• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SYAIR ILIR-ILIR KARYA SUNAN KALIJAGA DAN RELEVANSINYA

PENDIDIKAN ISLAM

B. RELEVANSI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SYAIR ILIR-ILIR DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

5. Evaluasi pendidikan Islam

Rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan adalah evaluasi atau penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi setelah out put yang dihasilkannya. Jika hasilnya sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam tujuan pendidikan, maka usaha pendidikan itu dapat bernilai berhasil, tetapi jika sebaliknya, maka ia dinilai gagal.

Berdasarkan uraian diatas, maka secara sederhana evaluasi pendidikan Islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam proses pendidikan Islam. Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalm rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan Islam kepada peserta didik. Sedangkan dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan Islam dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita- citakan. Implikasi dari konsep ini adalah adanya pemilahan perhatian terhadap peserta didik, antara yang lemah diberi perhatian khusus agar ia

dapat mengejar dan memenuhi kekurangannya, sedangkan kepada yang cerdas diberikan pengayaan agar ia terus meningkatkan kemampuannya ke arah yang lebih baik lagi. (Nizar, 2002: 77).

Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental, psikologis dan spiritual-religius karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.

Sasaran evaluasi pendidikan Islam secara garis besar meliputi empat kemampuan dasar anak didik, yaitu:

1. Sikap dan pengalaman pribadinya, hubungan dengan Tuhan. 2. Sikap dan pengalaman dirinya, hubungannya dengan masyarakat. 3. Sikap dan pengalaman kehidupannya, hubungan dengan alam sekitar. 4. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah

dan selaku anggota masyarakatnya, serta selaku khalifah di muka bumi ( Arifin, 2016:162).

Di dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga juga terdapat pesan untuk melakukan evaluasi. Evaluasi yang ada di dalamnya yaitu melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri dan evaluasi terhadap orang lain atau masyarakat. Evaluasi terhadap diri sendiri seperti yang digambarkan dengan perintah untuk “nglilir” dari ketidak tahuan. Seseorang yang telah

mengevaluasi dirinya sendiri dan mengetahui bahwa dirinya masih berada dalam ketidaktahuan, maka ia harus berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran. Sedangkan evaluasi terhadap sosial, terlihat dari segi tugas seorang cah angon. Cah angon harus bisa menilai situasi dan kondisi masyarakat disekitarnya, setelah itu baru bisa menjalankan tugasnya sebagai cah angon. Disini cah angon secara langsung hidup ditengah-tengah masyarakat dan harus melakukan pengamatan terhadap situasi dan kondisinya terlebih dahulu. Kemudian berdasarkan pengamatannya cah angon baru bisa merencanakan perencanaan selanjutnya.

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pembahasan terhadap Syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga dengan kajian berupa nilai-nilai pendidikan karakter, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga mengandung nilai pendidikan karakter sebagaimana nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pendidikan Indonesia. Nilai pendidikan karakter tersebut yaitu: religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pendidikan Indonesia juga termuat di dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga baik secara tersurat maupun tersirat.

2. Relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga dengan pendidikan Islam memiliki titik persinggungan dalam empat bidang, yaitu:

a. Tujuan: kesesuaian antara nilai-nilai pendidikan karakter dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga dengan pendidikan Islam yaitu sama-sama membangun potensi spiritual yang berhubungan dengan aqidah, potensi psikologis yang berhubungan dengan tingkah laku, dan potensi sosial

yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan manusia dan hubungan dengan masyarakat.

b. Pendidik: terdapat persamaan antara pendidik yang dijelaskan dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga yang digambarkan dalam sosok cah angon dengan pendidik dalam pendidikan Islam, yaitu baik pendidik yang digambarkan dengan sosok cah angon dan pendidik dalam pendidikan Islam sama-sama membutuhkan kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan dalam menguasai materi atau kompetensi pofesional, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik atau kompetensi sosial, kemampuan pribadi yang mampu menjadi teladan bagi orang lain atau kompetensi kepribadian, dan kemampuan menggunakan strategi dan metode dalam melakukan tugasnya atau kompetensi pedagogik.

c. Materi: terdapat persamaan antara nilai-nilai yang terkandung di dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga dengan pendidikan Islam dalam memandang materi pelajaran, yaitu harus mencakup materi tentang aqidah, materi tentang ibadah, materi tentang akhlak, materi tentang jihad, dan materi tentang jasmani.

d. Metode: terdapat persamaan antara syair Ilir-ilir dengan pendidikan Islam dalam penggunaan metode pembelajaran yaitu, metode pembiasaan, metode perumpamaan, metode permainan dan metode keteladanan.

e. Evaluasi: terdapat persinggungan dalam hal evaluasi pembelajaran antara syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga dengan pendidikan Islam yaitu, dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga terdapat model evaluasi yang berbentuk partisipatoris atau melakukan pengamatan dengan terlibat secara langsung didalam objek evaluasi.

B.Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai pendidikan karakter dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga, adabeberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yaitu: pertama syair Ilir-ilir tidak hanya menjadi lagu permainan saja, melainkan bisa juga dijadikan media pendidikan dengan memetik hikmah- hikmah yang terkandung di dalamnya. Kedua, bagi praktisi pendidikan hendaknya dapat lebih menggali sumber pendidikan dari suatu karya budaya bangsa yang masih relevan dan dapat merefleksikan serta menggembangkannya menjadi suatu metode ataupun bahan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ketiga, secara umum, untuk menggali kembali kearifan lokal. Dengan adanya penelitian terhadap suatu karya besar seperti dalam syair Ilir-ilir karya Sunan Kalijaga ini yang mengandung banyak sekali nilai, sehingga nilai-nilai budaya tersebut dapat dikembangkan dalam kehidupan masyarakat.

Daftar Pustaka

Anggoro, Toha. (2007). Metode penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka. Arifin, Muzayyin. (2010). Filsafat Pendidikan Islam. 2010. Jakarta: Bumi

Aksara.

, (2016). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Aziz, Abd. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.

Chodjim, Achmad. (2015). Sunan Kalijaga Mistik Dan Makrifat, Jakarta: Serambi.

Dermawan, deni. (2013). Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset.

Fadlillah, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta : Ar-Ruzz.

(file:///C:/Users/Windows 7/Downloads/Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter _ PENDIDIKAN KARAKTER.htm). (Diakses pada 7 Juli 2017). Hadi, Surisno. (1981). Metodologi Reseach. Yogyakarta: yayasan penerbitan

Fakultas Psikologi UGM Jogjakarta.

Hermawan, Agus. (2013). Menggali Dan Meneladani Ajaran Sunan Kalijaga. Kudus: LPSK.

(http://Filosofi dan Makna Tembang Lir-Ilir Sunan Kalijaga Sebuah Hakikat Kehidupan ~ Heni Setiyaningsih.htm). (Diakses 11 Juli 2017).

(http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/tujuan-pendidikan-karakter.html). (Diakses 11 Juli 2017).

Kesuma, Dharma. (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori di Sekolah.

Langgulung, Hasan. (1992). Asas asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka al- husna.

Khaelany, Munawar J. (2014). Sunan Kalijaga Guru Orang jawa. Yogyakarta: Penerbit Araska.

Listyarti, Retno. (2012).Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, Kreatif. Jakarta: Erlangga Group.

Majid, Abdul Dan Dian Andayani. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosyda Karya.

Maslikhah. (2009). Ensiklopedia Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Maunah, Binti. (2009). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Sukses offset.

Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Naquib al-Attas, Syed M.(2003). Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam. Bandung: Mizan.

Narwanti, Sri. (2011). Pendidikan karakter penginstegrasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Nata, Abuddin. (2013). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Nata, Abuddin. (1997). Filsafat Pendidikan. Jakarta :Logos Wacana Ilmu. Nizar, Samsul. (2002). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Ruslan, Rosadi. (2010). Public Relations Dan Komunikasi. JAKARTA :

Kharisma Putra Utama.

Sadulloh, Uyoh. (2014). PEDAGOGIK (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta.

Samani, Muchlas dan Haryanto. (2011). Konsep Dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Saputro, Jhoni Hadi. (2010). Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga. Demak. Pustaka Media.

Sukardjo dan Ukim, (2009). Landasan Pendidikan : Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Tafsir, Ahmad. (2014). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Tirtarahardja, Umar dan la Sula. (2000). Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wibowo, Agus. (2012).Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Yasin, Fatah. (2008). Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Yogyakarta: UIN- Malang Press.

Zuchdi, Darmiyati. (2013). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: UNY Press. Zuchdi, Darmiyati. (2013). Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan