• Tidak ada hasil yang ditemukan

EMBEDING/PEMOTONGAN MATERIAL : pemotongan dengan menggunakan mikrotom dengan

Percobaan I. Fase perkembangan organ bunga

EMBEDING/PEMOTONGAN MATERIAL : pemotongan dengan menggunakan mikrotom dengan

ukuran 10µm (untuk daun) dan 15µm (untuk buku batang)

PEWARNAAN

Lampiran 11. Komposisi pupuk yang digunakan dalam pen elitian Jumlah unsur (%) Jenis Unsur 20N-20P2O5-20K2O 6N-30P2O5-30K2O N 20.00 6.00 P2O5 20.00 30.00 K2O 20.00 30.00 Ca 0.05 0.05 Mg* 0.10 0.10 S 0.20 0.20 B 0.02 0.02 Cu* 0.05 0.05 Fe* 0.10 0.10 Mn* 0.05 0.05 Mo 0.0005 0.0005 Zn* 0.05 0.05

Keterangan: * dalam bentuk kelat; Sumber:Label produk Grow More (Departemen Pertanian P.362/BINUS/I/97)

Lampiran 12. Metode Anthrone untuk Penetapan Gula Total (Apriyantono et al. 1989)

Pereaksi:

1. Pereaksi Anthrone 0.1% dalam asam sulfat pekat. Dibuat hanya pada waktu hari akan digunakan, tidak stabil, hanya tahan 1 hari.

2. Larutan glukosa standar 0.2 mg/ml. Larutkan 200 mg glukosa dalam 100 ml aquades. Ambil 10 ml encerkan menjadi 100 ml (1 ml=0.2 mg glukosa) Cara Kerja

Persiapan sampel

1. Sampel berupa potongan buku batang ditimbang, kemudian ditambahkan alkohol 80%.

2. Sampel digerus hingga hancur.

3. Semua hancuran dipindahkan dan disaring menggunakan kertas saring Whatman No.42 ke gelas piala secara kuantitatif.

4. Alkohol dihilangkan dengan memanaskan filtrat menggunakan penangas air yang suhunya dijaga + 800C. Air destilata ditambahkan secukupnya jika filtrat akan kering.

5. Sampel perlu disaring kembali jika masih ada endapan.

6. Volume larutan ditepatkan dengan air destilata sampai dengan volume 25 ml menggunakan labu takar, kemudian dikocok agar tercampur merata.

7. Jika sampel tidak langsung digunakan maka perlu disimpan dalam lemari pendingin (freezer).

Pembuatan kurva standar

1. Larutan glukosa standar dipipet ke dalam tabung reaksi 0.0 (blanko), 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 dan 1.0 ml. Air ditambahkan sampai total volume masing-masing tabung reaksi 1.0 ml.

2. Lima (5) ml pereaksi Anthrone ditambahkan dengan cepat ke dalam masing- masing tabung reaksi.

3. Tabung reaksi ditutup, kemudian filtrat dicampur merata.

4. Tabung reaksi ditempatkan dalam water bath 1000C selama 12 menit. 5. Tabung reaksi didinginkan dengan cepat menggunakan ice bath. 6. Filtrat dipindahkan ke dalam kuvet, absorbans dibaca pada 630 nm. 7. Kurva hubungan antara absorbans dengan mg glukosa dibuat. Penetapan sampel

1. Satu (1) ml sampel (dari persiapan sampel) dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

2. Selanjutnya lakukan tahap (2) sampai (6) seperti pada pembuatan kurva standar.

3. Konsentrasi gula dalam sampel ditentukan menggunakan rumus:

Konsentrasi gula (mg/g) = konsentrasi gula (mg/ml) x 25 ml Bobot sampel (g)

Lampiran 13. Metode Nelson-Somogyi untuk Penetapan Gula Pereduksi (Sudarmadji

et al. 1984) Pereaksi:

1. Pereaksi Nelson A: 12.5g Na2CO3 + 12.5g Na-K Tartrat + 10g NaHCO3 +

100g Na2SO4, dilarutkan menggunakan air (H2O) sampai dengan volume 500

ml. Pereaksi Nelson B: 7.5g CuSO4.5H2O, dilarutkan menggunakan air hingga

volume 50 ml, kemudian ditambah 1 tetes H2SO4 pekat.

2. Pereaksi Nelson dibuat dengan cara mencampur pereaksi Nelson A dan Nelson B dengan perbandingan 25:1. Dibuat hanya pada waktu hari akan digunakan, tidak stabil, hanya tahan 1 hari.

3. Pereaksi Arsenomolibdat: (25g NH4Molibdat + 450 H2O + 25 ml H2SO4) +

(3g asam arsenat + 25 ml H2O), diinkubasi pada 37 0

C selama 24 jam. Cara Kerja

Persiapan sampel

1. Sampel berupa potongan buku batang ditimbang, kemudian ditambahkan alkohol 80%.

2. Sampel digerus hingga hancur.

3. Semua hancuran dipindahkan dan disaring menggunakan kertas saring Whatman No.42 ke gelas piala secara kuantitatif.

4. Alkohol dihilangkan dengan memanaskan filtrat menggunakan penangas air yang suhunya dijaga + 800C. Air destilata ditambahkan secukupnya jika filtrat akan kering.

5. Sampel perlu disaring kembali jika masih ada endapan.

6. Volume larutan ditepatkan dengan air destilata sampai dengan volume 25 ml menggunakan labu takar, kemudian dikocok agar tercampur merata.

7. Jika sampel tidak langsung digunakan maka perlu disimpan dalam lemari pendingin (freezer).

Pembuatan kurva standar

1. Larutan glukosa standar dipipet ke dalam tabung reaksi 0.0 (blanko), 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 dan 1.0 ml. Air ditambahkan sampai total volume masing-masing tabung reaksi 1.0 ml.

2. Satu (1) ml pereaksi Nelson ditambahkan ke dalam tiap tabung reaksi. 3. Tabung reaksi ditutup, kemudian filtrat dicampur merata.

4. Tabung reaksi ditempatkan dalam water bath 1000C selama 12 menit . 5. Tabung reaksi didinginkan dengan cepat menggunakan ice bath.

6. Satu (1) ml pereaksi arsenomolibdat dan 7 ml H2O ditambahkan ke dalam

tabung reaksi dan dikocok.

7. Filtrat dipindahkan ke dalam kuvet, absorbans dibaca pada 540 nm. 8. Kurva hubungan antara absorbans dengan mg glukosa dibuat . Penetapan sampel

1. Satu (1) ml sampel (dari persiapan sampel) dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

2. Selanjutnya lakukan tahap (2) sampai (7) seperti pada pembuatan kurva standar.

3. Konsentrasi gula dalam sampel ditentukan menggunakan rumus:

Konsentrasi gula (mg/g) = konsentrasi gula (mg/ml) x 25 ml Bobot sampel (g)

Lampiran 14. Metode analisis klorofil a dan b (Arnon 1949)

Daun H. diversifolia Bl. segar ditimbang bobotnya (50 – 100 mg) dipotong kecil dan dihancurkan sampai halus dengan mortar, kemudian ditambah aseton 80% secukupnya. Ekstrak yang diperoleh dipindahkan ke dalam labu ukur secara kuantitatif dan kemudian di-sentrifuge. Ekstraksi diulang sampai tidak terbentuk warna dan volumenya ditepatkan menjadi 10 ml. Absorbansi ekstrak tersebut diukur pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

Kandungan klorofil ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Klo rofil a = (0.0127 x D663 – 0.00269 x D645) fp Klorofil b = (0.0229 x D645 – 0.00468 x D663) fp Klorofil total = (20.2 x D645 + 8.02 x D663) fp Fp = faktor pengenceran = 10 ml x 1 L . 1000 ml

Lampiran 15. Metode Penetapan Nitrogen Total (Metode Kjeldahl)

Cara Kerja:

1. Sampel yang sudah dihaluskan lolos saringan 40 mesh ditimbang sebanyak 200 mg, dan dimasukan ke dalam labu Kjeldahl.

2. Satu canting kecil SeCuSO4 dan Na2SO4 ditambahkan ke dalam labu Kjeldahl.

3. Lima (5) ml H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam labu, kemudian labu

digoyang perlahan -lahan agar semua sampel terbasahi oleh H2SO4, kemudian

ditambahkan 5 tetes parafin cair

4. Labu dipanaskan di dalam kamar asam dengan api kecil, kemudian perlahan- lahan api diperbesar hingga diperoleh suatu cairan yang berwarna terang (hijau-biru). Pemanasan masih diteruskan 15 menit lagi.

5. Aquades ditambahkan sebanyak + 50 ml, digoyangkan sebentar, kemudian isi labu dipindahkan ke dalam labu destilasi.

6. Lima (5) ml NaOH 50% ditambahkan ke dalam labu destilasi.

7. Destilasi dimulai, destilat ditampung dalam Erlenmeyer 125 ml yang telah berisi campuran 10 ml H3BO3 4% dan 5 tetes indik ator Conway. Destilasi

dilakukan sampai diperoleh + 100 ml cairan.

8. Cairan hasil destilasi dititrasi dengan HCl yang telah dibakukan, titik titrasi dicapai apabila terjadi perubahan warna dari hijau ke merah muda.

9. Blanko dibuat dengan tahapan seperti di atas, namun tanpa sampel tanaman. Perhitungan:

N (%) = (ml titrasi contoh – ml titrasi blanko x N HCl x 14 x 100% 200 mg contoh

N HCl : normalitas HCl

Lampiran 16. Metode Penetapan P dan K pada Tanaman

Pengabuan Kering:

1. Sebanyak 1 g contoh kering giling (lolos saringan 40 mesh) dimasukan ke dalam caw an porselen.

2. Cawan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 5500C selama 2 jam, sehingga sampel dalam cawan membentuk abu putih.

3. Cawan didinginkan di dalam desikator.

4. Di dalam kamar asam ditambahkan 5 tetes HCl pekat dan diaduk dengan pengaduk gelas hingga merata.

5. Cawan dipanaskan di atas hot plate dengan suhu + 900C sampai uap HCl menghilang, kemudian diangkat dan didinginkan

6. Tahap 4-5 diulangi hingga 2 kali.

7. Ke dalam cawan ditambah kan 10 ml larutan HCl 1 N, diaduk merata kemudian disaring, serta ekstraknya d itampung dalam tabung plastik.

8. Blanko dibuat dengan tahapan seperti di atas, namun tanpa sampel tanaman. 9. Hasil saringan dipipet sebanyak 1 ml dan ditepatkan hingga volume 50 ml. 10.Ekstrak ini digunakan untuk penetapan P dan K.

Penetapan P: Cara Kerja:

1. Ekstrak hasil preparasi dipipet sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi dan ditambah 4 ml aquades, kemudian dikocok sebentar.

2. Berturut-turut ditambahakan 5 ml larutan P-B dan 5 tetes larutan P-C, larutan dikocok sebentar kemudian dibiarkan selama 5 menit.

3. P ditetapkan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 660 nm.

4. Seri larutan standar baku P dibuat dengan konsentrasi: 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm P. Perhitungan: P (%) = 1000 x 10 x 50 x 10/1000 x 0.00821 x pembacaan 10 000 Penetapan K: Cara Kerja:

1. Ekstrak hasil preparasi dipipet sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi dan ditambah 9 ml aquades, kemudian dikocok sebentar.

2. K diukur menggunakan flame photometer dengan filter K.

3. Seri larutan standar baku K dibuat dengan konsentrasi: 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm K.

Perhitungan:

K (%) = 1000 x 10 x 50 x 10/1000 x 2.50 x pembacaan 10 000

JD 16.89 8.49 100 W 64.34** 64.28* 37.86 100 LD 35.88 38.18 -5.55 75.15** 100 TD -16.80 -30.43 5.69 -28.45 -29.29 100 TG 27.80 11.20 54.22* 25.77 -3.36 36.74 100 KL A 43.81 47.76* 27.04 81.23** 79.54** -63.77* 2.50 100 KL B 42.61 46.12 26.16 79.98** 80.59** -62.74* 4.05 99.42** 100 KL T 43.49 47.29* 26.88 80.96** 79.99** -63.43* 3.04 99.94** 99.73** 100 N 33.29 41.39 -12.16 32.54 38.95 -81.45** -10.15 60.87** 63.30* 61.59** 100 P 49.84* 54.76* 8.27 76.08** 77.67** -58.45* 8.61 89.41** 90.59** 89.82** 76.25** 100 K 63.76** 71.75** 14.63 84.45** 73.38** -59.48* 1.29 86.95** 86.57** 86.91** 71.17** 91.59** 100 STMT 46.17 41.37 47.76* 40.77 4.23 29.34 15.09 5.37 1.17 4.16 -34.18 -6.12 22.70 100 STMB -45.86 -10.50 53.17* 21.74 -8.18 47.34* 30.96 -16.42 -13.95 -15.52 -50.63* -29.82 -11.79 53.61* 100 STMP 57.62* 56.62* 14.39 30.75 11.34 -2.62 -6.52 19.11 12.26 16.99 -0.48 16.12 35.78 75.20** -15.33 100

Keterangan: T (tinggi tanaman); JB (Jumlah buku); JD (Jumlah daun); W (Warna daun); LD (Luas daun); TD (Tebal daun); TG (Jumlah tunas generatif); KL A (Klorofil a); KL B (Klorofil b), KL T (Klorofil total); N (konsentrasi nitrogen jaringan tanaman); P (konsentrasi fosfor jaringan tanaman); K (ko nsentrasi kalium jaringan tanaman); ST (stomata total); STB (jumlah stomata terbuka); STP (jumlah stomata tertutup); * berbeda nyata pada uji F dengan taraf a=5%; ** berbeda sangat nyata pada uji F dengan taraf a=1%.

Lampiran 18. Denah Percobaan II

U

Keterangan:

P01 = Tidak dipupuk ulangan ke-1

P02 = Tidak dipupuk ulangan ke-2

P03 = Tidak dipupuk ulangan ke-3

P11 = Dipupuk ulangan ke-1

P12 = Dipupuk ulangan ke-2

P13 = Dipupuk ulangan ke-3

U = arah Utara

P0

1

P1

3

P0

3 Intensitas cahaya 10.1 Klux Intensitas cahaya 28.2 Klux Intensitas cahaya 17.8 Klux

P0

2

P0

2

P1

3

P1

1

P0

1

P0

2

P0

3

P1

1

P1

2

P1

3

P1

2

P0

1

P1

2

P0

3

P1

1

Lampiran 19. Gambar rata-rata suhu udara harian selama penelitian 27.00 27.50 28.00 28.50 29.00 29.50 30.00

Feb Mar Apr Mei

Bulan

Suhu (0C)

28.2 Klux 17.8 Klux 10.1 Klux

Lampiran 20. Gambar rata-rata kelembaban udara harian selama penelitian

0 20 40 60 80 100

Feb Mar Apr Mei

Bulan

Relative Humidity (%)

28.2 Klux 17.8 Klux 10.1 Klux