• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI

A. Implementasi Kebijakan Pendidikan 1. Pengertian Kebijakan Pendidikan

6. Monitoring Kebijakan

Teori manajemen memandang bahwa kebijakan sebagai proses. Oleh sebab itu siklus terakhir dari manajemen adalah pengendalian kebijakan pendidikan. Setidaknya ada tiga dimensi pengendalian kebijakan pendidikan, yaitu: monitoring, evaluasi dan revisi.57 Monitoring merupakan fungsi manajemen yang dilakukan pada saat suatu kegiatan sedang berlangsung yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang berfungsi pada pengendalian.58

Monitoring ditujukan untuk menghasilkan informasi dalam usaha menjawab pertanyaan mengapa kebijakan atau program itu pada suatu tahap tertentu dapat menghasilkan konsekuensi demikian.59 Fungsi monitoring kebijakan pendidikan yang dilakukan setidaknya untuk empat fungsi yaitu: kepatuhan, auditing, akunting dan penjelasan/eksplanasi.60 Setelah monitoring dilakukan maka selanjutnya langkah terakhir yang dilakukan adalah evaluasi.

56

Muhdi, “Model Implementasi Kebijakan Pendidikan Kota Semarang Pada Era Otonomi Daerah,” dalam JMP, Volume 1 Nomor 2, Agustus 2012, h. 135-136.

57 Hasbullah, Kebijakan,h. 110. 58 Rusdiana, Kebijakan, h. 174. 59 Hasbullah, Kebijakan, h. 111. 60

Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 204.

33 Monitoring kebijakan pendidikan adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan. Dengan demikian fokus monitoring adalah pada pelaksanaan kebijakan pendidikan bukan pada hasilnya. dalam hal ini menyangkut komponen proses kebijakan pendidikan baik menyangkut proses pengambilan keputusan pengelolaan kelembagaan pengolahan program maupun pengolahan proses belajar mengajar. jadi monitoring merupakan usaha terus menerus untuk memahami perkembangan pelaksanaan kebijakan pendidikan mulai dari program proyek maupun kegiatan yang sedang dilaksanakan.61

Monitoring ditujukan untuk menghasilkan informasi dalam usaha menjawab alas an kebijakan atau program pada suatu tahap dalam menghasilkan konsekuensi.62 Pada dasarnya monitoring dan evaluasi adalah kegiatan untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat kinerja suatu kebijakan sejauh mana kebijakan tersebut mencapai sasaran dan tujuannya monitoring diperlukan agar kesalahan-kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan sehingga mengurangi resiko yang lebih besar evaluasi berguna untuk memberikan input bagi kebijakan yang akan datang supaya lebih baik.63

Monitoring diperlukan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Dengan monitoring diharapkan setiap kekliruan dan ketidak cocokan yang terjadi segera dapat diperbaiki dan disesuaikan.64 Monitoring adalah aktivitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang diimplementasikan dengan tujuan:

a. Menjaga agar kebijakan yang sedang diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran;

b. Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi resiko yang lebih besar; 61 Hasbullah, Kebijakan, h. 111. 62 Rusdiana, Kebijakan, h. 175. 63 Hasbullah, Kebijakan, h. 110. 64 Abidin, Kebijakan, h. 212.

34 c. Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila hasil

monitoring mengharuskan untuk itu.65

Monitoring bertujuan untuk menghasilkan informasi dalam usaha menjawab pertanyaan mengapa kebijakan atau program untuk pada suatu tahap tertentu dapat menghasilkan konsekuensi yang demikian. Monitoring sendiri terutama berhubungan dengan mendapatkan premis faktual suatu kebijakan dengan bergerak mundur dari apa yang diamati sekarang untuk meng inter prestasi kenapa yang telah terjadi sebelumnya.66 Monitoring ditujukan untuk keberhasilan pelaksanaan suatu kebijakan dengan target yang direncanakan. Informasi yang diperoleh berkenaan dengan kelemahan dan penyimpangan dalam pelaksanaan sehingga dikhawatirkan tidak dapat mencapai target dari suatu kebijakan.67

Pada dasarnya konsekuensi dari tindakan kebijakan tidak dapat diketahui secara penuh, oleh karenanya memantau tindakan kebijakan mempakan suatu keharusan. Monitoring atau pemantauan merupakan prosedur analisis kebijakan pendidikan yang digunakan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari kebijakan pendidikan. Karena memungkinkan analis mendeskripsikan hubungan antara operasi program kebijakan pendidikan dan hasilnya, maka monitoring merupakan sumber informasi utama tentang implementasi. Untuk sebagian, monitoring hanyalah istilah lain bagi usaha menggambarkan dan menjelaskan kebijakan pendidikan.68

Menurut Rawita kegiatan monitoring diarahkan untuk hal-hal tertentu, diantaranya yaitu:

a. Memastikan bahwa proses implementasi kebijakan pendidikan sejalan dengan model implementasi kebijakan pendidikan yang sesuai;

b. Memastikan bahwa implementasi kebijakan pendidikan menuju ke arah kinerja kebijakan pendidikan yang diinginkan.69

65 Hasbullah, Kebijakan, h. 111. 66 Ibid. 67 Abidin, Kebijakan, h. 212. 68 Hasbullah, Kebijakan, h. 114. 69

Ino Sutisno Rawita, Kebijakan Pendidikan (Teori, Implementasi dan Monev) (Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam Semesta, 2010), h. 149.

35 Adapun metode memonitor, menurut Riant Nugroho (2009) dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Metode survey ke lapangan;

b. Metode pemanfaatan ahli melalui model delphi ataupun hasil diskusi kelompok terfokus;

c. Metode pengawasan di balik meja (desk monitoring) dengan memanfaatkan metode triangulasi, baik triangulasi data maupun triangulasi teori.70

Monitoring merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi tentang sebab akibat dari kebijakan publik.71 Dalam melakukan monitoring, setidaknya ada 4 (empat) hal yang harus menjadi catatan orang yang melakukan monitor, empat hal tersebut yaitu:

a. Proses monitoring tidak diperkenankan mengganggu proses implementasi; b. Orang yang melakukan monitor tidak diperkenankan melakukan intervensi

karena dapat menghilangkan peluang berkembangnya diskresi atau inovasi;

c. Orang yang melakukan monitor tidak diperkenankan menyampaikan hasil monitoring kepada yang dimonitor, tetapi kepada atasan yang dimonitor; d. Orang yang melakukan monitor tidak diperkenankan mengambil anggota

dari pelaksana, atau mempunyai hubungan khusus dengan pelaksana.72

Monitoring yang dilakukan setidaknya memiliki empat fungsi dalam analisis kebijakan. Keempat fungsi monitoring tersebut yaitu:

a. Kepatuhan; yaitu membantu menentukan apakah kegiatan sesuai dengan standard an prosedur yang telah dibuat,

b. Auditing; menentukan apakah tepat sasaran,

c. Akunting; enghasilkan informasi yang membantu dalam akunting,

d. Penjelasan/ekplanasi; menghasilkan informasi yang dapat menjelaskan mengapa outcome dari kebijakan dan programnya berbeda.73

70 Hasbullah, Kebijakan, h. 114. 71 Fattah, Analisis, h.203. 72 Hasbullah, Kebijakan, h. 114.

36 Monitoring membutuhkan data dan informasi sebagai bahan untuk melakukan penilaian terhadap proses implementasi kebijakan. Data dan informasi tersebut dapat diperoleh melalui berbagai metode pengumpulan data, antara lain yaitu:

a. Metode dokumentasi, yakni dari berbagai laporan kegiatan, seperti laporan tahunan, semesteran atau bulanan;

b. Metode survey tentang implementasi kebijakan, seperangkat instrumen pertanyaan dipersiapkan sebelum melakukan survey. Tujuan survey adalah untuk menjaring data dari para stakeholders, terutama kelompok sasaran; c. Metode observasi lapangan, yaitu untuk mengamati data empiris di

lapangan dan bertujuan untuk lebih meyakinkan dalam membuat penilaian tentang proses dari kebijakan;

d. Metode wawancara dengan para stakeholder, pedoman wawancara yang menanyakan berbagai aspek yang berhubungan dengan implementasi kebijakan perlu dipersiapkan;

e. Metode campuran dari berbagai metode di atas, misalnya antara metode dokumentasi dan survey, atau metode survey dan observasi, atau dengan menggunakan ketiga atau bahkan ke empat metode di atas;

f. Focus Group Discussion (FGD), yakni dengan melakukan pertemuan dan diskusi dengan para stakeholders yang bervariasi. Dengan cara demikian, maka berbagai informasi yang lebih valid akan dapat diperoleh melalui

cross check data dan informasi dari berbagai sumber.74

Pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, observasi lapangan, dan metode wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai Kebijakan Majelis pendidikan Al-Washliyah dalam pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah di Sumatera Utara mulai dari formulasi sampai monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah usaha secara terus-menerus untuk memahami perkembangan pelaksanaan kebijakan pendidikan, mulai dari program, proyek, maupun kegiatan yang sedang dilaksanakan. tujuannya adalah untuk menghindarkan terjadinya penyimpangan, kesalahan dan keterlambatan, sehingga

73

Fattah, Analisis, h.204. 74

37 dapat diperbaiki dan diluruskan. Jadi, monitoring merupakan cara untuk membuat pernyataan yang sifatnya penjelasan tentang tindakan kebijakan pendidikan di waktu lalu maupun sekarang. Dengan demikian, monitoring terutama bermaksud untuk menetapkan data faktual tentang kebijakan pendidikan.