• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI

A. Implementasi Kebijakan Pendidikan 1. Pengertian Kebijakan Pendidikan

7. Evaluasi Kebijakan

Suatu kebijakan tidak boleh dibiarkan begitu saja stelah diimplemntasikan karena selanjutnya perlu diperikasa. Pengawasan adalah keharusan sebagai proses pemantauan atau evaluasi kebijakan.75 Evaluasi merupakan tahapan akhir dari sebuah proses kebijakan. Evaluasi kebijakan merupakan penilaian mengenai apa yang telah terjadi sebagai akibat pilihan dan implementasi kebijakan, dan apabila dipandang perlu, dapat dilakukan perubahan terhadap kebijakan yang telah dilakukan. Menghasilkan evaluasi yang akurat bukanlah pekerjaan mudah, apalagi untuk mengubah kebijakan apabila ditemukan kesalahan yang memerlukan perbaikan segera.76

Evaluasi kebijakan bervariasi, tergantung pada dimensi yang menjadi focus evaluasi. Diantara dimensi tersebut adalah kuantitas dan kualitas.77 Secara umum evaluasi didefenisikan sebagai proses mengumpulkan informasi mengenai suatu objek, menilai suatu objek, dan membandingkan dengan kriteria, standar, dan indikator. Oleh sebab itu, evaluasi kebijakan pendidikan secara umum dilakukan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a. Mengkaji seberapa besar sebuah kebijakan pendidikan dapat mencapai tujuan-tujuannya;

b. Memberi panduan kepada para pelaksana kebijakan pendidikan mengenai seberapa lancar perjalanan atau proses kebijakan pendidikan tersebut diimplementasikan;

c. Menyediakan indikator penting bagi pembuatan kebijakan pendidikan dimasa mendatang.78 75 Syafaruddin, Efektivitas, h. 88. 76 Hasbullah, Kebijakan, h. 117. 77 Rusdiana, Kebijakan, h. 175. 78 Hasbullah, Kebijakan, h. 118.

38 Evaluasi adalah tahap terakhir proses kebijakan. Namun evaluasi secara lengkap mengandung tiga makna, yaitu: evaluasi awal (sajak dari proses perumusan kebijakan sampai saat sebelum dilaksanakan), evaluasi dalam proses (monitoring) dan evaluasi akhir (yang diperlukan setelah selesai proses pelaksanaan kebijakan).79 Hasil penilaian kebijakan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk merumuskan kebijakan selanjutnya.80 Adapun fungsi dari evaluasi dalam analisis kebijakan antara lain yaitu:

a. memberikan informasi valid dan dapat dipercaya,

b. memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan atau target,

c. memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.81

Antara monitoring dengan evaluasi memiliki keterkaitan dan hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Paling tidak ada beberapa hal pola hubungan antara monitoring dengan evaluasi, yaitu sebagai berikut:

a. Pada dasarnya monitoring adalah salah satu bentuk pengawasan. Apabila pengawasan dilaksanakan dengan baik, maka hasil pengawasan dapat langsung menjadi evaluasi. Hal itu berarti evaluasi merupakan penyimpulan dari pengawasan-pengawasan yang dilakukan. Dengan demikian, akan terjadi sinergi optimal antara pengawasan dan evaluasi, sehingga tidak perlu terjadi pengulagan proses dan pekerjaan;

b. Monitoring tidak selalu menjadi bagian dari evaluasi apabila monitoring dilaksanakan secara khusus, misalnya sebagai “sistem peringatan dini” agar implementasi kebijakan pendidikan berjalan sesuai yang diinginkan; c. Ada perbedaan mendasar secara metodologis, baik teknik maupun standar

kriteria dan pengukuran antara monitoring dan evaluasi, sehingga monitoring dan evaluasi tidak dapat dicampuradukkan kedudukannya; d. Penetapan tenggang waktu antara monitoring dan evaluasi juga berbeda,

namun pada monitoring dan evaluasi juga berbeda, namun pada saat tertentu (misalnya di awal implementasi) dapat pula monitoring 79 Abidin, Kebijakan, h. 211. 80 Hasbullah, Kebijakan, h. 118. 81 Fattah, Analisis, h. 247.

39 dilaksanakan berjalan seiring dengan evaluasi yang sifatnya formatif, bukan sumatif;

e. Objek monitoring adalah proses dan sebagian dari koridor implementasi, misalnya penyerapan anggaran, kesesuaian aspek, dan sebagainya, sedangkan objek evaluasi menyeluruh dan luas, nilai dan perumusan; implementasi, kinerja (hasil dan dampak), serta lingkungan kebijakan pendidikan;

f. Format dan sistem monitoring dan evaluasi berbeda, baik secara substantif maupun secara fisik.82

Evaluasi kebijakan pada dasarnya adalah suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan membuahkan hasil yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan yang diterapkan dalam pendidikan. Evaluasi merupakan penilaian terhadap suatu persoalan yang umumnya menunjuk baik buruknya persoalan tersebut. Dalam kaitannya dengan suatu program biasanya evaluasi dilakukan dalam rangka mengukur efek suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Evaluasi kebijkan ada beberapa jenis. Pall membagi evaluasi kebijakan kedalam empat kategori, yaitu:

a. Planning and need evaluations, b. Process evaluations,

c. Impact evaluations, d. Efficiency evaluations.83

Pada hakikatnya perumusan kebijakan merupakan proses terus menerus, oleh sebab itu tidak mengherankan jika proses perumusan kebijakan sering disebut sebagai lingkaran kebijakan yang berputar terus menerus. Evaluasi mempakan tahap akhir dari sebuah proses pembuatan kebijakan. Meskipun demikian, dari evaluasi ini dihasilkan masukan-masukan untuk penyempurnaan kebijakan atau perumusan kebijakan selanjutnya. Dengan demikian, proses formulasi kebijakan menjadi mirip roda atau spiral yang berputar tiada akhir.

82

Hasbullah, Kebijakan h. 115-116. 83

Leslie A. Pal, Pubic Policy Analysis an Introduction (University of Calgary, 1987), h. 52.

40 Banyak pakar kebijakan mengistilahkan kondisi tersebut di atas dengan menyatakan bahwa kebijakan berakhir dengan, dan sekaligus berawal dari, "evaluasi".84

Putt dan Spinger menjelaskan evaluasi adalah langkah menerima umpan balik yang utama dari proses kebijakan. Evaluasi juga memberikan pemeparan aktivitas implementasi kebijakan.85 Evaluasi memiliki beberapa tujuan. Adapun tersebut yaitu:

a. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan;

b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan;

c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau

output dari suatu kebijakan;

d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif;

e. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpanagan-penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian target;

f. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik. Input yang dimaksud adalah bahan baku (raw materials) yang digunakan sebagai masukan dalam sebuah sistem kebijakan. Input tersebut dapat berupa sumber daya manusia, sumber daya finansial, tuntutan-tuntutan, dan dukungan masyarakat.86 84 Hasbullah, Kebijakan h. 116-117. 85 Syafaruddin, Efektivitas, h. 88. 86 Hasbullah, Kebijakan h. 117.

41 Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam mengimplementasikan kebijakan perlu diperhatikan unsur-unsur penting untuk diperhatikan seperti evaluasi. Evaluasi adalah upaya untuk memantau suapaya prosedur kebijakan yang dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan memperhatikan unsur-unsur tersebut diharapkan kebijakan dapat berjalan dengan baik. Selain itu pelaksanaan kebijakan pendidikan ditentukan oleh banyak faktor. Faktor tersebut harus difahami dengan baik sehingga tujuan dari kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan efektif.

Berakaitan dengan penelitian ini berjudul implementasi kebijakan Majelis Pendidikan Al-Washliyah dalam pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah di Sumatera Utara, maka akan meneliti tentang bagaimana Majelis Pendidikan Al-Washliyah dalam pengembangan kurikulum, baik implementasi, formulasi, langkah-langkah, karakteristik, pengorganisasian, monitoring dan evaluasi. Untuk mendapatkan data tersebut sesuai dengan uraian di atas akan menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara.