BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN 14
3.7 Struktur Notasi Pukulan Pada Ensambel Gordang Sambilan
3.7.1 Enek-enek
|xxxx xxxx xxxx xxxx|
keterangan:
x: pukul = harga ritme ¼ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk didalamnya
Hasil analisis enek-enek didalam Gordang Sambilan yaitu:
- enek-enek sebagai penahan tempo dan pulsa
- enek-enek tidak memainkan variasi terhadap Gordang Sambilan tetapi sebagai pengisi - enek-enek memainkan ritme ¼ ketuk
69 1 birama terdapat 4 ketuk didalamnya
Hasil analisis patolu didalam Gordang Sambilan yaitu:
- bunyi yang di hasilkan patolu call and respon, dimana kedua patolu tersebut saling sahut menyahut
- kedua patolu tersebut mengeluarkan ritme yang sama 3.7.3 Padua
- bunyi yang dihasilkan padua call and respon, dimana kedua padua tersebut saling sahut menyahut
- kedua padua tersebut mengeluarkan ritme yang sama - didalam Gordang Sambilan padua sebagai pengisi
70
- Kedua hudong-kudong mengeluarkan ritme yang sama - Didalam Gordang Sambilan hudong-kudong sebagai pengisi
3.7.5 Jangat
- Didalam Gordang Sambilan jangat adalah sebagai pengisi
71
- setelah keempat gordang telah dimainkan yaitu enek-enek, patolu, padua dan hudong-kudong baru jangat bisa dimainkan karena keempat gordangtersebut merupakan sebagai pengisi sementara jangat adalah sebagai variasinya
3.7.6 Momongan
Panolongi dan Ikong-ikong |x yxx x x|
Pamulusi |x x x x 3|
Keterangan:
x: pukul 3: istirahat 1 ketuk
y: istirahat ½ ketuk
didalam 1 birama terdapat 4 ketuk
- Bunyi Momongan yang diperankan oleh panolongi dan ikong-ikong dihasilkan bergaya call and respon, dimana kedua tersebut saling sahut menyahut kecuali doal.
- ketiga Momongan tersebut mempunyai frekuensi nada yang berbeda, sehingga mengeluarkan bunyi yang bervariasi.
- ketiga Momongan tersebut mengeluarkan ritme yang bervariasi memberikan kesan yang penuh dengan improvisasi ritme.
3.7.7 Tali Sasayat
|x xx x xx|
keterangan:
x: pukul harga ritme ¼ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk\
72
- Bunyi yang dihasilkan tali sasayak adalah bunyi yang dilagakan dengan badannya sendiri
- Tali sasayat didalam Gordang Sambilan sebagai pengiring 3.7.8 Ogung/ gong
|x 3 x 3|
keterangan:
x: pukul 2 ketuk 3: istirahat 2 ketuk
1 birama terdapat 4 ketuk
- gong boru hanya dipukul 1 kali didalam birama dan gong jantan sama juga dengan gong boru hanya sekali dipukul didalam 1 birama
73 BAB IV
ANALISIS FUNGSI SOSIAL GORDANG SAMBILAN PADA MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai fungsi sosial Gordang Sambilan pada masyarakat Mandailing di Kota Medan. Untuk mendapatkan fungsi sosial dari Gordang Sambilan, penulis terlebih dahulu akan mendeskripsikan mengenai pertunjukan Gordang Sambilan yang ada di kota Medan kemudian penulis akan mencari keterkaitannya sesuai dengan pendekatan Alan P. Merriam dalam 10 fungsi musik. Alan P. Merriam dalam bukunya “The Antropology of Music” (1964: 219-226) yang mengatakan bahwa kegunaan (use) dan fungsi (fungtion) musik merupakan hal yang sangat penting dalam etnomusikologi karena hal ini menyangkut makna musik, tidak hanya fakta mengenai musik tetapi lebih ingin mengetahui efek yang ditimbulkan oleh musik terhadap masyarakat.
5.1 Deskripsi Gordang Sambilan Pada Acara Pesta Pernikahan Adat Mandailing di Kota Medan
Gordang Sambilan adalah ensambel alat musik tradisi yang berasal dari Mandailing. Keberadaan Gordang Sambilan di kota Medan biasanya dapat ditemukan dalam acara penyambutan tamu, peresmian acara dan pesta pernikahan adat Mandailing.
Akan tetapi pada deskripsi ini penulis akan menjelaskan mengenai kejadian yang terjadi ketika Gordang Sambilan dimainkan dan dibunyikan pada acara pesta pernikahan orang-orang yang berasal atau yang mempunyai keturunan dari Mandailing yang diadakan di kota Medan.
74
Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing di kota medan merupakan suatu simbol kemapanan bagi suatu keluarga. Sebab suatu keluarga yang mengadakan acara pesta pernikahan dengan menggunakan ensambel Gordang Sambilan termasuk keluarga yang bisa dikatakan orang yang mempunyai harta yang lebih karena dalam mengadakan ensambel Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing merupakan suatu anggaran yang besar mulai dari pengadaan peralatan adat di halaman rumah pemilik acara seperti gordang sambilan, pelaminan, payung adat dan bendera adat hingga upacara adat pernikahan tersebut. sehingga keluarga yang mengadakannya boleh dikatakan orang yang berada.
Acara pernikahan adat Mandailing dilaksanakan dengan serangkaian upacara adat baik di rumah pengantin wanita (boru na di oli) maupun di rumah pengantin pria (bayo pangoli). Perhelatan pernikahan adat Mandailing berlangsung dengan sederet upacara adat yaitu Mangaririt boru (menyelidiki keadaan perempuan sebagai calon isteri oleh pihak calon suami), Padamos hata (penentuan hari peminangan), Patobang hata (upacara peminangan), Manulak sere (penyerahan kewajiban/syarat-syarat pernikahan dari pihak calon suami), Upacara pernikahan, Mangalehan mangan pamunan (memberi makan terakhir kepada calon istri oleh orang tuanya sebelum meninggalkan rumah orangtuanya), Horja pabuat boru (upacara pelepasan pengantin wanita), Horja (perhelatan pernikahan di rumah pengantin pria), dan Mangupa (upacara pemberian nasihat-nasihat pernikahan) (Nasution, 2005: 279-419).
Acara pernikahan di rumah pengantin pria berlangsung dengan sederet upacara adat yang tidak jauh berbeda dengan upacara adat pernikahan di rumah pengantin wanita.
Diawali dari Marpokat haroan boru (mufakat menyambut pengantin wanita),
Mangalo-75
alo boru (mengarak-arak pengantin keliling kampung), Pataon raja-raja adat (undangan kepada raja-raja), Panaek gondang (memasak santan sebelum gendang ditabuh pertama kalinya), kemudian barulah tiba puncak upacara adat Mata ni horja, yaitu sebuah perhelatan besar upacara pernikahan di mana raja-raja dan dalihan na tolu akan manortor dan markobar (Nasution, 2005: 357-372).
Bersasarkan penelitian yang penulis dapatkan dilapangan, bahwasanya penggunaan Gordang Sambilan yang ada pada acara pesta pernikahan adat Mandailing di kota Medan akan dideskripsikan berikut ini. Mulai dari tahapan-tahapan pelaksanaan dan permainan Gordang Sambilan sampai akhir pertunjukan permainan Gordang Sambilan.39
Tahapan pertama sebelum memainkan Gordang Sambilan yaitu terlebih dahulu mengadakan acara panaek gondang. Acara panaek gondang merupakan ritual adat yang dilakukan oleh orang yang mempunyai acara pesta pernikahan (suhut) dengan cara markobar (musyawarah) yang dihadiri oleh suhut dan kahangginya, anak boru, pemukul gondang, namora natoras dan raja adat yang nantinya suhut akan memohon izin kepada raja adat agar memberikan izin kepada suhut untuk dapat memainkan dan membunyikan Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan dirumahnya.
Adapun cara markobar pada acara panaek gondang yaitu mempersilahkan yang hadir dalam markobar untuk duduk ditikar adat, kemudian yang hadir dalam markobar terlebih dahulu memakan hidangan yang telah disiapkan yaitu pulut beserta intinya.
Setelah itu seluruh yang hadir dalam markobar akan menyurdu burangir yang dilakukan
39 Penelitian ini dilakukan penulis di acara pesta pernikahan adat Mandailing pada hari minggu 12 Desember 2021 di Jl. Batu Putih No.26, Pahlawan, Kec. Medan Perjuangan, Kota Medan.
76
oleh anak boru, setelah burangir diterima barulah memukul alat musik doal sebanyak Sembilan kali yang bertanda bahwa pembicaraan dalam markobar akan dilaksanakan.
Yang memulai pertama pembicaraan dalam markobar yaitu paralok-alok yang menyuruh kepada suhut untuk membuka pembicaraan dan kemudian pembicaraan tersebut dilanjutkan oleh yang hadir didalam markobar.40 Setelah izin diterima oleh raja adat dengan markobar maka raja adat akan memukul gondang dua yang telah diletakkan ditengah para orang-orang yang telah hadir didalam markobar. Dengan dipukulnya gondang dua tersebut maka Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan tersebut dapat dimainkan. Setelah suhut mendapatkan izin untuk membunyikan Gordang Sambilan di acara pesta pernikahannya maka acara markobar untuk panaek gondang pun selesai dan kemudian ditutup dengan ucapan horas oleh seluruh yang hadir didalam markobar tersebut dengan serentak.
Setelah acara markobar diadakan dan telah mendapat izin dari raja adat untuk membunyikan Gordang Sambilan. Maka kemudian para pemain memainkan dan membunyikan Gordang Sambilan tersebut sehingga memberikan tanda bahwasanya acara manortor pun akan dilaksanakan.41 Setelah Gordang Sambilan dimainkan kemudian masuklah ke acara pertama yaitu manortor yang dilakukan oleh raja- raja adat yang telah hadir di gelanggang dengan diiringi lagu Onang-onang dan Gondang Dua. Setelah raja
40 Paralok-alok merupakan orang yang bertugas untuk memulai dan pembawa acara pada acara markobar, paralok-alok juga merupakan orang yang bertugas untuk memukul Doal dalam pembicaraan markobar dimana paralok-alok memukul tiga kali Doal dalam setiap pembicaraan dan memukul sembilan kali Doal ketika pembicaraan ditutup.
41 Setelah Gordang Sambilan dimainkan penulis melihat bahwa ada seorang pria datang membawakan kopi dan teh panas untuk pemain Gordang Sambilan yang mana fungsi kopi yaitu agar pemain Gordang Sambilan tidak mengantuk dan pikirannya lebih segar dan fungsi teh manis yaitu memulihkan energi dan kekuatan kepada para pemain Gordang Sambilan Ketika mereka telah Lelah memukul dan memainkan Gordang Sambilan tersebut.
77
adat manortor di gelanggang kemudian acara manortor dilanjutkankan oleh saudara dari ayah yaitu uwak (saudara lebih tua umurnya dari ayah) dan udak (saudara lebih muda umurnya dari ayah) dimana mereka akan manortor di gelanggang. Setelah uwak dan udak manortor di gelanggang kemudian dilanjutkan dengan permainan Gordang Sambilan sebagai acara persembahan kepada yang mempunyai acara pesta pernikahan serta acara hiburan bagi para tamu yang telah hadir di acara pesta pernikahan tersebut. Setelah selesai acara Gordang Sambilan kemudian dilanjutkan kembali ke acara manortor yang akan dilakukan oleh saudara dari ibu yaitu mamak (saudara laki-laki lebih tua umurnya dari ibu) dan tulang (saudara laki-laki lebih muda umurnya dari ibu). Setelah mamak dan tulang melakukan tortor di gelanggang kemudian dilanjutkan oleh saudara perempuan dari ayah dan ibu yaitu bouk (saudara perempuan dari ayah), nanguda (istri dari uwak atau udak dari saudara ayah) dan etek (saudara perempuan dari ibu). Setelah acara monortor dilaksanakan oleh bouk, nanguda dan etek kemudian acara dilanjutkan dengan monortor kembali yang akan dilaksanakan oleh bujing-bujing (anak gadis) dari kerabat dan saudara dari ayah dan ibu.
Setelah acara manortor dilakukan oleh raja adat, uwak, udak, mamak, tulang, bouk, nanguda, etek dan juga bujing-bujing maka kembali lagi para pemain Gordang Sambilan memainkan dan membunyikan Gordang Sambilan tersebut sebagai tanda masuknya acara manortor yang akan dilaksanakan di gelanggang oleh kedua pengantin.
Tortor pengantin ini merupakan inti dan puncak dari acara adat dan margondang. Setelah kedua pengantin telah berada di gelanggang maka lagu Onang-onang dan Gondang Dua pun dimainkan sebagai pengiring tortor pengantin tersebut. Setelah acara manortor yang dilakukan oleh kedua pangantin selesai maka acara adat ditutup dengan memainkan dan
78
membunyikan Gordang Sambilan untuk terakhir kalinya pada acara pesta pernikahan tersebut dan menandakan acara adat selesai.42
5.2 Fungsi Gordang Sambilan Menurut Alan P. Merriam
Berdasarkan deskripsi Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing di kota Medan penulis mendapatkan bahwa terdapat dua fungsi Gordang Sambilan yang berkaitan dengan sepuluh fungsi yang dikemukakan oleh Alan P.
Merriam. Fungsi Gordang Sambilan tersebut yaitu:
5.2.1 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial
Fungsi pengesahan lembaga sosial adalah musik memiliki peraran penting dalam suatu upacara. Bukan cuma sebagai pengiring, musik telah menjadi salah satu unsur penting dan menjadi bagian dalam sebuah upacara.
Terkait dengan pengertian fungsi pengesahan lembaga sosial yang telah dijelaskan oleh Alan P. Meriiam bahwasanya penulis mendapatkan bahwa Gordang Sambilan yaitu memiliki fungsi sebagai pengesahan lembaga sosial. Hal ini dikarekan pada serangkaian upacara adat yang dilaksanakan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing yaitu acara panaek gondang merupakan suatu hal yang sangat penting dalam rangkaian upacara adat pernikahan Mandailing. Karena apabila acara panaek gondang tidak dilaksanakan maka upacara adat tidak lengkap rasanya dan Gordang Sambilan juga tidak dapat dibunyikan pada pesta pernikahan tersebut.
42 acara yang telah dideskripsikan dilaksanakan pada pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 15.00 wib yang dimulai dengan acara Gordang Sambilan, kemudian Manortor dan di akhiri dengan permainan Gordang Sambilan.
79 5.2.2 Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan adalah musik memiliki fungsi sebagai hiburan hal ini mengacu kepada pengertian bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur-unsur yang bersifat menghibur. Hal ini dapat dinilai dari melodi ataupun liriknya.
Terkait dengan pengertian fungsi hiburan yang telah dijelaskan oleh Alan P.
Merriam bahwasanya penulis mendapatkan Gordang Sambilan memiliki fungsi yaitu menghibur. Hal ini dapat dilihat ketika orang yang mempunyai acara pesta pernikahan begitu juga tamu yang hadir pada acara pesta pernikahan sangat terhibur oleh permainan dan bunyian pukulan dari Gordang Sambilan.
5.3 Fungsi Sosial Gordang Sambilan Pada Masyarakat Mandailing di Kota Medan
Fungsi sosial yang penulis dapatkan dari deskripsi Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing di kota Medan yaitu Gordang Sambilan dapat menjadi simbol status sosial bagi suatu keluarga yang mengadakan acara pesta pernikahan.
Karena untuk mengadakan Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing harus mempunyai biaya yang besar sehingga keluarga yang mengadakan acara pesta pernikahan adat Mandailing dengan menggunakan Gordang Sambilan dapat dikatakan keluarga yang berada. Hal inilah yang membuat suatu keluarga dapat mempunyai status sosial yang dapat dihargai ditengah-tengah masyarakat.
Kemudian fungsi sosial Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing yaitu sebagai bentuk pengumuman kepada masyarakat mengenai prosesi pernikahan yang akan dilaksanakan. Selain itu fungsi sosial yang terdapat dari seni pertunjukan Gordang Sambilan adalah sebagai media pertemuan antara raja-raja adat,
80
namora natoras, suhut, mora, kahanggi, anak boru, pemukul gondang serta kerabat,saudara dan tetangga didalam acara markobar sehingga pertemuan ini menjadi sarana silaturahmi bagi mereka yang mengadakan pesta pernikahan dengan menggunakan Gordang Sambilan.
81 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang sudah penulis kemukakan dalam setiap bab pada tulisan ini, maka beberapa kesimpulan yang didapat penulis adalah sebagai berikut.
Masuknya Gordang Sambilan di kota Medan pertama kali dibawa oleh Prof. Dr.
Adi Putra Parlindungan Lubis,SH yaitu pada tahun 1979. Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH merupakan rektor Universitas Sumatera Utara pada saat itu dan beliau juga merupakan orang yang mendirikan jurusan Etnomusikologi yang ada di Universitas Sumatera Utara. Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH merupakan orang yang sangat mencintai seni budaya, khususnya berasal dari Pakantan. Oleh karena hal tersebut beliau membawa Gordang Sambilan ke kota Medan agar dapat dilestarikan dan diperkenalkan kepada etnis-etnis lainnya. Gordang Sambilan yang dibawa oleh Prof.
Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH tersebut Bernama Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan. Pada saat itu Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan sering mengisi acara penyambutan tamu, peresmian acara rektor Universitas Sumatera Utara dan juga mengisi acara di Radio Rakyat Indonesia (RRI). Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan merupakan Gordang Sambilan yang berelasi dengan jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara. Untuk memainkan Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan pada saat itu Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH harus mendatangkan para pemain Gordang Sambilan tersebut dari Pakantan agar dapat dimainkan di kota Medan. akan tetapi lama kelamaan para pemain Gordang Sambilan tersebut diminta untuk tidak pulang dan disuruh menetap di kota Medan agar Gordang
82
Sambilan di kota Medan pada saat itu dapat dilestarikan dan juga dapat diajarkan kepada mahasiswa yang ada di Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara.
Fungsi sosial Gordang Sambilan dalam hal nilai seni pertunjukan di kota medan yaitu Gordang Sambilan dapat menjadi sebuah simbol status sosial bagi suatu keluaga yang mengadakan hajatan ataupun acara dengan menggunakan seni pertunjukan Gordang Sambilan. hal ini dikarenakan untuk mengadakan seni pertunjukan Gordang Sambilan di suatu hajatan atau acara harus mempunyai biaya yang lebih. oleh karena hal tersebut biasanya keluarga yang memakai seni pertunjukan Gordang Sambilan dalam hajatan atau acaranya adalah keluarga yang bisa dikatakan yaitu keluarga yang berada. Selain hal tersebut Gordang Sambilan dapat menjadi sarana silaturahmi bagi masyarakat Mandailing di kota medan. hal ini dapat dilihat ketika Gordang Sambilan akan dimainkan dan dibunyikan di suatu hajatan atau acara harus terlebih dahulu melaksanakan acara adat yaitu acara panaek gondang yang dihadiri oleh raja-raja adat, namora natoras, suhut, mora, kahanggi, anak boru, pemukul gondang serta kerabat,saudara dan tetangga. Karena dengan acara panaek gondang orang yang mempunyai hajatan atau acara dapat memainkan dan membunyikan Gordang sambilan di hajatan atau acaranya dan dengan acara panaek gondang tersebut terjalin Kembali sebuah silaturahmi antara masyarakat Mandailing di kota Medan.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari teknik penulisan terutama cara penyampaian informasi yang terkandung didalamnya.
Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan-perbaikan guna menyempurnakan tulisan ini.
83
Penulis berharap agar peneliti berikutnya yang mengkaji tentang Gordang Sambilan dapat melengkapi atau menyempurnakan tulisan ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membaca khususnya masyarakat Mandailing yang mencintai ensambel musik Gordang Sambilan. Penulis berharap, melalui skripsi ini orang dapat mengetahui tentang sejarah dan fungsi Gordang Sambilan yang ada di kota Medan. selain itu, penulis berharap semoga Gordang Sambilan dapat dilestariakan oleh siapa saja khususnya orang-orang Mandailing.
84
DAFTAR PUSTAKA
J. Moloeng Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rodakskarya;
Bandung.
Koentjaraningrat2002.Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Koentjaraningrat (ed), 1980. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Merriam, Alan P. 1964. The Antropologi of Music. Chicago Nortwestern University Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology. New York: The free Press of Glencoe. Timur Tengah, dan Asia, Dialihbahasakan oleh Muhammad Takari, medan:
Universitas Sumatera Utara.
Nasution, Edi. 2007. Tulila: Muzik Bujukan Mandailing. Areca Books.
Parinduri, Mhd. Bakhsan. 2016. Gordang Sambilan Sebagai Identitas Mandailing.
Medan: Pusaka Mandailing
Parinduri, Mhd.Bakhsan. 2016. Ensambel Gordang Sambilan. Artikel: Pusaka Mandailing
Nasution, Pandapotan. 2005. Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman.
Medan.Forkala
Parinduri, Mhd.Bakhsan. 2019. Kamus Mandailing-Indonesia. Medan; CV Prima Utama J. Rhoderich McNeill. 2002. Sejarah Musik 1. BPK Gunung Mulia; Jakarta
Pane, Sopyan Mahyar. 2013. Analisis Fungsi Dan Struktur Musikal Gordang Sambilan Dalam Upacara Adat Perkawinan Mandailing di Kota Medan. Medan
Usman Pelly. 1994. Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing. Indonesia: Pustaka LP3ES
Harvina. 2012. Organisasi Sosial Masyarakat Mandailing di Kota Medan. Banda Aceh:
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional
Harahap, Irwansyah dan Rithaony Hutajulu. 2020. Kebudayaan Musik Gordang Sambilan dan Gondang Dua Mandailing. Medan: USU Press
2017. Majalah Sinondang Mandailing-Edisi Gordang Sambilan. Medan Timur: CV.
Pusaka Mandailing
85
Nasution, Khairina. 2005. Pemajemukan dalam Bahasa Mandailing. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, Vol. 1 No.2 Oktober 2005
86
DAFTAR SITUS WEB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan
https://madina.go.id/gambaran-umum-mandailing-natal-2/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:(Peta_Wilayah)_Kabupaten_Mandailing_Natal.sv g
https://daerah.sindonews.com/berita/1437699/29/sejarah-masuknya-islam-di-tanah-batak
https://www.google.co.id/amp/s/www.mandailingonline.com/gordang-alat-musik-prasejarah-mandailing/amp/
http://edi-nasution.blogspot.com/2014/06/gondang-bulu.html
https://www.google.co.id/amp/s/historia.id/amp/urban/articles/preman-medan-dari-zaman-ke-zaman-p1bm4
87
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Drs. Muhammad Bakhsan Parinduri Umur : 57
Alamat : JL. Cempaka Turi IV No.19 Bandar Khalifah, Tembung Pekerjaan : Penulis, Budayawan
Alamat : Jln Beringin, Pasar 7, Tembung Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pasar Satu Sentis, Percut Sei Tuan Pekerjaan : Wiraswasta
88 LAMPIRAN
Gambar 1: Bapak Drs. Muhammad Bakhsan Parinduri Bersama Penulis Sumber: dokumentasi penulis
89
Gambar 2: Bapak Landong Parinduri Bersama Penulis Sumber: dokumentasi penulis
Gambar 3: Bapak Ismail Lubis Bersama Penulis Sumber: dokumentasi penulis
90
Gambar 4: Bapak Syamsul Bahri Lubis Bersama Penulis Sumber: dokumentasi penulis
Gambar 5: Bapak Ridwan Aman Nasution Bersama Penulis Sumber: dokumentasi penulis
91