• Tidak ada hasil yang ditemukan

f. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

Dalam dokumen BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU (Halaman 41-48)

Penyelenggaraan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram. Pelaksanaan kebijakan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance), yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada masa depan melalui urutan pilihan dan penggunaan sumber daya secara tepat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 50 Ruang lingkup urusan perencanaan pembangunan meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan dokumen perencanaan pembangunan daerah, sehingga tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara terpadu dan efektif. Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk menjamin keterkaitan, keterpaduan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan. Selain itu, perencanaan pembangunan juga disusun dengan mendorong keterlibatan masyarakat, akademisi dan lembaga masyarakat lainnya dalam proses perencanaan.

Keseluruhan program dan kegiatan bidang perencanaan pembangunan dilaksanakan sebagai implementasi kebijakan penyelenggaraan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan yang bertujuan untuk mencapai salah satu sasaran strategis dari misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Mataram Tahun 2011-2015, yaitu “Meningkatkan Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance”. Capaian Indikator Kinerja Utama urusan wajib Perencanaan Pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.18

Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Kota Mataram Tahun 2014

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN

No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi 2014

1

Persentase tingkat perwujudan

usulan perencanaan

pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat

%

80,00

2

Persentase ketepatan jadwal

penetapan PERWAL RKPD sesuai dengan UU 25/2004 tentang SPPN

%

100,00

3

Persentase ketepatan waktu

penyampaian KUA & PPAS sebagai dasar penetapan RAPBD

%

100,00

4 Persentase keselarasan program dalam RKPD dengan program

dalam RPJMD %

90,00

5 Persentase hasil pengkajian dan penelitian yang dijadikan bahan masukan dalam pelaksanaan pembangunan daerah

%

75,00

6 Persentase SKPD yang

menyampaikan LAKIP tepat %

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 51 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN

No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi 2014 waktu, berdasarkan Permen

PAN & RB No. 53 Tahun 2014 7 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Ada/Tidak Ada 8 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Ada/Tidak Ada 9 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada/Tidak Ada 10 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD % 100%

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2001, Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam merumuskan usulan program/kegiatan pembangunan yang nantinya menjadi bahan dalam penyusunan rencana kerja Pemerintah Kota Mataram. Keterlibatan pemangku kepentingan pembangunan dalam MPBM untuk mengakomodir keterwakilan segala unsur masyarakat salah satunya seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, partisipasi perempuan melalui kader posyandu, dan lain-lain. Dengan demikian perwujudan usulan masyarakat yang direalisasikan dalam APBD mencapai 80% dari keseluruhan usulan program dan kegiatan yang ada.

Pada tahun 2014, telah disusun dokumen perencanaan sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dan Permendagri Nomor 37 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2014, dengan registrasi sebagai berikut:

1. RKPD Kota Mataram Tahun 2015 ditetapkan tanggal 31 Mei 2014.

2. Rancangan KUA dan PPAS RAPBD 2015 telah disusun dan disampaikan kepada DPRD Kota Mataram pada tanggal 26 Juni 2014.

3. Rancangan KUA dan PPAS RAPBD PERUBAHAN 2014 telah disusun dan disampaikan kepada DPRD Kota Mataram pada tanggal 24 Mei 2014.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 52 Dapat diartikan bahwa penyusunan dokumen perencanaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam rangka sinergitas dan konsistensi perencanaan, program dan kegiatan dalam RKPD yang dituangkan dalam KUA dan PPAS telah diselaraskan dengan program dan kegiatan yang tertuang dalam RPJMD.

Ketersediaan data dan informasi yang mutakhir dan mudah diakses menjadi salah satu elemen penting dalam proses perencanaan pembangunan. Data dan informasi perencanaan pembangunan yang tersedia pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.19

Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Tahun 2014

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

1 Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Kota Mataram

5 Dokumen RKPD, KUA, PPAS

2 Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Kinerja

2 Dokumen PK, LAKIP 3 Data Kajian Perencanaan 35 Kajian -

Berdasarkan Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014, ditegaskan bahwa penyampaian LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. LAKIP menjadi salah satu bahan bagi kelengkapan penyusunan LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Walikota Mataram kepada DPRD Kota Mataram, sehingga ketepatan waktu penyampaian LAKIP SKPD menjadi indikator yang penting untuk dipenuhi.

g. Urusan Wajib Perhubungan

Penyelenggaraan Urusan Wajib Perhubungan dilaksananakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Pelaksanaan Urusan Wajib Perhubungan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram 2014.

Tabel 2.20

Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perhubungan Kota Mataram Tahun 2014

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN

No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi 2014 1 Rasio terpasangnya fasilitas

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 53 jalan

2 Jumlah arus penumpang

angkutan umum Orang 552.442

4 Jumlah uji kir angkutan umum unit 18.341 5 Jumlah Pelabuhan

Laut/Udara/Terminal Bis unit 1

6 Angkutan darat % 2,6

7 Kepemilikan KIR angkutan

umum % 88

8 Lama pengujian kelayakan

angkutan umum (KIR) menit 15

9 Biaya pengujian kelayakan

angkutan umum Rp. 15.000-100.000

10

Pemasangan Rambu-rambu titik 1.656

Pada tahun 2014 indikator tersebut terealisasi sebesar 60%, meningkat 6% dari tahun 2013 sebesar 54%. Adapun rincian pemasangan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan tahun 2014 adalah Rambu – Rambu Lalu Lintas terpasang sebanyak 1.295 unit, meningkat 198 unit dari tahun 2013; Rambu Pendahulu Penunjuk Jurusan terpasang sebanyak 113 unit, meningkat sebanyak 20 unit dari tahun 2013; Marka Jalan terpasang seluas 2.454 m2, meningkat sebesar 1.224 m2 dari tahun 2013; Paku Marka Jalan terpasang sebanyak 1.073 unit, meningkat sebanyak 396 unit dari tahun 2013; Pagar Pengaman Jalan terpasang sepanjang 850 meter, meningkat 150 meter dari tahun 2013; Warning Light terpasang sebanyak 11 unit, meningkat sebanyak 3 unit dari tahun 2013.

Kompleksitas Urusan Wajib Perhubungan dihadapkan pada ketersediaan SDM yang belum memadai, disisi lain keberadaan Kota Mataram menuju Mataram Metro menghadapi persoalan perhubungan yang membutuhkan penanganan secara terpadu dan terintegrasi.

h. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

Penyelenggaraan Urusan Wajib Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, dan Dinas Pertamanan. Pelaksanaan Urusan Wajib Lingkungan Hidup diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Ketersediaan Kawasan Resapan Air, Berkurangnya Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 54 Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsinya yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian. Dasar dan prinsip pengelolaannya adalah untuk mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat diiringi peningkatan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya menyebabkan tingginya permintaan akan pembangunan permukiman dan perdagangan baik barang maupun jasa di Kota Mataram. Hal ini menyebabkan tingginya alih fungsi lahan pada kawasan pertanian menjadi kawasan non pertanian yang secara tidak langsung menyebabkan gangguan pada ketersedian kawasan resapan air. Oleh karena itu untuk mengatasinya Pemerintah Kota Mataram melaksanakan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam untuk menambah cakupan biopori atau sumur resapan pada beberapa titik genangan.

Tabel 2.21

Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Lingkungan Hidup Kota Mataram Tahun 2014

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi 2014 1 Rasio Ketersediaan kawasan

resapan air

%

75,65

2 Jumlah Sumur Resapan titik 8

3 Jumlah Biopori Stang,

Unit Casing 50 228 4 Cakupan Layanan Persampahan % 65,0 5 Penanganan Pencemaran/Kerusakan Lingkungan kasus 5 6 Pelestarian Sumber Daya Alam titik 36 7 Persentase penanganan sampah % 65 10

Pencemaran status mutu air % 50 11 Cakupan penghijauan wilayah

rawan longsor dan Sumber Mata Air

%

28,5

12 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.

%

22,2 13

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 55 (TPS) per satuan penduduk

14 Penegakan hukum lingkungan % 100

Kawasan resapan air di Kota Mataram pada tahun 2014 mengalami peningkatan 1,15 % dari tahun 2013 sebesar 74,50 % menjadi 75,65 %. Kawasan resapan air ini didukung oleh ketersediaan sumur-sumur resapan. Jumlah Sumur Resapan mengalami peningkatan sebesar 3 titik pada tahun 2014 dari 5 titik pada tahun 2013. Selain itu jumlah Biopori juga mengalami peningkatan 18 unit casing pada tahun 2014 dari 10 unit casing pada tahun 2013.

Ruas sungai yang berada di Kota Mataram merupakan hilir aliran sungai yang ada di Pulau Lombok. Hal tersebut menyebabkan Kota Mataram berpeluang mengalami terjadinya genangan atau banjir. Sungai besar yang melintasi wilayah Kota Mataram berjumlah empat sungai dan semuanya bermuara di sepanjang pesisir barat Kota Mataram. Sebagai upaya pencegahan potensi genangan dibutuhkan kawasan resapan air untuk mengurangi run off air hujan yang langsung ke aliran sungai.

Sumur resapan yang dibangun di empat lingkungan, antara lain: Lingkungan Arong Arong dan Lingkungan Darul Hikmah Kelurahan Dasan Agung, Lingkungan Karang Jangu Kelurahan Sapta Marga, Lingkungan Kebun Jeruk, Pejeruk Perluasan, Pejeruk Baru Kelurahan Pejeruk dan Lingkungan Kebun Bawak Timur Kelurahan Kebun Sari. Masing-masing dengan diameter 1,2 meter dan kedalaman 3 meter. Disamping sumur resapan juga dibangun BIOPORI sebanyak 228 unit yang didukung dengan alat pengebor 50 unit.

Guna meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, Pemerintah Kota Mataram melalui Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, akan menambah cakupan biopori dan sumur resapan pada kawasan yang rawan genangan. Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) juga dilakukan dengan mengoptimalkan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Mataram.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, adalah sebagai berikut : Melakukan pengendalian dalam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam alih fungsi lahan terutama pada kawasan resapan air dan kawasan permukiman; Menambah luasan RTH dengan membangun Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) di Kelurahan Selagalas; Penyediaan dan penanaman Pohon Pelindung; Mengimplementasikan dokumen Survey Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dalam pengkajian Dampak Lingkungan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 56 Prioritas lain yang ditangani dalam urusan lingkungan hidup adalah mengatasi masalah persampahan. Hingga saat ini, dari total volume sampah sebanyak 1.350 m3 per hari pada tahun 2014, yang tertangani adalah 831,76m3 perhari atau hanya sekitar 65% dari total volume sampah. Sehingga dalam rangka mengimbangi penambahan volume sampah, Pemerintah Kota Mataram memerlukan peningkatan jumlah sarana prasarana persampahan seperti dump truck, arm roll, pick up dan container. Upaya lain dalam mengatasi persoalan sampah adalah dengan mengurangi jumlah timbulan sampah melalui Gerakan LISAN dan Bank Sampah Kota Mataram.

Upaya-upaya lain yang dapat menjadi indikator kinerja urusan wajib lingkungan hidup adalah jumlah penanganan pengaduan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan serta jumlah titik perlindungan sumber daya alam. Untuk jumlah pengaduan, Pada tahun 2014 yang dapat diselesaikan sebanyak 5 kasus dari 5 yang diadukan, menurun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7 kasus dari 7 kasus yang diadukan. Sementara pelestarian sumber daya alam dilihat dari perlinungan mata air dimana antara tahun 2013 dan 2014 tidak ada bertambah ataupun berkurang. Artinya jumlah mata air yang ada masih terpelihara dan terjaga dengan baik.

Dalam dokumen BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU (Halaman 41-48)

Dokumen terkait