BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN 14
3.3. Perkembangan Gordang Sambilan Dari Masa Kepercayaan Sipelebegu Sampai
3.3.4 Gordang Sambilan Pada Masa Setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan, keberaadaan Gordang Sambilan mengalami sedikit perubahan fungsi. Dimana pertunjukan Gordang Sambilan perlahan berubah fungsinya yang tadinya hanya sebatas bagian dari upacara adat dan religi menjadi sebuah seni pertunjukan. Seperti pada perayaan hari-hari besar nasional dan hari memperingati kemerdekaan, mulai ditampilkan juga atraksi Gordang Sambilan sebagai hiburan, tanpa ada kaitannya dengan adat dan religi. Tidak ada pihak yang melarang kegiatan tersebut sehingga lambat laun menjadi tradisi baru dalam hal pemanfaatan Gordang Sambilan.21 3.4 Sejarah Keberadaan dan Perkembangan Gordang Sambilan di Kota Medan
Pada tahun 1979, Gordang Sambilan yang bernama Gunung Kulabu Pakantan merupakan Gordang Sambilan yang pertama kali ada di kota medan. Pemilik dan pembina dari Gordang Sambilan tersebut adalah Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH. Beliau merupakan rektor Universitas Sumatera Utara pada saat itu dan beliau juga merupakan orang yang mendirikan jurusan Etnomusikologi USU pada tahun 1979.22
Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH merupakan orang yang sangat mencintai seni budaya, khususnya berasal dari Pakantan, Mandailing. Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan merupakan Gordang Sambilan yang sangat terkenal di Kota
20 (Mhd. Bahksan Parinduri. 2017: Sinondang mandailing edisi Gordang Sambilan, halaman 25)
21 (Mhd. Bahksan Parinduri. 2017: Sinondang mandailing edisi Gordang Sambilan, halaman 25)
22Informasi ini didapat dari makalah Gordang Sambilan yang ditulis oleh Selly Senorita yang ada di majalah Sinondang Mandailing edisi Gordang Sambilan
44
Medan dan Gordang Sambilan tersebut berelasi dengan jurusan Etnomusikologi USU.23 Pada saat itu, Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan sering mengisi acara di Radio Republik Indonesia (RRI) Medan dengan mengisi acara pertunjukan seni dari Mandailing.24
Akan tetapi, untuk memainkan Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan pada saat itu. Maka Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH harus mendatangkan para pemain-pemain Gordang Sambilan tersebut dari Pakantan. Sehingga lama kelamaan, Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH meminta agar pemain-pemain Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan pada saat itu untuk tidak pulang ke Pakantan agar Gordang Sambilan tersebut dapat dilestarikan dan diajarkan kepada mahasiswa yang ada di Etnomusikologi USU. Sehingga para pemain-pemain Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan pada saat itu diberikan usaha atau keperluan hidup untuk menetap di Kota Medan oleh Prof. Dr. Adi Putra Parlindungan Lubis,SH.25
Pada tahun 1982, Lembaga kesenian Universitas Sumatera Utara didirikan dan diketua oleh Prof. Tengku Amin Ridwan yang pada saat itu juga menjabat sebagai dekan Fakultas Sastra USU (Sekarang berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya USU).
Lembaga Kesenian USU merupakan wadah bagi mahasiswa dan mahasiswi USU yang berminat dalam bidang kesenian. Adapun bidang seni yang ada pada Lembaga kesenian USU antara lain bidang seni tari tradisional, vokal grup dan musik. Pada saat itu, Lembaga Kesenian USU berelasi dengan Etnomusikologi USU melakukan penyambutan tamu-tamu rektor USU dengan memainkan Gordang Sambilan yang dimainkan oleh
23Informasi ini didapat dari makalah Gordang Sambilan yang ditulis oleh Selly Senorita yang ada di majalah Sinondang Mandailing edisi Gordang Sambilan
24 Hasil wawancara dengan Bapak Ridwan Aman Nasution pada tanggal 7 Agustus 2021 Pukul 15:00 Wib.
25 Hasil wawancara dengan Bapak Ridwan Aman Nasution pada tanggal 7 Agustus 2021 Pukul 15:00 Wib.
45
mahasiswa Etnomusikologi USU. Selain itu Gordang Sambilan Etnomusikologi USU yang berelasi dengan Lembaga kesenian USU ikut serta berpastisipasi dalam misi kebudayaan pada tahun 1983 di Australia dan juga mengikuti festival alat musik kebudayaan pada tahun 1985 di Eropa tepatnya di Inggris yang diikuti oleh beberapa Negara seperti India, China dan Afrika yang masing-masing menampilkan alat musik kebudayaannya.26
Pada tahun 1986, masyarakat Mandailing yang tinggal di Kota Medan Membuat sebuah Organisasi perkumpulan masyarakat Mandailing yang diberi nama yaitu Himpunan Keluarga Besar Mandailing atau disingkat dengan HIKMA. Sejalan dengan didirikannya Organisasi tersebut maka HIKMA juga membuat group kesenian Gordang Sambilan yang diberi nama dengan Gordang Sambilan HIKMA.27 Gordang Sambilan HIKMA merupakan Gordang Sambilan yang dibina dan dipimpin oleh H.M.Y Effendi Nasution selaku salah satu dari pendiri HIKMA.28
Gordang Sambilan HIKMA merupakan salah satu Gordang Sambilan yang dapat melakukan pertunjukan tanpa harus memiliki izin dari Raja ataupun Namora Natoras.
Karena, Gordang Sambilan HIKMA pada saat itu memiliki tujuan yaitu untuk melestarikan kembali Gordang Sambilan agar tidak punah. Selain itu, Gordang Sambilan HIKMA merupakan Gordang Sambilan yang menghilangkan tradisi-tradisi adat yang ada pada masyarakat Mandailing. Dimana, Gordang Sambilan pada dasarnya hanya dapat dimainkan dan dipakai oleh mereka keturunan raja-raja yang terpandang saja. Oleh sebab
26 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Fadlin, M.A. pada tanggal 21 Oktober 2021 Pukul 11:00 Wib.
27 Hasil wawancara dengan Bapak Landong Parinduri pada tanggal 22 Agustus 2021 Pukul 16:00 Wib.
28 Dari situs https://www.google.co.id/amp/s/historia.id/amp/urban/articles/preman-medan-dari-zaman-ke-zaman-p1bm4 mengatakan bahwa H.M.Y Effendi Nasution atau biasa disebut Pendi Keling adalah preman legendaris dan mantan petinju yang dikenal sebagai pempimpin Pemuda Pancasila di Kota Medan.
46
itu, keberadaan Gordang Sambilan mengalami banyak peminatnya. Dikarenakan Gordang Sambilan dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa harus melakukan syarat-syarat dan upacara tertentu atau meminta izin dari raja maupun namora natoras.29
Pada awal tahun 1990-an, berdirilah Gordang Sambilan yang diberi nama dengan Batang Gadis yang berada di JL. Kapten M. Jamil Lubis, Gg. Apas, Bandar selamat.
Gordang Sambilan Batang Gadis merupakan Gordang Sambilan yang didirikan oleh Baginda Ali.30
Gordang Sambilan Batang Gadis adalah Gordang Sambilan yang Sangat terkenal pada masanya. Dikarenakan, Pembina dan pemimpin dari Gordang Sambilan Batang gadis yaitu Baginda Ali sangat banyak memiliki relasi pada saat itu. Sehingga, membuat Gordang Sambilan tersebut dikenal di Kota Medan. tak jarang, Gordang Sambilan Batang Gadis memiliki pertunjukan kurang lebih dua sampai empat kali pertunjukan dalam sepekan. Raja Inel siregar yang pada saat itu menjadi Gubernur Sumatera Utara.31 Sering memakai Gordang Sambilan Batang Gadis untuk tampil mengisi pertunjukan dalam acara penyambutan tamu atau peresmian acara. Gordang Sambilan Batang Gadis juga sering tampil di acara-acara pesta pernikahan pada saat itu.32
Adapun Gudang tempat peralatan dan tempat Latihan dari Gordang Sambilan Batang Gadis yaitu bertempat di Taman Budaya Medan. Setiap hari Jumat, Gordang
29 Hasil wawancara dengan Bapak Landong Parinduri pada tanggal 22 Agustus 2021 Pukul 16:00 Wib.
30 Baginda Ali berasal dari Usor Tolang, Kecamatan Kota Nopan. Sedangkan istrinya berasal dari Pakantan.
31 Raja Inal Siregar adalah Gubernur Sumatera Utara ke-12 dengan masa jabatan dari tanggal 13 juni 1988 – 15 juni 1998
32 Hasil wawancara dengan Bapak Ismail Lubis pada tanggal 22 Agustus 2021 Pukul 19:00 Wib.
47
Sambilan Batang Gadis melakukan Latihan Gordang Sambilan di Taman Budaya Medan pada saat itu.33
Gordang Sambilan Batang Gadis mengalami kejayaan selama kurang lebih sepuluh tahun lamanya. Sesudah Baginda Ali meninggal dunia. istri dari beliaupun menjadi pembina dan pemimpin dari Gordang Sambilan Batang Gadis. Akan tetapi, dalam masa kepemimpinan dari istri beliau. Grup Gordang Sambilan tersebut mengalami kemunduran yang sangat drastis. karena istri beliau tidak dapat membina Gordang Sambilan tersebut seperti apa yang dilakukan suaminya. Sehingga, banyak dari pemain-pemain dari grup Gordang Sambilan Batang Gadis mengundurkan diri dan keluar.34
Gambar 3, 4: Pertunjukan Gordang Sambilan Batang Gadis Pada Acara Pagelaran Kesenian Pelantikan Pengurus P.D. HIKMA Tingkat II Kotamadya Medan Pada Tanggal
18 September 1995
Sumber: Bapak Landong Parinduri
33 Hasil wawancara dengan Bapak Ismail Lubis pada tanggal 22 Agustus 2021 Pukul 19:00 Wib.
34 Hasil wawancara dengan Bapak Ismail Lubis pada tanggal 22 Agustus 2021 Pukul 19:00 Wib.
48
Gambar 3, 5: Pertunjukan Gordang Sambilan Batang Gadis Sumber: Bapak Landong Parinduri
Bersamaan dengan grup Gordang Sambilan Batang Gadis. Ada juga grup Gordang Sambilan Parata Namalos. Gordang Sambilan Parata Namalos Merupakan Grup Gordang Sambilan yang didirikan oleh Bapak Syamsul Bahri Lubis. Beluai merupakan salah satu pemain Gordang Sambilan dari grup Gordang Sambilan HIKMA.35 Akan tetapi sekitar awal tahun 1990-an Bapak Syamsul Bahri Lubis keluar dari grup Gordang Sambilan HIKMA dan memberanikan diri untuk mendirikan Grup Gordang Sambilan Parata Namalos.36
Gordang Sambilan Parata Namolos didirikan di Jl. Karya jaya, Gg. Karya XI, Pangkalan Masyur, Medan Johor atau tepatnya di kediaman Bapak Syamsul Bahri Lubis.
Gordang Sambilan Parata Namalos merupakan Gordang Sambilan yang sering tampil di
35 Bapak Syamsul Bahri Lubis berasal dari Simpang Tolang, Kecamatan Kotanopan.
36 Hasil wawancara dengan Bapak Syamsul bahri lubis pada tanggal 20 Agustus 2021 Pukul 16:00 Wib.
49
acara pesta penikahan adat Mandailing. Keberadaan Gordang Sambilan Parata Namalos masih ada sampai sekarang.
Pada tahun 2000-an, banyak bermunculan Grup Gordang Sambilan yang baru.
Adapun nama-nama grup Gordang Sambilan tersebut antara lain yaitu: Sinadoras, Sinondang Ulu Pungkut, Sisunggul Lungun, dan Muara Pardomuan. Pada masa itu pemain-pemain Gordang sambilan yang keluar dari grup Gordang Sambilan Batang Gadis beralih menjadi pemain di Grup Gordang Sambilan yang baru. akan tetapi, para pemain-pemain tersebut akan bermain Gordang Sambilan jika Grup Gordang Sambilan yang baru tersebut membutuhkan mereka.37
Pada tahun 2010 sampai dengan awal tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19), Gordang Sambilan di Kota Medan terus mengalami banyak permintaan untuk tampil.
Sehingga hampir setiap pekannya Gordang Sambilan dimainkan baik itu di acara pesta pernikahan, penyambutan tamu, dan peresmian acara. Selain itu, Gordang Gordang Sambilan di Kota Medan mengalami perubahan yang tadinya hanya untuk pertunjukan di acara pesta pernikahan, penyambutan tamu dan peresmian acara. Menjadi, ajang pertunjukan festival (pertandingan) yaitu festival Gordang Sambilan Universitas Sumatera Utara yang diadakan oleh Lembaga kesenian Universitas Sumatera Utara.
Ajang tersebut merupakan salah satu ajang festival Gordang Sambilan yang pernah ada di Kota Medan.38
37 Hasil wawancara dengan Bapak Landong Parinduri pada tanggal 22 Agustus 2021 Pukul 14:00 Wib.
38 Hasil wawancara dengan ompung Syamsul Bahri Lubis pada tanggal 20 Agustus 2021 Pukul 14:00 Wib.
50
Gambar 3, 6: Foto Pemain GordangSambilan Paratan Namalos Ketika Menjadi Juara Satu Festival Gordang Sambilan Universitas Sumatera Utara Yang Diadakan di
Pendopo USU Pada Tanggal 25 Oktober 2013 Sumber: Bapak Syamsul Bahri Lubis
3.5 Klasifikasi Gordang Sambilan
Dalam mengklasifikasikan Gordang Sambilan, penulis berpedoman pada pendapat Erich Moritz von Hornbostel dan Curt sachs yang mengklasifikasikan alat musik berdasarkan pendekatan akustikal yaitu pengklasifikasian alat musik berdasarkan sifat material penghasil bunyi pada alat musik. Pengklasifikasian tersebut dibagi menjadi lima bagian yaitu:
51
1. Idiophone adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari badan alat musik itu sendiri, umumnya alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul.
2. Membranophone adalah alat musik yang penghasil bunyinya berasal dari membrane atau selaput kulit yang terdapat pada sebuah instrument.
3. Chordhophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari sebuah tali atau senar
4. Electrophone adalah alat musik yang penghasil bunyinya berasal dari sinyal atau hasil dari isolasi sirkuit listrik.
5. Aerophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara pada sebuah alat musik.
Berdasarkan pengklasifikasian alat musik berdasarkan penghasil bunyinya diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Ensambel musik Gordang Sambilan merupakan Ensambel alat musik yang memiliki klasifikasi yang terdiri dari klasifikasi beberapa klasifikasi seperti Membranophone, Idhiophone dan Aerophone. Untuk memudahkan penulis dan pembaca memahami klasifikasi ensambel musik Gordang Sambilan maka penulis membagi tiap alat musik sesuai klasifikasinya. Bagian-bagian tersebut dapat dilihat pada penjelasan di bawah:
3.5.1 Gordang Sambilan
Gordang Sambilan adalah alat musik yang terbuat dari batang pohon ingul atau batang pohon aren. Kemudian tengah batang tersebut dilobangi sehingga menjadi tabung resonator. Lalu kemudian diatas batang tersebut ditutupi dengan membran yang terbuat dari kulit lembu kering dan direngangkan dengan rotan sekaligus sebagai alat pengikatnya yang kemudian diikatkan ke bawah batang pohon ingul atau batang pohon
52
aren tersebut. Gordang Sambilan merupakan alat musik yang diklasifikan tergolong sebagai alat musik jenis Membranophone.
Gambar 3, 7: alat musik Gordang Sambilan Sumber: dokumentasi penulis
3.5.2 Gong
Gong adalah alat musik yang bertugas untuk memberikan tempo pada permainan Gordang Sambilan. Gong terdiri dari dua bagian yaitu gong betina dan gong jantan. Alat musik gong terbuat dari besi/logam dan memiliki ukuran diameter sekitar 50-70cm dan ditengah gong tersebut terdapat tonjolan yang berfungsi untuk mengeluarkan suara saat dipukul. Gong ini merupakan alat musik yang tergolong sebagai alat musik yang diklasifikasikan berjenis idiophone.
53
Gambar 3, 8: alat musik Gong Sumber: dokumentasi penulis 3.5.3 Tali Sasayat
Tali Sasayat adalah alat musik yang hampir mirip dengan simbal akan tetapi memiliki ukuran dimensi yang sangat kecil yaitu berdiameter sekitar 17-20cm. Tali sasayat merupakan alat musik yang terbuat dari besi/ logam dan memiliki dua bagian yang sama dan dimainkan dengan cara diadu atau memukul dua bagian tersebut sehingga menghasilkan bunyi. Tali sasayat tergolong sebagai alat musik yang diklasifikasikan berjenis idiophone.
Gambar 3, 9: alat musik Tali Sasayat Sumber: dokumentasi penulis
54 3.5.4 Mongmongan
Mongmongan adalah alat musik gong berukuran kecil yang terdiri dari tiga bagian yang mana masing-masing memiliki ukuran yang berbeda-beda. Mongmongan merupakan alat musik yang terbuat dari besi/logam dan tengahnya memiliki tonjolan sehingga tonjolan tersebut nantinya akan mengasilkan bunyi Ketika dipukul.
Mongmongan merupakan alat musik yang diklasifikasikan berjenis idiophone.
Gambar 3, 10: alat musik Mongmongan Sumber: dokumentasi penulis 3.5.5 Doal
Doal adalah alat musik gong yang memiliki ukuran yang sedang yaitu diantara ukuran gong dan mongmongan yang dimainkan berdekatan dengan posisi pemain gong.
Doal merupakan alat musik yang terbuat dari besi/logam dan tengahnya memiliki tonjolan sehingga tonjolan tersebut nantinya akan menghasilkan bunyi Ketika dipukul.
Doal merupakan alat musik yang diklasifikasikan berjenis idiophone.
55
Gambar 3, 11: alat musik Doal Sumber: dokumentasi penulis 3.5.6 Saleot
Saleot adalah alat musik tiup yang memberi irama atau melodi pada ensambel musik Gordang Sambilan. Saleot merupakan alat musik yang terbuat dari sebatang bambu kecil dan memiliki empat buah lobang nada dan ditambah dengan tanduk kerbau yang berfungsi untuk membuat suara yang dihasilkan lebih jelas kearah yang diinginkan.
Saleot adalah sejenis alat tiup berlidah tunggal (single reed) dan memiliki klasifikasi yang digolongkan sebagai alat musik berjenis aerophone.
Gambar 3, 12: alat musik Saleot yang dimainkan oleh Bapak Landong Parinduri Sumber: dokumentasi penulis
56
3.6 Penyebutan Nama Ensambel dan Jumlah Pemain pada Gordang Sambilan
Penyebutan nama perangkat pada setiap ensambel musik Gordang Sambilan yang terdapat di masyarakat Mandailing sangat beragam. Hal ini dikarenakan istilah penyebutan dan mengartikannya di setiap huta (kampung) yang ada di Mandailing berbeda-beda. Sehingga penyebutan nama perangkat ensambel Gordang Sambilan pada setiap huta (kampung) sangat beragam. Adapun beberapa grup Gordang Sambilan yang mewakili perbedaan penyebutan nama perangkat ensambel Gordang Sambilan yang ada di kota medan antara lain:
Gordang Sambilan Raptama merupakan Gordang Sambilan yang berasal dari Tombang Bustak, Kecamatan Kotanopan. Pemilik dari Gordang Sambilan Raptama adalah Bapak Drs. Muhammad Bakhsan Parinduri. Adapun penyebutan nama perangkat pada ensambel Gordang Sambilan Raptama akan dijelaskan pada tabel dibawah.
NO NAMA Jumlah Alat Pemain
1 Jangat: Pasada, Padua, patolu 3 1
2 Paniga/Panulus 2 1
3 Udong 2 1
4 Tepe-tepe 2 1
5 Mongmongan Siangkaan (ukuran besar) 1 1
6 Mongmongan Silitonga (ukuran sedang) 1 1
7 Mongmongan Sianggian (ukuran kecil) 1 1
8 Doal 1 1
9 Ogung jantan, Ogung Boru-boru 2 1
10 Tali sasayat 1 1
11 Saleot 1 1
Total jumlah alat dan pemain 17 11
Tabel 3, 1: Penyebutan Nama Perangkat pada Gordang Sambilan Raptama
Gordang Sambilan Gunung Kulabu merupakan Gordang Sambilan yang berasal dari huta Pakantan, Kecamatan Pakantan. Pemilik dari Gordang Sambilan Gunung
57
Kulabu adalah Bapak Ridwan Aman Nasution. Adapun penyebutan nama pada perangkat ensambel Gordang Sambilan Gunung Kulabu akan dijelaskan pada tabel dibawah.
NO Nama Alat Jumlah Alat Pemain
7 Panolongi (mongmongan ukuran sedang) 1 1
8 Ikong-ikong (mongmongan ukuran kecil) 1 1
9 Doal 1 1
10 Ogung jantan, Ogung boru-boru 2 1
11 Tali sasayat 1 1
12 Sarune 1 1
Total jumlah alat dan pemain 17 12
Tabel 3, 2: Penyebutan Nama Perangkat pada Gordang Sambilan Gunung Kulabu Pakantan
Gordang Sambilan Parata Namalos merupakan Gordang Sambilan yang berasal dari Simpang Tolang, Kecamatan Kotanopan. Pemilik Gordang Sambilan Parata Namalos adalah Bapak Syamsul Bahri Lubis. Adapun penyebutan nama pada perangkat ensambel Gordang Sambilan Parata Namalos akan dijelaskan pada tabel dibawah.
NO Nama Jumlah Alat Pemain
Tabel 3, 3: Penyebutan Nama Perangkat pada Gordang Sambilan Parata Namalos
58
3.7 Struktur Notasi Pukulan Pada Ensambel Gordang Sambilan
Gordang Sambilan merupakan ensambel alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Akan tetapi pukulan pada tiap ensambel Gordang Sambilan memiliki ritme yang berbeda-beda dan dimainkan secara bersamaan atau biasa disebut dengan istilah polyrhythm. Perbedaan pukulan tersebut dapat dilihat pada notasi struktur ritme Gordang Sambilan berikut ini:
Transkripsi: Muhammad Fuad Adzlan Mahyar Sopyan Pane Brian Laso Harefa
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68 Keterangan:
x: pukul y: istirahat ½ ketuk o: angkat 3: istirahat 1 ketuk
3.7.1 Enek-enek
|xxxx xxxx xxxx xxxx|
keterangan:
x: pukul = harga ritme ¼ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk didalamnya
Hasil analisis enek-enek didalam Gordang Sambilan yaitu:
- enek-enek sebagai penahan tempo dan pulsa
- enek-enek tidak memainkan variasi terhadap Gordang Sambilan tetapi sebagai pengisi - enek-enek memainkan ritme ¼ ketuk
69 1 birama terdapat 4 ketuk didalamnya
Hasil analisis patolu didalam Gordang Sambilan yaitu:
- bunyi yang di hasilkan patolu call and respon, dimana kedua patolu tersebut saling sahut menyahut
- kedua patolu tersebut mengeluarkan ritme yang sama 3.7.3 Padua
- bunyi yang dihasilkan padua call and respon, dimana kedua padua tersebut saling sahut menyahut
- kedua padua tersebut mengeluarkan ritme yang sama - didalam Gordang Sambilan padua sebagai pengisi
70
- Kedua hudong-kudong mengeluarkan ritme yang sama - Didalam Gordang Sambilan hudong-kudong sebagai pengisi
3.7.5 Jangat
- Didalam Gordang Sambilan jangat adalah sebagai pengisi
71
- setelah keempat gordang telah dimainkan yaitu enek-enek, patolu, padua dan hudong-kudong baru jangat bisa dimainkan karena keempat gordangtersebut merupakan sebagai pengisi sementara jangat adalah sebagai variasinya
3.7.6 Momongan
Panolongi dan Ikong-ikong |x yxx x x|
Pamulusi |x x x x 3|
Keterangan:
x: pukul 3: istirahat 1 ketuk
y: istirahat ½ ketuk
didalam 1 birama terdapat 4 ketuk
- Bunyi Momongan yang diperankan oleh panolongi dan ikong-ikong dihasilkan bergaya call and respon, dimana kedua tersebut saling sahut menyahut kecuali doal.
- ketiga Momongan tersebut mempunyai frekuensi nada yang berbeda, sehingga mengeluarkan bunyi yang bervariasi.
- ketiga Momongan tersebut mengeluarkan ritme yang bervariasi memberikan kesan yang penuh dengan improvisasi ritme.
3.7.7 Tali Sasayat
|x xx x xx|
keterangan:
x: pukul harga ritme ¼ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk\
72
- Bunyi yang dihasilkan tali sasayak adalah bunyi yang dilagakan dengan badannya sendiri
- Tali sasayat didalam Gordang Sambilan sebagai pengiring 3.7.8 Ogung/ gong
|x 3 x 3|
keterangan:
x: pukul 2 ketuk 3: istirahat 2 ketuk
1 birama terdapat 4 ketuk
- gong boru hanya dipukul 1 kali didalam birama dan gong jantan sama juga dengan gong boru hanya sekali dipukul didalam 1 birama
73 BAB IV
ANALISIS FUNGSI SOSIAL GORDANG SAMBILAN PADA MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai fungsi sosial Gordang Sambilan pada masyarakat Mandailing di Kota Medan. Untuk mendapatkan fungsi sosial dari Gordang Sambilan, penulis terlebih dahulu akan mendeskripsikan mengenai pertunjukan Gordang Sambilan yang ada di kota Medan kemudian penulis akan mencari keterkaitannya sesuai dengan pendekatan Alan P. Merriam dalam 10 fungsi musik. Alan P. Merriam dalam bukunya “The Antropology of Music” (1964: 219-226) yang mengatakan bahwa kegunaan (use) dan fungsi (fungtion) musik merupakan hal yang sangat penting dalam etnomusikologi karena hal ini menyangkut makna musik, tidak hanya fakta mengenai musik tetapi lebih ingin mengetahui efek yang ditimbulkan oleh musik terhadap masyarakat.
5.1 Deskripsi Gordang Sambilan Pada Acara Pesta Pernikahan Adat Mandailing di Kota Medan
Gordang Sambilan adalah ensambel alat musik tradisi yang berasal dari Mandailing. Keberadaan Gordang Sambilan di kota Medan biasanya dapat ditemukan dalam acara penyambutan tamu, peresmian acara dan pesta pernikahan adat Mandailing.
Akan tetapi pada deskripsi ini penulis akan menjelaskan mengenai kejadian yang terjadi ketika Gordang Sambilan dimainkan dan dibunyikan pada acara pesta pernikahan orang-orang yang berasal atau yang mempunyai keturunan dari Mandailing yang diadakan di kota Medan.
74
Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing di kota medan merupakan suatu simbol kemapanan bagi suatu keluarga. Sebab suatu keluarga yang mengadakan acara pesta pernikahan dengan menggunakan ensambel Gordang Sambilan termasuk keluarga yang bisa dikatakan orang yang mempunyai harta yang lebih karena dalam mengadakan ensambel Gordang Sambilan pada acara pesta pernikahan adat Mandailing merupakan suatu anggaran yang besar mulai dari pengadaan peralatan adat di halaman rumah pemilik acara seperti gordang sambilan, pelaminan, payung adat dan bendera adat hingga upacara adat pernikahan tersebut. sehingga keluarga yang mengadakannya boleh dikatakan orang yang berada.
Acara pernikahan adat Mandailing dilaksanakan dengan serangkaian upacara adat baik di rumah pengantin wanita (boru na di oli) maupun di rumah pengantin pria (bayo
Acara pernikahan adat Mandailing dilaksanakan dengan serangkaian upacara adat baik di rumah pengantin wanita (boru na di oli) maupun di rumah pengantin pria (bayo