• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009

USU Repository © 2008

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN

REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) TAHUN 2008

TESIS

Oleh

ELYNAR LUBIS 067012007/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(2)

Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009

USU Repository © 2008

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN

REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) TAHUN 2008

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ( M Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh ELYNAR LUBIS

067012007/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009

USU Repository © 2008

Judul Tesis : Pengaruh karakteristik individu dan motivasi

ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) tahun 2008

Nama Mahasiswa : Elynar Lubis

Nomor Induk : 067012007

Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. IdaYustina, Msi) Ketua

(Drs. Amru Nasution, M Kes) Anggota

Ketua Program Studi

(Dr. Drs. Surya Utama, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T Chairun Nisa, B, MSc)

(4)

Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009

USU Repository © 2008

Telah diuji pada tanggal : 25 Februari 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ida Yustina, MSi

Anggota : 1. Drs.Amru Nasution, M Kes

2. Prof. dr. Aman Nasution, MPH

(5)

Elynar Lubis : Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, 2009

USU Repository © 2008

PERNYATAAN

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN

REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) TAHUN 2008

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 25 Februari 2009.

Elynar Lubis

(6)

i

ABSTRAK

Salah satu indikator untuk menunjukkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Survei awal yang dilakukan pada tiga rumah sakit PTPN IV, menunjukkan kelengkapan pengisian rekam medis masih jauh dari standar Depkes, berturut-turut Rumah Sakit Pabatu 18 %, Rumah Sakit Laras 26 %, Rumah Sakit Balimbingan 11 % Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis tersebut sebagian besar terdapat pada kolom catatan yang seharusnya diisi oleh dokter yang melakukan tindakan medis.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik responden dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap. Jenis penelitian ini explanatory research. Populasi penelitian adalah 45 dokter tenaga tetap, honorer dan konsultan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, serta analisa data menggunakan uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis adalah kondisi kerja dengan nilai p =0,001 < p = 0,05 dan supervisi dengan nilai p = 0,047 < p = 0,05 .

Disarankan kepada ketiga Rumah Sakit PTPN IV agar meningkatkan kondisi kerja dan melakukan supervisi berkala untuk pengisian rekam medis, mempunyai bagan organisasi sesuai dengan standar Depkes yang mempunyai komite medik di tiap rumah sakit untuk melakukan pengawasan rekam medis.

(7)

ii

ABSTRACT

One of the indicators showing the quality of health service in a hospital is the data or information obtained from a good and complete medical record. Initial survey conducted in three hospitals of PTPN IV shows that the completeness of filling out the medical record Pabatu Hospital is 18 %, Laras Hospital is 26 %, Balimbingan Hospital is 11 % respectively. This result is still far from the standard decided by the Ministry of Health. Most of the incompleteness of filling out the medical record is found in the column of note which should be filled out by the doctor who takes the medical action.

The purpose of this explanatory reseach study is to analyze the influence of the characteristics of respondents and extrinsic motivation on the doctor’s performance in completing the filling out of the medical record of in- patient patients. The population of this study is 45 doctors with permanent, part–time and consultant status. The data for this study were obtained through interviews and observations. The data obtained were analyzed through multiple linear regression test.

The result of this study shows that the variables which have an influence on the doctor’s performance in the completeness of filling out the medical record are work condition with p = 0,001 < p = 0,05 and supervision with p = 0,047 < p = 0,05.

The three hospitals of PTPN IV is suggested to improve their work condition and provide periodic supervision for medical record completion, have the chart of organization according to the standard set by the Ministry of Health having a medical committee in each hospital to implement a medical record control.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang atas segala Rahmat dan Karunianya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan judul : “Pengaruh karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien

rawat inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) tahun

2009”.

Penulisan tesis merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Chairudin P Lubis, DTM & H, SpA (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B MSc, beserta staf yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada saya untuk dapat menyelesaikan tesis ini.

(9)

iv

Ketua komisi pembimbing Prof. Dr. Ida Yustina, MSi yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dengan penuh kesabaran demi selesainya tesis ini.

Drs. Amru Nasution, M Kes selaku anggota pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan dorongan, bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga selesainya tesis ini.

Prof. dr. Aman Nasution, MP, dr Yulianti, SpP MARS, dr. Fauzi SKM, dan Dr. Khaira Amalia F.,SE.Ak,MBA,MAPPI (Cert) selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan masukan demi kesempurnaan tesis ini .

Direktur Sumber Daya Manusia & Umum Bapak Rusdi Lubis, SH MMA dan Kepala bagian SDM PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Ibu Ir. Deriati, MM yang telah memberikan izin dan dorongan untuk mengikuti pendididikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ibu dr. Sri Sulastri selaku Manajer Rumah Sakit Pabatu beserta seluruh karyawan Rumah Sakit Pabatu yang telah banyak membantu dalam mendapatkan data bagi penyelesaian tesis ini.

Bapak dr. Mazrisyaf Muaz selaku Manajer Rumah Sakit Laras beserta seluruh karyawan Rumah Sakit Laras yang telah banyak membantu dalam mendapatkan data bagi penyelesaian tesis ini.

(10)

v

Terima kasih tak terhingga kepada adik – adik serta seluruh keluarga besar almarhum H. M. Rasyid Lubis yang memberikan dukungan do’a, nasihat serta dukungan moril dan materil yang terus menerus sehingga selesainya tesis ini.

Terima kasih tak terhingga kepada rekan- rekan di bagian SDM PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) , Bapak M. Usman Nasution, Bapak Rahmad Abadi, Bapak Eka Priari, Saudara Swelli Sholihah, Saudara Sugito, Saudara Sunarko, Saudara Yurlansyah, Saudara T Nurdiana, Saudara Indah.

Terima kasih kepada rekan-rekan di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan do’a, nasihat serta dukungan moril dan materil sehingga selesainya tesis ini, terutama sahabatku Erika.

Penulis menyadari penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karenanya masukan dan saran untuk kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Februari 2009 Penulis

(11)

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : ELYNAR LUBIS

Tempat/ tanggal lahir : Medan 18 November 1958 Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

1965 – 1971 : SD Y. P. Medan Putri Medan 1971 – 1974 : SMP Negeri I Medan

1974 – 1977 : Sekolah Asisten Apoteker Nasional Surakarta.

1977 – 1983 : Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2006 – 2009 : Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan

Riwayat Pekerjaan

1987 – 1990 : Staf Bagian Kesehatan & Lingkungan PTP VI

1990 - 1994 : Apoteker Rumah Sakit Tinjowan Kabupaten Simalungun 1994 - 2004 : Staf Penunjang Medis Rumah Sakit Pabatu

2004 – 2005 : Kepala Dinas Penunjang Medis Rumah Sakit Laras 2005 – sekarang : Kepala Urusan Kesehatan PTPN IV

(12)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Permasalahan ...8

1.3 Tujuan penelitian... 9

1.4 Hipotesis penelitian...9

1.5 Manfaat penelitian...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...10

2.1 Rumah sakit...10

2.1.1 Mutu pelayanan rumah sakit ...11

2.1.2 Dokter...12

2.1.3 Rekam Medis ...14

2.1.3.1 Sejarah Rekam Medis ...15

2.1.3.2 Kegunaan Rekam Medis ...17

2.1.3.3 Pemilik dan penyimpanan rekam medis ...19

2.2 Kinerja...20

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja...21

2.2.2 Motivasi ...23

2.2.2.1 Jenis-jenis Motivasi...25

2.2.2.2 Teori motivasi dua faktor dari Hezberg ...26

2.3 Landasan teori ...27

2.4 Kerangka konsep...29

BAB III METODE PENELITIAN ...30

(13)

viii

3.2 Lokasi dan waktu penelitian...30

3.3 Populasi dan sampel...30

3.3.1 Populasi ...30

3.3.2 Sampel...31

3.4 Metode pengumpulan data ...31

3.4.1 Data Primer ...31

3.4.2 Data Sekunder ...31

3.4.3 Uji Validitas ...31

3.4.4 Uji Reliabilitas ...32

3.5 Variabel dan definisi operasional...33

3.5.1 Variabel Independen ...34

3.5.2 Variabel Dependen...35

3.6 Metode pengukuran...35

3.6.1 Metode pengukuran untuk variabel bebas...35

3.6.2 Metode pengukuran untuk variabel terikat ...37

3.7 Metode analisis data...37

Uji regresi linear ganda...38

BAB IV HASIL PENELITIAN...39

4.1 Deskripsi umum lokasi penelitian...39

4.1.1 Rumah Sakit Pabatu ...39

4.1.2 Rumah Sakit Laras ...41

4.1.3 Rumh Sakit Balimbingan ...43

4.1.3.1 Cakupan Kerja...43

4.1.3.2 Letak Geografis...44

4.2 Deskripsi karakteristik responden ...46

4.2.1 Umur ...46

4.2.2 Jenis Kelamin ...46

4.2.3 Tingkat Pendidikan ...47

4.2.4 Masa Kerja Dokter ...47

4.2.5 Kompensasi ...47

4.2.5.1 Besarnya kompensasi ...48

4.2.5.2 Kepuasan responden terhadap kompensasi...49

4.2.6 Kondisi Kerja ...49

4.2.7 Status Pegawai ...50

4.2.7.2 Kepuasan pegawai terhadap fasilitas yang diberikan...50

4.2.8 Prosedur Kerja...51

4.2.9 Supervisi...51

4.3 Kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis...52

4.4 Hasil analisis statistik...53

(14)

ix

BAB V PEMBAHASAN ...56

5.1 Pengaruh karakteristik umur terhadap kelengkapan rekam medis...56

5.2 Pengaruh karakteristik jenis kelamin terhadap kelengkapan rekam medis ...57

5.3 Pengaruh karakteristik tingkat pendidikan terhadap kelengkapan rekam medis ...58

5.4 Pengaruh karakteristik lama kerja terhadap kelengkapan rekam medis ...58

5.5 Pengaruh karakteristik kompensasi terhadap kelengkapan rekam medis ...59

5.6 Pengaruh karakteristik kondisi kerja terhadap kelengkapan rekam medis ...60

5.7 Pengaruh karakteristik status kepegawaian terhadap kelengkapan rekam medis ...61

5.8 Pengaruh karakteristik prosedur kerja terhadap kelengkapan rekam medis ...62

5.9 Pengaruh karakteristik supervisi terhadap kelengkapan rekam medis ...63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...66

6.1 Kesimpulan ...66

6.2 Saran...68

(15)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kinerja dokter. ...33

3.2 Metode pengukuran untuk variabel bebas...36

4.1 Distribusi Responden berdasarkan umur ...46

4.2 Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin ...46

4.3 Distribusi Responden berdasarkan tingkat pendidikan ...47

4.4 Distribusi Responden berdasarkan masa kerja...47

4.5 Distribusi Responden berdasarkan kompensasi ...48

4.6 Distribusi Responden berdasarkan kepuasan kompensasi ...48

4.7 Distribusi Responden berdasarkan kondisi kerja ...49

4.8 Distribusi Responden berdasarkan status kepegawaian...50

4.9 Distribusi Responden berdasarkan kepuasan fasilitas...50

4.10 Distribusi Responden berdasarkan prosedur kerja...51

4.11 Distribusi Responden berdasarkan supervisi ...52

4.12 Distribusi Responden berdasarkan kinerja dokter...53

4.13 Nilai Determinasi karakteristik dan Motivasi ekstrinsik responden ...54

(16)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi individu...23

2.2 Kerangka konsep...29

4.1 Struktur organisasi Rumah Sakit Pabatu...40

4.2 Struktur organisasi Rumah Sakit Laras...42

(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ...73

2. Izin Penelitian dari sekolah Pascasarjana...76

2. Izin Penelitian dari Kantor Koordinasi PTP-N Wilayah-I Sumatera ...77

3. Izin Penelitian dari Bagian SDM PTPN-IV ...78

4. Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Bagian SDM PTP-IV ...79

5. Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas ...82

6. Master Data ...83

7. Master Data Kinerja Dokter ...84

8. Master Data Uji Regresi...86

9 Output Tabel Distribusi...87

11 Output Uji Reliabilitas ...93

12 Output Uji Validitas ...94

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rumah sakit adalah tempat di mana pasien mendapat pelayanan kesehatan baik rawat jalan, rawat inap atau pelayanan kesehatan lainnya yang dilaksanakan oleh dokter, perawat atau tenaga medis lainnya, di mana tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dapat dipertanggung jawabkan dari segi medis. Dalam kaitan itu setiap tindakan yang dilaksanakan harus tercatat dan terdokumentasi.

Rumah sakit sebagai organisasi publik yang terdiri dari beberapa tenaga berbagai disiplin ilmu diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Dalam era globalisasi seperti sekarang, mutu pelayanan sangat menentukan untuk memenangkan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk tetap dapat menjaga keberadaan suatu rumah sakit ( Pohan, 2007)

(19)

2 Disamping itu rumah sakit juga harus mempunyai komitmen terhadap lingkungan kerja, kondisi organisasi dan manajemen, pembelajaran, komunikasi, pengawasan, kepemimpinan, monitoring, komite medik, standar pelayanan dan protap yang harus sesuai dengan ketentuan. Untuk monitoring tindakan medis yang telah dilakukan terhadap pasien rawat jalan atau rawat inap dicatat di rekam medis. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya cidera atau komplikasi yang tidak diinginkan yang diakibatkan oleh kesalahan manajemen medis (Persi, 2006)

Rekam medis menurut Permenkes Nomor: 749a/Menkes/PER/XII/1989 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan pasien kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Setiap sarana kesehatan wajib membuat rekam medis. Untuk pengisian rekam medis dimaksud harus dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang terkait dan dibuat serta dibubuhi tandatangan yang memberikan pelayanan, segera setelah pasien menerima pelayanan.

(20)

3 Pendokumentasian informasi medis seorang pasien harus dilakukan tepat waktu, up to date, cermat, lengkap, dipercaya, dan obyektif. Hal ini mengingat informasi tersebut merupakan bukti sah dan otentik yang dapat memberikan perlindungan hukum. Perlindungan hukum bisa diberikan baik kepada pemberi jasa pelayanan maupun penerima jasa pelayanan kesehatan dalam suatu sidang pengadilan, atau badan resmi lainnya (Persi,2006)

Rekam medis menjadi sangat penting karena menjadi aspek Hak Asasi Manusia dan hukum internasional. Hal ini sesuai pula dengan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, serta UU No 23 tahun 1992 yang menjamin hak pasien memperoleh pendapat kedua, hak atas rahasia penyakit kliennya, hak memperoleh pelayanan standar, dan hak persetujuan suatu tindakan medik (Persi, 2006)

Pendokumentasian informasi medis harus mengandung data yang profesional, metode penyimpanan dan prosedur harus dijaga, khususnya untuk administrasi pelayanan yang memadai. Tujuan pokoknya pendokumentasian informasi medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun pra rumah sakit (Persi, 2006).

Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa pelaksanaan rekam medis di rumah sakit belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Permenkes No 749a/Menkes /Per/XII/1989.

(21)

4 di Rumah sakit Harapan Kita Jakarta rekam medis yang lengkap 63,8 %, penelitian Meliala (2004) pada tahun 1990 rekam medis pasien epilepsi di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta terisi lengkap 70 %, penelitian pada tahun 1999 kelengkapan rekam medis RS Sardjito 0 % sampai 96,97 %, di bangsal kesehatan anak kelengkapan rekam medis 7,19 %, bangsal perawatan bayi kelengkapan rekam medis 36,88 %. Sebelum pelatihan kepada klinisi dari 92 rekam medis yang diteliti ke lengkapannya 60,9 %, setelah dilakukan pelatihan kelengkapan rekam medis mecapai 96,7 %. Dari data penelitian di atas menunjukkan bahwa pengisian rekam medis baik di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta masih jauh di bawah ketentuan standar Departemen Kesehatan yang menyatakan kelengkapan pengisian rekam medis adalah 100 %, hal ini menunjukkan belum dilaksanakannya rekam medis sesuai ketentuan (Meliala,2004)

Hasil penelitian terdahulu oleh Waruna di Rumah Sakit Santa Elizabeth Medan (2003) ditemukan kelengkapan rekam medis yang dilakukan oleh dokter 78,6% sedang yang dilakukan oleh perawat 68,2%, penelitian Anggraini di Rumah Sakit Djasamen Saragih Pematang Siantar (2007) menemukan bahwa kelengkapan rekam medis sebesar 65,9%, yang penyimpanannya tidak tepat pada tempatnya sebesar 59,03%.

(22)

5 P T Perkebunan Nusantara IV (Persero) mempunyai 3 (tiga) unit rumah sakit yang menjadi rujukan pelayanan kesehatan bagi karyawan, pensiunan dan keluarganya. Ketiga rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Pabatu di dekat kota Tebing Tinggi, Rumah Sakit Laras dekat kota Serbelawan dan Rumah Sakit Balimbingan di Tanah Jawa kabupaten Simalungun. Ketiga rumah sakit tersebut telah mempunyai fasilitas untuk empat jenis pelayanan dasar. Tenaga medis yang bekerja di ketiga rumah sakit tersebut terdiri dari dokter tetap, dokter honor dan dokter konsultan sebanyak 45 dokter, di mana 91,11 % merupakan tenaga konsultan dan honorer Banyaknya dokter konsultan yang bekerja di rumah sakit P T Perkebunan Nusantara IV (Persero) hal ini merupakan suatu kebijakan dari pihak manajemen mengingat kasus untuk pelayanan kesehatan satu jenis spesialisasi belum terlalu banyak dan rumah sakit masih menganut sistem anggaran berimbang di mana pendapatan yang berdasarkan kontribusi dari perusahaan dibanding dengan biaya operasional rumah sakit diusahakan seimbang, maka untuk tenaga dokter spesialis dibuat sistem honor berdasar banyaknya pasien yang dilayani.

(23)

6 tingkat dasar meliputi : administrasi manajemen, pelayanan medik, gawat darurat, keperawatan dan rekam medis (Depkes RI, 2007)

Dari penelitian awal yang dilakukan di ketiga rumah sakit yang mengambil sampel masing-masing sebanyak 100 berkas rekam medis pasien rawat inap di masing- masing rumah sakit, diketahui bahwa kelengkapan pengisian rekam medis yang menjadi tanggung jawab dokter, didapat data kelengkapan rekam medis sebagai berikut: Rumah Sakit Pabatu 18 %, Rumah Sakit Laras 26 %, Rumah Sakit Balimbingan 11 % hal ini masih jauh dari standar yang ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu 100 %.

Kelengkapan rekam medis dan ketepatan waktu pengembaliannya masih menjadi persoalan bukan hanya di negara berkembang, namun di negara maju pun keadaan ini masih sering dijumpai. Fenomena ini terjadi di Korea misal di 11 rumah sakit tersier sangat jauh dari ideal. Di Organisasi pelayanan kesehatan Inggris melalui

The Audit Commission on National Health Service menyimpulkan adanya defisiensi yang serius dalam pengelolaan rekam medis mulai pengisian sampai dengan penyimpanan ( Meliala, 2004).

(24)

7 Catatan pada rekam medis sangat berguna untuk mengingatkan dokter dengan keadaan, hasil pemeriksaan dan pengobatan yang telah diberikan kepada pasien, hal ini berguna untuk mempermudah strategi pengobatan pasien.(Hanafiah 1999).

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengisian rekam medis di rumah sakit mutunya masih rendah antara lain masih kurang lengkapnya hal hal yang harus diisi oleh dokter maupun perawat, penyimpanan oleh tenaga rekam medis belum sesuai ditempatnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencari kembali relatif lama, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah motivasi dari dokter.

Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu , orang- orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak (Robins 2002) . Dengan adanya karyawan yang termotivasi diharapkan performa karyawan tersebut akan meningkat dan produktivitas juga meningkat.

Menurut Sedarmayanti dalam Riduan (2008), motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.

(25)

8 Banyaknya tenaga dokter yang bukan merupakan tenaga tetap diduga hal ini berpengaruh terhadap kinerja dokter tersebut dalam kelengkapan pengisian rekam medis, dimana jika dilihat dari fasilitas yang diperoleh dan ikatan kerja mereka lebih lemah dibanding dengan dokter tetap. Dokter honorer dan dokter konsultan dalam hal pekerjaan mereka tidak mendapat kompensasi intrinsik yang meliputi: promosi, penghargaan atas prestasi kerja, kesempatan kerja yang lebih baik, mereka hanya memperoleh kompensasi ekstrinsik yang berupa gaji atau honor. Untuk itu motivasi yang coba dianalisa yang berpengaruh terhadap kinerja adalah motivasi ekstrinsik yang meliputi : kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi. Disamping hal tersebut diatas karakteristik dokter yang bekerja di Rumah Sakit PTPN IV juga sangat beragam dilihat dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja.

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis diruang rawat inap rumah sakit PT Perkebunan Nusantara IV.

1.1.Permasalahan

(26)

9

1.2.Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah sakit P T Perkebunan Nusantara IV

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh antara karakteristik individu (usia,jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV.

1.5. Manfaat Penelitian:

1. Sebagai bahan masukan kepada Manajemen Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV untuk membuat kebijakan yang tepat dalam meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit.

2. Memberikan kontribusi pemikiran dan pengetahuan terhadap pengembangan ilmu kebijakan kesehatan bagi pemerhati/praktisi kesehatan.

(27)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 159b/Men Kes/Per/II/1988 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

Menurut WHO (1957) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh (integral) dari organisasi sosial dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan, dan rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian bio sosial ( Depkes, 1997).

Rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan subpesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) pasien (Depkes,1989). Sesuai dengan fungsi utamanya tersebut, perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan lebih berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) (Ilyas, 2001).

(28)

11

2.1.1. Mutu Pelayanan Rumah sakit

Menurut Azwar (1996), program menjaga mutu pelayanan kesehatan ditinjau dari waktu pelaksanaannya dapat dibedakan atas tiga macam, yakni: 1) Program menjaga mutu prospektif (prospective quality assurance), yakni program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan, temasuk di dalamnya: a) standarisasi, b) perizinan c) sertifikasi d) akreditasi; 2) Program menjaga mutu konkuren (concurent quality assurance) yakni program menjaga mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Perhatian utama lebih ditujukan pada unsur proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis dan non medis yang dilakukan, apabila tindakan yang dilakukan tidak sesuai standar yang ditetapkan berarti mutu pelayanan kesehatan kurang bermutu; 3) Program menjaga mutu retrospektif (retrospective quality assurance) adalah program yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan, di mana perhatian ditujukan pada unsur keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan apakah sesuai standar atau tidak. Salah satu contoh adalah review rekam medis. Pada review rekam medis semua catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan dengan standar untuk menentukan apakah pelayanan yang diberikan bermutu atau tidak.

(29)

12 Ini berarti bahwa tingkat kepuasan pelanggan menjadi salah satu parameter mutu pelayanan rumah sakit. Pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan rumah sakit akan menjadi triger zone terjadinya suatu tuntutan pasien kepada rumah sakit. Dalam kaitan itu kita perlu menyamakan persepsi mutu pelayanan dari berbagai sudut pandang, baik dari masyarakat, provider, pemilik maupun manajemen. Biasanya yang paling krusial adalah persepsi mutu pelayanan dari pandangan masyarakat dan provider, khususnya pada mutu pelayanan rawat darurat, rawat jalan dan rawat inap (Mambodiyanto, 1999)

Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan kesehatan. Mengingat fungsi utama sebuah rumah sakit adalah melaksanakan pelayanan kesehatan, maka pengelolaan sumber daya manusia adalah bagian yang sangat penting dalam manajemen administrasi Rumah sakit (Adikoesoemo, 1995)

2.1.2. Dokter

(30)

13 bidang tertentu. Jadi, dokter bisa saja melakukan pengobatan atau tindakan medis kepada pasien-pasiennya, namun apabila terjadi penyulit yang bisa membahayakan pasien atau dirinya sendiri, atau apabila ia menemui kasus kasus yang ia tidak mampu menanganinya, ia wajib merujuk pasien ke dokter spesialis yang sesuai yang mampu menangani kasusnya. Dalam memberikan pelayanan medis, dokter terikat pada ketentuan yang mengatur batasan kewenangan sesuai dengan kemampuannya (Konsil Kedokteran Indonesia, 2007)

(31)

14

2.1.3.Rekam medis

Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran No 29 tahun 2004, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Kedua pengertian rekam medis tersebut menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak menyebutkan sarana kesehatan. Hal ini menunjukkan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.

(32)

15 Dokter boleh memaparkan isi rekam medis jika sudah mendapat izin tertulis dari pasien. Secara lebih rinci dalam Permenkes tersebut disebutkan berkas rekam medis merupakan milik sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakit namun isi rekam medis merupakan milik pasien. Pada praktiknya pelaksanaan akses pasien terhadap rekam medis miliknya bisa terwujud dengan pemberian salinan atau foto copy, tapi berkas asli tetap berada di rumah sakit (Depkes, 1989).

2.1.3.1. Sejarah Rekam medis

Pertama kali rekam medis dijumpai di gua batu di Spanyol pada zaman Paleoliticum (diduga 25.000 yang lalu), di Mesir dijumpai didinding pyramid, di tulang belulang, pohon, daun kering, atau papyrus ± 3000 – 2000 SM.

Aesculapius, Hippocrates, Galen dan lain-lain telah membuat catatan tentang pengobatan yang telah diberikan, demikian juga dengan para tabib di Cina. Aviscenna (Ibnu Sina) yang hidup pada tahun 980 – 1037 M banyak menulis buku-buku yang berkaitan dengan pengalamannya mengobati pasien.

Di Inggris, atas anjuran William Harvey Rumah sakit St Batholomous pada abad pertengahan telah mulai melaksanakan rekam medis pada sebagian pasien yang dirawat, demikian juga dengan dokter Franklin H Martin (1913) sebagai ahli bedah telah menggunakan rekam medis bagi pelayanan, dan pendidikan bagi calon ahli bedah.

(33)

16 baru dimulai dibuat peraturan resmi dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 031/Birhup/1972 yang menyatakan bahwa semua rumah sakit diharuskan mengerjakan medical recording dan reporting, dan hospital statistic, keputusan ini kemudian diikuti dengan Kep Men Kes No 034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit. Selanjutnya Keputusan Menteri Kesehatan RI No 134/menkes/SK/IV/78 tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah sakit menyebutkan sub bagian pencatatan medik mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan medik.

Untuk meningkatkan mutu dan peranan rekam medis dalam pelayanan kesehatan, IDI mengeluarkan SK No 319/PB/A4/88 tentang informed concent yang menekankan praktek profesi kedokteran harus membuat rekam medis baik di rumah sakit maupun di praktek pribadi. Untuk mempertegas rekam medis tersebut pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis sehingga rekam medis mempunyai landasan hukum yang kuat.

Guna melengkapi ketentuan pasal 22 Permenkes tersebut diatas Direktorat Jenderal Pelayanan Medik telah membuat suatu Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit Indonesia dengan nomor SK Dirjend Pelayanan Medik No 78 tahun 1991( Hanafiah, 1999).

(34)

17 2.1.3.2. Kegunaan Rekam medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain: 1. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

4. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek keuangan.

(35)

18 Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tetang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi sipemakai.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara umum adalah :

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.

(36)

19 c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit

dan pengobatan selama pasien berkunjung, dirawat di rumah sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya,

f. Menyediakan data- data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.(Depkes, 1997)

2.1.3.3. Pemilik dan penyimpanan Rekam medis

Menurut Permenkes No 749a/Menkes/Per/XII/1989 pasal 9 pemilik rekam medis adalah rumah sakit, isinya milik pasien.

(37)

20 Penyimpanan rekam medis dilakukan selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal terakhir pasien berobat. Apabila ada hal- hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan tersendiri. Sedangkan rekam medis yang tidak aktif dapat dibuat mikrofilm atau bentuk arsip lainnya.

Di India rekam medis untuk pasien rawat jalan disimpan selama 3-5 tahun, sedang untuk pasien rawat inap selama 10 tahun. Di Amerika penyimpanan rekam medis dalam perkara disimpan selama 10 tahun setelah perkara terakhir selesai, dalam keadaan biasa penyimpanan dilakukan selama 5 tahun dari terakhir kunjungan pasien. Di Inggris penyimpanan rekam medis untuk pasien obstetri selama 25 tahun, rekam medis anak-anak dan usia muda sampai ulang tahun yang ke 25, atau 8 tahun setelah kunjungan yang terakhir. Rekam medis pasien gangguan mental 20 tahun sesudah dokter yang merawat menyatakan sudah sembuh, rekam medis yang lain 8 tahun setelah resume akhir dibuat (Hanafiah,1999).

2.2. Kinerja

Kinerja adalah penampilan hasil karya personil, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi (Ilyas,2001)

(38)

21 kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu hasil dari aktivitas pekerja dalam melaksanakan uraian kerja yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendukung tujuan perusahaan dan dapat dievaluasi secara periodik oleh manajemen dari perusahaan tempat dimana dia bekerja.

2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Dalam pelayanan kesehatan sangat penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga profesional. Proses evaluasi kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi (Ilyas,2001).

Menurut Gibson terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi prestasi dan perilaku dari individu yang dapat mempengaruhi kinerja dari individu tersebut. Adapun variabel tersebut terdiri dari : varibel individu; variabel organisasi dan variabel psikologis.

(39)

22 Umur menurut Gibson (1994) berpengaruh terhadap kinerja individu dimana pada usia 40-54 tahun individu memasuki tahap perawatan yang ditandai dengan usaha stabilisasi dari hasil usaha masa lampaunya. Pada tahap ini individu membutuhkan penghargaan, sebahagian individu merasa tidak nyaman secara psikologis pada masa ini yang diakibatkan oleh pengalaman kritis dimasa karirnya dimana individu tidak mencapai kepuasan dalam masa kerjanya, kesehatan yang buruk dan perasaan khawatir akan masa kerjanya. Sehingga sebahagian individu merasa tidak membutuhkan peningkatan kinerja sampai dengan masa penarikan (55-65 tahun).

Variabel organisasional terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan yang mengatur pekerjaan secara individu maupun kelompok yang dapat mengoptimalkan kemampuan individu mencapai tujuan organisasi.

(40)

23 Gambar 2.1 Varibel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi individu dikutip dari

Gibson et al (1997)

2.2.2. Motivasi

Menurut Rusyam (1989), pengertian motivasi sebagai berikut: “motivasi merupakan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari oleh adanya suatu keinginan/kebutuhan.” Wahjosumidjo (1987) memberikan definisi : “motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan.”. Gerungan (2000), menambahkan bahwa motivasi adalah penggerak, alasan-alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dirinya melakukan suatu tindakan/bertingkah laku.

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang

Variabel Individu (apa yang dikerjakan

orang) Prestasi

(hasil yang diharapkan)

Variabel organisasi Sumber daya Kepemimpinan Imbalan Struktur

Desain pekerjaan

(41)

24 menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian, 2004).

Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani.

Istilah motivasi mengandung tiga hal yang amat penting, yaitu:

a) Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasional. Tersirat pada pandangan ini bahwa dalam tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan sasaran pribadi anggota organisasi. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri bawahan yang digerakkan terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi maka tujuan pribadi akan ikut pula tercapai.

b) Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi, maka akan berusaha keras untuk melakukan sesuatu. c) Kebutuhan adalah keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha

(42)

25 Menurut Gitosudarmo (1986), motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama atau tujuan perusahaan ini terdapat dua macam yaitu:

a) Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. b) Motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk

finansial, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusiawi dan lain sebagainya (Luthan, 2007)

2.2.2.1. Jenis- Jenis motivasi

(43)

26 2.2.2.2.Teori motivasi dua faktor dari Herzberg

Herzberg mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi . Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang puas ( dissatifiers – satisfiers ) atau faktor- faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik – intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut.

Pertama ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job context), yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi tersebut adalah faktor- faktor yang membuat orang merasa tidak puas ( dissatisfier)

atau disebut juga faktor iklim baik (hygiene factor) karena fakor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah yaitu “tidak adanya ketidakpuasan“. Faktor- faktor ini mencakup :a) Upah, b) jaminan pekerjaan, c) Kondisi kerja, d) Status, e) prosedur perusahaan, f) supervisi, g) mutu hubungan antar pribadi di antara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan.

(44)

27 berkembang (the possibility of growth). Metode Herzberg pada dasarnya mengasumsikan bahwa kepuasan bukanlah konsep berdimensi satu. Penelitiannya menyimpulkan bahwa diperlukan dua kontinum untuk menafsirkan kepuasan kerja secara tepat (Gibson,1997).

2.3. Landasan Teori

Menurut teori motivasi kepuasan dua faktor Herzberg, untuk memberi kepuasan kerja kepada pekerja harus terdapat kondisi intrinsik yang disebut pemuas atau motivator jika kondisi ini ada maka tidak akan timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan dan kondisi ekstrinsik yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi tersebut adalah faktor- faktor yang membuat orang merasa tidak puas ( dissatisfier) atau disebut juga faktor iklim baik (hygiene factor) karena faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah yaitu “tidak adanya ketidakpuasan ( Gibson, 1997)

Menurut Gibson terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi prestasi dan perilaku dari individu yang dapat mempengaruhi kinerja dari individu tersebut. Adapun variabel tersebut terdiri dari : varibel individu; variabel organisasi dan variabel psikologis.

(45)

28 pengalaman serta sub-variabel demografis: umur, asal-usul dan jenis kelamin memberikan efek yang tidak langsung kepada kinerja individu

(46)

29

2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.2: Kerangka konsep penelitian

• Karakteristik individu Usia

Jenis kelamin Tingkat pendidikan Lama Kerja

Kinerja dokter dalam kelengkapan

pengisian rekam medis

• Motivasi Ekstrinsik

(47)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk survey explanatory, yaitu jenis penelitian survey

yang bertujuan menjelaskan pengaruh karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja) dan motivasi ekstrinsik (kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja, dan supervisi) terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit rujukan milik PTPN IV yaitu Rumah Sakit Pabatu, Rumah Sakit Laras dan Rumah Sakit Balimbingan. Pelaksanaan penelitian direncanakan di bulan Oktober – Nopember 2008.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

(48)

31

3.3.2.Sampel

Sampel yang diambil merupakan keseluruhan populasi yang terdiri dari semua dokter tetap, honorer dan konsultan yang berjumlah 45 orang, dengan menggunakan teknik sampling jenuh di mana semua anggota populasi ditetapkan sebagai sampel (Sugiyono, 2006).

3.4.Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder :

3.4.1 Data Primer

Data primer dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan menggunakan keusioner kepada dokter tentang karakteristik individu dan motivasi ekstrinsik.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan menganalisis data rekam medis rawat inap di ketiga rumah sakit PTPNIV dengan mengamati rekam medis pasien rawat inap yang opname pada bulan Oktober- Nopember 2008, dan data lain yang diperlukan.

3.4.3 Uji Validitas

(49)

32 r = N ( ∑ x y ) - ( ∑ x ∑ y )

{[ N ∑ x2 - ( ∑ x2)] [ N ∑2 . (∑ y2 )]}1/2

Dimana :

x= Skor tiap-tiap variabel y= Skor total tiap variabel N= Jumlah responden

3.4.4. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan tersebut dilakukan berulang- ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula Alpha Cronbach sebagai berikut:

Rtt = M ( Vt.Vx )

M. 1(Vt)

Dimana :

Vt = Variasi total Vx = Variasi butir-butir

(50)

33 Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner motivasi ekstrinsik Butir

pertanyaan

T Hitung t Tabel status Cronbach Alpha

Kriteria Status

1 6,872 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel

2 3,362 1,684 Valid ,899 0,297 Reliabel

3 4,991 1,684 Valid ,894 0,297 Reliabel

4 3,362 1,684 Valid ,899 0,297 Reliabel

5 6,005 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel

6 4,272 1,684 Valid ,895 0,297 Reliabel

7 6,005 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel

8 4,272 1,684 Valid ,897 0,297 Reliabel

9 3,362 1,684 Valid ,899 0,297 Reliabel

10 6,249 1,684 Valid ,890 0,297 Reliabel

11 3,168 1,684 Valid ,900 0,297 Reliabel

12 6,005 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel

13 4,991 1,684 Valid ,894 0,297 Reliabel

14 4,743 1,684 Valid ,895 0,297 Reliabel

15 6,872 1,684 Valid ,893 0,297 Reliabel

16 4,608 1,684 Valid ,896 0,297 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.1 di atas diketahui bahwa butir butir pertanyaan umtuk varibel motivasi ekstrinsik seluruhnya memenuhi persyaratan validitas yakni nilai t hitung pertanyaan lebih besar dari nilai t tabel ( Sugiyono, 2006), semua butir pertanyaan juga mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari kriteria (Riduwan, 2006) sehingga semua pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

(51)

34

3.5.1 Variabel Independen :

1. Umur : Usia dokter responden pada waktu dilakukan penelitian

2. Jenis kelamin : Jenis kelamin dokter yang menjadi responden penelitian 3. Tingkat pendidikan: tingkat pendidikan dokter yang menjadi responden

penelitian

4. Lama kerja : lama kerja dokter responden yang bekerja di RS PTPN IV. 5. Kompensasi

Kompensasi adalah gaji atau honor dokter. Untuk dokter pegawai tetap gaji per bulan berdasarkan peraturan kepegawaian, dokter honorer dan dokter konsultan berdasarkan perjanjian kerja.

6. Kondisi kerja

Kondisi kerja yang dirasakan oleh dokter yang bekerja di Rumah Sakit PTPN-IV, yang meliputi suasana tempat kerja dan dukungan pihak yang terkait di Rumah Sakit PTPN- IV yang memungkinkan setiap dokter dapat melakukan pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

7. Status kepegawaian

Status kepegawaian dokter yang menjadi responden penelitian, terdiri atas: a. dokter pegawai tetap

(52)

35 Pada penelitian ini dilakukan analisa pengaruh kepuasan dokter responden terhadap fasilitas yang diterima terkait dengan status kepegawaian terhadap kinerjanya pada pengisian rekam medis..

8. Prosedur kerja

Pedoman atau acuan kerja dokter yang memungkinkan dokter dapat melakukan pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9. Supervisi

Evaluasi yang diberikan pihak manajemen terhadap dokter dalam melakukan pengisian rekam medis.

3.5.2 Variabel Dependen

Kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap;

Perilaku kerja dokter dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap yang meliputi pencatatan semua tindakan dan pertangungjawabannya meliputi: anamnese, riwayat penyakit, diagnosa, persetujuan tindakan medik, tindakan pengobatan, catatan observasi klinis, resume akhir dan evaluasi pengobatan disertai tanda tangan di setiap pencatatan yang menjadi kewajibannya

3.6.Metode Pengukuran

3.6.1. Metode Pengukuran Untuk Variabel Bebas

(53)

36 Tabel 3.2 : Metode pengukuran untuk variabel bebas

No Variabel Kategori dan Range Bobot Skala ukur 2.Dokter spesialis

Nominal

4 Lama kerja 1.1-4 tahun 2.5-9 tahun 3.10-13 tahun

Ordinal

5 Kompensasi 1. Puas: bila responden menyatakan puas dengan nilai gaji /honor yang diterima, skor = 1

2.Tidak puas bila responden menyatakan tidak puas dengan gaji/honor yang diterima,skor = 0

1

0

Ordinal

6 Kondisi kerja 1.Nyaman:bila dokter merasa nyaman dengan kondisi kerja RS PTPN IV, skor ≥3

2.Tidak Nyaman:Bila dokter tidak nyaman selama bekerja di RS PTPN IV skor < 3

1.Puas : bila responden merasa puas dengan fasilitas yang diterima sesuai dengan status kepegawaiannya,skor ≥ 2 2.Tidak Puas: bila responden merasa

puas dengan fasilitas yang diterima sesuai dengan status kepegawaianny, skor < 2

1

0

Ordinal

8 Prosedur kerja 1.Baik :bila dokter memahami prosedur kerja yang tertulis maupun tidak tertulis, skor ≥ 2

2.Tidakbaik: bila tidak memahami prosedur kerja yang tertulis maupun tidak tertulis, skor < 2

1

0

Ordinal

9 Supervisi 1.Baik : bila pernah dilakukan evaluasi terhadap kelengkapan pengisian rekam medis oleh dokter,skor ≥2

2.Tidak baik: bila tidak pernah dilakukan evaluasi terhadap kelengkapan

pengisian rekam medis oleh dokter,skor < 2

1

0

(54)

37

3.6.2Metode Pengukuran Untuk Variabel Terikat

Pengukuran yang digunakan untuk variabel kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV menggunakan skala ordinal, dengan kategori sebagai berikut:

1. Baik: apabila dokter di RS PTPN IV melaksanakan hampir seluruh pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap ( > 70 % dari kelengkapan pengisian)

2. Cukup: apabila dokter di RS PTPN IV melaksanakan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap ( 40 % - 70 % dari kelengkapan pengisian )

3. Kurang : apabila dokter di RS PTPN IV melaksanakan sebagian kecil pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengisian rekam medis pasien rawat inap ( < 40 % dari kelengkapan pengisian).

3.7. Metode Analisis Data

(55)

38 Persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y = o + 1X11+ 2X12+ 3X13+ 4X14+ 5X21+ 6X22+ 7X23+ 8X24+ 9X25,dimana:

Y = variabel terikat (kinerja dokter pada pengisian rekam medis) 1– 9 = koefisien regresi

X1õ = Usia

X12 = jenis kelamin X13 = tingkat pendidikan X14 = lama kerja

X2õ = kompensasi

(56)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Rumah Sakit Pabatu

Rumah Sakit Pabatu semula adalah Rumah Sakit Pembantu yang terdapat di Kebun Pabatu PTP VI Pabatu yang terletak di Kabupaten Deli Serdang lebih kurang 7 Km dari Kota Tebing Tinggi dengan luas areal ± 25.000 m2.

Jarak Rumah Sakit Pabatu dengan Kebun/Unit yang menjadi wilayah kerja RS.Pabatu adalah :

Kebun Pabatu : 1 Km

Kebun Adolina : 50 Km

Kebun Tinjowan I : 94 Km Kebun Tinjowan II : 94 Km Kebun Tinjowan III : 94 Km

Kebun Pulu Raja : 129 Km

Kebun Air Batu : 118 Km

Kebun Tanah Itam Ulu : 57 Km Kantor Pusat/Polikpus Medan : 89 Km

(57)

40 rujukan PTP VI, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi biaya kesehatan di PTP VI dengan cara mengkoordinir pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit luar.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Pabatu

(58)

41

4.1.2.Rumah Sakit Laras

Rumah Sakit Laras semula didirikan oleh perusahaan pemerintah Belanda (HVA) tahun 1923 dengan nama Rumah Sakit Bahapal yang terletak di Desa Naga Jaya I Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun + 25 km dari kota Pematang Siantar dengan luas bangunan : 6.977,75 m2, pada tanah seluas 15,57 hektar dengan kapasitas tempat tidur 110 buah. Pada tahun 1957 Rumah Sakit Bahapal berubah nama menjadi Rumah Sakit Laras di mana pengelolaannya dilaksanakan oleh PTP. VII dan menjadi Rumah Sakit Rujukan PTP VII. Penetapan Rumah Sakit Laras sebagai pusat rujukan ini didasarkan atas kebutuhan untuk efisiensi biaya kesehatan di mana Rumah Sakit Laras berfungsi sebagai koordinator pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit rujukan.

(59)

42 Gambar 4.2 Struktur organisasi Rumah Sakit Laras

MANAJER UNIT

KEPALA DINAS MEDIS KEPALA DINAS TATA USAHA

Kepala

Kas / Bank, Petugas Umum, Transpor, Tata Buku

(60)

43

4.1.3 Rumah Sakit Balimbingan

Rumah Sakit Balimbingan adalah salah satu Unit Rumah Sakit di P T Perkebunan Nusantara IV selain RS.Laras dan RS.Pabatu. Didirikan pada tahun 1926 oleh HVA (Belanda), hingga saat ini bangunan dan bentuknya ± 80% masih original bangunan Belanda. RS.Balimbingan adalah eks PT.Perkebunan VIII sebelum bergabung dengan PTP.Nusantara IV. Ruangan rawat terdiri dari 10 bangsal ditambah 1 Unit ruangan Kelas I. Kapasitas tampung berkisar sampai 400 orang pasien yang dulunya diperuntukkan bagi seluruh karyawan kebun HVA di Kabupaten Simalungun. Setelah kebun-kebun di Simalungun dikelompokkan menjadi beberapa PNP/PTP dan berdirinya RS.Pembantu Sidamanik, kapasitas RS.Balimbingan dikurangi menjadi 120 tempat tidur dengan memakai 9 ruangan perawatan ditambah 1 Unit Kelas I.

4.1.3.1. Cakupan kerja

RS.Balimbingan membawahi Puskesbun Sidamanik dan Puskesbun Pasir Mandoge. Pasien yang dirawat di RS.Balimbingan adalah sebagai berikut :

1. Rujukan Langsung dari : Kebun Balimbingan, Kebun Marjandi, Kebun Bah Birong Ulu, Unit RS.Balimbingan, Kebun Marihat, Kebun Tonduhan, Kebun Bah Jambi Afd.III,V, VI & VIII.

(61)

44

3. Rujukan melalui Puskesbun Pasir Mandoge : Kebun Sei Kopas, Kebun Pasir Mandoge

4. Pasien Umum

4.1.3.2 Letak geografis

• Berada ± 300 meter diatas permukaan laut sehingga suhu udaranya sedang.

• Jarak dari Pematang Siantar - RS.Balimbingan ± 20 Km. Dikelilingi

kebun-kebun PTP.Nusantara IV dengan jarak sebagai berikut :

a. Kebun Balimbingan = 2 Km

b. Kebun Marihat = 12 Km

c. Kebun Bah Jambi Afd.VI,VII,VIII = 2 Km

d. Kebun Tonduhan = 17 Km

e. Kebun Marjandi = 38 Km

f. Kebun Bah Birong Ulu = 40 Km

g. Kebun Sidamanik = 45 Km

h. Kebun Bah Butong = 48 Km

i. Kebun Tobasari = 56 Km

j. Kebun Pasir Mandoge = 45 Km

(62)

45 Gambar 4.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Balimbingan

MANAJER UNIT

Komite Dinas Medis

Kepala

Sidamanik Apotik /

(63)

46

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden

4.2.1 Umur

Responden yang melakukan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV dilihat dari umur yang terbanyak pada umur 41 – 60 tahun berjumlah 27 orang (60,0 %), responden berusia 20 -40 tahun 13 orang (28,9 %) dan yang paling sedikit berumur > 60 tahun sebanyak 5 orang (11,1 %). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persen

Pembagian umur diatas berdasarkan pendapat Erickson (Wikipedia, 2008), dimana umur dewasa muda 20 -40 tahun, dewasa tua 40- 60 tahun, dan usia lanjut > 60 tahun.

4.2.2. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak laki-laki berjumlah 35 orang (77,8 %) dan yang sedikit perempuan sebanyak 10 orang (22,2%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

(64)

47

4.2.3. Tingkat Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak berpendidikan Spesialis (S-2) berjumlah 26 orang (57,8 %), sedangkan dokter umum (S-1) sebanyak 19 orang (42,2%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen

1

Distribusi responden berdasarkan masa kerja yang terbanyak mempunyai masa kerja 1-4 tahun berjumlah 28 orang (62,2%), sedangkan yang mempunyai masa kerja 10-13 tahun sebanyak 5 orang (11,1%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah Persen

(65)

48 kepuasan responden terhadap gaji atau honor yang diterima di Rumah Sakit PTPN IV tahun 2008.

4.2.5.1 Besarnya Kompensasi

Kompensasi yang diterima responden tidak ada yang < Rp 1 juta per bulan yang terbanyak berkisar Rp 1 juta- Rp 10 juta sebanyak 43 orang (95,6%) dan sisanya sebanyak 2 orang memperoleh gaji/honor > Rp 10 juta (4,4%) . Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Besarnya Kompensasi

No Besar kompensasi Jumlah Persen

1

4.2.5.2 Kepuasan responden terhadap kompensasi yang diterima

Berkenaan dengan gaji atau honor yang diterima selama bekerja di Rumah Sakit PTPN IV hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menyatakan puas yaitu sebanyak 27 orang (60,0%) sisanya 17 orang (40,0%) menyatakan tidak puas.Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan Kompensasi

(66)

49

4.2.6 Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang diamati pada penelitian ini adalah kenyamanan responden dalam pengisian rekam medis yang meliputi kenyamanan terhadap sistem keselamatan kerja, kenyamanan terhadap penerangan ruangan, kenyamanan terhadap kebisingan ruangan,kenyamanan terhadap ketersediaan peralatan untuk pengisian rekam medis, kenyamanan terhadap teguran teman sejawat untuk mengisi rekam medis dan ketersediaan waktu responden untuk mengisi rekam medis. Responden yang menyatakan nyaman untuk keselamatan dan kesehatan kerja sebanyak 38 orang (84,4%) , 38 orang (84,4%) merasa nyaman dengan kondisi penerangan ruangan pada waktu pengisian rekam medis, 41 orang (91,1 %) merasa nyaman dengan kondisi kebisingan ruangan pada waktu pengisian rekam medis, 38 orang (84,4%) merasa nyaman dengan ketersediaan peralatan untuk pengisian rekam medis, 42 orang (93,3%) merasa nyaman dengan saran rekan sejawat dalam mengingatkan tentang kelengkapan pengisian rekam medis dan 43 orang (95,6%) menyatakan mempunyai waktu untuk pengisian rekam medis. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi Responden berdasarkan Kondisi Kerja No Kondisi kenyaman kerja Nyaman

(frekwensi)

(%) Tidak Nyaman (frekwensi)

(%) Total

1 Keselamatan Kerja 38 84,4 7 15,6 100,0

2 Penerangan ruangan 38 84,4 7 15,6 100,0

3 Kebisingan ruangan 41 91,1 4 8,9 100,0

4 Ketersediaan peralatan 38 84,4 7 15,6 100,0

5 Saran rekan sejawat 42 93,3 3 6,7 100,0

(67)

50

4.2.7 Status Pegawai

Status responden pada penelitian ini terdiri dari tiga golongan yaitu; dokter pegawai tetap,dokter pegaawai honorer dan dokter pegawai konsultan, dimana pegawai honorer 15 orang( 33,3%) dan pegawai konsultan 26 (57,8%) sedang pegawai tetap hanya 4 orang (8,9%).Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Distribusi Responden berdasarkan Status Pegawai

No Status pegawai Jumlah Persen

1 Pegawai tetap 4 8,9

2 Pegawai honorer 15 33,3

3 Pegawai konsultan 26 57,8

Total 45 100,0

4.2.7.2 Kepuasan pegawai terhadap fasilitas yang diberikan

Pada penelitian ini dianalisa fasilitas yang diterima oleh responden baik dalam bentuk materi maupun non materi yang dalam hal ini berupa perjanjian kerja baik isi materi perjanjian kerja maupun jangka waktu berlakunya perjanjian kerja. Sebanyak 24,4 % responden menyatakan puas terhadap fasilitas yang diberikan, 33 orang (73,3%) merasa puas dengan isi surat perjanjian dan 32 orang (71,1%) merasa puas dengan jangka waktu perjanjian kerja

Tabel 4.9 Distribusi Responden berdasarkan Kepuasan Pegawai terhadap Fasilitas yang diberikan berdasarkan Status Kepegawaian

No Kepuasan fasilitas yang diberikan berdasar status kepegawaian

Puas (frekwensi)

(%) Tidak Puas (frekwensi)

(%) Total

1 Fasilitas materi 11 24,4 34 75,6 100,0

2 Isi surat perjanjian 33 73,3 8 26,7 100,0

3 Jangka waktu

perjanjian

(68)

51

4.2.8 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pengisian rekam medis untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV masih dibuat oleh masing-masing rumah sakit yang diambil dari juklak pengisian rekam medis dari Depkes. Hal ini belum menyebabkan ada keseragaman di antara tiga rumah sakit. Sebanyak 37 orang (82,2%) menilai prosedur kerja yang dibuat oleh masing-masing rumah sakit sudah baik, 40 orang (88,9%) dapat memahami prosedur kerja pengisian rekam medis, 36 orang ( 80,0%) pernah mendapat penjelasan tentang pengisian rekam medis.Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Distribusi Responden berdasarkan Prosedur Kerja yang Dilaksanakan No Prosedur kerja Baik

(frekwensi)

(%) Tidak (frekwensi)

(%) Total (%)

1 Kualitas prosedur kerja

37 82,2 8 17,8 100,0

2 Pemahaman prosedur kerja

40 88.9 5 11,1 100,0

3 Mendapat penjelasan

tentang prosedur kerja

36 80 9 20 100,0

4.2.9 Supervisi

(69)

52 medis dan sebagian besar menyatakan supervisi dilakukan secara berkala, 24 orang (53,3%) menyatakan telah pernah diberikan arahan tentang pengisian rekam medis, 25 orang ( 55,6%) menyatakan koreksi tentang pengisian rekam medis telah tepat, 20 orang (44,4%) menyatakan bahwa koreksi pengisian rekam medis dilakukan secara berkala. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Distribusi Responden berdasarkan Supervisi

No Supervisi Ya

(frekwensi)

(%) Tidak (frekwensi)

(%) Total (%)

1 Pernah diberi arahan

24 53,3 21 46,7 100.0

2 Ketepatan penyampaian

koreksi pengisian rekam medis

25 55,6 20 44,4 100,0

3 Penyampaian koreksi berkala

20 44,4 25 55,6 100,0

4.3 Kinerja Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN4

(70)

53 Tabel 4.12 Distribusi Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis

Pasien Rawat Inap

No Kinerja dokter Jumlah Persen

1 Baik, kelengkapan pengisian > 70 % 16 35,6 2 Sedang, kelengkapan pengisian 40-70% 29 64,4

Total 45 100,0

4.4 Hasil Analisis Statistik

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama kerja, serta pengaruh motivasi ekstrinsik yang meliputi kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur kerja dan supervisi terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit P T Perkebunan Nusantara IV dilakukan uji statistik dengan regresi linear berganda.

(71)

54 Tabel 4.13 Nilai Determinasi Karakteristik Individu dan Motivasi Ekstrinsik terhadap

Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PTPN IV

R R Square Adjusted R Square Std Error of the estimate Model

R Square change

F Change df 1 df2

1 ,696ª ,485 ,352 1,472

Sub variabel motivasi ekstrinsik yang berpengaruh pada kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit PTPN IV , kondisi kerja dan status kepegawaian berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis di Rumah Sakit PTPN IV, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan kondisi kerja p=0,001 < derajat kepercayaan 0,05 dan supervisi dengan nilai p = 0,047 < p = 0,05 , sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

y = 2,209 + 0,001 ( kondisi kerja) + 0,047( supervisi )

Gambar

Gambar 2.1 Varibel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi individu dikutip dari
Gambar 2.2: Kerangka konsep penelitian
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner motivasi ekstrinsik
Tabel 3.2 : Metode pengukuran untuk variabel bebas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian adalah menganalisis kelengkapan resume medis pasien hyperplasia of prostate pada dokumen rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Mulia Hati

Mengetahui kelengkapan pengisian pelaporan yang penting pada lembar resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Mulia Hati Wonogiri. Mengidentifikasi

Judul Tesis : ANALISIS KUALITATIF FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENCATATAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU H SAHUDIN KUTACANE ACEH TENGGARA

Berdasarkan hasil observasi dan review kelengkapan pengisian laporan penting pasien dari lembar masuk dan keluar berkas rekam medis rawat inap pada RSUD Bengkulu Tengah

Dari proses pengolahan data, hasil yang didapat dari kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap berdasarkan pencatatan yang baik yaitu sebanyak 95% berkas

Fina Analisis Kepatuhan Dokter Dalam Pengisian Rekam Medis Pasien Di Instalasi Rawat Inap RSU UKI Jakarta Tahun 2021 xx + 91 halaman + 23 tabel + 5 gambar + 7 lampiran ABSTRAK

ANALISIS KEPATUHAN DOKTER SPESIALIS DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSU UKI JAKARTA TAHUN 2021 Anita Sriwaty Pardede ¹, Marni Karo², Titus Tambaib³ ¹RSU

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rsud Ulin Banjarmasin Tahun 2021 Dessy Saptanty1, Ahmad Zacky Anwary2, Hilda Irianty3