TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah sakit
2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu hasil dari aktivitas pekerja dalam melaksanakan uraian kerja yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendukung tujuan perusahaan dan dapat dievaluasi secara periodik oleh manajemen dari perusahaan tempat dimana dia bekerja.
2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Dalam pelayanan kesehatan sangat penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga profesional. Proses evaluasi kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi (Ilyas,2001).
Menurut Gibson terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi prestasi dan perilaku dari individu yang dapat mempengaruhi kinerja dari individu tersebut. Adapun variabel tersebut terdiri dari : varibel individu; variabel organisasi dan variabel psikologis.
Variabel individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, sedangkan sub-variabel latar belakang: keluarga, tingkat sosial dan pengalaman serta sub-variabel demografis: umur, asal-usul dan jenis kelamin memberikan efek yang tidak langsung kepada kinerja individu.
22 Umur menurut Gibson (1994) berpengaruh terhadap kinerja individu dimana pada usia 40-54 tahun individu memasuki tahap perawatan yang ditandai dengan usaha stabilisasi dari hasil usaha masa lampaunya. Pada tahap ini individu membutuhkan penghargaan, sebahagian individu merasa tidak nyaman secara psikologis pada masa ini yang diakibatkan oleh pengalaman kritis dimasa karirnya dimana individu tidak mencapai kepuasan dalam masa kerjanya, kesehatan yang buruk dan perasaan khawatir akan masa kerjanya. Sehingga sebahagian individu merasa tidak membutuhkan peningkatan kinerja sampai dengan masa penarikan (55-65 tahun).
Variabel organisasional terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan yang mengatur pekerjaan secara individu maupun kelompok yang dapat mengoptimalkan kemampuan individu mencapai tujuan organisasi.
Variabel psikologis terdiri dari sub-variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.Varibel ini menurut Gibson (1997) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.Variabel psikologis ini merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur, juga sulit menyatakan atau mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam suatu organisasi pada usia, etnis, latar belakang budaya, dan ketrampilan berbeda satu dengan lainnya. Perilaku dan prestasi kerja individu dipengaruhi oleh Variabel individu,variabel organisasi dan variabel psikologis seperti yang terlihat pada Gambar 2.1
23 Gambar 2.1 Varibel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi individu dikutip dari
Gibson et al (1997)
2.2.2. Motivasi
Menurut Rusyam (1989), pengertian motivasi sebagai berikut: “motivasi merupakan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari oleh adanya suatu keinginan/kebutuhan.” Wahjosumidjo (1987) memberikan definisi : “motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan.”. Gerungan (2000), menambahkan bahwa motivasi adalah penggerak, alasan-alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dirinya melakukan suatu tindakan/bertingkah laku.
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang
Variabel Individu Kemampuan dan Keterampilan Mental Fisik Latar Belakang Keluarga Tingkat Sosial Pengalaman Demografis Umur Asal-Usul Jenis kelamin Perilaku individu (apa yang dikerjakan
orang) Prestasi
(hasil yang diharapkan)
Variabel organisasi Sumber daya Kepemimpinan Imbalan Struktur Desain pekerjaan Variabel psikologis Persepsi Sikap Kepribadian Belajar Motivasi
24 menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian, 2004).
Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani.
Istilah motivasi mengandung tiga hal yang amat penting, yaitu:
a) Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasional. Tersirat pada pandangan ini bahwa dalam tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan sasaran pribadi anggota organisasi. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri bawahan yang digerakkan terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi maka tujuan pribadi akan ikut pula tercapai.
b) Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi, maka akan berusaha keras untuk melakukan sesuatu. c) Kebutuhan adalah keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha
tertentu menjadi menarik. Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan menciptakan ketegangan yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu pada diri seseorang.
25 Menurut Gitosudarmo (1986), motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama atau tujuan perusahaan ini terdapat dua macam yaitu:
a) Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. b) Motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk
finansial, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusiawi dan lain sebagainya (Luthan, 2007)
2.2.2.1. Jenis- Jenis motivasi
Jenis-jenis motivasi yang terjadi atas dasar pembentukannya menurut Sardiman (1986) terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu : (a) motivasi bawaan, yaitu motivasi yang telah dibawa sejak lahir dan terjadinya tanpa dipelajari. Motivasi bawaan atau disebut juga dengan motivasi primer terjadi dengan sendirinya tanpa melalui proses belajar, dan (b) motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh manusia. Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta sengaja dipelajari manusia. Motivasi yang dipelajari atau motivasi sekunder muncul melalui proses pembelajaran sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang.
26 2.2.2.2.Teori motivasi dua faktor dari Herzberg
Herzberg mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi . Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang puas ( dissatifiers – satisfiers ) atau faktor- faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik – intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut.
Pertama ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job context), yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi tersebut adalah faktor- faktor yang membuat orang merasa tidak puas ( dissatisfier)
atau disebut juga faktor iklim baik (hygiene factor) karena fakor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah yaitu “tidak adanya ketidakpuasan“. Faktor- faktor ini mencakup :a) Upah, b) jaminan pekerjaan, c) Kondisi kerja, d) Status, e) prosedur perusahaan, f) supervisi, g) mutu hubungan antar pribadi di antara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan.
Kedua serangkaian kondisi intrinsik, isi pekerjaan (job content), yang apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka tidak akan timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor- faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator, yang meliputi: a) prestasi (achievement), b) pengakuan (recognition), c) tanggungjawab (responsibility)), d) kemajuan (advancement), e) pekerjaan itu sendiri (the work itself), f) Kemungkinan