• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

B. Evaluasi Peran Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup

1. Menyediakan tenaga kerja

Salah satu proses dalam pembangunan kota bersih adalah menyediakan tenaga kerja. Sebelum dilakukan proses penyediaan tenaga kerja hal yang perlu dilakukan adalah menetapkan karakteristik dari tenaga kerja yang dibutuhkan serta jumlahnya masing-masing. Adapun jumlah tenaga kerja yang di sediakan dalam pembangunan kota bersih dan jumlah pegawai kebersihan sebanyak 185 orang.

Berikut hasil wawancara yang di lakukan pada informan Bantaeng:

“Dalam menyediakan tenaga kerja untuk bagian kebersihan itu kita membagai menjadi 4 zona nah didalam zona ini ada tukang bersih-bersih/penyapu jalan dan dia dipimpin oleh mandor sedangkan mandor ini dia juga diawasi pengawas dan pengawasnya itu harus PNS”

(wawancara dengan informan SU. 19 Juni 2014).

“untuk saat ini tenaga kerja yang disediakan oleh pemerintah masih kurang dalam pembangunan kota bersih, sedangkan kebersihan itukan harus menyediakan tenaga kerja yang banyak agar Kabupaten ini terjaga kebersihannya” (wawancara dengan informan AB. 20 Juni 2014).

Peran pemerintah menunjukkan bahwa penyediaan tenaga kerja belum maksimal sedangkan dalam pembangunan kota bersih itu perlu dengan tenaga kerja yang bisa menghendel kebersihan karena kebersihan merupakan upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Manfaat menjaga kebersihan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya lingkungan yang sehat, sejahtera dan nyaman.

“setiap tahun kami merekrut tenaga kerja untuk penempatan dalam bidang kebersihan dan pertamanan untuk meningkatkan kualitas pekerja disekitar pantai dan sejauh mana keterapilan mereka dalam menata ruang

” ( Wawancara dengan informan IR. 21 Juni 2014).

“gini mba semestinya pemerintah harus menyediakan tenaga kerja di setiap kecamatan tapi pada saat ini pemerintah hanya menyediakan tukang bersih disekitar kota saja” (Wawancara dengan informan HA.

23 Juni 2014).

Peran pemerintah dalam menyediakan tenaga kerja belum merata di bagian kelurahan karena kebersihan mencakup seluruh kabupaten terutama Kabupaten Bantaeng. Dalam konsep pembangunan kota bersih yang terpenting adalah memberikan arahan agar pendayagunaan sumber daya alam dilakukan secara terencana, rasional, bertanggung jawab dan sesuai dengan daya dukung yang mengutamakan kebersihan lingkungan hidup. Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan kota bersih dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu dukungan dari para tenaga kerja dan masyarakat.

“pekerja disini itu mba ada sistim kontrak antara pemerintah dan tenaga kerja dan setiap tahun itu kami di evaluasi untuk masalah kebersihan” (Wawancara dengan informan HR. 24 Juni 2014).

“kalau gaji tenaga kerja itu untuk tukan bersih 900 per bulan sedangankan untuk mandornya itu 2 juta kalau pengawasnya itu (PNS) 3,5 juta per bulan nah inilah yang diberi tanggung jawab sepenuhnya untuk mengatur kebersihan“ (Wawancara dengan informan ST. 26 Juni 2014).

Tenaga kerja itu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, dan tidak hanya melihat dari hasil atau gajinya tetapi ia juga harus menjalankan tugasnya dengan baik karena pemerintah melakukan system kontarak itu guna pembangunan kota bersiha. Kini Kabupaten Bantaeng patut dicontohi karena di Sulawesi Selatan satu-satunya kota yang telah mendapatkan penghargaan adipura sebanyak lima kali termasuk sertifikat diraih sejak 2009. Ini menunjukkan peran pemerintah benar-benar terbukti dalam menyediakan tenaga kerja di bidang kebersihan dan pertamanan.

“pembagian tugas untuk tenaga kerja ini bertahap masuk kami tidak sekaligus membersihkan dan jam kerjanya itu untuk 1 kelompok mulai jam 5 subuh sampai selesai nah untuk kelompok selanjutnya ini jam 2 siang kami bergantian lagi untuk membersihkan dan begitu seterusnya”

(wawancara dengan informan JU. 26 Juni 2014).

“kebersihan disini itu mba tidak selamanya bersih dalam seharian karena para tenaga kerja itu bertahap masuk untuk membersihkan”

(wawancara dengan informan AR. 01 Juli 2014)

Peran pemerintah dalam pembagian tugas untuk para tenaga kerja ini belum maksimal semestinya jedah waktunya itu lebih dipercepat lagi agar kebersihan di Kabupaten Bantaeng tetap terjaga dan bebas dari dedaunan atau sampah-sampah lainnya. Karena kebersihan merupakan hal yang paling utama dalam lingkungan kita dan masyarakat jga bisa merasakan inilah kebersihan yang sesungguhnnya yang dibangun oleh pemerintah.

2. Penyediaan sarana dan prasarana

Sarana dan prasana sangat pentinga dalam pembangunan kota bersih, karena sebagai alat penggerak suatu kebersihan. Sarana dan prasarana kebersihan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses pembangunan kota bersih baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga untuk mencapai suatu tujuan kebersihan. Sarana dan prasarana kebersihan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur kebersihan dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan teknologi yang sangat canggih. Sarana dan prasarana di kantor Bapedalda yaitu ruangan sekertaris, ruangan Kepala Bapedalda, ruangan pemantauan, pencegahan dan pemulihan lingkungan, ruangan pengendalian dan tata lingkungan, dan ruangan kebersihan dan pertamanan. Adapun wawancara dengan informan sebagai berikut:

“Pemerintah Kabupaten Bantaeng saat ini telah menyediakan tempat sampah, motor gandeng dan pengankut sampah untuk para pekerja dan masyarakat bantaeng agar sampahnya tidak berserakan di pinggir jalan dan para pekerja disediakan alat untuk kebutuhannya dalam membersihkan area yang telah di tentukan/dibagikan oleh pemerintah” (Wawancara dengan informan IR. 28 Juni 2014).

“Sesuai dengan penglihatan saya bahwa pemerintah telah menyediakan alat pendukung atau sarana dan prasarana tentang kebersihan sehingga terbentuklah yang namanya kota bersih dan pemerintah telah menyediakan alat pendukung seperti sumber daya manusia para pekerja ditiap RT” ( Wawancara dengan informan HA.

30 Juni 2014).

Dari hasil wawancara diatas bahwa peran pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana untuk masyarakat guna membangun kota bersih, pemerintah dan masyarakat harus menggunakan sebaik-baiknya sarana dan prasarana yang telah disedikan.

“ Pada saat ini pemerintah belum sepenuhnya menyediakan tempat sampah di pinggir jalan baik itu di tempat-tempat umum karena dana yang disediakan itu terbatas untuk menyiapkan semua sarana dan prasarana ini”

( Wawancara dengan informan IR. 01 Juli 2014).

“ Sarana dan prasara yang disediakan untuk terciptanya kota bersih adalah dengan disediakannya beberapa truk sampah di setiap sudut kota sehingga tercipta kota bersih serta disediakannya tempat sampah disetiap pinggir jalan sehingga masyarakat sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya” ( Wawancara dengan informan HE. 02 Juli 2014).

Wawancara diatas menunjukkan bahwa peran pemerintah belum sempurnah untuk menyediakan sarana dan prasana kebersihan karena dimana dana yang sangat terbatas untuk menyediakan alat pendukung kebersihan seperti tempat sampah di pinggir jalan, dan masyarakat juga belum sepenuhnya merasakan sarana yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. Adapun pendapat Nanik Darmisi mengenai sarana dan prasarana yaitu segala sesuatu yang merupakan utama terselanggaranya suatu proses dan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai makna dan tujuan. Adapun wawancara dengan informan sebagai berikut:

“ pada saat ini pemerintah masih kurang menyediakan sarana dan prasarana pemotongan rumput atau tempat sampah di pinggir jalan dan semestinya pemerintah memperbanyak personil tenaga kerja penyapu jalan dan ditempatkan disetiap kecamatan agar kebersihan bisa terjaga”

( Wawancara dengan informan NT. 04 Juli 2014)

“ untuk penampungan sampah bagi warga masyarakat pemukiman belum dapat terpenuhi dan sebagian besar warga masih belum dapat membuat tempat sampah di lingkungan rumahnya masing-masing” ( Wawancara dengan informan JU. 05 Juli 2014).

“untuk saat ini pemerintah tidak menyediakan sarana dan prasarana di daerah kami baik itu tukan bersih yang ditugaskan untuk membersihkan” (wawancara dengan informan KA. 07 Juli 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas penulis menyimpulkan bahwa kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah di Kabupaten Bantaeng untuk pembangunan kota bersih. Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan bahwa sarana dan prasarana seperti tempat sampah di pinggir jalan belum sepenuhnya merata disediakan oleh pemerintah. Kurangnya fasilitas merupakan masalah yang harus cepat diselesaikan karena hal itu mengganggu proses pembangunan kota bersih. Fasilitas yang memadai akan mendukung pembangunan kota bersih sehingga akan tercipta kenyamanan dalam pembangunan kota bersih.

Keberadaan fasilitas yang lengkap dalam suatu wilayah merupakan penunjang pembangunan dan kunci perkembangan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah.

3. Peran pemerintah sebagai fasilitator

Fasilitator adalah orang yang memberikan bantuan dalam memperlancar proses komunikasi sekelompok orang, sehingga mereka dapat memahami atau memecahkan masalah bersama-sama. Fasilitator bukanlah seseorang yang bertugas hanya memberikan pelatihan, bimbingan nasihat atau pendapat. Fasilitator harus menjadi narasumber yang baik untuk berbagai permasalahan.

a. Pemerintah sebagai narasumber

Fasilitator sebagai narasumber (resource person) karena keahliannya berperan sebagai sumber informasi sekaligus mengelola, menganalisis dan mendesiminasikan dalam berbagai cara atau pendekatan yang dianggap efektif.

Pemerintah telah melakukan upaya untuk mempertahankan kebersihan di Kabupaten Bantaeng, selain merekrut tenaga buruh yang selama ini menyapu di jalan dengan

jadwal menyapu di sore hari pihak Bapedalda juga setiap saat mengadakan sosialisasi keberbagai pihak akan pentingnya menjaga kebersihan, karena kesadaran masyarakatlah yang paling berperang dalam menjaga kebersihan, pihak Bapedalda juga menjalin kerjasama dengan pihak-pihak swasta CSR (Corporate Sosial Responsibility) untuk mempasilitasi pemerintah Bantaeng sarana dan prasarana

kebersihan. Selain itu kelompok-kelompok masyarakat harus peduli lingkungan juga tidak lepas untuk menjaga kebersihannya. Adapun soaialisasi pemerintah kepada masyarakat agar tidak buang sampah disembarang tempat berikut hasil wawancara terhadap pemerintah Kabupaten Bantaeng.

“ Kami selaku pemerintah dengan aktif memberikan pembinaan/

sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya mengelolah sampah dengan slogan 3R (Reduce=kurangi sampah, Resude=guna ulang sampah dan Recyle=daur ulang sampah) dan memberikan saran kepada masyarakat agar menjaga kebersihannya” (wawancara dengan informan IR. 07 Juli 2014).

“dengan adanya peran pemerintah sebagai fasilitator kami meningkatkan kesadaran agar menjaga kebersihan di sekitar kami, dan kami melakukan upaya atas kebersihan lingkungan, saluran dan tempat disekitarnya untuk menjaga atau meningkatkan kebersihan”

(wawancara dengan informan AT. 03 Juli 2014).

Reduce atau pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian atau pola perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Reuse atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak pakai. Recycle atau mendaur ulang adalah kegiatan mengelolah kembali atau mendaur ulang, pada prinsipnya kegiatan ini memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Peran pemerintah dalam memberikan sosialisasi terhadap masyarakat untuk mendaur ulang sampah sangat penting agar

sampah rumah tangga bisa berkurang dan menjaga kebersihan disekitarnya dan masyarakat harus paham akan konsep 3R dan juga pemerintah harus tegas kepada masyarakat yang melanggar Perda No. 14 Tahun 1999 Tentang Membuang Sampah sembarang tempat, tetapi harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

b. Pemerintah sebagai penyuluh

Pemerintah sebagai penyuluh melakukan tugas pembimbingan, konsultasi dan penyampaian materi untuk peningkatan kapasitas dan perubahan perilaku pembelajar atau masyarakat dan pada umumnya bidang kebersihan dan pertamanan.

Tugas penyuluh sebagai pelatih sangat menonjol dalam setiap pembinaan/sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan. Adapun wawancara yang dilakukan dengan informan.

“Selama saya diberikan amanah disini kami selalu melakukan sharing kepada teman-teman bagaimana cara kita untuk memberikan motivasi pada masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan menjaga lingkungannya agar sampah tidak berserakan” ( Wawancara dengan informan RU. 05 Juli 2014).

“ Selama ini kami sering melakukan pendekatan pada masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihannya dan memberikan arahan untuk mengolah sampahnya” ( Wawancara dengan informan HL. 30 Juni 2014).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah sebagai fasilitator dengan fungsi sebagai pelatih sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihannya, sehingga tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah diberikan saran untuk mengelolahnya kembali menjadi barang yang gunakan. Karena tingkan pendidikan masyarakat pada umumnya masih rendah sehingga disini dibutuhkan peran pemerintah sebagai fasilitator bagaimana

memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pembangunan kota bersih dan mengelolah sampah dengan baik.

“Dalam hal ini penyuluhan ke kampung-kampung itu masih sangat jarang dilakukan oleh pemerintah dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan” (wawancara dengan informan RE. 25 Juni 2014)

“pemerintah seharusnya membentuk Tim penyuluhan di bagian daerah kami karene masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan sampah di lingkungannya”(wawancara dengan informan AS. 26 Juni 2014)

Peran pemerintah terhadap penyuluhan masih kurang dan semestinya pemerintah sering melakukan penyuluhan ke desa-desa agar masyarakat bisa meningkatkan kesadarannya dalam kebersihan. Kegiatan penyuluhan ini guna untuk meningkatkan keyakinan masyarakat terhadap pembangunan kota bersih sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kebersihan di lingkungannya. Dimana tujuan penyuluhan ini guna mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kebersihan

“ Yang menjadi perhatian di Kabupaten Bantaeng itu masalah kebersihannya dan pembangunannya yang sementara di bangun ini, tetapi yang paling menonjol itu adalah kebersihan yang sudah mendapatkan Adipura untuk Kabupaten Bantaeng dan selama ini Kabupaten Bantaeng sudah 5 kali mendapatkan adipura termasuk sertifikatnya” ( Wawancara dengan SU 20 Juli 2014).

“ Salah satu pendukung dalam kebersihan ini adalah pemerintah melakukan kerja sama dengan instansi lain untuk menjaga kebersihannya dan mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah disembarang tempat “ ( Wawancara dengan AR 21 Juli 2014).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan Kabupaten Bantaeng yaitu pada pembangunan kota bersih yang teratur, indah,

nyaman dan asri. Dan pemerintah sangat antosias dalam pembangunan kota bersih.

Pemerintah sekarang ini sudah optimal memperhatikan kondisi kebersihan di Kabupaten Bantaeng.

“ Saat ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya kebersihan dan masyarakat masih banyak yang membuang sampah pada saluran air/sungai” ( Wawancara dengan informan IR 22 Juni 2014).

“ Penghambat dalam kebersihan itu adalah sarana dan prasarana yang sudah tua dan kurangnya tenaga kerja tukang kebersihan, nah dimana sarana dan prasarana ini yang sudah tua seperti motor sgandeng yang tidak bisa dipakai lagi untuk pengelolaan kebersihan mesin rumput yang biasa macet-macet dan tempat sampah yang jaraknya belum teratur b” ( Wawancara dengan informan AB. 22 Juni 2014).

Perilaku-perilaku yang tidak bersih dalam lingkungan masyarakat masih banyak sering ditemukan sehingga menjadi masalah tersendiri pula untuk membentuk kesadaran masyarakat untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik.

Belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka, termasuk dalam usaha meningkatkan kebersihan lingkungan. Kesadaran masyarakat perlu dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik dengan memberikan kesadaran kolektif untuk bersama-sama menunjukkan perilaku hidup bersih yang lebih baik. Upaya peningkatan perilaku hidup bersih masyarakat yang lebih baik antara lain dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang dapat membangkitkan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan asri. Kesadaran begitu penting untuk ditumbuhkan tetapi bukan dengan paksaan, pengubah perilaku individu maupun masyarakat bisa menjadi jalan masuknya yang berpikir bahwa kesadaran hanya bercik tinta yang

akhirnya mengotori dan mudah terbenam dengan perasaan yang begitu saja larut dimasa sekarang, dan tidak bisa disalahkan bahwa belum adanya kesadaran dilingkungan walau hanya hal mudah saja seperti membuang sampah pada tempatnya. Dan pemerintah seharusnya lebih memperhatikan sarana dan prasarana kebersihan di Kabupaten Bantaeng agar kebersihan lebih maju lagi kedepannya.

BAB V

KESIMPILAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan peran BAPEDALDA (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup) dalam pembangunan kota bersih di Kabupaten Bantaeng yaitu:

1. Peran pemerintah dalam menyediakan tenaga kerja yaitu ia masih kurang maksimal dalam menyediakan tenaga kerja untuk ke kecamatan yang lainnya.

2. Peran pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana yaitu pemerintah dalam hal ini masih kurang menyediakan sarana dan prasarana untuk pembangunan kota bersih dan masih banyak di pinggir jalan belum disediakan tempat sampah, motor gandeng dan mobil pengangkut sampah.

3. Pemerintah sebagai Fasilitator/penyuluhan yaitu belum maksimal dalam melakukan penyuluhan terhadap masyarakat yang berada di kelurahan/pedesaan.

Walaupun ketiga poin itu belum maksimal di sediakan oleh pemerintah namun Kabupaten Bantaeng sekarang ini cukup bersih dan patut di contohi oleh kota-kota lain agar lingkungan kita terasa nyaman, indah dan asri.

B. SARAN

Dengan memperhatikan kesimpulan di atas dan menganalisa hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis merasa perlu memberikan masukan sebagai berikut :

1. Peran pemerintah sebagai penyediaan tenaga kerja, menyediakan sarana dan prasarana, dan sebagai fasilitator/penyuluh perlu ditingkatkan agar kedepannya lebih efektif dalam menjalankan tugasnya masing-masing, agar masyarakat juga merasakan peran pemerintah dengan baik dan Kabupaten Bantaeng kedepannya meningkat dan menjadi kota yang bisa di contohi kebersihannya.

2. Hasil penelitian agar menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah dalam pembangunan kota bersih di Kabupaten Bantaeng.

DAFTAR PUSTAKA

Anggota Ikapi. 2013. Lingkungan Hidup, Bandung : Fokusmedia.

AnneAhira.com.htm 2013. Pengertian Lingkungan Hidup dan Perawatannya.

Diakses tanggal 13 januari 2013. (www. Anneahira.com.htm 2013).

Anonim.artikelbagus.com/2011/04/ peranan bapedalda dalam penegakan hukum lingkungan di kabupaten maros.htm, Diakses tanggal 22 pebruari 2014.

(http://www. Artikelbagus.com/2011/04).

H. Oka yoet, 2007. Perencanaan Dan Pengembangan, Pradnya Paramita, Jakarta.

Istianto Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan Dalam Persfektif Pelayanan Publik, Edisi 2, Jakarta: Mitra Wacana Media.

Mirsa, Renaldi. 2012. Elemen Tata Ruang Kota, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Moleong, Lexi J, 2012. Metode Penelitian Kualitatif, bandung: Remaja Rosdakarya Nugroho Riant. 2011. Manajemen Perencanaan Pembangunan, Jakarta : Elex Media

Building.

Nurmandi Achmad. 2006. Manajemen Perkotaan, Yogyakarta : Sinergi Publishing.

Siagian, 2009.Administrasi Pembangunan. PT BumiAksara, Jakarta

---, Sondang P, 2002. Teori Pembangunan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sonny Keraf. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta.

Sumarwoto, Otto, 2004, Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan, Jakarta:

Rineka Cipta

Tjokroadmodjojo, Bintoro1994. Perencanaan Pembangunan, Jakarta: CV Haji Mas Agung.

--- , Bintoro. 1995. Manajemen Pembangunan. Jakarta: CV Haji Mas Agung.

Tim Penyusun FISIPOL. 2013. Pedoman penulisan proposal penelitian dan Skripsi, Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Pengertian Lingkungan Hidup.

Undang-undang Dasar 1996 Nomor 69 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Undang-undang Dasar 1997 Nomor 47 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 2006 dan Peraturan Repoblik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 Analisis Mengenai Dampak Lingkunan (AMDAL).

Dokumen terkait