• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERUBAHAN KURIKULUM

3. Evaluasi Kurikulum

a. Konsep Evaluasi Kurikulum

Evaluasi dapat difahami sebagai suatu proses pengumpulan informasi untuk membantu pengambil keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan pengambil keputusan.74 Sedangkan yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum seperti yang diungkapkan oleh Tyler yang dikutip oleh Hamid Hasan menjelaskan bahwa evaluasi lebih berfokus pada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar.75 Pengertian ini merupakan pengertian awal dari evaluasi kurikulum, karena apabila dilihat dari ruang lingkup evaluasi yang dikemukakan tyler memang sangat terbatas jika dilihat dari perkembangan bidang kajian ini pada saat sekarang.

Selanjutnya Hamid Hasan juga mengutip konsep Evaluasi yang di berikan oleh Orient, yang mana Orient ini lebih menekankan pada

73Ibid.,h.78

74Hamid Hasan,Evaluasi Kurikulum,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008),h. 33 75Ibid., h.35

40

tujuan evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan (judgement). Pertimbangan yang diberikan berdasarkan kriteria yang disepakati dan data yang diperoleh dari lapangan. Pertimbangan merupakan suatu proses intrapolasi yang harus dilakukan evaluator antara data yang dikumpulkan dengan apa yang diinginkan oleh kriteria. Jika data memenuhi apa yang diinginkan oleh kriteria maka objek evaluasi dapat dikatakan berhasil. Jika tidak maka dapat dikatakan belum atau tidak berhasil.76 Konsep evaluasi yang ditawarkan oleh Orient ini sama sekali tidak mempersoalkan ruang lingkup evaluasi sebagai suatu yang penting untuk dijadikan batasan dalam rumusan definisi.

Selain konsep Evaluasi yang ditawarkan oleh Tyler dan Orient, Stufflebem dkk yang dikutip oleh Hamid Hasan juga menawarkan konsep evaluasi, mereka mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan suatu kegiatan yang menjadi bagian dari manajemen. Oleh karena itu evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif keputusan.77 Pengertian evaluasi yang ditawarkan oleh kelompok ini menempatkan evaluasi sebagai suatu kegiatan yang menjadi bagian dari manajemen. Oleh karena itu evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif keputusan.

b. Model-Model Evaluasi Kurikulum

Dalam melakukan evaluasi kurikulum, terdapat beberapa model yang dapat diterapkan diantaranya adalah, evaluasi model penelitian, evaluasi model objektif, dan model campuran multivariasi.78

76Ibid., h.36

77Sukmadinata.op. cit., h.37

1) Evaluasi model penelitian

Model evaluasi yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologi serta eksperimen lapangan. Tes psikologis atau tes psikometrik pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu tes intelegensi yang ditujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang mengukur perilaku skolastik.79

Comparative approach dalam evaluasi. Merupakan salah satu pendekatan dalam evaluasi yang menggunakan eksperimen lapangan adalah mengadakan pembandingan antara dua macam kelompok anak, umpamanya yang menggunakan dua metode belajar yang berbeda. Kelompok pertama belajar membaca dengan metode global dan kelompok lain menggunakan metode unsur. Kelompok mana yang lebih baik atau lebih berhasil? Apakah keberhasilan metode tersebut dapat ditransfer ke metode lain? Rancangan penelitian lapangan ini membutuhkan persiapan yang sangat teliti dan rinci. Besarnya sampel, variable yang terkontrol, hipotesis, treatment, tes hasil belajar dan sebaginya, perlu dirumuskan secara tepat dan rinci.80

2) Evaluasi model objektif

Evaluasi model objektif (model tujuan) berasal dari Amerika Serikat. Perbedaan model objektif dengan model komparatif adalah dalam dua hal. Pertamadalam model objektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para evaluator juga mempunyai peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada akhir pengembangan kurikulum, kegiatan penilaian ini sering disebut evaluasi sumatif. Dalam hal-hal tertentu sering evaluator 79Ibid.

42

bekerja sebagai bagian dari tim pengembang. Informasi-informasi yang diperoleh dari hasil penilaiannya digunakan untuk penyempurnaan inovasi yang sedang berjalan. Evaluasi ini sering disebut dengan evaluasi formatif. Kedua, kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tapi diukur dengan seperangkat objektif (tujuan khusus). Keberhasilan pelaksanaan kurikulum diukur oleh penguasaan siswa akan tujuan-tujuan tersebut. Para pengembang kurikulum yang menggunakan sistem intruksional (model objektif) menggunakan standar pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Tujuan dari comparative approach adalah menilai apakah kegiatan yang dilakukan kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Oleh karena itu, kedua kelompok tersebut harus ekuivalen, tetapi dalam model objektif hal itu tidak menjadi soal.81

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif yaitu: pertama ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum, kedua merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa, ketiga menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut, keempat

Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.82

3) Model Campuran Multivariasi

Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut.83 Strategi ini memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum.

81Ibid., h.185-186. 82Ibid., h.186. 83Ibid., h.188.

Seperti halnya pada eksperimen lapangan serta usaha-usaha awal dari Tylor dan Bloom, metode ini pun terlepas dari proyek evaluasi. Metode-metode tersebut masuk ke bidang kurikulum setelah komputer dan program paket berkembang yaitu tahun 1960.84 Program paket berisi program statistik yang sederhana yang tidak membutuhkan pengetahuan komputer untuk menggunakannya. Dengan berkembangnya penggunaan komputer memungkinkan studi lapangan tidak dihambat oleh kesalahan dan kelambatan. Semua masalah pengolahan statistik dapat dikerjakan dengan komputer.

Langkah-langkah model multivariasi adalah, pertama

mencari sekolah yang berminat untuk dievaluasi/diteliti, kedua

pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran sekolah tekanannya pada partisipasi yang optimal, ketiga sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya dengan metode global dan metode unsur, dapat disiapkan tes tambahan, keempat Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer,

kelima tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa variable yang berbeda.85

Model-model evaluasi kurikulum tersebut berkembang dari dan digunakan untuk mengevaluasi model atau pendekatan kurikulum tertentu. Model perbandingan lebih sesuai untuk mengevaluasi pengembangan kurikulum yang menekankan isi (content based

curriculum), model tujuan lebih sesuai digunakan dalam

pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan tujuan (Goal based curriculum)., model campuran dapat digunakan untuk

84Ibid. 85Ibid.

44

mengevaluasi baik kurikulum yang menekankan isi, tujuan maupun situasi (Situation based curriculum).86

Dokumen terkait