• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percobaan I. Fase perkembangan organ bunga

PEMBAHASAN UMUM Tinjauan terhadap Aspek Praktikal

Percobaan I dan II menunjukkan bahwa pembungaan H. diversifolia Bl. dipengaruhi baik oleh faktor endogen maupun faktor lingkungan. Faktor endogen yang mempengaruhi induksi pembungaan H. diversifolia Bl. adalah kandungan gula pereduksi, yaitu terjadi peningkatan kandungan gula pereduksi pada saat terjadi induksi bunga. Kandungan gula pada pucuk yang terinduksi adalah 7.40 mg.g-1, sedangkan pada pucuk yang tidak terinduksi kandungan gula pereduksinya hanya 4.14 mg.g-1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tindakan budidaya yang dapat mempengaruhi kandungan gula pereduksi pada pucuk

H. diversifolia Bl. diduga berpotensi memacu pembungaan Hoya.

Pemberian gibberelin secara eksogen merupakan tindakan budidaya yang berpotensi memacu pembungaan H. diversifolia Bl., karena menurut Guardia dan Benlloch (1980) dalam Marschner (1995), pemberian gibberelin (GA) sebanyak 100 mg.l-1 dapat meningkatkan konsentrasi gula pereduksi pada tajuk bunga matahari. Selain berpotensi memacu pembungaan melalui peningkatan konsentrasi gula pereduksi pada tajuk, Taiz dan Zeiger (2002) menyatakan bahwa aplikasi gibberelin secara eksogen dapat menggantikan kebutuhan faktor endogen, misalnya umur tanaman, pada autonomous flowering plant. Hoya merupakan tanaman yang tidak akan berbunga sebelum mencapai umur dan ukuran tertentu (Baudendistel 1979). Penghambatan sintesis gibberelin melalui penggunaan paclobutrazol, terbukti menghambat pembungaan H. diversifolia Bl. (Aini 1998; Indriyani 1999), sehingga aplikasi gibberelin secara eksogen memiliki potensi menginduksi pembungaan H. diversifolia Bl.

Percobaan II menunjukkan bahwa hara merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi pembungaan H. diversifolia Bl. Pemupukan dapat meningkatkan jumlah tunas generatif dan mempercepat pembentukan tunas generatif pertama pada H. diversifolia Bl. dibanding tanaman yang tidak dipupuk. Pembentukan tunas generatif pertama pada tanaman yang dipupuk terjadi pada 7 MSP, sedangkan pada tanaman yang tidak dipupuk tunas generatif pertama baru terbentuk satu minggu kemudian.

Nilai estetika tanaman hias berbunga, selain ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bunga, juga dipengaruhi oleh penampilan keseluruhan tanaman termasuk bagian vegetatifnya (batang dan daun). Permasalahan lain yang dihadapi

H. diversifolia Bl. dalam pengembangannya sebagai tanaman hias komersial adalah batang yang terlalu panjang, sehingga bunga dan daun menjadi terlihat jarang dan penampilan tanaman menjadi tidak kompak. Percobaan II menunjukkan bahwa intensitas cahaya 17.8 dan 10.1 Klux meningkatkan tinggi tanaman sebesar 27% dan 39% dibanding pada intesitas cahaya 28.2 Klux sehingga menghasilkan batang yang lebih panjang. Walaupun peningkatan panjang batang H. diversifolia Bl. pada intensitas cahaya yang lebih rendah diiringi peningkatan jumlah buku, namun tidak disertai oleh peningkatan jumlah dan luas daun, serta jumlah tunas generatif yang terbentuk, sehingga tanaman tampak kurus dan tidak kompak. Hal tersebut menunjukkan, intensitas cahaya 28.2 Klux dapat menghasilkan tanaman dengan batang yang lebih pendek dengan jumlah dan luas daun yang tidak berbeda dibanding tanaman pada intensitas cahaya yang lebih rendah, sehingga menghasilkan tanaman yang lebih kompak.

Warna daun tanaman juga menentukan nilai estetika tanaman. Pada intensitas cahaya 28.2 Klux warna hijau daun H. diversifolia Bl. lebih terang dibanding pada intensitas cahaya 10.1 Klux, namun tetap lebih gelap dibanding standar yang memiliki nilai 155. Percobaan II menunjukkan bahwa pemupukan dapat meningkatkan ukuran daun (tebal dan luas daun) serta menghasilkan daun

dengan warna yang lebih hijau. Pemupukan dan pemeliharaan tanaman

H. diversi folia Bl. pada intensitas cahaya 28.2 Klux diduga dapat menghasilkan tanaman yang lebih kompak dengan jumlah tunas generatif yang lebih banyak dibanding kombinasi perlakuan lainnya.

Tinjauan terhadap Adaptasi Tanaman

Pengembangan suatu spesies menjadi tanaman hias komersial dibatasi oleh kesesuaian lingkungan tumbuh tanaman, sehingga adaptasi tanaman pada rentang kondisi lingkungan yang luas merupakan salah satu keunggulan suatu spesies untuk digunakan sebagai tanaman hias. Tanaman merambat dapat digunakan sebagai pergola pada lahan terbuka maupun sebagai topiary yang diletakkan di

dalam ruang tergantung pada kemampuan tanaman untuk beradaptasi pada intensitas cahaya di lingkungan tersebut. Selain intensitas cahaya, respon tanaman terhadap status hara lingkungan tumbuhnya juga dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam upaya pengembangan spesies tersebut menjadi tanaman hias.

Bentuk adaptasi H. diversifolia Bl. terhadap intensitas cahaya rendah dapat dilihat dari parameter tebal daun, kandungan klorofil, dan rasio klorofil a/b daun. Penurunan tebal daun pada intensitas cahaya rendah merupakan bentuk adaptasi tanaman untuk meningkatkan transmisi cahaya baik ke sel-sel fotosintetik dalam daun maupun ke daun yang terletak di bawahnya. Peningkatan kandungan klorofil total, klorofil a, dan klorofil b pada intensitas cahaya rendah bertujuan untuk memaksimalkan absorpsi foton, sedangkan penurunan nisbah klorofil a/b akibat peningkatan klorofil b merupakan upaya untuk memperluas ukuran antena fotosistem II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa H. diversifolia Bl. dapat beradaptasi dengan baik pada rentang intensitas cahaya dari 10.1 Klux (naungan 64%) hingga 28.2 Klux (naungan 0%).

Menurut Marschner (1995), tanaman liar dapat memiliki respon yang berbeda maupun serupa terhadap hara dibanding tanaman budidaya. Tanaman liar tipe I merupakan tanaman yang teradaptasi pada habitat yang kekurangan hara, dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat, bahkan pada kondisi ketersediaan hara tinggi. Tanaman tipe II memiliki respon terhadap hara yang serupa dengan tanaman budidaya, yaitu pertumbuhannya sangat terhambat pada kondisi kekurangan hara, bahkan memunculkan gejala defisiensi. Pertumbuhan tanaman tipe II terpacu pada kondisi cukup hara. H. diversifolia Bl. merupakan tumbuhan epifit, terkadang litofit, sehingga habitat aslinya merupakan lingkungan yang tidak menyediakan cukup hara. Hasil percobaan II menunjukkan bahwa pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang dicerminkan dari peningkatan tinggi, jumlah buku, dan jumlah tunas generatif tanaman, namun tanaman yang tidak dipupuk tidak menunjukkan gejala defisiensi. Respon H. diversifolia Bl terhadap pemberian pupuk yang menyerupai respon tanaman tipe II diduga disebabkan oleh asal bahan tanaman yang digunakan. Stek H. diversifolia Bl. yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tanaman yang dipelihara di

rumah kaca Kebun Raya Bogor dan telah memperoleh beberapa tindakan budidaya seperti penyiraman dan pemupukan teratur, sehingga tanaman mulai responsif terhadap ketersediaan hara. Pada kondisi tidak tersedia cukup hara, H. diversifolia Bl. memiliki respon serupa dengan tanaman tipe I, sesuai dengan habitat asalnya yang tidak menyediakan cukup hara.

H. diversifolia Bl. merupakan tanaman yang belum banyak dibudidayakan dan masih berada dalam tahap awal domestikasi. Domestikasi H. diversifolia Bl. merupakan upaya untuk menghasilkan tanaman yang dapat berbunga pada waktu yang diperlukan dan dengan jumlah yang lebih banyak, serta memiliki bentuk tanaman yang lebih kompak. Namun demikian, sifat-sifat liar H. diversifolia Bl. yang dapat beradaptasi pada rentang cahaya dan ketersediaan hara yang cukup lebar merupakan sifat yang perlu dipertahankan.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, kesimpulan yang diperoleh adalah:

1. Tunas generatif H. diversifolia Bl. berasal dari meristem lateral pada salah satu stipule scars pada buku batang. Perkembangan tunas generatif meliputi fase induksi, inisiasi awal, insiasi lanjut, diferensiasi, pendewasaan bagian bunga, dan antesis.

2. Terdapat perbedaan kandungan gula endogen antara pucuk terinduksi dan pucuk tidak terinduksi. Kandungan gula total terlarut dan sukrosa tidak berbeda antara pucuk yang terinduksi dengan pucuk yang tidak terinduksi, sedangkan kandungan gula pereduksi pada pucuk terinduksi lebih tinggi dibanding pucuk yang tidak terinduksi. Kandungan gula pereduksi pada pucuk terinduksi adalah sebesar 7.39 mg.g-1 bobot basah, sedangkan pada pucuk yang tidak terinduksi hanya sebesar 4.12 mg.g-1 bobot basah.

3. Terdapat perbedaan karakter morfologi dan fisiologi H. diversifolia Bl. pada beberapa taraf intensitas cahaya. Intensitas cahaya 10.1 Klux meningkatkan jumlah buku dan warna daun, serta menurunkan tebal daun dibandingkan intensitas cahaya 28.2 Klux Daun tanaman pada intensitas cahaya penuh memiliki jumlah stomata yang membuka dan stomata total yang lebih tinggi dibanding pada intensitas cahaya 10.1 Klux. Intensitas cahaya tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas generatif H. diversifolia Bl.

4. Terdapat perbedaan karakter morfologi dan fisiologi H. diversifolia Bl. pada perlakuan pemupukan. Pemupukan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah buku, luas daun, tebal daun, warna daun, jumlah tunas generatif, jumlah stomata total, jumlah stomata yang membuka, kandungan klorofil daun, dan kandungan hara jaringan pada tanaman H. diversifolia Bl.

5. Pemupukan dan pemeliharaan tanaman H. diversifolia Bl. pada intensitas cahaya 28.2 Klux diduga dapat menghasilkan tanaman yang lebih kompak dengan jumlah tunas generatif yang lebih banyak dibanding kombinasi perlakuan lainnya. Sifat-sifat liar H. diversifolia Bl. yang dapat beradaptasi pada rentang cahaya dan ketersediaan hara yang cukup lebar merupakan sifat yang perlu dipertahankan.

H. diversifolia Bl. dapat dibudidayakan pada rentang cahaya 10.1 – 28.2 Klux dan cukup adaptif terhadap kondisi kekurangan hara, namun pemupukan diperlukan untuk memacu pembungaan H. diversifolia Bl.

Perlu dilakukan penelitian serupa di luar musim berbunga H. diversifolia Bl. (April-Mei) untuk mempertegas pengaruh intensitas cahaya dan pemupukan terhadap pembungaan H. diversifolia Bl. Waktu pembentukan tiap fase perkembangan organ bunga serta perubahan kandungan endogen yang menyertainya perlu diamati lebih lanjut untuk memberikan informasi lebih dalam mengenai biologi pembungaan H. diversifolia Bl.

Aide M, J Picker. 1996. Potassium and Phosphorus Nutrition in Rice, Information from 1996 Missouri Rice Research Update. http://agebb.missouri.edu/rice/research/mrf034.htm. [16 Juli 2006, 8.30 AM].

Aini A. 1998. Pengaruh pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan Hoya (Hoya carnosa R.Br. dan Hoya diversifolia Blume). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 49hal.

Anggarani SD. 2005. Analisis aspek agronomi dan fisiologi kedelai (Glycine max

(L) Merr.) pad a kondisi cekaman intensitas cahaya rendah. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 59hal.

Apriyantono A, D Fardiaz, NL Puspitasari, Sedarnawati, S Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB. Bogor. 229hal.

Arnon DI. 1949. Copper enzymes in isolated chloroplast, Polyphenoloxidase in

Beta vulgaris. Plant Physiology 24 :1 – 15.

Baudendistel RF. 1982. Horticulture, a Basic Awarness. Second Edition. Reston Publishing Company, Inc. Reston Virginia. 340p.

Bernier G, A Havelange, C Houssa, A Petitjean, P Lejeune. 1993. Physiological signals that induce flowering. Plant Cell 5: 1147 -1155.

Bertrand M, B Schoefs. 1999. Photosynthetic pigment metabolism on plants during stress. p 527-543. in Pessarakli, M (ed.). Handbook of Plant and Crop Stress. Marcel Dekker, Inc. New York .

Biro Pusat Statistik. 2006. Data Impor dan Ekspor Indonesia. http://www.webdev.bps.go.id [1 Juli 2006, 1:01 PM].

Briggs, GB dan CL Calvin. 1987. Indoor Plants. John Wiley. New York. 516p.

Burton MC. 1992. How many Hoyas are there?. The Hoyan 13(2):2.

Dhillon SS. 1978. Influence of varied phosphorus supply on growth and xylem sap cytokinin level of Sycamore (Platanus occidentalis L.) seedlings. Plant Physiology 61:521-524.

Diatloff E. 1998. pH-what does it really mean? Best pf Practical Hydroponics and Greenhouses-International Trade Directory 1998-1999. p148-151.

Essau K. 1977. Anatomy of Seeds Plants. Second Edition. John Wiley & Sons. Canada. 550p.

Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 943hal.

Gardner FP, R Brent, P Roger, L Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants. Terjemahan H Susilo. UI Press. Jakarta.

Ginting B, W Prasetio, T Sutater. 2001. Pengaruh cara pemberian air, media, dan pemupukan terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium. Jurnal Hortikultura 11(1): 22-29.

Goldsworthy PR, NM Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gadjah Mada University press. Yogyakarta. 874hal.

Gungula DT, AO Togun, JG Kling. 2005. The influence of N rates on maize leaf number and senescence in Nigeria. World J. Agric. Sci. 1(1):01 -05.

Goyder D. 1990. Hoya multiflora Blume. Kew Magazine 7:3 -6.

Grant RH. 1997. Partitioning of biologically active radiation in plant canopies. Int. J. Biometeorol. 40:26-40.

Griffiths M. 1994. Manual of Climbers and Wall Plants . Mac Millan Press Ltd. London. 282p.

Handoko (ed.). 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Jakarta. 192 hal.

Heuvel JEV, JTA Proctor, KH Fisher, JA Sullivan. 2004. Shading affects morphology, dry-matter partitioning, and photosynthetic response of greenhouse-grown “Chardonnay” grapevines. Hortscience 39(1):65 -70.

Hidema J, A Makino, Y Kurita, T Mae and K Ojima. 1992. Changes in the levels of chlorophyll and light-harvesting chlorophyll a/b protein of PS II in rice leaves aged under difference irradiance from full expansion through senescence. Plant Cell Physiology 33:1209-1214.

Humble GD, TC Hsiao. 1970. Light-dependent influx and efflux of potassium on guard cells during stomatal opening and closing. Plant Physiology 46: 483-487.

Humble GD, K Raschke. 1971. Stomatal opening quantitatively related to potassium transport. Evidence from electron probe analysis. Plant Physiology 48: 447-453.

Indriyani S. 1999. Pengaruh waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan tumbuhan Kapalan (Hoya diversifolia Blume). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 59hal.

James E, M van Iersel. 2001. Ebb and flow production of petunias and begonias as affected by fertilizers with different phosphorus content. Hortscience 36(2):282 -285.

Kavanova M, FA Lattanzi, AA Grimoldi, H Schnyder. 2006. Phosphorus defficiency decreases cell division and elongation in grass leaves (Abstract). Plant Physiology 141: 766-775.

Kinet JM, G Bernier, RM Sachs. 1985a. The Physiology of Flowering: The Development of Flowers. Volume III. CRC Press Inc. Florida. 274p.

Kinet JM, G Bernier, RM Sachs. 1985b. The Physiology of Flowering. Volume I.CRC Press Inc. Florida. 274p.

Klinguer S, J Martin -Tanguy, C Martin. 1986. K-nutrition, growth bud formation, and amine and hydroxycinnamic acid amide contents in leaf explants of

Nicotiana tabacum variety Xanthi n.c. cultivated in vitro. Plant Physiology 82: 561-565.

Lang G. 1987. Dormancy: A universal terminology. HortScience 22(5): 817-819.

Levitt J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stress. Academic Press. New York.

Levy YY, C Dean. 1998. Review Article: The transition to flowering. The Plant Cell 10: 1973-1989.

MacAdam JW, JJ Volenec, CJ Nelson. 1989. Effects of nitrogen on mesophyll cell division and epidermal cell elongation in Tall Fescue leaf blades. Plant Physiology 89: 549-556.

Marschner H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. Second Edition. Academic Press Limited. London. 885p.

Matsoukis AS, I Tsiros, A Kamoutsis. 2004. Leaf area reponse of Lantana camara L. subsp. camara to plant growth regulators under different photosynthetic flux conditions. Hortscience 39(5):1042-1044.

Menary RC, J Van Staden. 1976. Effect of phosphorus nutrient and cytokinins on flowering in the tomato, Lycopersicon esculentum Mill [Abstract]. Aust. J. Plant Physiol. 3: 201-205. http://www.publish.csiro.au/paper/PP9760201.htm [29 Mei 2006, 1.10 AM]

Morgan L. 2000. Electrical conductivity in hydroponics. p 34-44. In A Knutson. The Best of The Growing Edge. New Moon Publ. Inc. Corvallis.

Müller-Moule P, T Golan, KK Niyogi. 2004. Ascorbate defficient mutants of Arabidopsis grow in high light despite chronic photooxidative stress. Plant Physiology 134(3):1163-1172.

Munir M, M Jamil, J Baloch, KR Khattak. 2004. Impact of light intensity on flowering time and plant quality of Antirrhinum majus L. cultivar Chimes White. Journal of Zhejiang University Science 5(4):400-405.

Murni AM, R Faodji. 1990. Pengaruh kombinasi pupuk kalium klorida dengan sumber pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman lada. Bul. Littro 5(2):79 -84.

Myres RL. 1998. Nirogen fertilizer effect on grain amaranth. Agron. J. 90: 597- 602.

Neff MM, C Frankhauser, J Chory. 2000. Light: an indicator of time and place. Genes and development 14:257-271.

Nelson PV. 1998. Greenhouse Operation and Management. Prentice-Hall Inc. New Jersey. p227-278.

Permatasari H. 2001. Mempelajari kinerja sistem irigasi para pada budidaya tanaman pak choy (Brassica chinensis L.) secara hidroponik dengan media arang sekam. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian, IPB. Bogor.

Rahayu S. 1998. Pertumbuhan dan perkembangan Hoya diversifolia Bl. (Asclepiadaceae) di Kebun Raya Bogor. Bul. Kebun Raya Ind. 8 (4) :131 -138.

Rahayu S. 1999. Eksplorasi dan pembudidayaan Hoya (Asclepiadaceae) dalam rangka konservasi plasma nutfah. National Seminar in Indonesian Plant Conservation. Bogor : UPT BP Kebun Raya – LIPI.

Rahayu S. 2001. Menjadikan Hoya (Hoya -Asclepiadaceae) Asal Sumatra Sebagai Tanaman Hias Eksotik Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura; Malang, 7 – 8 Nop 2001. hal. 301-310.

Ramina A, WP Hackett, RM Sachs. 1979. Flowering in Bougainvillea, a function of assimilate supply and nutrient diversion. Plant Physiology 64:810:813.

Raz V, M Koornneef. 2001. Cell division activity during apical hook development. Plant Physiology 125: 219-226.

Roan PNM. 1998. Pengaruh aerasi dan bahan pemegang tanaman pada tiga konsentrasi larutan terhadap pertumbuhan selada (Lactuca sativa L.) dalam sistem hidroponik mengapung. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Salisbury FB, CW Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan dari: FB Salisbury and CW Ross. Plant Physiology 4th Edition. Penerbit ITB Bandung. 173 hal.

Sass JE. 1951. Botanical Microtechnique. Ed ke-2. Iowa : The Iowa State College Pr.

Seeman JR. 1989. Light adaptation/acclimation of photosynthesis and the regulation of Ribulose-1,5-Biphosphate Carboxylase activiy in sun and shade plants. Plant Physiology 91:379-386.

Shen GW, JG Seeley. 1983. The effect of shading and nutrient supply on variegation and nutrient content of variegated cultivars of Peperomia obtusifolia. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 108(3):429-433.

Simms DA, JR Seeman, Y Luo. 1998. Elevated CO2 concentration has

independent effects on expansion rates an d thickness of soybean leaves accross light and nitrogen gradients. Journal of Experimental Botany 49(320): 583-591.

Sopandie D, MA Chozin, S Sastrosumardjo, T Juhaeti dan Sahardi. 2003. Toleransi padi gogo terhadap naungan. Hayati 10(2):71-75.

Squire GR. 1993. Tropical Crop Production. CAB. International Wallingford. Kenya.

Sudarmadji S, B Haryono, Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi Ketiga. Penerbit Liberty. Yogyakarta. 138hal.

Sugito Y. 1999. Ekologi Tanaman. Unibraw Press. Malang.

Susatio AD. 2003. Perbedaan intensitas cahaya dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anggrek Mokara Chark Kwan. Skripsi. Jurusan Geofisika dan Metereologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. Bogor. 22 hal.

Taiz, L, E Zeiger. 1991. Plant Physiology. Benjamin/Cumming Co. California. 565p.

Taiz, L, E Zeiger. 2002. Plant Physiology Third Edition. Sinauer Associates Inc. Publishers. Massachussetts. 690p.

Terashima I, SI Miyazawa, YT Hanba. 2001. Why are sun leaves thicker than shade leaves?—concideration based on analyses of CO2 diffusion in the leaf

(Abstract). Journal of Plant Research 114(1):93-105.

Terashima I, SI Miyazawa, S Yano, YT Hanba, H Kogami. 2006. Anatomy of CO2 diffusion in leaf photosynthesis. http://www.publish.csiro.au [15 Juli

2006, 10:04].

Uchida R. 2000. Recommended plant tissue nutrient levels for some vegetables, fruit, and ornamental foliage and flowering plants in Hawaii. p. 57-65. In JA Silva and R Uchida (eds.). Plant Nutrient Management in Hawaii’s Soils, Approaches for Tropical and Subtropical Agriculture. College of Tropical Agriculture and Human Resources, University of Hawaii.

Watanabe N, RB Austin, and CL Morgan. 1991. Variation in chlorophyll protein between wet and dry season rice variety. In Rice Genetic II. Proceeding of the second International Rice Genetics Symposium. Philippines: Los Banos.

Winn TR. 2005. The Wax Flowers (Hoyas) for the 2005 Season. http://www.glasshouseworks.com [17 Juli 2005, 2:15 PM].

Yeo ME, Yeo AR, and Flowers TJ. 1994. Photosynthesis and photorespiration in genus Oryza. J. Exp. Bot. 45 (274):553-560.

Yusnaeni. 2002. Morfofis iologi beberapa spesies Hoya pada kondisi cekaman naungan dan kekeringan: tinjauan terhadap fisiologi CAM. Thes is. Program Pasca Sarjana, IPB. Bogor. 102 hal.

Lampiran 1. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Tinggi Tanaman Hoya diversifolia Bl.

Umur tanaman (MSP) Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK 1 I 2 0.170433 0.0852167 0.45 0.6455 22.46493a) P(I) 3 0.126683 0.0422278 0.23 0.8772 Galat 12 2.251933 0.1876611 Total 17 2.549050 2 I 2 0.691433 0.3457167 1.83 0.2019 18.9880a) P(I) 3 0.232900 0.0776333 0.41 0.7476 Galat 12 2.262467 0.1885389 Total 17 3.186800 3 I 2 11.669700 5.8348500 2.09 0.1663 25.88950a) P(I) 3 9.581750 3.1939167 1.14 0.3706 Galat 12 33.479000 2.7899167 Total 17 54.730450 4 I 2 17.614811 8.8074056 3.15 0.0794 21.58380a) P(I) 3 15.405233 5.1350778 1.84 0.1941 Galat 12 33.538400 2.7948667 Total 17 66.558444 5 I 2 13.388611 6.6943056 2.68 0.1092 18.28000a) P(I) 3 16.529550 5.5098500 2.21 0.1402 Galat 12 29.983800 2.4986500 Total 17 59.901961 6 I 2 5196.804444 2598.4022222 4.23 0.0406 27.90848 P(I) 3 4936.258333 1645.4194444 2.68 0.0940 Galat 12 7365.593333 613.7944444 Total 17 17498.656111 7 I 2 6586.04777 3293.023889 4.68 0.0315 25.68850 P(I) 3 6843.28167 2281.093889 3.24 0.0604 Galat 12 8449.14000 704.095000 Total 17 21878.469444 8 I 2 4389.963333 2194.981667 3.27 0.0735 23.00175 P(I) 3 10953.376667 3651.125556 5.44 0.0135 Galat 12 8053.480000 671.123333 Total 17 23396.820000 9 I 2 2508.147778 1254.073889 1.49 0.2636 23.88210 P(I) 3 14639.203333 4879.734444 5.81 0.0109 Galat 12 10079.653333 839.971111 Total 17 27227.004444 10 I 2 2057.527778 1028.763889 1.04 0.3838 24.58607 P(I) 3 18749.108333 6249.702778 6.31 0.0082 Galat 12 11889.620000 990.801667 Total 17 32696.256111 11 I 2 2550.123333 1275.061667 1.05 0.3813 25.14456 P(I) 3 23718.601667 7906.200556 6.49 0.0074 Galat 12 14627.20000 1218.933333 Total 17 40895.925000 12 I 2 3903.941111 1951.970556 1.25 0.3202 27.23472 P(I) 3 23777.363333 7925.787778 5.09 0.0168 Galat 12 18676.580000 1556.381667 Total 17 46357.884444

Lanjutan Lampiran 1. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Tinggi Tanaman Hoya diversifolia Bl.

Umur tanaman (MSP) Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK 13 I 2 6916.303333 3458.151667 1.85 0.1988 28.47625 P(I) 3 23997.981667 7999.327222 4.29 0.0284 Galat 12 22388.380000 1865.698333 Total 17 53302.665000 14 I 2 7964.333333 3732.166667 1.93 0.1877 28.74060 P(I) 3 23847.818333 7949.272778 4.11 0.0320 Galat 12 23208.673333 Total 17 54520.825000 Keterangan :

Lampiran 2. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Jumlah Daun Hoya diversifolia Bl.

Umur tanaman (MSP) Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK 1 I 2 21.0000 10.5000 3.26 0.0741 18.25480 P(I) 3 14.8333 4.9444 1.53 0.2562 Galat 12 38.6667 3.2222 Total 17 74.5000 2 I 2 38.1111 19.0556 3.65 0.0578 18.69724 P(I) 3 22.3333 7.4444 1.43 0.2837 Galat 12 62.6667 5.2222 Total 17 123.1111 3 I 2 60.3333 30.1667 4.94 0.0273 17.4498 P(I) 3 34.8333 11.6111 1.90 0.1853 Galat 12 73.3333 6.1111 Total 17 168.5000 4 I 2 36.7778 18.3889 2.22 0.1511 19.10997 P(I) 3 24.833 3 8.2778 1.00 0.4262 Galat 12 99.3333 8.2778 Total 17 160.9444 5 I 2 31.4444 15.7222 1.40 0.2839 18.90259 P(I) 3 5.5000 1.8333 0.16 0.9190 Galat 12 134.6667 11.2222 Total 17 171.6111 6 I 2 56.7778 28.3889 1.76 0.2143 20.50256 P(I) 3 13.5000 4.5000 0.28 0.8400 Galat 12 194.0000 16.1667 Total 17 264.2778 7 I 2 88.1111 44.0556 1.59 0.2448 24.38775 P(I) 3 18.8333 6.2778 0.23 0.8765 Galat 12 333.3333 27.7778 Total 17 440.2778 8 I 2 140.1111 70.0556 2.73 0.1054 22.46111 P(I) 3 34.3333 11.4444 0.45 0.7247 Galat 12 308.0000 25.6667 Total 17 482.4444 9 I 2 165.3333 82.6667 2.82 0.0989 23.02508 P(I) 3 33.8333 11.2778 0.39 0.7657 Galat 12 351.3333 29.2778 Total 17 550.5000 10 I 2 158.7778 79.3889 2.30 0.1422 24.39744 P(I) 3 38.8333 12.9444 0.38 0.7721 Galat 12 413.3333 34.4444 Total 17 610.9444 11 I 2 127.4444 63.7222 1.60 0.2422 24.17119 P(I) 3 74.3333 24.7778 0.62 0.6142 Galat 12 478.0000 39.8333 Total 17 679.7778 12 I 2 120.7778 60.3889 1.29 0.3110 26.09805 P(I) 3 84.3333 28.1111 0.60 0.6271 Galat 12 562.0000 46.8333 Total 17 767.1111

Lanjutan Lampiran 2. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Jumlah Daun Hoya diversifolia Bl.

Umur tanaman (MSP) Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK 13 I 2 178.7778 89.3889 1.47 0.2681 27.94104 P(I) 3 184.3333 61.4444 1.01 0.4213 Galat 12 728.667 60.7222 Total 17 1091.7778 14 I 2 162.1111 81.0556 1.21 0.3313 27.76471 P(I) 3 344.3333 114.7778 1.72 0.2164 Galat 12 802.0000 66.8333 Total 17 1308.4444

Lampiran 3. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Jumlah Buku Hoya diversifolia Bl.

Umur tanaman (MSP) Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK 1 I 2 0.0456 0.0228 0.19 0.8333 20.24242a) P(I) 3 0.2662 0.0887 0.72 0.5591 Galat 12 1.4792 0.1233 Total 17 1.7910 2 I 2 0.2497 0.1249 1.23 0.3255 15.65077a) P(I) 3 0.2428 0.0809 0.80 0.5173 Galat 12 1.2139 0.1012 Total 17 1.7065 3 I 2 4.1111 2.0556 1.42 0.2789 24.3079 P(I) 3 3.5000 1.1667 0.81 0.5136 Galat 12 17.3333 1.4444 Total 17 24.9444 4 I 2 2.1111 1.0556 0.63 0.5477 23.23790 P(I) 3 10.3333 3.4444 2.07 0.1582 Galat 12 20.0000 1.6667 Total 17 32.4444 5 I 2 10.1111 5.0556 2.22 0.1513 21.90819 P(I) 3 12.3333 4.1111 1.80 0.1999 Galat 12 27.3333 2.2778 Total 17 49.7778 6 I 2 14.3333 7.1667 2.74 0.1043 19.39072 P(I) 3 32.3333 10.7778 4.13 0.0316 Galat 12 31.3333 2.6111 Total 17 78.0000 7 I 2 10.7778 5.3889 1.14 0.3518 22.60995 P(I) 3 44.8333 14.9444 3.16 0.0640 Galat 12 56.6667 4.7772 Total 17 1112.2778 8 I 2 9.3333 4.6667 1.00 0.3966 20.57378 P(I) 3 63.1667 21.0556 4.51 0.0244 Galat 12 56.0000 4.6667 Total 17 128.5000 9 I 2 2.7778 1.3889 0.34 0.7199 17.97861 P(I) 3 87.5000 29.1667 7.09 0.0054 Galat 12 49.3333 4.1111 Total 17 139.6111 10 I 2 4.3333 2.1667 0.56 0.5870 15.98940 P(I) 3 111.0000 37.0000 9.51 0.0017 Galat 12 46.6667 3.8889 Total 17 162.0000 11 I 2 12.4444 6.2222 1.02 0.3904 18.16212 P(I) 3 136.5000 45.5000 7.45 0.0045 Galat 12 73.3333 6.1111 Total 17 222.2778 12 I 2 13.0000 6.5000 0.99 0.3995 18.50878 P(I) 3 146.8333 48.9444 7.47 0.0044 Galat 12 78.6667 6.5558 Total 17 238.5000

Lanjutan Lampiran 3. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Jumlah Buku Hoya diversifolia Bl.

Umur tanaman (MSP) Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK 13 I 2 27.4444 13.7222 1.93 0.1877 18.11321 P(I) 3 148.8333 49.6111 6.98 0.0057 Galat 12 85.3333 7.1111 Total 17 261.6111 14 I 2 71.4444 35.7222 3.97 0.0475 19.21708 P(I) 3 142.8333 47.6111 5.29 0.0148 Galat 12 108.0000 9.0000 Total 17 322.2778 Keterangan :

Lampiran 4. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Warna Daun Hoya diversifolia Bl.

Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK I 2 424.11604 212.05802 4.12 0.0434 4.199438 P(I) 3 12144.14765 4048.0492167 78.64 0.0001 Galat 12 617.70267 51.4752 Total 17 13185.96636

Lampiran 5. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Kandungan Klorofil Daun Hoya diversifolia Bl.

Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK Klorofil a I 2 0.08321 0.04161 17.94 0.0001 23.56236 P(I) 3 0.26169 0.08723 37.62 0.0001 Galat 18 0.04174 0.00231 Total 23 0.38665 Klorofil b I 2 0.02120 0.01060 18.14 0.0001 22.37350 P(I) 3 0.05889 0.01963 33.60 0.0001 Galat 18 0.01052 0.0 0058 Total 23 0.09062 Klorofil Total I 2 0.18771 0.09384 18.23 0.0001 22.95393 P(I) 3 0.56959 0.18986 36.87 0.0001 Galat 18 0.09269 0.00515 Total 23 0.84999

Lampiran 6. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Tebal dan Luas Daun Hoya diversifolia Bl.

Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK Luas Daun I 2 3205.7109 1602.8554 2.34 0.1390 17.44985 P(I) 3 16088.9691 5362.9897 7.82 0.0037 Galat 12 8233.2407 686.1034 Total 17 27527.9207 Tebal Daun I 2 880.2806 440.1403 31.68 0.0001 14.51848 P(I) 3 141.2732 47.0911 3.39 0.0407 Galat 18 250.0964 Total 23 1271.6502

Lampiran 7. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Jumlah Tunas Generatif Hoya diversifolia Bl.

Sumber keragaman

DB JK KT F Hit Pr>F KK

7 MSP

Data setelah transformasi

I 2 0.2116 0.1058 2.93 0.0920 21.79732 P(I) 3 0.6821 0.2274 6.30 0.0082

Galat 12 0.4332 Total 17 1.3269 Data sebelum transformasi

I 2 1.0000 0.5000 3.00 0.0878 122.4745 P(I) 3 3.0000 1.0000 6.00 0.0097

Galat 12 2.0000 Total 17 6.0000 8 MSP

Data setelah transformasi

I 2 0.2548 0.1274 2.52 0.1220 23.70825 P(I) 3 0.9305 0.3102 6.14 0.0090

Galat 12 0.6066 Total 17 1.7919 Data sebelum transformasi

I 2 1.3333 0.6667 3.00 0.0878 94.28090 P(I) 3 4.5000 1.5000 6.75 0.0064

Galat 12 2.6667 Total 17 8.5000 11 MSP

Data setelah transformasi

I 2 0.1911 0.0956 1.41 0.2827 25.43143 P(I) 3 1.0388 0.3463 5.10 0.0167

Galat 12 0.8154 Total 17 2.0453 Data sebelum transformasi

I 2 1.0000 0.5000 1.50 0.2621 86.60254 P(I) 3 5.0000 1.6667 5.00 0.0178

Galat 12 4.0000 Total 17 10.0000 12 MSP

Data setelah transformasi

I 2 0.1273 0.0637 1.10 0.3635 20.74639 P(I) 3 0.9302 0.3101 5.37 0.0141

Galat 12 0.6930 Total 17 1.7505 Data sebelum transformasi

I 2 0.7778 0.3889 1.40 0.2841 55.80490 P(I) 3 4.8333 1.6111 5.80 0.0109

Galat 12 3.3333 Total 17 8.9444

Lanjutan Lampiran 7. Sidik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Jumlah Tunas Generatif Hoya diversifolia Bl.

Sumber keragaman

DB JK KT F Hit Pr>F KK

14 MSP

Data setelah transformasi

I 2 0.3472 0.1736 2.24 0.1491 22.51118 P(I) 3 1.0866 0.3622 4.67 0.0219

Galat 12 0.9300 Total 17 2.3638 Data sebelum transformasi

I 2 2.3333 1.1667 1.91 0.1906 67.00594 P(I) 3 6.8333 2.2778 3.73 0.0420

Galat 12 7.3333 Total 17 16.5000

Lampiran 8. S idik Ragam Pengaruh Intensitas Cahaya (I) dan Pemupukan (P) terhadap Stomata Daun Hoya diversifolia Bl.

Sumber keragaman DB JK KT F Hit Pr>F KK Stomata terbuka I 2 7644.8624 3822.4312 10.51 0.0001 24.1598 P(I) 3 3511.1181 1170.3727 3.22 0.0297 Galat 54 19630.1971