• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Evaluasi Program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Berikut hasil evaluasi program Pengembangan Kampoeng Batik

commit to user

DESKRIPSI LOKASI DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Evaluasi Program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Berikut hasil evaluasi program Pengembangan Kampoeng Batik

Laweyan dengan terfokus pada 3 (tiga) indikator yaitu efektivitas, responsivitas, dan ketepatan :

a) Efektivitas

Dalam hal ini ketercapaian pelaksanaan rencana program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan masuk dalam kegiatan evaluasi berkaitan dengan indikator efektivitas, karena berkaitan dengan ketercapaian pelaksanaan program. Dalam grand design berkaitan dengan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, berikut beberapa ketercapaian pelaksanaan program :

1. Grand Design Tata Ruang

Berdasarkan program ini ada beberapa hal yang sudah dicapai berkaitan dengan penataan kawasan Kampoeng Batik Laweyan sehingga diharapkan dari penataan kawasan ini dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Kampoeng Batik Laweyan. Pencapaian-pencapaian tersebut antara lain :

a. Kawasan Kampoeng Batik Laweyan telah ditata seapik mungkin sehingga kawasan tersebut terlihat lebih rapi dan apik. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :

Gambar 25

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

b. Telah dibangunnya gapura sebagai simbol memasuki kawasan Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan sebagai berikut :

Gambar 26

Gapura Masuk Kawasan Wisata Kampoeng Batik Laweyan

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan c. Telah dibangunnya tugu sebagai simbol Kawasan Wisata

Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :

Gambar 27

Tugu Simbol Kampoeng Batik Laweyan

Sumber : www.kampoenglaweyan.com

d. Menciptakan kawasan wisata dengan konsep utama "Rumahku Galeriku", yang artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai show-room sekaligus rumah produksi. Konsep pengembangan ini untuk memunculkan nuansa batik yang dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik. Konsep utama “Rumahku Galeriku” tersebut dapat terlihat dalam beberapa contoh gambar berikut ini :

Gambar 28

Sumber : www.kampoenglaweyan.com

e. Telah dibangunnya selter untuk tempat duduk sehingga diharapkan dengan dibangunnya selter ini dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :

Gambar 29 Selter Tempat Duduk

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan f. Terdapatnya peta kawasan Kampoeng Batik Laweyan yang

terpasang di jalan kawasan wisata tersebut yang berfungsi untuk mempermudah wisatawan yang akan mengunjungi suatu tempat yang ada di kawasan wisata Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :

Peta Kawasan Kampoeng Batik Laweyan

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan 2. Grand Design Ekonomi

Berkaitan dengan program ini, berikut beberapa hal yang telah dilakukan oleh FPKBL berkaitan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian di Laweyan :

a. Melakukan kegiatan promosi memperkenalkan Kampoeng Batik Laweyan. Bentuk sarana promosi yang dilakukan yaitu melalui media cetak, elektronik, dan internet. Promosi Kampoeng melalui media internet dapat dibuka melalui website www.kampoenglaweyan.com. Dan berikut contoh promosi Kampoeng Batik Laweyan melalui sarana media cetak dan elektronik :

Gambar 31

Sarana Promosi Media Cetak

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

Gambar 32

Proses Pembuatan Sarana Promosi Media Elektronik Televisi

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

b. Mengadakan beberapa event yang berkaitan dengan pengenalan Batik Laweyan kepada masyarakat. Event-event tersebut berupa

pameran batik, seni pertunjukan, maupun fashion show seperti yang tergambarkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 33

Event Pameran, Seni Pertunjukan, Fashion Show sebagai sarana Pengenalan Batik Asli Laweyan

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Dari beberapa kegiatan berkaitan dengan pelaksanaan program grand design ekonomi, pelaksanaan program tersebut dapat dikatakan sukses. Kesuksesan tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya perekonomian di Laweyan. Berikut merupakan grafik pertumbuhan rata-rata pengusaha batik Laweyan :

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan 3. Grand Design Konservasi

Berkaitan dengan program ini yang dilakukakan antara lain memperbaiki bangunan (konservasi bangunan) yang ada di Laweyan. Revitalisasi bangunan ini didasarkan pada kondisi bangunan yang dirasa perlu untuk diperbaiki karena bangunan tersebut merupakan bangunan peninggalan sejarah yang perlu untuk dirawat dan dijaga kelestariannya. Bangunan-bangunan yang dilakukan revitalisasi antara lain :

a. Langgar Makmur; b. Langgar Merdeka; c. Langgar Laweyan; d. Rumah K.H. Samanhudi; e. Makam Ki Ageng Henis;

0 100 200 300 400 500 600 310 355 405 455 580 Gambar 34

Grafik Pertumbuhan Rata-Rata Pengusaha Batik per Bulan dalam Juta Rupiah

f. Bangunan-bangunan rumah peninggalan juragan batik yang dipengaruhi arsitektur tradisional Jawa, Eropa, Cina, dan Islam; g. Dan sebagainya.

Berikut contoh kegiatan konservasi bangunan dan rencana konservasi tempat-tempat bersejarah yang ada di Kampoeng Batik Laweyan :

Gambar 35

Sekretariat-Pusat Informasi dan Promosi Kampoeng Batik Laweyan dalam Tahap Konservasi

Gambar 36

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan 4. Grand Design Sosial Budaya

Berkaitan dengan program ini, pihak dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan berupaya untuk melestarikan segala kesenian tradisional sosial budaya yang ada di Laweyan. Beberapa bentuk kesenian tradisional sosial budaya yang ada di Laweyan antara lain adalah pertunjukan musik keroncong, pertunjukan musik karwitan, pergelaran wayang kulit, pertunjukan tari anak, dan lain sebagainya. Beberapa tradisi sosial budaya yang ada di Laweyan dilestarikan karena hal tersebut merupakan warisan leluhur yang menjadi identitas dan ciri khas budaya yang ada di Laweyan sehingga perlu dilestarikan keberadaannya. Selain itu tradisi yang unik dan jarang ditemukan di tempat-tempat lain itu juga dapat menjadi

aset seni pertunjukan yang dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Laweyan.

5. Grand Design Manajemen

Program ini dirancang dan disusun untuk memperbaiki manajemen pengelolaan Kampoeng Laweyan agar program-program yang ada dapat tercapai. Dalam pelaksanaan program ini dapat dikatakan sukses tercapai, hal tersebut terbukti dengan terbentuknya susunan kepengurusan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) yang mantap dan terorganisir dengan baik yang dipimpin oleh Ir. Alpha Febela Priyatmono M.T. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) melakukan tugas utama melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dengan dibantu instansi- instansi terkait dan unsur-unsur masyarakat lainnya meliputi Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perindustrian, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, FEDEP (Forum for Economic Development and Employment

Promotion), PTN/PTS, lembaga-lembaga pendidikan, serta instansi/

lembaga dan dinas lain yang terkait. 6. Grand Design Pemanfaatan Teknologi IT

Program ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi IT untuk memperkenalkan Kampoeng Batik Laweyan kepada masyarakat di luar Laweyan maupun kepada masyarakat mancanegara. Melalui

media internet, pelaksanaan program ini berhasil dilakukan dengan bantuan kerjasama dari beberapa pihak antara lain kerjasama dengan INTEL Corp. Dengan media internet Kampoeng Batik Laweyan diperkenalkan kepada masyarakat luas dari sisi sejarah, produk, paket wisata, dan sebagainya. Promosi Kampoeng Batik Laweyan melalui media internet tersebut dapat dilihat di website www.kampoenglaweyan.com. Dalam website tersebut kita dapat mengetahui sejarah berdirinya Kampoeng Batik Laweyan, bermacam- macam jenis produk yang dihasilkan di Kampoeng Batik Laweyan, macam-macam wisata yang ditawarkan di Kampoeng Batik Laweyan, bermacam-macam kegiatan dan aktivitas yang berhubungan dengan Kampoeng Batik Laweyan, dan sebagainya. Berikut gambaran dari website Kampoeng Batik Laweyan tersebut :

Gambar 37

Gambaran dari Website Kampoeng Batik Laweyan

Selain beberapa ketercapaian dari pelaksanaan rencana program yang telah dijabarkan di atas, ada beberapa hal lain yang telah dicapai berkaitan dengan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan berdasarkan indikator efektivitas, antara lain :

1. Semakin dikenalnya Kampoeng Batik Laweyan oleh masyarakat di luar Laweyan, bahkan hingga mancanegara berkat kesuksesan promosi yang dilakukan oleh pihak FPKBL maupun atas bantuan PEMKOT Surakarta. Bukti dari semakin dikenalnya Kampoeng Batik Laweyan oleh masyarakat di luar Laweyan, bahkan hingga mancanegara tersebut adalah banyaknya wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengadakan kunjungan ke Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut dapat tergambarkan dengan beberapa kunjungan di periode tahun 2012, seperti :

a. Pada bulan Agustus 2012 Kampoeng Batik Laweyan mendapat kunjungan dari 12 Calon Duta Besar RI periode angkatan 2012 guna mendalami materi khususnya tentang potensi dan kemajuan pembangunan di daerah yang dapat dipromosikan di Luar Negeri. b. Adanya beberapa kunjungan dari luar negeri di tahun 2012, seperti

kunjungan rombongan mahasiswa AMSA (Asian Medical Student

Association) dari Taiwan pada tanggal 28 Juli 2012, kunjungan

rombongan Dubes Suriname dan beberapa pejabat Dinas Koperasi pada tanggal 29 Februari 2012 guna melihat langsung proses pembuatan batik tulis dan batik cap serta membahas rencana

kerjasama pengiriman instruktur batik ke Suriname guna melatih warga di sana yang berminat belajar batik, kunjungan dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization) pada

tanggal 21 Februari 2012, dan sebagainya.

2. Terciptanya beberapa variasi kreasi batik dalam bentuk lain selain kain dan pakaian di Kampoeng Laweyan seperti dalam bentuk perlengkapan ibadah berbahan motif batik, tirai batik, taplak batik, bantal batik, lukisan batik, boneka batik, batik wayang beber, kap lampu batik, karpet batik, seprei dan bed cover batik, tas batik, souvenir batik, dan masih banyak kreasi bentuk dengan corak batik lainnya.

3. FPKBL mulai mengadakan kerjasama dengan beberapa pihak berkaitan dengan pengembangan usaha batik di Kampoeng Laweyan, seperti halnya :

a. Bekerjasama dengan INTEL Corp dalam rangka mendokumentasikan Peran IT [Teknologi Informasi] dalam proses produksi dan pemasaran batik di Kampoeng Batik Laweyan. b. Bekerjasama dengan Tehno Park Surakarta berkaitan dengan

perencanaan Batik Go Green atau batik dengan menggunakan warna alam.

c. Bekerjasama dengan UNIBA (Universitas Islam Batik Surakarta) dan dengan Sekolah Pariwisata Sahid dengan tujuan untuk mempromosikan wisata batik di Kampoeng Laweyan.

d. Bekerjasama dengan dengan beberapa pihak sekolahan berkaitan dengan kegiatan edukasi batik yang diadakan di Kampoeng Batik Laweyan.

e. Dan masih banyak bentuk kerjasama dengan pihak lainnya dalam rangka pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.

4. Terwujudnya rencana pembuatan Batik Go Green, yaitu batik dengan menggunakan bahan dasar warna alam. Bahan tersebut misalnya warna kuning diperoleh dari warna alami kunyit, warna hijau berasal dari daun pepaya, warna ungu dari buah manggis, dan lain sebagainya.

Gambar 38

Bahan Alami Pembuatan Batik Go Green

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan 5. Terwujudnya usaha revitalisasi atau perbaikan sejumlah fasilitas yang

ada di Kampoeng Batik Laweyan pada tahun 2007-2008 dengan bantuan dari PEMKOT Surakarta sebesar ± 500 juta. Usaha revitalisasi tersebut antara lain seperti :

b. Adanya pembangunan pagar tanaman, pergola, selter tempat orang duduk, lampu-lampu hias di Kampoeng Laweyan, dan sebagainya. c. Adanya perbaikan sejumlah tempat-tempat bersejarah yang

menjadi tujuan wisata di Kampoeng Laweyan seperti Langgar Merdeka, Makam Ki Ageng Menis, dan sebagainya.

6. Terwujudnya pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) guna mendukung usaha pemerintah dalam rangka penyelamatan lingkungan. Kampoeng Laweyan membangun IPAL yang berfungsi mengolah air limbah industri sehingga layak untuk dialirkan kembali ke sungai tanpa polutan. Sejak saat ini seluruh pengusaha batik di laweyan berpartisipasi dalam upaya mereduksi pencemaran lingkungan dan ini merupakan nilai tambah Laweyan dibanding kawasan industri lainnya. Proyek ini terselenggara berkat bantuan dari pemerintah Jerman.

Gambar 39

7. Kampoeng batik Laweyan semakin banyak diminati untuk menjadi tujuan studi banding baik itu dari kalangan mahasiswa, pelajar, maupun masyarakat yang ingin belajar tentang tata cara proses pembuatan batik.

8. Jumlah pengunjung Kampoeng Batik Laweyan selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat tergambarkan dari tabel dan grafik sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Kampoeng Batik Laweyan Periode Tahun 2004 – 2008 Tahun Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Jumlah Total Jumlah Pengunjung 7920 23040 47520 73440 128520 280440 Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

Gambar 40

Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Kampoeng Batik Laweyan Periode Tahun 2004 – 2008

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

9. Sarana dan prasarana pendukung pariwisata di sekitar Kampoeng Batik Laweyan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, seperti sarana dan prasarana hotel dan penginapan, industri kuliner, dan usaha-usaha pendukung lainnya. Hal tersebut terlihat dari tabel dan grafik berikut :

100.000

10.000

Tabel 3.2

Pertumbuhan Industri Hotel dan Penginapan di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah

Usaha 1 2 3 3 13 13 15 15

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Gambar 41

Grafik Pertumbuhan Industri Hotel dan Penginapan di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Tabel 3.3

Pertumbuhan Industri Kuliner

di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah

Usaha 4 6 7 7 8 9 9 10

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

Gambar 42

Grafik Pertumbuhan Industri Kuliner

di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

Dari hasil penelitian berkaitan dengan indikator efektivitas dalam pelaksanaan program pembangunan Kampoeng Batik Laweyan, dapat diambil suatu penilaian/dievaluasi bahwa pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dinilai dari aspek efektivitas sudah sesuai dengan target/harapan. Hal tersebut terbukti dengan telah tercapainya beberapa tujuan dari pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Namun demikian ada beberapa target yang belum dapat tercapai sepenuhnya karena terkendala beberapa hal yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program. Beberapa hal yang belum tercapai tersebut diantaranya antara lain :

1. Belum terealisasikannya pengadaan lahan parkir khusus untuk para wisatawan, sehingga menyebabkan arus lalu lintas di sekitar

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

dengan jumlah yang cukup besar dan menggunakan bus-bus wisata. Belum terealisasikannya pengadaan lahan parkir tersebut disebabkan karena kurang tersedianya lahan.

2. Belum terealisasikannya pengadaan sejumlah fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana di Kampoeng Laweyan disebabkan karena terbatasnya dana anggaran.

3. Belum terealisasikannya kembali acara Selawenan yang diadakan tiap tanggal 25 setiap bulannya dimana acara tersebut dapat memperkenalkan potensi-potensi sosial dan budaya yang terdapat di Kampoeng Batik Laweyan. Belum terealisasikannya kembali acara Selawenan tersebut disebabkan karena terbatasnya dana pengadaan acara.

b) Responsivitas

Dari hasil penelitian berkaitan dengan indikator responsivitas dalam pelaksanaan program pembangunan Kampoeng Batik Laweyan, dapat diambil suatu penilaian/dievaluasi bahwa dari aspek responsivitas, program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dapat memberikan kepuasan pada kelompok masyarakat tertentu seperti Pemerintah Kota Surakarta, para pengusaha batik di Kampoeng Laweyan secara khusus, serta masyarakat di Kampoeng Laweyan.

Hasil evaluasi/ penilaian tersebut didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Arif Budiman Effendi selaku Kepala Bidang Teknologi Informasi FPKBL sebagai berikut :

“Program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan memang membawa keuntungan bagi sejumlah pihak. Dari pihak PEMKOT Surakarta program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dinilai dapat memajukan aspek pariwisata di kota Surakarta sekaligus mengenalkan batik asli Solo ke masyarakat secara lebih luas, dengan kemajuan tersebut maka perekonomian di kota Surakarta pun akan mengalami kemajuan yang menguntungkan masyarakat Kota Surakarta sendiri. Namun pihak yang mendapat keuntungan paling besar adalah masyarakat di sekitar Kampoeng Laweyan dan para pengusaha batik di Kampoeng Laweyan. Hal tersebut disebabkan karena dengan adanya program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, perekonomian di Kampoeng Laweyan semakin mengalami kemajuan yang baik, selain itu usaha yang dijalankan oleh para pengusaha batik di Kampoeng Laweyan selalu mengalami kemajuan pesat. Salah satu bukti dari hal itu adalah jumlah industri batik di Laweyan selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.”

(Wawancara tanggal 12 Juli 2012) Tabel 3.4

Pertumbuhan Industri Batik

di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah

Usaha 22 34 36 37 56 72 87 90

Gambar 43

Grafik Pertumbuhan Industri Batik

di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011

Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

c) Ketepatan

Dari hasil penelitian berkaitan dengan indikator ketepatan dalam pelaksanaan program pembangunan Kampoeng Batik Laweyan, dapat diambil suatu penilaian/dievaluasi bahwa dari aspek ketepatan, program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dapat memberikan manfaat tertentu, baik itu manfaat bagi para pengusaha batik di Laweyan, bagi masyarakat di Laweyan, maupun bagi Pemerintah dalam rangka kemajuan pembangunan perekonomian di kota Surakarta.

D. Faktor-faktor Pendukung, Penghambat, dan Harapan Pelaksanaan