• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etnobotani Nepenthes ampullaria Jack.

7. Herbarium yang sudah kering, dapat diidentifikasi nama ilmiahnya berdasarkan ciri morfologi maupun keterangan yang tertera pada label.

3.7 Etnobotani Nepenthes ampullaria Jack.

Hasil wawancara terhadap masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor tentang etnobotani N. ampullaria, menemukan 5 responden kunci (key informant). Responden kunci terdiri dari ketua adat/juru makam (1 orang), juru masak kampung (1 orang), ibu rumah tangga yang sering melakukan kegiatan meramu (2 orang) dan ahli tumbuhan kampung (1 orang). Jumlah responden terdiri dari 2 laki-laki dan 3 perempuan. Karakteristik responden bervariasi berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan (Tabel 8).

Tabel 8 Karakteristik responden

Responden Karakteristik Responden Keterangan

Umur (thn)

Pendidikan Pekerjaan

Eko 51 SMA Petani Juru makam

Ferdinant 25 SMA Tenaga honorer Ahli tumbuhan Heti Prihatin 40 SD Ibu rumah tangga Juru masak

kampung Daniar 38 SD Ibu rumah tangga Masyarakat asli

Rini 29 S1 Ibu rumah tangga Masyarakat asli

Kantong semar merupakan spesies asli kawasan yang berguna bagi masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor. Spesies kantong semar yang sering dimanfaatkan adalah N. ampullaria dan N. mirabilis. Kedua spesies

33 kantong semar digunakan untuk sebagai, pembungkus ketupat, tumbuhan obat dan pengganti tali. Bagian yang dimanfaatkan adalah kantong, cairan kantong dan batang. Pada masyarakat di sekitar kawasan N. ampullaria lebih dikenal dibandingkan jenis lainnya, karena pemanfaatannya sebagai pembungkus makanan.

N. ampullaria memiliki manfaat yang beragam dibandingkan spesies kantong semar lainnya di Cagar Alam Mandor. Bentuk kantong N. ampullaria

yang menyerupai cangkang telur sering dimanfaatkan untuk membungkus ketupat. Kantong N. ampullaria sebagai bahan substitusi daun kelapa dalam pembuatan ketupat. Pengetahuan masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor tentang pemanfaatan N. ampullaria sebagai pembungkus ketupat sudah diketahui sejak dahulu. Ketupat kantong semar N. ampullaria dibuat untuk hidangan saat berkumpul masyarakat. Waktu berkumpul masyarakat biasanya pada permulaan penanaman dan pasca panen padi.

Ketupat kantong semar N. ampullaria dianggap lebih enak dibandingkan ketupat yang terbungkus dari daun kelapa atau daun-daun lainnya. Ketupat kantong semar N. ampullaria menghasilkan aroma dan rasa yang khas terhadap beras yang dimasak di dalamnya. Masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor meyakini bahwa perlakuan khusus terhadap kantong N. ampullaria

sebelum digunakan untuk membungkus dapat menghasilkan aroma dan rasa yang khas pada beras ketupatnya.

Proses pembuatan ketupat kantong semar N. ampullaria terdiri dari 4 tahap, antara lain:

1. Pemanenan, yaitu memilih kantong N. ampullaria yang dapat dipanen. Kantong N. ampullaria dipanen memiliki keriteria antara lain; kantong warna dan corak hijau polos blirik, mulut kantong sudah terbuka dan ukuran kantong mencapai ukuran 1 genggaman tangan manusia.

2. Pencucian, yaitu membersihkan bagian dalam kantong N. ampullaria dari bangkai-bangkai serangga dan serasah. Kemudian, kantong N. ampullaria

direndam selama 2 hari. Tahapan ini sangat penting, karena sifat kulit kantong

N. ampullaria yang telah dipanen lebih mudah sobek, sehingga diperlukan perendaman untuk mebuatnya lebih liat pada saat pengukusan.

3. Pengisian, yaitu kantong N. ampullaria yang sudah direndam dicuci kembali, kemudian kantong N. ampullaria diisi dengan beras ketan atau beras biasa. Beras diisi ke dalam kantong N. ampullaria sebanyak ¾ dari ukuran kantong. setelah diisi dengan beras, santan kelapa dimasukkan hingga mencapai mulut kantong N. ampullaria (volume santan kelapa harus lebih banyak dibandingkan volume beras).

4. Pengukusan, yaitu kantong N. ampullaria yang telah terisi oleh beras dan santan dimasukkan ke dalam wadah pengukusan. Proses pengukusan dilakukan hingga beras pada kantong N. ampullaria naik ke permukaan mulut kantong ketupat. Proses tahapan pembuatan ketupat dari kantong N. ampullaria

34

Ketupat kantong semar mulai jarang dibuat oleh masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor. Penyebabnya karena masyarakat mulai mengerti dan memahami tentang larangan mengambil spesies-spesies yang dilindungi di dalam kawasan Cagar Alam Mandor. Pemahaman masyarakat tentang aturan tersebut timbul setelah diadakannya kegiatan sosialisasi oleh pengelola kawasan Cagar Alam Mandor. Keberadaan N. ampullaria pada habitat-habitat hutan yang terdapat di dalam kawasan Cagar Alam Mandor menyebabkan masyarakat tidak dapat memperoleh kantong-kantong N. ampullaria untuk membungkus ketupat.

Kantong-kantong N. ampullaria yang dipanen saat ini berasal dari individu

N. ampullaria yang tumbuh di kebun-kebun karet masyarakat. Jumlah kantong yang dapat dipanen sangat terbatas, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat memanennya kembali. Proses regenerasi N. ampullaria di kebun- kebun karet masyarakat lebih lambat dibandingkan di habitat aslinya di Cagar Alam Mandor. Masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor pernah mencoba membudidayakan N. ampullaria di sekitar halaman pekarangan rumah dan kebun-kebun mereka, tetapi N. ampullaria tidak berkembang. N. ampullaria

yang tumbuh di kebun-kebun karet masyarakat merupakan hasil penyerbukan alami, sehingga masyarakat lokal tidak berusaha untuk melakukan pembudidayaan kembali.

Kriteria pemilihan kantong N. ampullaria yang dapat dipanen merupakan nilai kebudayaan yang mengakar dalam kehidupan masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor. Pemanenan kantong N. ampullaria dengan kriteria tersebut dapat menjaga ketersediaan kantong dan populasi N. ampullaria di alam. Pemilihan kriteria kantong N. ampullaria dilakukan berdasarkan pengalaman masyarakat tentang kekhawatiran terhadap ketahan kulit kantong N. ampullaria pada saat pengukusan. Kantong N. ampullaria yang berwarna dan bercorak seperti hijau polos, merah blirik dan merah polos memiliki kulit kantong lebih tipis dibandingkan kantong yang berwarna dan bercorak hijau polos blirik.

Masyarakat juga meyakini bahwa kantong N. ampullaria yang dipanen dengan mulut kantong sudah terbuka akan menghasilkan rasa dan aroma beras ketupat yang lebih enak dan harum. Kantong N. ampullaria yang terbuka terdapat pada individu dewasa. Individu dewasa N. ampullaria memiliki jumlah kantong yang lebih banyak dibandingkan individu muda, tidak akan mempengaruhi pertumbuhan individu N. ampullaria dewasa.

Pengetahuan masyarakat di sekitar Cagar Alam Mandor tentang pemanfaatan N. ampullaria sebagai tumbuhan obat masih sedikit. Masyarakat lokal hanya mengetahui bahwa cairan kantong N. ampullaria dapat mengobati kesulitan berbicara pada anak kecil. Informasi ini belum diketahui secara luas, bahkan ada masyarakat yang menganggapnya sebagai mitos. Cairan kantong yang dimanfaatkan adalah cairan kantong N. ampullaria yang masih tertutup.

Gambar 13 Tahapan pembuatan ketupat dari kantong N. ampullaria

Pemanenan Pencucian

Pengisian beras/ketan dan

santan kelapa

35 Pengobatan dilakukan dengan cara meminumkan langsung cairan kantong N. ampullaria kepada anak kecil yang mederita kesulitan berbicara. Masyarakat meyakini bahwa, dalam beberapa waktu kemudian anak kecil tersebut dapat berbicara dengan normal. Informasi ini dapat dijadikan acuan untuk mengkaji potensi cairan N. ampullaria sebagai antibakteri terhadap B. subtilus dan E. Coli

terhadap pengaruhnya pada penyakit kesulitan berbicara pada anak.

Pemanfaatan lain yang pernah oleh masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Mandor adalah penggunaan beberapa spesies kantong semar sebagai hiasan pada perayaan-perayaan di masyarakat. Spesies kantong semar yang digunakan memiliki jumlah kantong yang banyak dalam satu individu, seperti; N. ampullaria, N. gracilis dan N. mirabilis. Alasan lain masyarakat menggunakan ketiga spesies kantong semar ini karena memiliki warna yang lebih cerah.

Bagian batang N. ampullaria juga digunakan sebagai tali pengikat. Penggunaan batang N. ampullaria hanya bersifat substitusi. Masyarakat lebih sering menggunakan tali dari batang rotan. Batang rotan lebih mudah dijumpai di sekitar kebun-kebun masyarakat dibandingkan batang N. ampullaria.

3.8 Implikasi Autekologi Nepenthes ampullaria Jack. terhadap Konservasi