• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

D. Analisis SWOT

1. Faktor eksternal

Pada bagian sebelumnya telah dilakukan pendalaman serta elaborasi terhadap faktor – faktor eksternal yang dianggap relevan dan secara positif mempengaruhi perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Karo secara menyeluruh (comprehensive). Kemudian pada bagian berikut ini akan dipaparkan secara ringkas faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi sebagai peluang (opportunity) yang dapat memberikan kontribusi bagi arah kemajuan sektor pariwisata ini, dan juga beberapa ancaman (threat) yang dapat direkam untuk diantisipasi secara dini dalam upaya mencari strategi yang tepat untuk mengatasi

dan memenangkan tingkat persaingan yang terjadi pada lingkungan eksternal yang kadang sulit untuk diduga sebelumnya.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian landasan teori dan metode penelitian, bahwa yang menjadi titik perhatian untuk proses analisis dengan menggunakan teknik matriks SWOT pada faktor eksternal yaitu aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek teknologi yang telah dimiliki oleh Kabupaten Karo, maka analisis berikut ini akan diletakkan pada sisi peluang maupun ancaman yang ada.

Peluang

1. Aspek politik yang muncul sebagian peluang adalah arus reformasi yang menghasilkan UU No. 33 tahun 2004 sebagai landasan gerak kemandirian daerah dalam pengelolaan program pembangunan secara keseluruhan, dan secara khusus dalam sektor pariwisata bagi kesejahteraan masyarakat, yang dalam hal ini adalah masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Karo.

Peluang dalam aspek politik ini menghasilkan kewenangan dari pemerintah daerah untuk menjadikan kawasan wisata yang teritegrasi dengan pembangunan yang maju, sehingga potensi wisata Kabuten Karo dapat dikembangkan secara optimal.

2. Dari aspek ekonomi, dari elaborasi dan analisis yang dilakukan seperti diatas diketahui bahwa terdapat peluang yang besar dari sektor pariwisata untuk dikembangkan secara maksimal. Potensi dan sumberdaya yang ada amat memadai untuk dikembangkan, mengingat hampir semua obyek wisata alam

yang ada belum digarap secara penuh. Investasi sektor swasta dalam pembangunan kawasan wisata dalam bentuk hotel dan restoran secara signifikan mampu menggerakan sektor pariwisata secara positif.

3. Dari aspek sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Karo, dimana terdapat tipe dan karakteristik masyarakat yang dinamis dan tidak memiliki corak religius yang menentang isi yang terkandung dalam aktivitas wisata ataupun prilaku para wisatawan. Sementara letak geografis yang berdekatan dengan Kota Medan dan sekitarnya menciptakan gaya hidup masyarakat yang mudah untuk bergaul secara majemuk dengan etnik-etnik pendatang lainnya.

4. Aspek teknologi yang telah dimiliki oleh Kabupaten Karo sesungguhnya cukup memadai dengan tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan oleh dunia pariwisata. Sarana perhubungan dan telekomunikasi dimiliki secara memadai, disamping sarana akomodasi berupa hotel dan penginapan lainnya. termasuk juga restoran dan jumlah kendaraan umum yang hampir menjangkau desa-desa di Karo, dan wilayah perbatasannya.

5. Obyek atau potensi wisata Karo yang sudah lumayan dikenal oleh masyarakat luar Kabupaten Karo. Potensi tempat rekreasi Gundaling, pemandangan Air terjun Sipiso-piso, Tongging, tempat pemandian air panas yang memiliki daya tarik yang cukup luar biasa pada dasarnya sudah banyak dikenal oleh masyarakat.

Ancaman

1. Aspek politik yang berpotensi muncul sebagai suatu ancaman mengambil bentuk konkrit berupa ekses dari euforia dan pertikaian politik pada tingkat elit politik di pemerintah pusat dan berdampak pada kendornya penerapan dan kesadaran hukum di masyarakat sehingga berakibat pada tingginya tingkat kerawanan sosial berupa ancaman ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat.

Ketegasan pimpinan atau pemerintah menjadi lemah dalam menekan angka kriminalitas yang secara signifikan, sehingga akan mengganggu kenyaman para wisatawan yang berdampak pada penurunan aktivitas sektor pariwisata.

2. Aspek ekonomi yang muncul sebagai ancaman sesungguhnya merupakan mekanisme pasar yang datang secara alamiah, dengan adanya persaingan dalam menjual obyek wisata dan atraksi yang dimiliki oleh Kabupaten Karo dengan wilayah-wilayah yang ada disekitarnya, seperti Kabupaten Simalungun

Jika diamati dan disimak secara mendalam, kondisi persaingan pasar ini dapat dianggap sebagai suatu ajang persaingan secara sehat dalam mempromosikan dan menjual objek wisata yang dimiliki oleh masing-masing wilayah dalam menjaring para wisatawan, baik yang datangnya dari lokal (wisatawan nusantara) maupun wisatawan mancanegara (wisman).

3. Aspek sosial yang ada dimasyarakat yang dapat menjadi ancaman bagi pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Karo adalah faktor pandangan

agama yang hidup di tengah faktor pandangan agama yang hidup ditengah masyarakat, yang tabu akan industri wisata yang berbau kebaratan atau yang bersifat sekuler. Beberapa restoran, kafe atau rumah bilyar masih dianggap sebagai musuh orang beragama. Kemudian adanya tindakan masyarakat yang bersifat aji mumpung yaitu, menetapkan harga diatas rata-rata. Penetapan harga ini akan dapat mengurangi minat atau ketertarikan wisatawan untuk berkunjung kembali ke daerah ini.

Beberapa kasus penyebaran yang terjadi terhadap beberapa sarana umum, seperti kafe atau pusat kebugaran menjadi indikasi adanya sekelompok masyarakat yang perlu dilakukan penyuluhan, pembinaan dan pengertian, dan hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tokoh masyarakat atau tokoh agama yang dipanuti dan disegani. Upaya ini penting dilakukan agar kesinambungan perkembangan sektor pariwisata dapat berjalan baik, bagi kesejahteraan masyarakat terutama yang terlibat dalam industri pariwisata ini.

4. Aspek teknologi yang dapat berkembang sebagai ancaman adalah kesiapan sumber daya manusianya (brain-ware) untuk mengoperasikan suatu tuntutan manajemen dan pelayanan (services) dalam bidang pariwisata secara luas. Hal ini berlaku baik untuk bidang akomodasi (perhotelan atau penginapan), penunjuk jalan (guide) atau untuk para pebisnis yang terjun dalam usaha yang berkaitan dengan pariwisata ini. umumnya terminologi teknologi hanya pada perangkat kerasnya saja (hardware), padahal teknologi menyangkut pula metode atau teknik praktis dalam menyelesaikan suatu kegiatan manusia dalam abad modern dan pada era globalisasi ini, sehingga penguasaan teknik

atau teknologi pelayanan dan lainnya merupakan bagian yang integral dengan pengembangan sumber daya manusia.

Hal penting lainnya adalah kualitas sarana dan prasarana yang harus ditingkatkan, seperti kualitas sarana jalan, kualitas pelayanan transportasi umum. Demikian juga berlaku bagi sarana yang terdapat di obyek wisata alam yang hampir lebih dari 26 obyek wisata. Pembenahan tempat rekreasi seperti pondok wisata, fasilitas umum dan tempat parkir dibuat semenarik dan senyaman mungkin.

Dokumen terkait