• Tidak ada hasil yang ditemukan

n. Urusan Wajib Ketenagakerjaan

Dalam dokumen BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU (Halaman 55-59)

Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 64 meningkatnya ketersediaan lapangan kerja yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014.

Tenaga kerja (sumber daya manusia) merupakan modal yang sangat dominan dalam menyukseskan program pembangunan. Masalah ketenagakerjaan semakin kompleks seiring bertambahnya jumlah penduduk, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Pemerintah terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja.

Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan urusan wajib Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.28

Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib KetenagaKerjaan Kota Mataram Tahun 2014

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN

No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi 2014 1 Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) % 61,20

2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) % 95,21 3 Angka partisipasi angkatan

kerja orang 7.264

5 Tingkat partisipasi angkatan

kerja % 61.20%

6 Pencari kerja yang ditempatkan % 61.20% 7 Tingkat pengangguran terbuka % 7.08 8 Keselamatan dan perlindungan % 4.79% 9 Perselisihan buruh dan

pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 65 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) didifinisikan sebagai indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survey. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Mataram pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 5,05% dari tahun 2013. Peningkatan TPAK Kota Mataram didukung oleh kondusivitas wilayah, berkembangnya sektor formal dan sektor informal serta keberadaan wirausaha baru dan ekonomi kreatif masyarakat.

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan peluang seseorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Secara umum TKK mengalami peningkatan sebesar 0,69 % dari 94,52% pada tahun 2013 menjadi 95.21% tahun 2014. Peningkatan tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah Kota Mataram terkait keterbukaan usaha melalui kemudahan pemberian ijin usaha (SITU), TDP, IMB di bidang perdagangan dan jasa, diharapkan dapat menyebabkan menurunnya penduduk tidak bekerja (menganggur) di Kota Mataram. Kemudahan ini didukung dengan peningkatan kinerja pelayanan perijinan terpadu melalui pembentukan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram serta kebijakan pelimpahan kewenangan Walikota Mataram kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram dalam penandatanganan ijin.

Hal lain yang mempengaruhi adalah bertumbuhnya sektor tersier yang positif terkait berkembangnya pasar modern yang menggunakan tenaga kerja lokal, sehingga diharapkan sebagian besar angkatan kerja dapat tertampung di lapangan usaha dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sebagai bagian lain dari penilaian kinerja oleh pihak independent, Dinas Sosial, Tenagakerja dan Transmigrasi Kota Mataram atas penilaian Ombusdman RI perwakilan Nusa Tenggara Barat dalam penilaian kinerja pelayanan publik bidang ketenagakerjaan (AK 1/Kartu Kuning) dengan nilai 890 berada pada Zona Hijau.

o. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan usaha yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014.

Urusan Koperasi merupakan urusan yang dianggap penting bagi perkembangan perekonomian Indonesia dalam kaitannya mendukung usaha kecil dan menengah. Koperasi adalah sebuah kata yang tidak asing untuk didengar bagi masyarakat Indonesia karena mencerminkan budaya bangsa yang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 66 gotong royong dan tolong menolong. Dalam konteks Indonesia, koperasi merupakan bentuk usaha yang sah, dimana keberadaannya diakui dalam UUD 1945. Koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang paling ideal dimana anggotanya bertindak sebagai produsen, konsumen dan sekaligus juga sebagai pemilik. Koperasi pertama kali muncul pada awal abad ke-19 sebagai reaksi sistem ekonomi liberal dimana pada waktu itu segolong kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat.

Tabel 2.29

Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Koperasi dan UKM Kota Mataram Tahun 2014

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi 2014

1 Jumlah Wirausaha Baru WUB 2.082

2 Koperasi Berkualitas Unit 133

3 Koperasi Aktif Unit 355

4 Persentase koperasi aktif % 59,76 %

7 Usaha Mikro dan Kecil % 92,50%

Dalam perkembanganya, pertumbuhan Wira Usaha Baru (WUB) di Kota Mataram menunjukan adanya peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan target yang ditetapkan untuk tahun anggaran 2014 sebesar 1.840 WUB, pemerintah Kota Mataram telah berhasil melampaui target tersebut dengan realisasi sebesar 2.082 WUB atau terjadi peningkatan sebesar 167 % dari jumlah WUB tahun 2013. Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya startegis yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berupa 1) peningkatkan kemampuan kewirausahaan, 2) membudayakan kewirausahaan, 3) pemberdayaan sumberdaya 4) pendayagunaan sumber daya, serta 5) pemberdayaan Koperasi Simpan Pinjam dan Lembaga Keuangan Mikro.

Disisi lain, dalam kaitannya dengan upaya peningkatan iklim usaha yang kondusif di Kota Mataram serta daya dukungnya dalam penciptaan WUB, peran koperasi menjadi prioritas perhatian pemerintah Kota Mataram. Dalam perkembangannya jumlah koperasi di Kota Mataram Tahun 2014 tercatat sebanyak 594 unit, dimana terjadi peningkatan sebanyak 6 unit koperasi dari 588 unit Koperasi di tahun 2013. Dari total 594 unit koperasi di Kota Mataram masih terdapat koperasi yang tidak aktif yang membutuhkan pembinaan dan pendampingan lebih lanjut, sehingga keberadaan koperasi aktif yang berjumlah 355 akan dapat makin ditingkatkan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 67 Masih besarnya proporsi koperasi tidak aktif terlepas dari belum optimalnya kinerja program/kegiatan, akan tetapi lebih pada beberapa faktor diantaranya koperasi yang berada di wilayah pemekaran dan masuk dalam binaan pemerintah Kota Mataram tercatat sebagai koperasi tidak aktif serta terkendala prosedur penghapusan.

Upaya peningkatan jumlah koperasi aktif dan jumlah koperasi berkualitas diintervensi melalui kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian, Pembinaan, Pengawasan, dan Perhargaan Koperasi Berprestasi, serta Peningkatan Penataan Data Koperasi. Dari jumlah koperasi aktif yang ada, secara berkesinambungan dilakukan penilaian kinerja dalam rangka penetapkan koperasi yang berkualitas. Dasar penetapan kinerja koperasi dilakukan melalui Pemeringkatan Koperasi yang mengacu pada Permen Nomor 06/Per/M.KUMKM/III/2008 tanggal 12 Maret 2008 tentang perubahan atas Permen nomor 22/KEP/M.KUMKM/IV/2007 tanggal 16 April 2007 tentang pemeringkatan koperasi. Berdasarkan hasil pengklasifikasian/penilaian yang dilakukan ditetapkan 133 koperasi berkualitas, meningkat sebanyak 5 koperasi dari tahun sebelumnya.

Dalam dokumen BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU (Halaman 55-59)

Dokumen terkait