• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVOLUSI HEWAN

Dalam dokumen BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM (Halaman 147-165)

Evolusi hewan diduga diawali dengan peralihan dari prokayota menjadi protozoa. Mirip dengan proses evolusi pada tumbuhan ditahap awal, evolusi berlangsung melalui endosimbiosis. Dari protozoa barulah terbentuk hewan metazoan yang bersel banyak seperti Porifera dan Coelenterata. Pertanyaan yang penting untuk

perubahan tersebut?. Beberapa pendapat telah dikemukakan oleh para ahli. Ada yang berpendapat bahwa ketika bumi hanya dihuni oleh hewan uniseluler tentulah rantai makanan sangat sederhana. Bakteri dan Protozoa yang bersel tunggal( uniseluler) hanya bersifat heterotrof , yakni hanya memakan alga biru atau bakteri lain yang sudah mati. Itu menyebabkan populasi alga biru ini menjadi sangat tinggi. Hal tersebut menimbulkan persaingan antar mereka menjadi besar. Dari banyak penelitian ekologi diketahui bahwa suatu jenis menjadi semakin berkembang bila ada jenis lain yang dapat memakan mereka. Alga biru mengalami proses evolusi karena ada perbedaan habitat dan persaingan antar populasi dan intra populasi. Evolusi ini kemudian melahirkan bentuk hidup yang berbeda. Lahirlah alga biru yang berkoloni dan berbentuk filament. Perbedaan bentuk hidup alaga biru ini kemudian mendorong lahirnya bermacam-macam tipe protozoa. Dari yang hanya mempunyai pseudopodia , punya flagella, bercillia atau malah yang parasit. Pola rantai makanan berubah, dari hanya heterotrof mulai ada yang phagotrof. Protozoa yang mempunyai pseudopodia mulai mengambil makanan dengan cara phagositosis. Persaingan untuk mendapat kan makanan antar hewan protozoa makin meningkat . Muncul herbivore dan carnivore. Carnivora dalam hal ini beberapa protozoa mulai memakan protozoa yang lain. Situasi ini dimanfaatkan pula oleh beberapa protozoa untuk berkoloni guna memudahkan mendapatkan makanan. Koloni protozoa inilah yang diduga menjadi awal pembentukan hewan multiseluler. Fosil yang dijumpai antara lain NOd osuria, Polystomella, Globigerina.

Hewan Porifera diduga berasal dari koloni seperti ini. Meskipun tidak ada bukti fosil yang meyakinkan tentang terbentuknya Porifera dari koloni Protozoa, para peneliti seperti Ernst Haeckel mengajukan teori Gastraea. Teori ini mencoba menerangkan bahwa pembenukan porifera kemungkinan melalui fase seperti ontogeny hewan. Dalam ontogeny diketahui bahwa embryo yang multiselluer terbentuk dari zigot yang membelah melalui stadium morula, blastula dan gastrula.( Lihat embryologi pada Amphibia). Begitlah selanjutnya diperikrakan dari Protozoa proses evolusi berjalan kedua arah. Satu cabang kearah Porifera dan cabang yang lain kearah Coelenterarata. Dari Coelenterata berkembang ketiga arah. Arah pertama proses evolusi menghasilkan cacing Platyhelminthes. Arah kedua menghasilkan kelompok Annelida dan arah yang ketiga menghasilkan vertebrata dan echinodermata. Dari

Annelida kemudian berevolusi kedua arah. Arah pertama ke Arthropoda dan yang kedua ke Molluska. Evolusi hewan Vertebrata diawali dengan klas Pisces berkembang menjadi amphibia, reptilia , aves dan terakhir mammalia. Dalam klas mammalian kemudian belangsung pula evolusi kebanyak arah seperti adanya kelompok yang mengembangkan alat gerak menyerupai burung sehingga terbentuk kelompok kelelawar, marsupialia, cetacean , monotremata, primate dan carnivore. Bentuk antara seperti Monotremata yang bertelur dan sekaligus menyusui memperkuat dugaan bahwa ada hubungan antara Aves dan Mammalia. Hal yang sama juga dapat dilihat dari adanya hubungan kesamaan antara Reptilia yang bersisik dengan mammalian yang bersisik seperti Manis javanica ( trenggiling).

Selanjutnya dari kelompok primate diduga evolusi berjalan kearah terbentuknya Hominid . Fosil fosil hominid seperti Australopithecus, Pithecanthropus yang banyak dikenal diperkirakan menjadi bukti keterkaitan manusia (Homo sapiens) dengan primate yang lain. Banyak ahli memperkirakan nenek moyang manusia adalah hominid seperti Pithecanthropus dan beberapa hominid lain.

Diskusi yang intensif masih tetap berlangsung apakah nenek moyang manusia adalah primate yang telah dikemukakan diatas ataukah ada jalur lain, ataukah manusia terbentuk secara tersendiri. Namun yang jelas seperti telah dinyatakan terdahulu ,semua makhluk tersebut terbentuk dari sebuah awal adanya evolusi dari bahan kimia. Manusia dan makhluk lainnya sama- sama terbentu dan tercipta dari bahan- bahan kimia. Bahan kimia mungkin berasal dari air, tanah atau dari udara.

5.Bukti-Bukti Evolusi

Bukti bukti evolusi dapat dibagi kedalam kelompok sebagai berikut. : Metzler ( 1983) misalnya mengajukan bukti-bukti sbb

1. Bukti dari susunan tubuh dan struktur makluk hidup saat ini.

Seluruh makhluk hidup diketahui tersusun dari sel. Baik yang satu sel maupun yang bersel banyak. Bila dibandingkan satu hewan dengan hewan yang lain ada persamaan dan ada perbedaan. Ada hewan yang sangat mirip satu sama lain. Sehingga mereka disebut satu spesies ( jenis). Ada yang mulai mempunyai perbedaan tapi masih memiliki banyak persamaan , lalu

hutan. Ayam tersebut meski mempunyai kemiripan dengan itik atau beberapa burung lain. Tapi jelas juga mempunyai perbedaan. Adanya kemiripan dan perbedaan tersebut dapat menjadi alasan untuk mengatakan bahwa mereka mungkin dulu berasal dari nenek moyang yang sama lalu kemudian mengalami perubahan ( baca evolusi).

Organ organ pada makhluk yang berbeda seperti jantung pada ikan, katak, reptil, burung dan mammalian meskipun mempunyai perbedaan tapi tetap dapat diturunkan dari suatu bentuk awal berupa pembuluh darah yang menebal. Tangan manusia, tangan monyet, sirip pada kura-kura laut dan beberapa hewan lain juga dapat dilihat kesamaannya. Organ seperti itu disebut denga organ yang homolog. Jadi adanya organ yang homolog ini mungkin menjadi petunjuk adanya kesamaan asal usul.

2. Bukti- bukti paleontologi.

Dari fosil-fosil yang telah ditemukan ada petunjuk bahwa fosil tersebut dapat dikaitkan dengan makhluk hidup yang ada saat ini. Fosil ini dapat pula ditentukan usianya. Karena itu orang dapat memperkirakan kapan kira-kira satu kelompok makhluk hidup terbentuk. Misalnya kapan ikan mulai terbentuk dan kapan pula monyet terbentuk. Perbedaan usia fosil tersebut seakan member petunjuk bahwa hewan tidak terbentuk sekali gus . Artinya ada pembentukan bertahap. Untuk beberapa kelompok organisme seperti kuda ada fosil yang menunjukkan urutan pembentukan yang relatif jelas. Dari pengamatan terhadap fosil juga dapat diketahui adanya bentuk peralihan antara dua kelompok organism. Misalnya peralihan dari reptil ke burung seperti ditunjukkan oleh fosil Archaeopteryx.

Fosil tersebut juga memberi petunjuk bahwa perubahan organ yang sudah terjadi tidak bisa berbalik. Artinya sekali sudah berubah kesatu bentuk tertentu organ tidak bisa berbalik kebentuk semula ( irreversible). Misalnya pengurangan jumlah jari pada kuda atau badak tidak bisa berbalik. Kehilangan gigi pada burung dalam perkembangan selanjutnya tidak pernah muncul kembali.

Hewan hewan yang tubuhnya mirip juga mempunyai kelakuan yang agak sama. Jenis jenis itik yang tubuhnya mirip meski berbeda jenisnya tingkah lakunya amat mirip. Sapi, banteng yang diduga dekat hubungan kekeluargaannya juga mempunyai tingkah laku yang hamper sama.

4. Bukti Parasitologi

Hewan hewan parasit terkait sangat erat dengan inangnya. Jadi ada parasit yang sangat spesifik untuk hewan dan kelompok terdekatnya. Inang yang berkerabat dekat juga mempunyai parasit yang agak berkerabat. Misalnya kutu manusia juga ada pada simpanse tapi kutu tersebut tidak dapat berkembang pada hewan lain. Artinya bila ada kelompok organisme mempunyai kesamaan parasit maka hampir dapat dipastikan mereka juga berasal dari nenek moyang yang sama atau berdekatan.

5. kiaBukti-bukti Biokimia.

Seluruh makhluk hidup memiliki kesamaan yang tak terbantah.Kesamaan tersebut antara lain meliputi :

- Struktur dasar kimiawi ( seperti adanya DNA dan RNA)

- Katalisator yang berupa enzim yang mengandung protein

- Cara mendapatkan energy melalui Glikolisis 6, Mekanisme evolusi

Bagaimana sesungguhnya evolusi berlangsung diperkirakan secara berbeda oleh banyak ahli;

Berikut ini ditampilkan mekanisme evolusi oleh berbagai ahli seperti yang dikemukakan oleh Metzler (1983):

1. Teori Lamarck

Menurut Lamarck perubahan organ pada mahkluk terkait dengan pemanfaatan organ tersebut. Organ yang dipergunakan dengan cara terentu akan menghasilkan bentuk organ tertentu pula. Misalnya jerapah berleher panjang karena nenek moyang mereka dulu suka menjulurkan leher untuk mencapai daun dari pohon pohon yang agak tinggi, Semakin tinggi daun yang akan dijangkau maka akan makin panjang pula leher jerapah. Sebaliknya bila

Lamarck kehilangan kaki pada ular terjadi karena tidak dipergunakan. Teori ini dibantah oleh banyak ahli.

2. Teori Darwin

Menurut Darwin perubahan organ terjadi karena seleksi alam. Menurut Darwin makhluk hidup mengahasilkan banyak keturunan, bahkan lebih banyak dari yang diperlkan untuk mempertahankan kelestarian jenis. Sementara tempat hidup yang cocok untuk keturunan tersebut tidak bertambah. Keturunan yang dihasilkan dari pasangan induk yang sama justru tudak persis sama. Artinya ada variasi. Karena adanya jumlah individu yang banyak dan ruang yang tetap maka individu-individu yang mempunyai keuntungan variasi akan lebih mudah bertahan dan berkembang . Individu lain yang karakternya tidak cocok dengan lingkungan tentu sulit untuk bertahan. Situasi inilah yang disebut oleh Darwin dengan seleksi alam. Berarti selalu dari waktu kewaktu terjadi perubahan menuju penyempurnaan karakter supaya lebih dapat bertahan. Perubahan tersebut dapat menghasilkan jenis jenis yang berbeda dari nenek moyangnya sehingga dapt dianggap sebagai suatu jenis tersendiri.

3. Teori sintesis.

Teori yang berkembang saat ini untuk menjelaskan mekanisme evolusi disebut teori sintesis sebab teori ini merupakan sintesis dari berbagai disiplin ilmu. Yang terpenting adalah genetika dan genetika populasi. Menurut teori ini bukan individu yang berevolusi tetapi populasi. Populasi dengan lingkungan tertentu akan mengalami perubahan genetis yang satu ketika diwariskan pada generasi berikut. Perubahan genetis bisa saja terjadi selain karena keuntungan seleksi tapi juga karena mutasi. Mutasi berarti ada perubahan gen dari suatu individu.

25. EKOLOGI

Konsep Populasi, Komunitas dan Ekosistem

Makhluk hidup yang hidup bersama dalam suatu tempat dalam lingkungan yang sama, membentuk suatu kesatuan yang saling pengaruh-mempengaruhi. Satu jenis makhluk hidup dipengaruhi oleh jenis-jenis lain, jenis makhluk hidup yang lain dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan sebaliknya. Demikian seterusnya sehingga mereka merupakan suatu organisasi yang hidup rumit. Kesatuan organisasi semua makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan dimana mereka hidup atau tinggal disebut ekosistem. Hutan, laut, padang rumput, ataupun gurun merupakan suatu contoh ekosistem yang luas. Sedangkan aquarium merupakan ekosistem buatan yang kecil. Sementara itu sekumpulan individu yang sejenis yang menempati satu daerah yang sama disebut populasi. Seluruh populasi dari jenis-jenis makhluk hidup yang berbeda-beda yang hidup ditempat yang sama dapat membentuk suatu komunitas. Semua komunitas yang ada diatas bumi ini membentuk suatu ekosistem global yang disebut biosfer.

Pertumbuhan dan Dinamika Populasi

Kepadatan atau densitas suatu populasi pada suatu tempat tergantung beberapa faktor :

1. Kelahiran (natalitas) dan kematian (mortalitas). Kelahiran menyebabkan

populasi bertambah dan kematian menyebabkan populasi berkurang. 2. Perpindahan (migrasi). Migrasi yang menambah populasi disebut imigrasi

(migrasi masuk) dan migrasi yang mengurangi populasi disebut emigrasi (migrasi keluar). Jika angka kelahiran nihil, sedangkan angka kematian sangat besar, maka kepadatan populasi yang bersangkutan akan terus menurun. Jika hal tersebut terjadi dalam waktu lama, seluruh anggota populasi dapat habis atau punah. Sebaliknya, jika angka kelahiran suatu populasi tinggi dan angka kematiannya rendah atau bahkan nihil, maka populasi tersebut mengalami pertumbuhan. Jadi laju peretumbuhan populasi

Komponen-komponen Ekosistem Suatu ekosistem tersusun dari komponen biotik dan abiotik : 1. Komponen biotik

Tanaman menjadi sumber makanan hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Herbivora mungkin menjadi mangsa hewan buas (karnivora).

a. Produsen

Komponen biotik yang paling banyak jumlahnya adalah jenis tumbuhan berhijau daun atau dikenal dengan tumbuhan yang mampu membuat makanan sendiri. Organisme produsen adalah organisme yang mengandung, zat warana atau pigmen yang mampu menyerap energi cahaya dari matahari dan mengggunakan energi ini untuk menggerakkan proses kimia. Melalui rangkaian reaksi kimia, air dari akar dan gas karbon dioksida (CO2) dari udara, membentuk makanan

tumbuhan gula yang disebut glukosa. Glukosa diubah jadi tenaga yaitu dengan cara membakarnya (dioksidasi). Sebagian glukosa yang dihasilkan tidak semuanya habis dipakai, sebagian besar disimpan sebagai cadangan makanan di dalam akar (umbi-umbian), batang (sagu, tebu).

b. Konsumen

Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi hewan dan manusia. Oleh karena itu, untuk memperoleh makanan, hewan dan manusia memakan tumbuhan atau hewan lain. Misalnya ulat makan daun, burung betet makan ulat, dan elang makan burung betet. Untuk memperoleh makanannya, konsumen sangat bergantung pada produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen tingkat I. Misalnya ulat yang makan daun; ulat disebut konsumen tingkat I. Hewan yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II. Misalnya burung yang makan ulat; burung disebut konsumen II, dan seterusnya.

c. Pengurai (dekomposer)

Pengurai (dekomposer) bertugas menguraikan kembali zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan jamur yang bersifat saprofit. Makhluk saprofit merupakan makhluk hidup yang hidup pada sampah atau sisa makhluk hidup.

Dengan adanya bakteri dan jamur saprofit, hewan dan tumbuhan yang mati dibusukkan.zat-zat yang menyusun tubuh diuraikan menjadi zat sederhana dan dikembalikan ke lingkungan. Dengan demikian, lingkungan kita tidak ditimbuni oleh sampah tumbuhan dan hewan yang mati.

Dari uraian tentang komponen biotik (produsen, konsumen, dan pengurai) dapat kita simpulkan bahwa produsen dibutuhkan oleh konsumen I, konsumen I dibutuhkan oleh konsumen II, konsumen II dibutuhkan oleh konsumen III, dan seterusnya. Produsen dan konsumen yang mati akan diuraikan oleh pengurai (dekomposer).

2. Komponen abiotik

Abiotik berasal dari kata a dan biotik, artinya semua benda tak hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem, misalnya air, tanah, pasir, cahaya dan suhu. Faktor biotik dan faktor abiotik tidak dapat dipisahkan, harus melihatnya sebagai suatu kesatuan. Di dalam ekosistem, makhluk-makhluk hidup (faktor biotik) berinteraksi baik antara sesama makhluk hidup itu sendiri, atau antara makhluk hidup dengan lingkungannya (faktor abiotik). Pengaruh lingkungan terhadap makhluk-makhluk hidup yang berada di dalam lingkungan itu disebut aksi, sebaliknya makhluk- makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi.

Tipe ekosistem

Pada dasarnya ada dua tipe ekosistem. Tipe pertama disebut ekosistem autotrof, yaitu ekosistem yang di dalamnya memiliki sumber energi berupa populasi-populasi autrotof sebagai produser, atau hanya terdiri dari produsen dan dekomposer beserta detrivor. Tipe kedua ialah ekosistem heterotrof, yaitu ekosistem yang tidak memiliki produser. Pada tempat pembuangan sampah akhir (TPA) terbentuk ekosistem yang tersusun atas detrivor / scavender berupa hewan tanah dan dekomposer berupa bakteri dan jamur pengurai. Ekosistem heterotrofik akan segera sirna jika pasokan energinya terhenti.

ada pula yang merugikan. Suatu kehidupan bersama antara dua makhluk hidup yang berada dalam hubungan yang erat disebut simbiosis. Berdasarkan sifat untung rugi diantara kedua makhluk hidup yang hidup bersama itu, simbiosis dibedakan menjadi: 1. Simbiosis mutualisme adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang

berbeda dan saling menguntungkan.

2. Simbiosis komensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua makhluk

hidup yang berdampak satu makhluk hidup mendapat keuntungan, sedangkan makhluk

hidup yang lain tidak mendapat keuntungan dan tidak pula dirugikan.

3. Simbiosis parasitisme adalah kehidupan bersama antara dua macam makhluk hidup yang berdampak makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan, sedangkan makhluk hidup yang lain dirugikan. Makhluk hidup yang mendapat keuntungan disebut parasit, sedangkan makhluk hidup yang dirugikan disebut inang.

4. Amensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua macam makhluk hidup yang berdampak makhluk hidup yang satu dirugikan, sedangkan makhluk hidup yang lain tidak memperoleh keuntungan. Contohnya jamur penisilin dan bakteri.

Tingkatan trofik, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida

Tingkatan di dalam ekosistem yang berkait dengan aliran energi dan organisme satu ke tingkatan lain disebut Tingkatan trofik. Ada populasi-populasi yang menduduki peran sebagai produsen sebagai tingkatan tropik pertama. Ada populasi-populasi yang menduduki peran sebagai konsumen pertama, sehingga berkedudukan sebagai

tingkatan tropik kedua, dan seterusnya. Tingkatan tropik akan membentuk berbagai model piramida makanan tergantung pada banyaknya individu penyusun populasi yang terlibat di dalamnya.

Hubungan makan-memakan sebagai upaya untuk memperoleh energi dalam tingkatan tropik membentuk hubungan seperti mata rantai. Oleh karena itu hubungan yang membentuk mata rantai disebut rantai makanan. Jika banyak populasi yang terlibat dan hubungan satu sama lain membentuk bangun seperti jaring-jaring atau net, maka disebut jaring-jaring makanan.

Pencemaran Dan Penanggulangannya

Pencemaran adalah lepasnya bahan-bahan atau limbah ke lingkungan yang dapat mengganggu kehidupan dengan kata lain pencemaran adalah masuknya zat energi, makhluk hidup atau komponen lain ke dalam lingkungan sehingga tatanan lingkungan menjadi berubah. Perubahan lingkungan atau perubahan kualitas lingkungan dapat terjadi akibat ulah manusia atau proses alam zat atau bahan yang menyebabkan terjadinya polusi disebut polutan. Dengan demikian suatu zat dapat disebut polutan bila:

1) Jumlahnya melebihi batasnormal 2) Berada pada tempat yang tidak tepat 3) Berada pada waktu yang tidak tepat Pencemaran Air

Air tawar merupakan sumber air bagi tanaman, hewan, manusia, dan organisme lain. Air tawar juga merupakan tempat pencemaran limbah kita. Polutan lain yang dapat terbawa air dan masuk ke sungai adalah berupa bahan organik, misalnya pupuk untuk tanaman, dan partikel kecil. Kegiatan manusia kadang mencemari sumber air, sungai, danau, dan pantai. Pencemaran ini mempengaruhi makhluk hidup di air. Bahkan, dapat mencemari manusia atau menyebabkan penyakit.

Pencemaran Udara

Penyebab pencemaran udara ada dua macam yaitu:

 Faktor internal, berupa debu yang berterbangan akibat tiupan angin, debu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi, gas-gas vulkanik, dan proses pembusukan sampah.

 Faktor eksternal, (hasil kegiatan manusia). Misalnya hasil pembakaran bahan bakar fosil, serbuk hasil kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Tabel Persentase Komponen Pulotan dari Kendaraan Bermotor

No. Komponen polutan Prosentase

1. 2. 3. 4. CO NOx SOx HC 70,50% 8,89% 0,88% 18,34%

Perkiraan persentase tersebut adalah apabila gas buangan dari corong knalpot diangggap memenuhi persyaratan pembakaran yang benar. Bila gas buangan yang keluar dari knalpot berupa asap tebal dan berwarna hitam, dapat dikatakan bahwa prosentase hidrokarbon dan partikel lain jauh lebih besar.

Pencemaran Tanah

Sampah plastik dan kaca termasuk pencemaran tanah. Kalau logam masih dapat berkarat dan akhirnya akan hancur meskipun dalam jangka waktu yang relatif lama, namun barang-barang yang terbuat dari plastik lebih sukar hancur. Plastik dan logam juga tidak dapat ditembus oleh akar tumbuhan, sehingga akan menghambat perpanjangan akar tumbuhan. Untuk mencegah pencemaran ini kita harus mengembangkan plastik yang dapat terurai.

Upaya penggulangan pencemaran

Masih ada sebagian dari kita yang masih kurang menyadari bahaya pencemaran. Oleh karena itu salah satu upaya untuk mengatasi pencemaran adalah memberikan pemahaman pada seluruh penduduk tentang bahayanya pencemaran. Upaya yang lain yang dapat dilakukan adalah menangani limbah agar tidak agar tidak menjadi bahan pencemar. Untuk mengatasi limbah plastik dan logam dilakukan daur ulang. Limbah plastik dan logam tersebut dilebur kemudian dijadikan bahan untuk membentuk peralatan. Agar supaya limbah pabrik tidak mencemari sungai, maka sebelum limbah dibuang ke sungai terlebih dahulu dilakukan pengolahan untuk mengurangi atau jika mungkin meniadakan bahan-bahan berbahaya yang ada di limbah tersebut.

Upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan juga dapat dilakukan dengan menghasilkan bahan-bahan yang dapat diurai oleh mikroorganisme bila bahan tersebut dibuang. Misalnya, sekarang sudah dihasilkan sabun yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biogradable), sehingga aman meskipun limbahnya terbuang ke sungai. Penanganan limbah nuklir dilakukan dengan jalan menyimpan dalam tabung-tabung dan mengolahnya kembali, agar jangan sampai keluar mencemari lingkungan.

26. ETOLOGI (PERILAKU HEWAN)

Setiap mahluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap bertahan sebagai mahluk hidup maka mereka harus mampu melakukan adaptasi baik pada level populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.

Jika ditelaa berbagai macam interaksi pada mahluk hidup, maka banyak sekali contoh pola-pola perilaku yang diperlihatkan pada hewan dari berbagai taksa. Kajian mengenai perilaku tersebut telah dilakukan sejak lama oleh para peneliti dimana hewan dapat berkomunikasi, bergerak, melakukan interaksi social, dan mencari makanan. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mengkaji bagaimana hewan-hewan berperilaku di lingkungan dalam berbagai situasi dengan pola yang spesifik.

Dalam klasifikasinya, perilaku hewan dapat dikategorikan menjadi dua yang dilandaskan kepada bagaimana perilaku tersebut bisa terbentuk atau dimiliki suatu spesies atau individu. Dua jenis perlikau itu adalah :

1. Perilaku alami (yang diperoleh tidak dengan proses belajar tetapi didasari oleh genotip dan interaksinya dengan lingkungan)

2. Perilaku akibat belajar yang hanya dapat dimiliki oleh suatu hewan jika telah mengalami suatu pelajaran baik oleh kejadian tertentu yang menimbulkan pengalaman atau memang karena adanya serangkaian pembelajaran yang

Dalam dokumen BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM (Halaman 147-165)