BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Evaluasi Program Penyuluhan Sistem SRI
Evaluasi program dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk kegiatan penilaian dan pengukuran mengenai keberhargaan atau manfaat suatu program secara sistematis. Defenisi yang lebih luas adalah evaluasi program merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui wilayah-wilayah keputusan, sumber informasi yang sesuai, untuk kemudian menganalisis informasi tersebut dalam bentuk data yang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dengan demikian evaluasi program SRI dapat diartikan sebagai sebuah proses penilaian keberhasilan program SRI yang telah dijalankan, berdasarkan standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas objek yang dievaluasi.
Standar objektif tersebut disajikan dalam sebuah indikator kinerja yang dibangun berdasarkan model evaluasi CIPP.
Tabel 5.1 Penilaian Program Sistem SRI di Daerah Penelitian
No Indikator Kinerja Nilai yang diharapkan
Nilai yang diperoleh
Keterca-paian (%)
1 Penyusunan program penyuluhan Sistem SRI didasarkan pada kebutuhan petani.
4 3,4 85
2
Program penyuluhan Sistem SRI dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.
4 3,2 82
3
Tujuan akhir dari program penyuluhan Sistem SRI berupa peningkatan hasil produksi dan pendapatan petani.
4 3,4 85
4 Program disusun untuk menyediakan sarana dan
4 3,6 89
39 prasarana pendukung sesuai
dengan kebutuhan petani.
Jumlah 16 13,7 85,3
1 Keterlibatan petani dalam perencanaan penyuluhan pertanian sistem SRI.
4 3,3 84
2 Komunikasi antara kelompok tani
dan penyuluh. 4 3,4 84
3 Penyuluhan dan pelatihan oleh PPL kepada petani.
4 3,4 86
4 Kesiapan petani dalam
menerapkan Sistem SRI 4 3,3 82
5 Interaksi dan komunikasi antara
petani dan penyuluh 4 3,4 86
Jumlah 20 16,9 84,5
1 Keterlaksanaan program penyuluhan Sistem SRI.
4 3,4 86
2 Frekuensi penyuluhan Sistem
SRI. 4 3,4 84
3 Frekuensi pelaksanaan
pengawasan oleh penyuluh. 4 3,2 79
4
Penyuluh dapat memenuhi keinginan yang sesuai dengan kebutuhan petani mengatur jadwal dan pola tanam
4 3,4 86
2
Peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam pengendalian OPT pada tanaman padi
4 3,3 84
3 Pengurangan tingkat kegagalan
panen dan serangan hama 4 3,2 80
40 berusahatani
Jumlah 32 29,3 89,8
Total 84 73,48 87,48
Sumber: Pengolahan Data 2021
Berdasarkan Tabel 5.1 indikator tersebut didapatlah hasil yang kemudian ditransformasikan secara bertahap. Yang pertama melalui indikator Context (konteks) program SRI di daerah penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2 Hasil Transformasi Penilaian Program Pada Indikator Context
No Indikator Kinerja (Context)
Penilaian Skor Responden
A % B % C % D %
1 Penyusunan program penyuluhan Sistem SRI didasarkan pada
kebutuhan petani.
17 58,6 12 41,4 0 0 0 0 2 Program penyuluhan
Sistem SRI dilakukan
4 Program disusun untuk menyediakan sarana
Sumber: Lampiran 2 (diolah), 2021
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pada indikator Context (konteks) dalam program sistem SRI di daerah penelitian berjalan dengan baik,
41
dimana responden menjawab A sebanyak 17 dengan persentase rataan 58,6%, sebanyak 12 menjawab B dengan persentase rataan 41,4%. Tidak ada yang menjawab C (Tidak Berhasil) dan D (Sangat Tidak Berhasil). Dari rata-rata jawaban tersebut maka dari komponen konteks dapat dikatakan program SRI berhasil.
Kemudian yang kedua adalah melalui indikator Input (masukan) program SRI di daerah penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.3 Hasil Transformasi Penelitian Program Pada Indikator Input (Masukan)
No Indikator Kinerja Input
Penilaian Skor Responden
A % B % C % D %
1 Keterlibatan petani dalam perencanaan penyuluhan
pertanian sistem SRI.
19 65,5 10 34,5 0 0 0 0
2 Komunikasi antara kelompok tani dan
4 Kesiapan petani dalam menerapkan
Sistem SRI. 21 72,4 8 27,6 0 0 0 0
5 Interaksi antara
penyuluh dan petani 16 55,2 13 44,8 0 0 0 0
Rataan 18 62,08 11 37,9 0 0 0 0
Sumber: Lampiran 3 (diolah), 2021
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat Input (masukan) yang terdiri atas, partisipasi petani, kesiapan kelompok tani, penyuluhan oleh penyuluh, kesiapan petani, dan komunikasi yang terjalin adalah sangat berhasil. Karena sebanyak
42
62,08% menjawab A, kemudian 37,92% menjawab B, serta tidak ada yang menjawab C dan D.
Selanjutnya yang ketiga adalah indikator Process (proses) dimana untuk melihat bagaimana proses penyampaian program kepada petani yang dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Hasil Transformasi Penilaian Program Pada Indikator Process
No Indikator Proses (Process)
Penilaian Skor Responden
A % B % C % D %
1 Terlaksananya program
penyuluhan SRI 16 55,2 13 44,8 0 0 0 0
2 Frekuensi penyuluhan
SRI 18 62,1 11 37,9 0 0 0 0
3
Frekuensi pelaksanaan pengawasan oleh penyuluh
24 82,8 5 17,2 0 0 0 0
4 Proses penyampaian
informasi oleh penyuluh 12 41,4 17 58,6 0 0 0 0 Rataan 17,5 60,4 11,5 39,6 0 0 0 0 Sumber: Lampiran 3 (diolah), 2021
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa proses penyampaian program oleh penyuluh berjalan dengan baik dimana persentase penilaian petani responden rata-rata adalah menjawab A sebanyak 60,4%, menjawab B sebanyak 39,6%, menjawab C dan D sebanyak 0%.
Terakhir adalah indikator Product (produk), untuk mengetahui hasil setelah program disampaikan dan ditetapkan untuk menjadi acuan dalam perbaikan program selanjutnya. Dapat dilihat pada Tabel 5.5.
43
Tabel 5.5 Hasil Transformasi Penilaian Program Pada Indikator Produk
No Indikator Kinerja Produk OPT pada tanaman padi
19 65,5 10 34,5 0 0 0 0 8 Peningkatan kerjasama
dalam berusahatani 16 55,2 13 44,8 0 0 0 0
Rataan 24,5 84,5 4,5 15,5 0 0 0 0
Sumber: Lampiran 3 (diolah), 2021
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa hasil penyampaian dan penerapan program oleh petani terhadap usahataninya berjalan dengan baik, dimana persentase rata-rata petani responden menjawab A sebanyak 84,5%, B sebanyak 4,5%, C dan D sebanyak 0%. Kedelapan indikator penilaian yang telah diuraikan di atas, kemudian secara keseluruhan indikator tersebut dapat ditransformasikan dalam Tabel 5.6 hasil transformasi penilaian program SRI di bawah ini.
44 Tabel 5.6 Hasil Penilaian Program Sistem SRI
No Indikator Nilai yang
diharapkan
Nilai yang diperoleh
% Ketercapaian
1 Context (Konteks) 16 13,7 85,3
2 Input (Masukan) 20 16,9 84,5
3 Process (Proses) 16 13,6 84,9
4 Product (Produk) 32 29,3 89,8
Jumlah 84 73,48 87,48
Sumber: Lampiran 2, 3, 4, 5 (diolah), 2021
Berdasarkan Tabel 5.6 tersebut dapat diketahui bahwa setiap indikator nilai yang diharapkan adalah berada pada range 4-32, dan 73,48 adalah nilai yang berada pada range 71-84 yang artinya adalah Program Sangat Berhasil.
Indikator Context (konteks), sebesar 13,7 dengan persen ketercapaian 85,3%, hal ini menjelaskan pada indikator ini penyusunan program penyuluhan sistem SRI dikatakan sangat berhasil atau berjalan sangat baik karena program dibuat untuk meningkatkan hasil produksi petani, dibuat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani, dan dibuat berdasarkan kebutuhan petani.
Indikator Input (masukan) nilai yang diperoleh sebesar 16,9 dengan persentase ketercapaian adalah 8,5%, hasil ini menjelaskan indikator penyusunan program sistem SRI dikatakan sangat berhasil, dan berjalan dengan baik. Dalam hal ini partisipasi petani dalam program penyuluhan SRI sangat terlibat, kesiapan kelompok tani dalam program penyuluhan SRI sangat terlibat, penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh petugas PPL kepada petani sangat berhasil, kesiapan petani dalam menerapkan SRI sangat berhasil, dan komunikasi yang terjadi antara kelompok tani dan penyuluh sangat berhasil.
45
Indikator Process (proses) nilai yang diperoleh adalah 13,6 dengan persentase ketercapaian adalah 84,9% adalah angka yang menunjukkan bahwa program sangat berhasil dan berjalan dengan baik. Karena program SRI terlaksana dengan sangat baik, frekuensi penyuluhan SRI sangat baik, frekuensi pelaksanaan pengawasan oleh penyuluh sangat baik, dan proses penyampaian informasi oleh penyuluh sangat baik.
Indikator Product (produk) nilai yang diperoleh adalah 29,3 dengan persentase ketercapaian 89,5%, hasil ini menunjukkan bahwa penyusunan program SRI adalah sangat berhasil. Dimana peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam mengatur jadwal dan pola tanam sangat berhasil, peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam pengendalian OPT sangat berhasil, pengurangan tingkat kegagalan panen dan serangan hama sangat berhasil, peningkatan produksi sangat berhasil, peningkatan produktivitas sangat berhasil, peningkatan penerimaan sangat berhasil, peningkatan pendapatan sangat berhasil, dan peningkatan kerjasama dalam berusaha tani sangat berhasil.