• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN

3. Pertemuan Kelompok

4.3. Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial

4.3.4. Adanya Evaluasi Program

Tabel 27. Jumlah bantuan sesuai dengan komponen/ kategori

No Tahun Jumlah Persentase

Setelah masa penyaluran, pendamping harus membuat rekonsiliasi penyaluran. Dimana rekonsiliasi berisikan jumlah bantuan KPM yang seharusnya dan jumlah bantuan yang diterima. Sehingga jika ada kekurangan aatau kelebihan yang diterima KPM, pendamping bisa dengan cepat menanggulanginya. 183 KPM sangat setuju dengan hal ini, dan 76 KPM setuju. Karena uang bantuan yang masuk sesuai dengan jumlah komponen yang mereka miliki.

Tabel 28. 4 tahap pembayaran PKH

No Tahun Jumlah Persentase

Ada 4 tahap penyaluran bantuan PKH. Pertama pada bulan Januari, kedua pada bulan April, ketiga pada bulan Juli, dan Keempat pada bulan Oktober. Ada 106 KPM yang sangat setuju dan 147 KPM yang setuju dengan hal ini. Karena memang mereka selalu menerima bantuan PKH 4 kali dalam setahun pada waktu yang sudah ditentukan. Namun ada 6 KPM yang tidak setuju, karena mereka saldo nol atau bantuannya tidak masuk di satu atau beberapa tahap penyaluran.

Tabel 29. Pertemuan kelompok dilakukan secara rutin

No Tahun Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 58 22,40

2 Setuju 201 77,60

3 Ragu-Ragu 0 0

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 259 100

Sumber: Kuesioner 2019

Ada 201 KPM yang setuju dan 58 KPM yang sangat setuju bahwa pendamping melakukan pertemuan kelompok secara rutin. Pertemuan kelompok merupakan salah satu tugas dari pendamping dan kewajiban dari KPM. Setiap bulan seharusnya diadakan pertemuan kelompok untuk terus memonitoring keadaan KPM dan menjaga komitmen KPM. Namun terkadang pendamping tidak melaksanakan tugasnya karena memang tidak ada hal yang harus dibahas, tidak

ada pemutakhiran, serta ada kegiatan atau pekerjaan kantor lainnya yang kejar deadline.

Tabel 30. Pendamping menghubungi/ mencari tahu keadaan KPM yang tidak hadir pertemuan kelompok

No Tahun Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 86 33,21

2 Setuju 173 66,79

3 Ragu-Ragu 0 0

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 259 100

Sumber: Kuesioner 2019

Berdasarkan tabel diatas, ada sebanyak 173 KPM yang setuju dan 86 KPM yang sangat setuju bahwa pendamping menghubungi/mencari tahu keadaan KPM ysng tidak hadir di pertemuan kelompok. KPM wajib hadir di pertemuan kelompok yang diadakan pendamping setiap bulannya. Sehingga apabila ada KPM yang tidak hadir, pendamping harus bertanya kepada ketua kelompok keadaan KPM tersebut. Dan apabila KPM tida hadir berturut-turut, pendamping harus mengunjungi rumah KPM siapa tahu KPM memiliki permasalahan ataupun tidak lagi komitmen.

Tabel 31. Pemutakhiran Data dilakukan

No Tahun Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 70 27,03

2 Setuju 189 72,97

3 Ragu-Ragu 0 0

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 259 100

Sumber: Kuesioner 2019

Tabel 31 menunjukkan bahwa ada sebanyak 189 KPM yang setuju dan 70 KPM yang sangat setuju bahwa pendamping selalu melaksanakan pemutakhiran data. Mereka diminta membawa berkas kategoti seperti raport ataupun kartu posyandu. Pemutakhiran dilakukan untuk mengetahui status kategori, apakah ada anak yang sudah tamat sekolah, naik kelas atau tinggal kelas, anak pindah sekolah ataupun berhenti sekolah, Begitu pula dengan lansia apakah masih hidup atau sudah tidak. Ataupun untuk melihat apakah ada warga yang harus digraduas karena keadaan ekonomi KPM yang sudah lumayan.

Tabel 32. Verifikasi dilakukan

No Tahun Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 58 22,40

2 Setuju 201 77,60

3 Ragu-Ragu 0 0

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 259 100

Sumber: Kuesioner 2019

Berdasarkan tabel 32, ada sebanyak 201 KPM yang setuju dan ada sebanyak 58 KPM yang sangat setuju bahwa pendamping melakukan verifikasi.

Verifikasi ke fasilitas pendidikan dan kesehatan adalah kegiatan monitoring atas informasi yang di dapat dari KPM. Pendamping mengunjungi sekolah-sekolah ataupun puskesmas untuk mengecek kebenaran apakah memang benar anak KPM tersebut bersekolah disana, mengecek absen, perkembangan prestasi/ nilai anak KPM, menanyakan permasalahan anak KPM ataupun ibu hamil dan balita memeriksakan kesehatan mereka atau tidak.

Tabel 33. Mendengarkan/ menjawab pengaduan KPM

No Tahun Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 106 40,93

2 Setuju 153 59,07

3 Ragu-Ragu 0 0

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 259 100

Sumber: Kuesioner 2019

Tabel 33 menjelaskan bahwa ada sebanyak 153 KPM yang setuju dan 106 KPM yang sangat setuju bahwa pendamping mendengar dan menjawab pengaduan KPM. Dengan memberikan nomor telepon kepada KPM, KPM diharapkan dapat menghubungi pendamping secara langsung ataupun melalui ketua kelompok mengenai permasalahan KPM seputar PKH.

Dengan menggunakan skala likert maka didapat hasil seperti ini mengenai:

Berdasarkan semua item dan indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas program keluarga harapan (PKH) kementerian sosial, maka hasil secara keseluruhan dapat dideskripsikan sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini:

No. Pertanyaan/ Pernyataan Skor Total Persentase Kriteria 1. Kondisi Rumah/ Tempat

5 Tempat Pembuangan Tinja 1121 86,56% Sangat Efektif 6 Kondisi Makanan

Sehari-Hari

892 69% Efektif

7 Uang PKH Digunakan Untuk Keperluan Anak Sangat Efektif Sekolah

1116 86,17% Sangat Efektif

8 Pertemuan Awal dan Validasi

1129 87,18% Sangat Efektif

9 Penjelasan Mengenai Komponen Pendidikan

1132 87,41% Sangat Efektif

10 Penjelasan Mengenai Komponen Kesehatan

1115 86,1% Sangat Efektif

11 Penjelasan Menganai 1134 87,56% Sangat Efektif

Komponen Kesejahteraan Sosial

12 Berkas Validasi 1133 87,5% Sangat Efektif

13 Cara Penyampain

Pendamping

1150 88,8% Sangat Efektif

14 Adanya Sesi Tanya Jawab 1119 86,40% Sangat Efektif 15 Pendidikan Dasar Anak

Terpenuhi (Tidak Putus Sekolah)

1093 84,40% Sangat Efektif

16 Kesadaran Akan Pentingnya Kesehatan

1094 84,48% Sangat Efektif

17 Pemenuhan Gizi bagi Ibu Hamil dan Anak Balita

1095 84,55% Sangat Efektif

18 Penerapan Kelima Modul

1140 88,03% Sangat Efektif

20 Rasa Percaya Diri/ Tidak Minder

1126 86,94% Sangat Efektif

21 Tahu Cara Menggunakan ATM

1122 86,64% Sangat Efektif

22 Jumlah Bantuan Sesuai 1112 85,86% Sangat Efektif

Dengan Komponen/

Kategori

23 4 Kali Tahap Pembayaran PKH

1183 91,35% Sangat Efektif

24 Pertemuan Kelompok 1094 84,48% Sangat Efektif 25 Pendamping Menghubungi/

Mencari Tahu Keadaan KPM yang Tidak Hadir Pertemuan Kelompok

1122 86,64% Sangat Efektif

26 Pemutakhiran Data Dilakukan

1105 85,33% Sangat Efektif

27 Verifikasi Dilakukan 1094 84,48% Sangat Efektif 28 Pendamping Selalu

Bersedia Mendengar dan Menjawab Pengaduan KPM

1189 91,81% Sangat Efektif

Interval skor kualitas PKH dari 0-259 berarti sangat tidak efektif/ sangat tidak baik/ sangat tidak setuju, dari 260-518 berarti tidak efektif/ tidak baik/ tidak setuju, dari 519-777 berarti cukup, dari 778-1036 berarti efektif/ baik/ setuju, dari 1037-1295 berarti sangat efektif/ sangat baik/ sangat setuju. Dari seluruh item per indikator, ditarik kesimpulan bahwa program keluarga harapan (PKH) kementerian sosial di Kecamatan Medan Johor berjalan dengan sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase yang lebih banyak skor totalnya mencapai 1037-1295.

BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pengaruh program merupakan hal yang sangat penting diketahui dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengaruh program dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah di capai.

Dari analisa data yang diperoleh maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan program keluarga harapan (PKH) Kementerian Sosial diawali dengan adanya data validasi dari BDT (Basic Data Terpadu) berisikan nama dan alamat. Pendamping bertugas untuk mencari calon peserta berdasarkan data validasi dan menentukan Pertemuan Awal untuk melakukan sosialisasi PKH. Ada beberapa warga yang tidak bisa menjadi peserta PKH sekalipun namanya ada di data validasi dikarenakan sudah tidak memiliki kategori/ komponen. Ada juga yang tidak memiliki KK atau KTP. Setelah menjadi peserta PKH Kementerian Sosial, KPM diminta untuk membuka buku rekening dan KKS di Bank BRI penyalur yang sudah ditentukan. KPM diberikan hak dan juga harus memenuhi kewajiban sebagai peserta PKH yaitu menyekolah anak bagi yang memiliki kategori pendidikan, memeriksa kandungan dan memakan makanan bergizi, imunisasi balita, menimbang berat dan tinggi badan bagi

yang memiliki kategori kesehatan, serta memeriksa kesehatan jika ada masalah kesehatan dan membeli makanan sehat untuk kategori kesejahteraan sosial. Bukan hanya itu, KPM juga harus hadir di pertemuan kelompok yang dijadwalkan pendamping setiap bulannya. Namun, ternyata pertemuan kelompok terkadang tidak dilaksanakan sebulan sekali sebagaimana semestinya dikarenakan ada tugas/ kegiatan lain yang harus diselesaikan pendamping. Begitupula ada KPM yang tidak hadir pertemuan kelompok tanpa memberitahukan kepda ketua kelompok. KPM wajib mengumpulkan berkas seperti raport, KTP, KK, dll pada saat pemutakhiran data atau ada perubahan data kategori serta melakoperkan status kategori, apakah anak pindah sekolah, berhenti sekolah, lansia meninggal, dsbnya. Berkas ini adalah kelengkapan agar pendamping dapat melakukan pemutakhiran data begitu pula verifikasi. Namun, ternyata ada beberapa guru yang mengatakan bahwa anak KPM PKH belum membayar SPP dan beberapa lainnya sering absen. Serta pola pikir masyarakat yang masih mengganggap bahwa bantuan Pemerintah itu hanya berpatok di jumlah uangnya padahal Pemerintah ingin membangun rasa percaya diri KPM setelah memiliki buku rekening dan ATM. KPM diharapkan lebih berani masuk ke dalam Bank serta lebih pintar menggunakan ATM. KPM juga diminta membuka mata bahwa memang pendidikan itu sangat penting untuk jangka panjang. Pendidikan yang mampu mengubahkan keadaan ekonomi KPM. Dengan bersekolah, anak KPM bisa menggunakan ijazah mereka untuk melamar pekerjaan. Begitupula setelah diberikan FDS, KPM diharapkan lebih baik dalam menjalani kehidupan berumahtangga.

2. Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial diukur dari 4 indikator, yaitu: ketepatan sasaran, adanya sosialisasi program, tercapainya tujuan program, dan adanya evaluasi program kerja. Dilihat dari ke-4 indikator ini, Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial yang ada di Kecamatan Medan Johor ini sudah berjalan dengan efektif. Dapat dilihat dari respon KPM dalam mengisi kuesioner secara keseluruhan. Hampir seluruh item pertanyaan dijawab 70% efektif ataupun sangat efektif.

5.2. Saran

Adapun saran untuk memberikan pengaruh yang positif untuk Program Keluarga Harapan (PKH) selanjutnya adalah :

1. Agar semua proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial di Kecamatan Medan Johor dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, yakni pendamping, KPM, petugas lembaga bayar (Bank BRI), aparat kecamatan, kepling, petugas FasKes dan FasDik. Masing-masing mengerjakan kewajibannya sesuai dengan job desc yang sudah ditentukan. Dan apabila ada permasalahan yang muncul, langsung ditanggapi agar pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Medan Johor dapat berjalan dengan baik dan masalah dapat diminimalisir. Begitupula dengan pendamping, harus terus melakukan tugasnya memonitoring komitmen KPM baik dalam pertemuan kelompok maupun menjalankan tugas kategori/ komponennya.

Terus berusaha mengubah mindset KPM sebagaimana yang menjadi

harapan pemerintah. Sehingga tujuan khusus dan umum PKH kementerian sosial dapat terealisasi.

2. Untuk mencapai kefektivitasan program keluarga harapan (PKH), pendamping harus memperhatikan setiap item yang nilainya masih rendah, dan memperbaikinya dalam pelaksanaan PKH sesungguhnya. Sehingga program keluarga harapan (PKH) bisa membawa masyarakat keluar dari garis kemiskinan.

Dokumen terkait