetasi yang baik

Tata vegetasi suatu kawasan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan bangunan yang terdapat pada kawasan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang baik diharapkan dapat memperbaiki iklim mikro dan mengurangi polusi udara terutama pada bangunan tempat manusia beraktivitas. Dengan adanya tata vegetasi yang baik dapat mengurangi emisi gas karbondioksida yang akan mengurangi dampak pemanasan global.

Mengembangkan bangunan hijau ( green building )

Dalam konsep Green Building terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

 Terintegrasi dengan alam,

 Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka panjang

 Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan baik fisik maupun sosial

 Memenuhi kriteria LEED ( Leadership in Energy and Environtmental Design )

 Menyelamatkan energi sekaligus memenuhi kebutuhan.

Melakukan Proses Recycle dan Reuse untuk air dan limbah

Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses pendaurulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Air yang di pakai pada bangunan akan di daur ulang kembali melalui proses water treatment dan di pakai kembali sehingga kita tidak perlu menggunakan air bersih dalam jumlah yang banyak. Begitu juga dengan limbah. Air limbah hasil buangan bangunan dapat ditreatment kembali dan dipakai untuk keperluan taman. Selain itu juga bisa dilakukan sistem penampungan air hujan yang kemudian akan digunakan untuk keperluan lanskap.

Strategi dalam menerapkan konsep green building pada desain bangunan yaitu sebagai berikut:

 Pemanfaatan material yang berkelanjutan,

 Keterkaitan dengan ekologi lokal,

 Keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, bekerja dan rekreasi,

 Efisiensi penggunaan air,

 Mengedepankan kondisi lokal, baik secara fisik maupun sosial,

 Pendidikan sustainability melalui desain,

 Memperkuat keterkaitan dengan alam, dan

 Pemakaian kembali/renovasi bangunan Ketahanan bangunan melalui layout yang fleksibel.

Dalam mewujudkan konsep green building pada bangunan dapat dilakukan berbagai cara sebagai berikut :

Membuat atap hijau ( roof – garden atau green roof )

Green roof adalah atap bangunan yang ditanami oleh vegetasi atau media tanaman,

dapat berupa taman, tempat rekreasi, ataupun kegiatan lainnya. Green roof membantu mengoptimalkan suhu udara sekitar bangunan dan mengurangi nilai suhu yang akan masuk ke dalam bangunan. Selain itu green roof juga menjadi media untuk mengembalikan air ke dalam tanah terbangun.

Gambar 4.1 Green Roof di gedung Chicago City Hall

Gambar 4.2 Green Roof di bangunan ACROS Fukouka,

Jepang

Pencahayaan alami dengan menyediakan skylight, bukaan besar pada dinding.

 Pengudaraan alami

Gambar 4.7 Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan

Gambar 4.4 Skylight Gambar 4.5 Bukaan yang besar pada dinding

Ventilasi satu sisi:

Ruangan dengan jendela hanya di satu sisi. Udara dingin akan masuk, dan udara panas akan keluar dari jendela yang sama. Jenis ventilasi ini adalah jenis yang normal dan sering diterapkan, tetapi ini hanya berguna untuk kedalaman ruangan tertentu.

Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan:

Ventilasi ini lebih efisien dibandingkan dengan ventilasi satu sisi.

Ventilasi silang:

Untuk ventilasi silang, jendela terbuka di dua sisi yang saling berhadapan. Perbedaan tekanan digunakan dengan bangunan menghadap kea rah angin,

Gambar 4.6 Ventilasi satu sisi

Balok lantai dapat menyerap panas selama siang hari. Pada malam hari, suhu di luar bangunan berubah, pada saat inilah balok lantai mengeluarkan panas yang telah diserap, jadi pada siang hari, bangunan terasa sejuk. Ini yang dinamakan passive

cooling.

Menggunakan teknologi photovoltaic, dan water filtration, PHOTOVOLTAIC

Gambar 4.9 Stack Ventilation Gambar 4.10 Passive Cooling

Gambar 4.11 Photovoltaic Gambar 4.12 Bangunan yang

menggunakan photovoltaic di bagian fasad

Cara Kerja Photovoltaic

Gambar 4.13 Diagram 1 Kerja Photovoltaic

Gambar 4.14 Diagram Kerja di dalam panel Photovoltaic

Penyaringan air (Water Filtration)

Sumber air berasal dari air hujan. Air hujan sebelumnya akan ditampung kemudian disaring dan akan digunakan untuk keperluan penyiraman tanaman, mencuci, penyiraman pada kamar mandi, kolam hias, dan lainnya.

 Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan

Material yang akan digunakan untuk pembangunan sekolah ini adalah material yang ramah lingkungan dan memiliki dampak paling minimal terhadap lingkungan, seperti bambu, cat yang tidak mengandung zat beracun, dan lainnya. Material yang termasuk material ramah lingkungan adalah material yang tahan lama dan dapat didaur-ulang, material juga dapat berupa material yang member efek positif terhadap lingkungannya, seperti pada udara, tanah, dan air.

Berikut beberapa contoh bahan dan material yang termasuk material green:

Gambar 4.16 Diagram sistem penyaringan air

 Melakukan penanganan limbah bangunan secara efektif

Mengalihkan atau menggunakan kembali air limbah sebelum memasuki saluran limbah sentral akan meminimalisir beban dari utilitas pengolahan limbah sentral. Sebagai fungsi tambahan, limbah padat yang dihasilkan dapat digunakan langsung pada site sebagai sumber irigasi yang mengandung nutrisi yang berharga bagi tumbuhan atau sebagai bagian dari fitur desain di dalam tapak yang menarik.

Air yang dialihkan dari saluran limbah, baik graywater maupun blackwater, yang memerlukan penanganan langsung yang berbeda. Graywater adalah air limbah yang dihasilkan dari penggunaan indoor seperti air cucian, shower, dan sink, dan dapat digunakan kembali dalam penyiraman toilet atau irigasi untuk membantu meminimalkan beban sistem pengolahan limbah dan untuk mengurangi total konsumsi air. Untuk memanfaatkan graywater, sistem pemipaan ganda harus diinstal untuk memisahkannya dengan blackwater, yang merupakan air limbah yang dihasilkan dari penyiraman toilet. Blackwater dapat diolah di tempat melalui sistem konvensional ataupun alternatif.

 Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi dan hemat pemakaian air Seiring teknologi yang berkembang, pada saat ini banyak perabot bangunan yang menggunakan konsep eco-friendly, dimana konsep ini adalah meminimalkan penggunaan, bahan dan material perabot terhadap lingkungan. Hal ini berarti bahwa perabot eco-friendly cocok digunakan untuk bangunan dengan tema Green

Architecture.

Berikut adalah beberapa contoh perabot green baik dari segi material, bahan, proses pembuatan, dan lainnya.

Sebuah ilustrasi yang menggambarkan dan mengajak pengguna toilet untuk mengurangi penggunaan kertas tisu, disarankan toilet mempunyai fasilitas pembersih lainnya selain kertas tisu.

Toilet ini mempunyai dua buah tombol yang mengatur volume air yang akan dikeluarkan. Penggunaan toilet seperti ini sangat bermanfaat karena penggunaan sesuai kebutuhan dan mengurangi air limbah

Gambar 4.21 Perabot dengan konsep green

Gambar 4.22 Toilet dengan konsep eco-friendly

Dokumen terkait