• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filum Chordata (G.Chorda=tali)

Dalam dokumen BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM (Halaman 129-147)

SISTEM HORMON (ENDOKRIN)

B. Subkingdom Metazoa (Tubuh Terdiri Atas Banyak Sel ) I Filum Porifera (L.Porus = lubang kecil;Ferre = mengandung)

IX. Filum Chordata (G.Chorda=tali)

Tubuh bilateral simetris, saluran pencernaan lengkap, mempunyai korda pada bagian medio-dorsal, kadang-kadang hanya pada tingkat embrio. Syaraf pusat dibagian medio- dorsal.

 Subfilum 1. Tunicata (G.Tunica=mantel penutup). Korda dan pusat syaraf dibagian dorsal hanya pada tingkat larva, sedangkan dewasa mempunyai tunika. Contoh:Ciona,hewan yang hidup dilaut

 Subfilum 2. Cephalochordata (G.Cephalo = kepala). Kordata terentang hingga kebagian kepala, bentuk seperti ikan. Contoh : Eranchiostoma, hewan ini lebih dikenal dengan nama Amphioxus

 Subfilum 3. Agnatha (G.Gnatos=rahang). Bentuk seperti ikan, tak mempunyai rahang dan sirip yang berpasangan. Contoh: Pteomyzon, hewan ini menempel pada ikan dan memakan dagingnya.

 Subfilum 4. Gnathostomata (G.Gnathos=rahang;stoma=mulut). Mempunyai rahang serta sirip berpasangan atau anggota tubuh. Agnatha dan Gnathostomata dikelompokkan sebagai hewan vertebrata.

1). Superkelas Pisces (L.Piscis=ikan )

Hewan bersifat aquatik sirip berpasangan (s.pektoral dan s.pelvik) dan sirip tunggal (s.dorsal, s.kaudal, s.anal), bernafas dengan insang, rongga hidung tidak berhubungan dengan rongga mulut.

a. Kelas Chondrichthyes (G.Chondros=rawan;ichthys=ikan). Ikan bertulang rawan, sisik runcing, halus, mengarah kebelakang, mulut ventral dengan gigi- gigi tajam. Punya beberapa pasang celah insang, kebanyakan hidup di laut. b. Kelas Osteicthyes (G. osteon=tulang; ichthys=ikan). Bangsa ikan bertulang

sejati, mulut biasanya terminal, insang ditutup operkulum dan biasanya sisiknya pipih. Contoh Cyprinus carpio (Cypriniformes, Cyprinidae).

2). Superkelas Tetrapoda

Vertebrata biasanya hidup didarat (secara sekunder menjadi akuatik), berkaki empat, rangka dari tulang, rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut

a. Kelas Amphibia (G.Amphi=kedua belah;bios=hidup). Hewan yang hidup didaratan dan diair (tak pernah dilaut). Contoh Bufo melanoctitus, kodok. b. Kelas Reptilia (L. Repere=merayap). Kulit keras, sering bersisik, bernafas

dengan paru-paru, biasanya bertelur dan bersifat poikilothermal. Contoh :

Phyton reticulates, ular sanca, Crocodillus prosus, buaya.

c. Kelas Aves (L. avis=burung). Tubuh ditutupi oleh bulu, anggota depan menjadi sayap.Bagian depan distal bersisik, tak bergigi, mulut berparuh, dilapisi oleh zat tanduk Contoh Columba livia, merpati.

d. Kelas Mamalia. Tubuh ditutupi rambut, mempunyai kelenjar susu untuk meyusui anak-anaknya.Vertebtre leher biasanya 7 ruas.Termasuk hewan homoithermal Contoh: Babi Sus vitatus, babi hutan, Pongo pygmaeus orang hutan di Sumatera.

23. GENETIKA

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk-beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor Mendel. Dalam genetika kita mengenal istilah gen dan kromosom yang merupakan wujud fisik dari karakter-karakter yang ditransfer dari generasi ke generasi.

Kromosom adalah suatu unit struktural seperti benang yang membawa gen dan terdapat dalam inti sel. Sepasang kromosom adalah "homolog" sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut alel. Gen adalah satuan informasi genetik pembawa sifat yang berupa urutan nukleotida pada DNA. Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. Alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.

Secara morfologi, kromosom terdiri atas lengan kromosom, sentromer (tempat melekatnya dua lengan kromosom) serta kinektokor (bagian sentromer yang menghubungkan kromatid dengan gelendong mitotik).

Gambar Struktur kromosom

Berdasarkan posisi sentromernya, kromosom dibedakan atas beberapa tipe, yaitu :  Metasentrik yaitu kromosom dengan sentromer terletak tepat ditengah-tengah

sehingga lengan kromosom sama panjang

 Submetasentrik yaitu kromosom dengan sentromer hampir ke tengah sehingga lengan kromosom terbagi tidak sama panjang

 Telosentrik yaitu kromosom dengan sentromer terletak di ujung lengan lengan

Sedangkan berdasarkan lokasinya, kromosom terbagi atas dua tipe yaitu :

 Kromosom somatik (kromosom tubuh) yaitu kromosom yang terdapat pada sel-sel tubuh yang berada dalam bentuk pasangan (diploid)

 Kromosom seks (gonosom) yaitu kromosom yang terdapat dalam sel-sel kelamin (ovum dan sperma) yang berada dalam bentuk tunggal (haploid) Di dalam kromosom terdapat jalinan DNA yang kompleks yang dikemas oleh suatu protein histon sehingga termampatkan sedemikian rupa. Tiap unit DNA (deoxyribonucleat acid) tersusun atas pasangan basa (purin dan pirimidin) yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen dan rangka utama berupa gula-fosfat. Struktur DNA ini berupa double helix.

Hereditas dan Persilangan

Istilah-istilah penting dalam persilangan :

 Parental (P): induk atau tetua yang melakukan persilangan  Filial (F) atau turunan : individu hasil persilangan

 Fenotip : karakter individu yang teramati secara langsung, misalnya karakter fisik warna

 Genotip : komposisi genetik individu yang tidak tampak

 Dominan : karakter yang menutupi ekspresi dari karakter lain (dilambangkan dengan huruf kapital)

 Resesif : karakter yang ditutupi oleh ekspresi karakter lain (dilambangkan dengan huruf kecil)

 Epistasis : penutupan ekspresi dari suatu gen oleh gen lain yang bukan alelnya

 Intermediet : karakter yang sama-sama kuat dalam ekspresinya, sehingga tidak ada yang tertutup atau menutupi

 Homozigot : kondisi dimana genotip bersifat seragam (dominan atau resesf saja, misal RR dan rr

 Heterozigot : kondisi dimana genotip beragam atau terdiri atas dua perfoma (dominan dan resesif), misal : Rr

Peranan reproduksi seksual

Mekanisme pewarisan sifat dari tetua kepada anak atau keturunannya tidak terlepas dari proses reproduksi seksual. Dalam reproduksi seksual, unit penting yang saling bersatu adalah sperma (sel dengan segala perangkat genetiknya dari individu jantan) dan ovum (dari individu betina). Kedua unit sel reproduktif tersebut akan melebur (fertilisasi) dan membentuk cikal bakal individu baru berupa zigot. Dengan demikian, sifat turunannya merupakan kombinasi dari dua sifat dari tetua (jantan dan betina atau ayah dan ibu). Dari proses reproduksi seksual dapat diketahui bahwa material genetik dalam sel-sel kelamin akan bergabung secara bebas saat fertilisasi dan pada awalnya terpisah secara bebas pula saat gametogenesis (pembentukan sel- sel gamet: spermatogenesis dan oogenesis).

Konsep-Konsep Penting Mendel

Mendel mempelajari beberapa sifat pada tanaman kapri seperti tinggi tanaman, warna bunga dan lain-lainnya yang bersifat dominan dan resesif. Hasil percobaan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya sifat (ciri) dari salah satu tetua yang muncul. Pada generasi F2, semua ciri yang dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan muncul kembali. Mendel menarik kesimpulan penting sebagai berikut :

 Setiap sifat organisme ditentukan oleh pasangan dari unit-unit faktor yang berbeda (gen). Setiap individu memiliki dua unit faktor yang bersama-sama mengendalikan ekspresi dari suatu sifat tertentu. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

 Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat pembentukan gamet, setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas.

 Perbandingan pada F2 untuk ciri dominan : resesif = 3 : 1, terjadi karena adanya proses penggabungan secara acak antara gamet-gamet betina dan

Hukum Mendel I : Pada pembentukan gamet (gametogenesis), unit faktor yang merupakan pasangan akan disegregasikan secara bebas ke dalam dua sel anak. Jika satu individu mengandung sepasang unit faktor (misal : keduanya untuk tinggi), maka semua gamet menerima satu unit faktor tinggi. Jika satu individu mengandung sepasang unit faktor yang tidak sama (misal : 1 untuk tinggi; 1 untuk pendek), maka masing-masing gamet mempunyai probabilitas 50% untuk mendapat unit faktor untuk tinggi dan 50% untuk pendek. Hukum Mendel II : Jika dua individu berbeda dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak tergantung dari pasangan sifat yang lain (Prinsip segregasi bebas). Tipe-tipe persilangan

Berdasarkan sifat atau karakter inidividu yang mengalami persilangan, maka terdapat berbagai tipe persilangan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda

Dapat dianalisa dengan mengawinkan dua strain parental yang masing-masing memperlihatkan satu sifat yang berbeda. Dalam kondisi dominan-resesif penuh, hasil persilangan pada generasi pertama (F1) akan memperlihatkan karakter dominan seluruhnya, dan pada generasi kedua (F2) baru akan muncul karakter dominan dan resesif secara bersamaan. Rasio fenotip pada F1 100% dominan, sedangkan pada F2 adalah 3 :1 (dominan : resesif). Dalam kondisi kodominan (intermediet), fenotip F1 memperlihatkan karakter yang berbeda dengan tetua, sedangkan pada F2 akan muncul 3 macam fenotip. Rasio fenotip F1 100% fenotip intermediet, sedangkan pada F2, rasio fenotip adalah 1 : 2 : 1 (dominan : intermediet : resesif).

b. Persilangan dihibrid ( persilangan dengan dua sifat beda)

Secara umum, perkawinan atau persilangan alamiah melibatkan seluruh karakter yang dimiliki oleh kedua tetua. Oleh sebab itu, persilangan dua individu dengan lebih dari satu sifat beda lebih mungkin terjadi daripada persilangan dengan satu sifat beda. Dalam kondisi dominan-resesif penuh, rasio fenotip pada F1 adalah 100% mencirikan karakter dominan, sedangkan pada F2, rasionya menjadi 9 : 3 : 3 : 1 c. Pola-Pola Hereditas

Orang yang mula-mula mendalami hal pola-pola hereditas adalah W.S. Sutton dari Amerika Serikat. Menurut Sutton bila ada gen-gen yang mengendalikan dua sifat beda bertempat pada kromosom yang sama, gen-gen itu tak dapat memisalkan diri

secara bebas lebih-lebih bila gen-gen itu berdekatan lokusnya, maka akan berkecenderungan untuk selalu memisah bersama-sama. Peristiwa ini disebut linkage

(pautan). Ada kalanya kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang dimiliki tetapi hanya sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh kromosom pasangannya. Peristiwa ini disebut crossing-over (pindah silang). Kejadian ini diteliti oleh morgan.

Determinasi Seks Dan Pautan Seks (Seks Linkage)

Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan oleh kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah dikenal 1 pasang kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom Y. Individu jantan terjadi jika terdapat komposisi kromosom seks XY sedang betina jika komposisinya XX. Hal ini sebaliknya terjadi pada aves yaitu jantan adalah XX sedangkan betinanya XY. Pautan sex adalah suatu sifat yang diturunkan yang tergabung dalam gonosom. Sebagai contoh: lalat buah betina mata merah (dominan) dikawinkan dengan lalat buah jantan mata putih (resesif) ——> F1 semua bermata merah. Tetapi pada F2 semua yang bermata putih adalah jantan. Hal ini menunjukan bahwa sifat "bermata putih" merupakan sifat yang terpaut pada kromosom Y.

Determinasi sex pada Drosophila, jantan XY dan betina XX Hereditas pada manusia

Determinasi seks pada manusia juga ditentukan oleh kromosom X dan Y. Karena jumlah kromosom manusia adalah khas yeitu 46 buah (23 pasang) yang terdiri dari 22 pasang autosom dan sepasang gonosom, maka formula kromosom manusia adalah : Untuk laki-laki adalah 46, XY ( 44 + XY). Untuk wanita adalah 46, XX (44+XX).

Efek genetik yang berhubungan dengan autosom :

 Penyakit genetik yang disebabkan autosom pada manusia biasanya "bersifat resesif" artinya dalam keadaan homozigot resesif baru menampakkan penyakit misalnya :

 Albinisma (albino)

 Polidaktili (jari lebih dari jumlah normal)  Gangguan mental

 Diabetes mellitus

 Ada pula penyakit yang disebabkan karena mutasi autosom, misalnya :  Sindroma Down (mongolid syndrome = trisomi 21) : autosom no.21  Sindroma Patau (trisomi 13): autosom no.13

 Sindroma Edwards (trisomi18) : autosom no.18  Sindroma "Cri-du-chat" : delesi no. 5

Penyakit genetik yang disebabkan kelianan pada gonosom

 Kelainan formula kromosom (disebabkan peristiwa non-disjunction) misalnya:

 Sindroma turner (45,XO)

 Sindroma klinefelter (47,XXY; 48,XXXY)

 Sindroma superfemale/tripple-X atau trisomi X (47,XXX)  Supermale (47,XYY)

 Karena pautan seks (Sex linkage)

 Terpaut kromosom X (resesif) misalnya buta warna (hijau dan merah) dan hemofilia

 Terpaut kromosom Y (resesif hanya pada laki-laki) misalnya "hairy- pina"(hipertrikosis).

Aplikasi Hereditas dan Persilangan

Adanya pengetahuan yang luas dalam bidang genetika khusunya hereditas dan persilangan, membuka peluang yang besar untuk berbagai tujuan yang berguna baik dalam bidang pertanian, kesehatan, forensik (hukum) dan hubungan sosiologis. Beberapa contoh aplikasinya adalah sebagai berikut :

 Dalam bidang pertanian : penyilangan berbagai varietas tanaman untuk memperoleh varietas baru yang memiliki karakter unggul dan produktif sesuai yang diharapkan

 Dalam bidang kesehatan : pelacakan berbagai penyakit menurun dari orang tua kepada anak, misalnya hemofilia

 Dalam bidang forensik (hukum) : penentuan identitas korban dari karakter golongan darah, pola DNA yang dibandingkan dengan orang tua atau keluarga terdekat

 Dalam bidang hubungan sosiologis : penentuan tingkat kekerabatan antar individu berdasarkan kesamaan dan perbedaan karakter

24. EVOLUSI

PETA KONSEP:

1. Pengertian, arti penting dan sejarah pemikiran  Arti penting Evolusi dalam biologi

 Sejarah pemikiran 2. Evolusi Fisika dan Kimia

 Evolusi materi/ fisika  Pembentukan bahan organik 3. Evolusi Biologi

 Ciri- ciri makhluk hidup

 Beberapa teori asal mula makhluk hidup  Evolusi tumbuhan

 Evolusi hewan 4. Bukti- bukti evolusi

 Fosil  Perbandingan anatomi  Biokimia  Perbandingan embryologi  Organ vestigial 5. Mekanisme Evolusi  Seleksi alam

 Variasi genetic ( mutasi, aliran gen )

Pengertian dan arti penting

Istilah evolusi berasal dari bahasa Latin EVOLVER yang berarti muncul perlahan atau berkembang perlahan. Saat ini istilah evolusi lebih di pahami sebagai perubahan sesuatu yang bersifat permanen. Artinya perubahan tersebut tidak dapat lagi dikembalikan kepada keadaan semula. Perubahan membutuhkan waktu, dan waktunya sangat panjang.

Evolusi dapat terjadi pada mahkluk hidup ataupun benda mati. Sehingga dapat dikatakan ada evolusi bintang, evolusi kimia, dan evolusi binatang serta tumbuh-tumbuhan. Dari pengamatan para ahli yang mencoba menjawab pertanyaan - pertanyaan tentang dari mana makhluk hidup berasal, dimana dan kapan makhluk hidup muncul dipahami adanya aturan yang menjadi dasar bagi setiap perubahan. Aturan tersebutlah yang biasa disebut teori evolusi. Ahli lain kadang-kadang menyebutnya teori descenden.

Penelitian penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang asal usul makhluk hidup tersebut antara lain menyangkut bagaimana munculnya organ, perubahan populasi, perubahan jenis dan perubahan komunitas. Saat ini peneliti lebih banyak mencoba menerangkan setiap tampilan biologi dari sudut pandang evolusi. Misalnya kenapa ada daun yang berbentuk jarum dan ada daun yang lebar, kenapa ada burung yang berparuh panjang dan ada burung yang berparuh pendek. Lebih jauh kenapa terdapat perbedaan golongan darah pada manusia, ada manusia yang berkulit hitam dan yang berkulit putih. Dengan demikian hampir seluruh penelitian di bidang biologi menggunakan cara pandang evolusi untuk menjelaskan fenomena biologi yang diamati. Dalam upaya untuk menjawab pertanyaan tentang asal usul tersebut ditemukan organ, organel, karakter, kromosom, asam nukleat dan senyawa lain yang kemudian menjadi dasar untuk pengembangan ilmu baru di bidang biologi. Dapat dikatakan berkat cara pandang dan pola pikir evolusi lah perkembangan biologi sebagai cabang ilmu menjadi seperti saat ini.

Sejarah pemikiran

Sesungguhnya pemikiran tentang evolusi dapat dirujuk dari perkembangan awal ilmu pengetahuan dimasa Yunani Purba. Pemikiran Aristoteles tentang asal mula makhluk hidup yang dikenal dengan teori abiogenesis dapat dikatakan awal pemikiran evolusi. Dilanjutkan kemudian dengan para ilmuwan Muslim Ibn Rusyd, Ibnu Al awwam dan lain lain pada Abad ke 11 dan 12. Selanjutnya nama- nama seperti Carl van Linne ( Linneaus) , Cuvier, dan Lamarck pada abad ke awal abad ke19 telah menyumbangkan pengetahuan yang berarti bagi perkembangan teori evolusi. Perkembangan yang amat menonjol adalah ketika Darwin menerbitkan bukunya yang berjudul “ OnThe Origin of Species by Means of Natural selection” pada tahun 1859 . Pemikiran Darwin tentang evolusi antara lain terbentuk setelah adanya diskusi yang intensif dengan Alfred Russel Wallace. Wallace adalah seorang naturalis yang banyak melakukan pengamatan terhadap hewan. Perjalanan Wallace yang terkenal antara lain ke pulau Sulawesi. Dari pengamatan yang dilakukannya, Wallace mengemukakan adanya garis pemisah antara hewan dibagian barat

Teori Darwin yang sering juga disebut teori Darwin-Wallace pada prinsipnya menekankan adanya peristiwa seleksi alam yang mempengaruhi pembenrukan spesies. Dengan perkataan lain lingkungan amat berperan dalam pembentukan jenis yang saat ini ada. Variasi dari individu individu dalam satu spesies yang dapat beradaptasi dengan lingkungan akan berkembang dengan baik sementara variasi yang lain yang tidak dapat beradaptasi tentu tidak akan berkembang . Dalam perkembangan selanjutnya teori Darwin dan Wallace sering dipahami secara salah, se-akan akan hanya yang kuatlah yang akan menang dan terus berkembang. Ungkapan Struggle for Existence” dan “ Survival of the Fittest” seakan beranggapan adanya hukum rimba yang bekonotasi negativ. Seleksi alam sesungguhnya bukan proses seperti hukum rimba tapi proses yang berjalan alami dimana variasi yang cocok untuk suatu lingkungan akan berkembang lebih baik.

Meskipun Darwin dan Wallace telah berkontribusi sangat besar dalam menjelaskan adanya beraneka ragam mahkluk hidup namun saat teori ini dikembangkan belum ada penjelasan yang cukup dari mana datangnya variasi tersebut dan bagaimana proses terbentuknya. Barulah setelah Mendel , seorang rahib dan peneliti Austria mengemukakan teori pewarisan sifat , penjelasan tentang adanya variasi menjadi lebih jelas. Variasi ditimbulkan oleh adanya perbedaan factor genetic dalam sel. Dengan demikian Mendel telah menyempurnakan hal-hal yang semasa Darwin belum dapat dijelaskan secara sempurna. Teori evolusi yang berkembang saat ini jauh lebih kompleks dan merupakan hasil pemikiran banyak ahli. Teori ini berkembang secara perlahan dengan kontribusi para ahli biologi dengan spesialisasi yang sangat beragam.

Seperti penemuan struktur DNA oleh WATSON dan CRICK, rumusan matematik Hardy- Weiberg dan temuan-temuan fossil oleh EUGENE DUBOIS dan lain lain.

2. Evolusi Fisika dan Kimia Evolusi Materi

Penelitian kimia dan fisika ternyata juga memperlihatkan adanya evolusi pada materi dan unsurkimia. Pertanyaan yang sering muncul bagaimana proses kelahiran alam semesta dan seluruh unsur kimia tersebut belum bisa di jawab secara tepat dan final, mengingat hal tersebut merupakan proses yang telah berlangsung sangat lama.

Namun dari bukti- bukti fisika inti dan kimia ruang angkasa ada petunjuk yang mungkin bisa digunakan. Petunjuk tersebut juga bisa dikatakan sebagai petunjuk dengan tingkat kemungkinan kebenaran yang tinggi ( lihat Kull, U. 1977). Alam semesta atau universum tersusun dari miliaran galaksi yang tersebar tidak merata. Sinar yang berasal dari galaksi-galaksi tersebut dari hasil analisis spectrum ternyata menunjukkan perbedaan dengan spectrum cahaya yang kita kenal di bumi. Ada kecenderungan untuk terbentuknya spectrum yang mempunyai panjang gelombang lebih tinggi. Jadi melewati panjang gelombang sinar merah. Hal tersebut dimungkinkan berlangsung karena adanya gerakan menjauh dari masing masing Galaksi. Artinya sejak dulu sampai sekarang telah terjadi gerakan saling menjauh dari galaksi dalam universum. Alam semesta makin menjadi luas dan menggelembung. Jika berfikir sebaliknya ,tentulah universum berawal dari satu massa padat. Dengan perkataan lain galaksi yang banyak saat ini bearsal hanya dari satu bintang pada walnya. Bintang atau massa padat tadi meledak dan inilah yang disebut Teori BIG BANG. Jadi ada perubahan perlahan (evolusi ) alam semesta. Setelah adanya dentuman/ledakan besar tersebut baru terbentuk materi , ruang dan waktu. Artinya materi dari waktu kewaktu mengalami perbahan baik jenis, sifat maupun kuantitas relatifnya. Artinya evolusi kimia dan fisika telah dan masih berlangsung.

Evolusi bahan organik

Peristiwa yang relative lebih jelas menggambarkan adanya evolusi kimia dan sekaligus fisika adalah terbentuknya senyawa-senyawa organic makro molekul dari senyawa-senyawa sederhana. Pada beberapa meteorit ditemukan senyawa yang lebih sederhana. Meteorit Murchison misalnya mengandung senyawa asam amino seperti Prolin, Alanin dan Valin . Dapat di pastikan bahwa senyawa senyawa tersebut berasal dari molekul sederhana seperti NH 3 , Air dan CO 2. Contoh lain adalah

pembentukan gula ribose dan beberapa gula lain dari senyawa Formaldehiyd dan Acetaldehyd. Selain itu beberapa senyawa kimia yang terdapat pada makhluk hidup yang tergolong senyawa optis aktiv diduga hasil evolusi kimia dalam tubuh makhluk

yang sama juga terjadi dengan bahan kimia yang berevolusi dari unsure dan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks dan makro molekul.

3. Evolusi Biologi

Ciri-ciri makhluk hidup

Evolusi biologi atau boleh juga disebut evolusi makhluk hidup berlangsung setelah terbentuknya bahan-bahan organik. Seluruh mahkluk hidup mesti mengandung dari bahan organik. Seperti telah dikemukakan bahan organic tadinya terbentuk dari bahan kimia yang lebih sederhana seperti air dan karbondioksida. Dengan demikian ciri makhluk hidup terpenting adalah adanya kandungan bahan organic tersebut. Barulah kemudian disepakati cirri-ciri lain. Selengkapnya cirri-ciri tersebut dalah sebagai berikut.

1. Tersusun dari bahan organik

Makhluk hidup mulai dari arkeobakteri sampai kepada hewan chordata pasti mengandung bahan organic. Misalnya DNA . DNA diketahui mengandung gula deoxyribosa.

2. Melakukan metabolisme

Seluruh makhluk hidup diketahui melakukan metabolism. Artinya membutuhkan bahan mentah dari luar tubuhnya dan kemudian diolah untuk mendapatkan energy bagi kelangsungan seluruh aktivitas hidupnya. Bakteri paling sederhana sekalipun membutuhkan bahan dari luar tubuhnya. Metabolisme dapat diuraikan menjadi beberapa aktivitas sebagi berikut:

a. Nutrisi, yaitu aktivitas pengambilan bahan makanan untuk kelangsungan hidup.

b. Respirasi, yakni pengolahan bahan hasil nutrisi menjadi energi. Dapat juga dikatakan bahwa respirasi adalah pengubahan senyawa kimia berenergi tinggi menjadi senyawa lain untuk kebutyuhan organism. c. Ekskresi, yaitu pengeluaran sisa yang tak diperlukan.

3. Reproduksi : Merupakan proses untuk mempertahan kan kelangsungan hidup jenis organism. Dengan bantuan energi yang dihasilkan dari proses metabolism organisme dapat mengantisipasi kemungkinan kepunahan. Istilah

reproduksi juga menyangkut istilah perkembangan. Reproduksi sel pada makhluk multiseluler sesungguhnya awal dari proses perkembangan.

4. Iritabilitas; adalah kepekaan terhadap rangsangan. Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk menanggapi rangsangan. Perubahan factor abiotik biasanya ditanggapi dengan suatu aksi yang secara keseluruhan dapat disebut dengan adaptasi. Adaptasi tersebut terkait evolusi dan hereditas. Perubahan factor genetik sebagai upaya adaptasi adalah langkah penting evolusi.

Teori asal mula makhluk hidup

Sampai saat ini dalam tulisan-tulisan ilmiah baik yang berupa buku maupun jurnal ditemukan berbagai teori tentang asal mula makhluk hidup. Untuk lebih memudahkan pemahaman dilakukan penyederhanaan dan pengelompokan teori tsb sebagai berikut:

1. Teori Abiogenesis :

Dikemukakan oleh ARISTOTELES yang berpendapat bahwa mahkuk hidup berasal dari benda mati. Lebih jauh berarti makhluk hidup berasal dari sesuatu yang tidak hidup. Makhluk hidup terbentuk secara spontan, sehingga dalam

Dalam dokumen BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM (Halaman 129-147)