• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI 1. Profesi Guru

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

a. Kepribadian dan Dedikasi

Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri p ribadi y ang mereka miliki. Ciri-ciri inilah y ang membedakan seorang guru dari guru lainny a. Kep ribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak y ang hanya dap at dilihat dari p enamp ilan, tindakan, ucap an, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan.hal tersebut sesuai dengan p endap at Zakiah Darajat (dalam Djamah, 2000) bahwa kep ribadian y ang sesungguhny a adalah abstrak, susah dilihat atau diketahui secara ny ata,y ang dap at diketahui adalah p enamp ilan atau bekasny a dalam segala segi dan asp ek kehidup an,misalny a dalam tindakan, ucap an, carany a bergaul, berp akaian dan menghadap i setiap p ersoalan atau masalah, baik y ang ringan maup un y ang berat.

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu y ang terdiri dari unsur p sikis dan fisik, artiny a seluruh sikap dan p erbuatan seseorang merup akan suatu gambaran dari kep ribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kep ribadianny a. Lebih lanjut Zakiah Darajat dalam Djamah, (2000) mengungkapkan bahwa faktor terp enting bagi seorang guru asdalah kep ribadiannya. Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan memengaruhi interaksi antara guru dan anak didik. Oleh karena itu, kep ribadian merup akan faktor y ang menentukan tinggi rendahny a martabat guru.

Kepribadian guru akan tercemin dalam sikap dan p erbuatanny a dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kep ribadian guru, semakin

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari guru dalam menjalankan tugas dan fungsiny a sebagai p endidik. Hal tersebut dip ertegas oleh Drost (1998) bahwa salah satu dasar p embentukan kep ribadian adalah sukses yang merup akan sebuah hasil dari kep ribadian, dari citra umum, dari sikap, dari keterampilan karena ini semua melunasi p roses interaksi-interaksi manusia.

b. Pengembangan profesi

Profesi guru kian hari menjadi p erhatian seiring dengan perubahan ilmu pengetahuan dan tekhnologi y ang menuntut kesiap an agar tidak ketinggalan. Menurut Pidarta (2009) bahwa p rofesi ialah suatu jabatan atau p ekerjaan biasa sep erti halny a dengan p ekerjaan-p ekerjaan lain. Orang y ang melakukan pekerjaan profesi itu harus ahli,orang yang memiliki day a p ikir ilmu dan keteramp ilan y ang tinggi. Di samp ing itu, ia juga dituntut dap at memp ertanggungjawabkan segala tindakan dan hasil karyany a y ang meny angkut p rofesi tersebut.

Pidarta (2009) mengemukaan ciri-ciri p rofesi sebagai berikut:

1) Pilihan jabatan itu didasari oleh motivasi y ang kuat dan merupakan panggilan hidup orang bersangkutan,

2) Telah memiliki ilmu p engetahuan dan keteramp ilan khusus y ang berssifat dinamis dan berkembang terus,

3) Ilmu p engetahuan dan keteramp ilan khusus tersebut di atas dip eroleh melalui

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

4) Puny a otonomi dalam bertindak ketika melay ani klien,

5) M engabdi kep ada masy arakat atau berorientasi kep ada lay anan sosial, bukan untuk mendap atkan keuntungan finansial,

6) Tidak mengadvertensikan keahlianny a untuk mendap atkan klien, 7) M enjadi anggota profesi,

8) Organisasi p rofesi tersebut menentukan p ersy aratan p eneriman anggota, membina pfofesi anggota, mengawasi perilaku anggota, memberikan sanksi, dan memp erjuangkan kesejahteraan anggota.

Pengembangan profesi guru merup akan hal p enting untuk diperhatikan guna mengantisip asi p erubahan dan beratny a tuntunan terhadap p rofesi guru. Perkembangan p rofesionalisme guru menekankan kepada p enguasaan ilmu p engetahuan atau manajemen beserta strategi penerap anny a. Maister (1997) mengemukakan bahwa p rofesionalisme bukan sekedar memiliki p engetahuan, tekhnologi dan manajemen tetap i memiliki keteramp ilan tinggi, memiliki tingkah laku yang dipersy aratan.

Tuntutan memenuhi standar profesionalisme bagi guru sebagai wujud dari keinginan menghasilkan guru-guru y ang wajib membina p eserta didik sesuai dengan tuntutan y ang harus dip enuhi guru dalam meraih p redikat guru y ang p rofesional sebagaimana y ang dijelaskan dalam jurnal Educational Leadership dalam Sup riyadi (2009) bahwa untuk menjadi p rofesional, seorang guru dituntut untuk memiliki 5 hal, y aitu:

1)Guru memp uny ai komitmen p ada siswa dan p roses belajarny a,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

2)Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran y ang diajarkan, serta cara mengajarny a kep ada siswa,

3)Guru bertanggung jawab memantaau hasil belajarsiswa melalui berbagai cara evaluasi.

4)Guru mamp u berfikir sistematis tentang ap a yang dilakukunny a dan belajar dari p engalamanny a,

5)Guru seyogy anya merup akan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan p rofesionalny a.

M enurut Akadum (1999), ada 5 p eny ebab rendahny a p rofesionalisme guru, yaitu:

1)M asih bany ak guru y ang tidak menekuni p rofesiny a secara total.

2)Rentan dan rendahny a kepatuhan guru terhadap norma dan etika p rofesi guru. 3)Pengakuan terhadap ilmu p endidikan dan keguruan masih setengah hati dari

p engambilan kebijakan dan p ihak-p ihak terlibat.

4)M asih belum smootny a perbedaan p endap at tentang p rop orsi materi ajar y ang diberikan kep ada calon guru.

5) M asih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi y ang berup ay a secara maksimal meningkatkatkan p rofesionalisme anggotanya.

c. Kemampuan Mengajar

Untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru memerlukan kemamp uan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

kemampuan melaksanakan p engajaran, menuliskan tujuan pengajaran, meny ajikan bahan pengajaran, memberikan p ertany aan kep ada siswa, mengajarkan konsep , berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.

Komp etensi guru adalah kemampuan atau kesanggup an guru dalam mengelola pembelajaran. Titik tekanny a adalah kemampuan guru dalam p embelajaran, bukan ap a y ang harus dip elajari, guru dituntut mamp u mencip takan dan menggunakan keadaan p ositif untuk membawa mereka ke dalam p embelajaran agar anak dap at mengembangkan komp etensiny a (Rusmini, 2003). Guru harus mamp u menafsirkan dan mengembangkan isi kurikulum yang dikembangkan selama ini pada suatu jenjang p endidikan y ang diberlakukan sama, walaup un latar belakang sosial, ekonomi dan buday a yang berbeda-beda (Nasanius,1998).

Aspek-aspek teladan mental guru berdamp ak besar terhadap belajar dan pemikiran belajar y ang dicip takan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berp engaruh kuat p ada proses belajarnya. Agar guru mamp u berkompetensi, harus memiliki jiwa inovatif, kreatif dan kap abel, meninggalkan sikap konservatif, tidak bersifat defensif tetap i mamp u membuat anak bersifat ofensif (Sutadip ura, 1994).

Kemamp uan mengajar guru sebenarny a merupakan p encerminan p enguasaan guru atas kompetensiny a. Imron (1995) mengemukakan 10 komp etensi dasar y ang harus dikuasai oleh guru, y aitu:

1)M enguasai bahan,

2)M enguasai landasan kep endidikan,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

3)M eny usun p rogram p engajaran, 4)M elaksanakan p rogram pengajaran, 5)M enilai p roses dan hasil belajar,

6)M eny elenggarakan p roses bimbingan dan p eny uluhan, 7)M eny elenggarakan administrasi sekolah,

8)M engembangkan kep ribadian,

9)Berinteraksi dengan sejawat dan masy arakat,

10)Meny elenggarakan p enelitian sederhana untuk kep entingan mengajar.

Sedangkan menurut Uzer (2002) bahwa jenis-jenis komp etensi guru, antara lain:

1) Kompetensi kep ribadian melip uti : mengembangkan kep ribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan dan p enyuluhan, melaksanakan administrasi, melaksanakan p enelitian sederhana untuk kep erluan p engajaran.

2) Komp etensi p rofesional, antara lain menguasai landasan kep endidikan, menguasai bahan p engajaran, menyusun bahan pengajaran, meny usun p rogram p engajaran, meny usun p rogram p engajaran dan menilai hasil dan p roses belajar mengajar y ang y elah dilaksanakan.

d. Komunikasi

Komunikasi merup akan aktivitas dasarmanusia, manusia dap at saling

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

temp at kerja, di p asar, dalam masy arakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak ada terlibat komunikasi. Pentingny a komunikasi dalam organisasi tidak dap at dibantahkan, adany a komunikasi yang baik dalam suatu organisasi dap at berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebalikny a. Misalnya, kepala sekolah tidak menginformasikan kep ada guru-guru mengenai kap an sekolah dimulai sesudah libur maka besar kemungkinan guru tidak akan datang mengajar. Contoh di atas menandakan betapa p entingny a komunikasi. Hal tersebut sesuai dengan p endap at Muhammad (2001) bahwa kelup aan informasi dap at memberikan efek y ang lebih besar terhadap kelangsungan kegiatan.

Komunikasi y ang efektif adalah penting bagi setiap organisasi, oleh karena itu para pemimp in organisasi dan para komunikator dalam organisasi p erlu memahami dan meny emp urnakan kemamp uan komunikasi mereka (Kohler, 1981). Guru dalam proses p alaksanaan tugasnya p erlu memp erhatikan hubungan komunikasi baik antara guru dengan kep ala sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa dan guru dengan p ersonalia lainny a di sekolah. Hubungan dan komunikasi y ang baik membawa konsekuensi terjalinny a interaksi seluruh komp onen y ang ada dalam sistem sekolah. Kegiatan belajar guru akan baik jika ada hubungan dan komunikasi y ang baik dengan siswa sebagai komp onen y ang diajar, kinerja guru akan meningkat seiring adany a kondisi hubungan dan komunikasi y ang lancar baik mendorong p ribadi seseorang untuk melakukan tugas dengan baik.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Plagiat

e. Hubungan dengan Masyarakat

Sekolah merup akan lembaga sosial y ang tidak dap at dip isahkan dari masy arakat lingkunganny a, sebalikny a masy arakat pun tidak dap at dip isahkan dari sekolah sebab keduany a memiliki kep entingan. Sekolah merup akan lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi p erananny a di masa dep an, sementara masy arakat merupakan pengguna jasa p endidikan itu. Menurut Pidarta (2009) bahwa suatu sekolah tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat.sekolah tidak boleh menjadi masy arakat tersendiri y ang tertutup dari masy arakat sekitar, ia tidak boleh melaksanakan ideny a sendiri dengan tidak mau tahu akan asp irasi-asp irasi masy arskat. Masy arakat menginginkan sekolah berrdiri di lingkungannya untuk meningkatkan perkembangan p utra-putra mereka. Sekolah merupakan sistem terbuka terhadap lingkunganny a termasuk masyarakat pendukungny a. Sebagai sistem terbuka sudag jelas ia tidak dap at mengisolasi diri sebab bila hal ini dilakukan berarti hal ini menuju ke ambang kematian.

Hubungan sekolah dengan masy arakat merup akan bentuk hubungan komunikasi ekstern y ang dilaksanakan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan masy arakat merup akan kelomp ok individu-individu yang berusaha meny elenggarakan atau membantu usaha-usaha p endidikan. Dalam masy arakat terdap at lembaga-lembaga y ang p enyelenggaraan p endidikan, lembaga keagamaan, kepramukaan, p olitik, sosial, olahraga, kesenian y ang bergerak dalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

usaha pendidikan. Dalam masy arakat juga terdap at individu-individu y ang bersimpati.

Dokumen terkait