• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kajian Teori a. Optimalisasi

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas santri

  1. Sel saraf otak

Otak menjadi penghubung antara bagian dalam dan luar kehidupan. Ia mampu mengatur segalanya karena bersifat kompleks, mudah beradaptasi, fleksibel dan mampu mengatur dirinya sendiri. Kecerdasan spiritual didasarkan kepada osilasi sel saraf otak pada kisaran 40 Hz, menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 1990-an dengan menggunakan WEG (Magneto-Encephalo-Graphy).

2. Titik tuhan

Wilayah otak atau bagian otak yang dikenal dengan sebutan lobus temporal yang mana tumbuh selama pengalaman religious atau spiritual.45 Dalam biologi, god point memiliki dampak yang signifikan.

tersebut. Batasan potensi seseorang ditentukan oleh alam, tetapi lingkungan individu menentukan siapa mereka sebagai pribadi.46 2. Penghuni / santri

Dilihat dari sudut pandang santri, terdapat beberapa fenomena unik, antara lain pakaian, kondisi kesehatan, perilaku, dan penyimpangan-penyimpangan lainnya. Mengenai perilaku santri, diketahui bahwa santri mengalami rasa malu atau bisa dikatakan dengan rasa rendah diri ketika dipaksa untuk berinteraksi dengan orang-orang luar komunitas atau pesantren.

3. Kepemimpinan dipesantren

Seorang kyai adalah satu-satunya pemimpin yang memiliki kendali hampir penuh atas semua aspek kehidupan pesantren.

Tanpa persetujuan seorang kyai, orang lain tidak dapat memperoleh akses atau kendali atas apapun menyangkut kepesantrenan. Seperti seorang raja yang seluruh perintahnya menjadi konstitusi, yang mengatur kehidupan pesantren baik dalam bentuk tertulis mapun konvensi.

4. Alumni

Unsur alumni santri juga membatasi bagaimana pondok pesantren menyikapi tantangan kekinian. Kehidupan pesantren menegaskan bahwa mereka telah berhasil menghasilkan wakil, kader, atau keluaran yang diartikulasikan, tetaoi ini hanya berlaku untuk

46 Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, (Yogyakarta : Lkis, 2008), 169-170.

lingkungan itu sendiri atau tidak jauh dari pesantren atau lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa keluaran pesantren atau output pesantren belum siap untuk memenuhi kebutuhan lembaga lain.47 e. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kualitas

santri

a. Faktor Pendukung

1. adanya interaksi yang baik antara ustadzah dan santri

Dengan adanya ustadz-ustadzah yang baik dan bijak dapat menjadi panutan untuk santri, sehingga dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat, dengan adanya interaksi yang baik, membuat keberlangsungan pesantren menjadi lebih baik lagi.

2. Proses pembelajaran yang berkualitas

Dalam proses pembelajaran dipondok pesantren juga terdapat kurikulum yang menyertai siswa maupun santri disetiap pembelajarannya. Tujuannya untuk memenuhi kurikulum serta minat bakat dari para santri. Dengan adanya proses pembelajaran yang baik dan sejalan dengan perkembangan santri. Oleh karena itu, keberadaan pesantren mengalami peningkatan dalam penambahan santri yang ingin sekolah dilembaga pendidikan islam khususnya pesantren.

3. Sarana dan prsarana yang memadai

Melalui sarana dan prasarana yang memadai akan membantu perekmbangan pesantren juga peningkatan kualitas santri, hal ini

47 Mujammil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam ( Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama, 2007), 110.

ditunjukkan dengan adanya proses belajar mengajar yang ada di pesantren berjalan lancar dan meningkat tiap tahunnya.

b. Faktor penghambat

1. Pola perilaku santri dan siswa yang terkadang sulit diatur

Dalam pondok pesantren pengurus berperan utama untuk para santri dalam mengatur setiap kegiatan maupun diluar kegiatan santri.

Pengurus memberikan metode dengan tidak berteriak kepada santri melainkan memberikan peringatan secara perlahan, karena banyak santri yang berbeda-beda sifat dan perilaku. Selain itu juga pengurus dapat menghargai setiap apa yang dikerjakan oleh santri meskipun ada kesalahan, akan tetapi pengurus mencoba hasil santri menjadi lebih baik dan merasa nyaman didalam pondok pesantren dan tidak ingin boyong.

2. Adanya kebijakan pesantren yang terkadang dinilai sepihak oleh wali santri

Pondok pesantren melalui pengurus memutuskan kebijakan-kebijakan yang terbaik bagi santri serta perkembangan pesantren, tetapi dalam hal ini kebijakan-kebijakan tersebut dinilai menyimpang oleh berbagai pihak dan wali santri. Nyatanya kebijakan tersebut sangat lah berpengaruh dalam meningkatkan kualitas santri.

33  A. Metode penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai upaya menganalisis dan menelaah suatu persoalan dengan menggunakan metode ilmiah dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan secara terstruktur dan obyektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menyelesaikan suatu pemecahan guna memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.48 Tahap ini peneliti akan menjelaskan tahap-tahap yang diperlukan dalam penelitian kulitatif guna mendapatkan data yang relevan, diantaranya:

1. Pendekatan Penelitian dan jenis penelitian

Penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Moleong pendekatan kulitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengerti kejadian secara keseluruhan dan jelas mengenai persoalan yang dihadapi oleh subjek penelitian seperti halnya perilaku, persepsi, tindakan dan motivasi secara keseluruhan yang dijelaskan berbentuk kata istilah serta bahasa, pada konteks yang spesifik secara alamiah serta menggunakan metode alamiah.49 Adapun dalam penelitian ini membutuhkan data yang spesifik serta luas untuk mengungkapkan data

48 Rifa’I Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : SUKA-press UIN Sunan Kalijaga, 2022), 02.

49 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 6.

dan fakta yang terjadi sesuai dengan kejadian yang ada, selain itu sesuai dengan fokus penelitian pada bagian awal pembahasan, hal ini yang menjadi alasan mengapa peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Data dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui format naratif.

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni field research atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan atau field research yaitu peneliti mengadakan penelitian langsung terhadap objek yang dilakukan atau diteliti dan mengumpulkan data dari lapangan.

Penelitian lapangan (field research) juga dipandang sebagai strategi umum untuk penelitian kualitatif atau sebagai cara untuk mengumpulkan data kualitatif. Pada dasarnya peneliti menyelidiki fenomena yang terjadi dalam objek penelitiannya serta terjun langsung kelapangan tempat dimana penelitian akan berlangsung. Penelitian lapangan umumnya membuat catatan lapangan secara ekstensif kemudian diberi kode dan dianalisis menggunakan berbagai metode atau cara.50

2. Lokasi Penelitian

Saat melakukan penelitian lapangan, lokasi penelitian merupakan faktor yang sangat menentukan, pemilihan lokasi mempunyai dampak yang signifikan terhadap perolehan penelitian. Oleh karena itu, pilihan peneliti mengenai tempat untuk melakukan penelitiannya harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Adapun lokasi penelitian dalam penelitian ini bertempat

      

50 Lexy J. Moleong , 26.

 

di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Desa Cangkring Kecamatan Jenggawah.

3. Subyek Penelitian

Peneliti dalam tahap ini akan memilih beberapa informan, yaitu seseorang atau kelompok yang dapat membantu memecahkan masalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tatang M. Amirin mengatakan bahwa orang atau lebih tepatnya sumber informasi penelitian atau bisa dimaknai sebagai seseorang atau individu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data didalam penelitian.51 Adapun subyek pada penelitian ini yaitu :

a. Pengasuh yaitu Nyai Hj. Sholihah, peneliti memilih informan seorang pengasuh karena beliau merupakan seorang pimpinan atau manajer dalam pondok pesantren yang pastinya mengetahui bagaimana kualitas santrinya, tentunya dengan bantuan pengurus dan ustadzah yang ada dilingkungan pesantren.

b. Ketua pengurus dan wakil pengurus Pondok Pesantren Madinatul Ulum putri yakni Thalibatul Inaroh dan Halimatus Sa’diyah, peneliti memilih ketua pengurus karena secara tidak langsung ketua pengurus dan wakilnya merupakan tangan kanan seorang pengasuh pondok pesantren dalam mengelola pesantren, tentunya dalam hal ini ketua pengurus mengetahui bagaimana implementasi fungsi manajemen dalam meningkatkan kualitas santri baik dalam kecerdasan intelektual maupun spiritual.

      

51 Rahmadi, Pengantar Metode Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), 6.

c. Kabid keamanan yaitu Fadhilatul Mar’ah peneliti memilih subyek peneliti ini, karena dalam setiap pelaksanaan kegiatan bidang keamanan sangat berpengaruh dalam menertibkan santri.

d. Kabid pendidikan yaitu Afifah Lailatul Fitriah, alasan peneliti memilih subyek penelitian ini, karena secara tidak langsung bidang pendidikan juga ikut andil dalam meningkatkan kualitas santri baik dalam kecerdasan spiritual maupun intelektual santri

e. Ustadzah Pondok Pesantren Madinatul Ulum putri yaitu Urwatul wustqo dan Ustadzah Fatimatus Zahro peneliti memilih informan ini karena ustadzah juga berperan dalam meningkatkan kualitas santri, ketika santri berada didalam kelas maka secara tidak langsung ustadzah mengetahui kualitas santrinya dalam kecerdasan intelektual.

f. Elemen santri yaitu Inarotul Hasanah dan Diana Latifah, alasan memilih subyek penelitian santri, karena peneliti ingin mengetahui kualitas santri setelah mendapatkan berbagai metode dari kepengurusan melalui fungsi manajemen yang diterapkan dalam pondok pesantren.

4. Teknik pengumpulan data a. Observasi

Jenis observasi dalam kegiatan penelitian ini menggunakan observasi non partisipan karena peneliti hanya berinteraksi dengan subjek yang diteliti. Nasution mengemukakan observasi merupakan

 

dasar dari semua pengetahuan dan ilmuan hanya akan bekerja jika mereka memiliki fakta data yang bermakna mengenai realitas kehidupan.52 Adapun kegiatan observasi ini dilakukan di pondok pesantren Madinatul Ulum desa Cangkring kecamatan Jenggawah b. Wawancara

Interview atau wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang fokus penelitian yang dilakukan. Sedangkan menurut Salim dan Syahrum dalam bukunya mengutip Bogdan dan Biklen yang mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan atau dialog dengan tujuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mendapatkan informasi atau data tertentu.53 Adapun subjek yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah dewan pengasuh pondok pesantren, ketua pengurus pondok pesantren, kabid pendidikan dan keamanan, ustadzah/kepala madrasah diniyah, serta santri pondok pesantren Madinatul Ulum, hal ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan ketika penelitian ini berlangsung. Adapun langkah-langkah dalam wawancara sebagai berikut :

1) Memilih individu-individu yang akan dimintai keterangan.

2) Siapkan semua alat yang dibutuhkan untuk wawancara.

      

52Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2020), 64.

53 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Ciptapustaka Media, 2012), 118.

3) Mulailah dengan mendiskusikan hal-hal yang mudah seperti menanyakan nama atau kabar terlebih dahulu agar suasana mencair atau tidak canggung.

4) Untuk membuat alur wawancara lebih produktif, sebaiknya atur terlebih dahulu langkah-langkahnya.

5) Menyajikan informasi yang berkaitan dengan pokok bahasan wawancara pada tahap terakhir wawancara atau memverifikasi hasil wawancara

6) Menyimpan catatan hasil wawancara.

7) Berdasarkan informasi yang diberikan, semua kegiatan pengumpulan data tindak lanjut harus diidentisikasi.54

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi dipandang sebagai proses pengumpulan data dengan mencatat yang sudah ada. Pengambilan data dari dokumen merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dengan metode dokumentasi.55 Melalui metode ini peneliti mampu menyertakan keabsahan data dan bukti pendukung dalam penelitian yang dilakukan. Hasil dari dokumentasi ini terdiri dari jadwal pelajaran madrasah diniyah tahun ajaran 2022/2023, jumlah ustadzah yang dilihat dari jadwal pelajaran dan jumlah kepengurusan yang dilihat dari struktur kepengurusan. 

      

54 Salim dan Syahrum, 122-123.

55 Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka ilmu group Yogyakarta, 2020), 149.

  5. Analisis data

Menurut Moleong analisisi data kualitatif merupakan upaya yang dicapai melalui bekerja dengan data, mengatur data, memilih data dan membuat unit yang dapat dibagikan denganorang lain,56 sehingga dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori Miles dan Huberman. Metode analisis deskriptif melibatkan penyajian dan analisis fakta secara berurutan atau sistematis untuk memberikan pemahaman dan persetujuan yang lebih baik. Data yang disajikan murni bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan. 57 Menurut Miles dan Huberman dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan yaitu :58

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan metode pengumpulan data yang paling efektif untuk penelitian dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.59 Wawancara, observasi, serta dokumentasi merupakan pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yang mana sudah dijelaskan sebelumnya.

b. Reduksi data

Patilima mengemukakan bahwa reduksi data merupakan proses seleksi yang menitikberatkan pada penyederhanaan, abstraksi, dan

      

56 Sandu Siyoto, dkk, Dasar Metodologi Peneliti, (Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015), 120.

57 Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006) , 10. 58 Hardani, dkk, Metode Penelitian…, 163-172.

59 Hardani, dkk, Metode Penelitian… 120.

transformasi data yang muncul dai catatan lapangan sehingga reduksi data menjadi bagian dari analisis data, yang memurnikan, mengklarifikasikan, mengarahka, menimbun data yang tidak diperlukan, dan menata sedimikian rupa sehingga mengarah pada kesimpulan.

c. Penyajian data

Menurut Miles dan Huberman penyajian data merupakan kumpulan data terstruktur yang memungkinkan kemungkinan keberadaan yang menarik dan mengambil tindakan. Metode kualitatif dalam penelitian sering digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk teks naratif. Data kualitatif dapat disajikan dalam berbagai format, antara lain flowcard, bagan, deskripsi singkat, hubungan antar kategori, dan format serupa lainnya. Peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan tindakan apa yang harus diambil berdasarkan pemahaman mereka tentang penyajian data.

d. Penarikan simpulan dan verifikasi

Menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan langkah terakhir dalam analisis data. Inti dari temuan penelitian adalah kesimpulan, yang menggambarkan pendapat akhir berdasarkan uraian sebelumnya atau keputusan yang dibuat dengan menggunakan teknik berpikir induktif atau deduktif Simpulan merupakan intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan uraian sebelumnya, atau

 

keputusan diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif. Melalui hal tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ini adalah solusi dari masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini.

Namun, hal ini juga tidak mungkin karena dalam penelitian kualitatif, masalah dan fokus masalah hanya bersifat sementara dan akan berubah setelah dilakukan penelitian lapangan.

6. Keabsahan data

Untuk memperoleh keabsahan data maka perlu upaya-upaya untuk menguji kredibilitas penelitian menggunakan triangulasi. Melalui triangulasi, perlu dilakukan uji kredibilitas penelitian untuk memvalidasi data. Triangulasi adalah metode pemeriksaan data yang menggunakan sesuatu selain data tersebut untuk memeriksa atau membandingkan dengan data lainnya.60 Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :

a. Triangulasi metode

Triangulasi ini digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan mengoreksi data dengan sumber yang sama dengan cara yang berbeda misalnya data yang didapatkan ketika wawancara sebelumnya diperiksa dengan observasi dan dokumentasi. Begitu juga dengan tekniknya, hal ini juga dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data tersebut ketika wawancara dan pada saat observasi maupun dokumentasi akan memberikan informasi yang berbeda atau       

60 Iskandar, Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta : Gaung Persada Press, 2009), 230.

sama, kalau berbeda, peneliti perlu menjelaskan isi perbedaanya, hal ini dilakukan untuk menemukan kesamaan data dengan metode yang berbeda.

b. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber diperlukan untuk menilai tingkat kreadibilitas data yang dilakukan dengan mengoreksi informasi atau data yang didapatkan melalui beberapa sumber.61 Menurut Moleong dengan memakai triangulasi sumber kita dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut:

1. Koresponden mengevaluasi hasil penelitian

2. Memperbaiki kesalahan menggunakan data dari sumber.

3. Secara suka rela memberikan informasi tambahan.

4. Libatkan informan dalam proses penelitian dan berikan kesempatan kepada mereka untuk meringkas data sebagai langkah pertama dalam proses analisis

5. Periksa kecukupan keseluruhan dari data yang terkumpul.62 7. Tahap-Tahap Penelitian

Moleong memaparkan 3 tahap yang terdiri dari tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data yang termasuk kedalam tahapan penelitian.63 Hal ini bertujuan untuk menjelaskan proses

      

61 Lexy J. Moleong, Metodologi…, 331.

62 M. Burhan Bungis, Penelitian kualitatif, (Jakarta : Prenada Media Group, 2015), 256.

63 Lexy J. Moleong, Metodologi….127

 

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari awal sampai akhir penelitian, maka perlu adanya penjelasan tahap-tahap penelitian.

a. Tahap Pra-Lapangan

Tahap pra-lapangan terbagi menjadi enam tahap yang harus dilalui oleh peneliti sebagai berikut :

1. Membuat Desain Penelitian

Desain dasar penelitian yang dilakukan adalah kompilasi penelitian. Oleh karena itu, ketika mengembangkan kerangka penelitian, peneliti harus mengumpulkan isu-isu yang dijadikan judul penelitian, membuat matriks penelitian, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebelum melaksanakan seminar proposal.

2. Menentukan Lapangan Penelitian

Pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substantif yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja, meskipun masih dalam tahap awal, berfungsi sebagai tolak ukur untuk pemilihan area penelitian. Setelah hipotesis kerja baru dikonfirmasikan dengan data yang muncul ketika peneliti memasuki latar penelitian.

Saat memilih lokasi penelitian, pendekatan yang paling efektif adalah mempertimbangkan teori substantive penelitian serta fokus utama masalah penelitian. Agar peneliti dapat menentukan apakah temuannya sesuai dengan kenyataan, peneliti juga harus

memperhitungkan jumlah waktu, material, serta tenaga yang mereka miliki.64

3. Mengurus Perizinan

Peneliti harus menyertakan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh pihak Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember karena penelitian tersebut bersifat resmi, kemudian surat tersebut diberikan kepada lembaga yang menjadi objek penelitian.

4. Menilai lapangan

Tahapan ini adalah bentuk orientasi lapangan. penilaian lapangan berjalan dengan baik, peneliti telah membaca tentang situasi dan kondisi literatur atau berbicara dengan orang dalam atau individu yang mengetahui tentang lapangan yang dijadikan objek penelitian. Peneliti memiliki gambaran umum tentang kebiasaan dan aktivitas subjek atau objek sebelum memulai penelitian.

5. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Pada tahap ini, peneliti perlu memutuskan siapa yang menjadi informan yang dianggap mampu memberikan data, informasi yang relevan, dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

6. Menyiapkan Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan seperti buku, alat, tulis, buku handphone untuk merekam ketika proses wawancara berlangusng       

64 Anwar Mujahidin, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan (Ponorogo : CV Nata Karya, 2019), 23.

 

serta referensi dan lain-lain dipersiapkan oleh peneliti ketika melakukan penelitian. 65

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap kegiatan lapangan merupakan tahap sesudah melakukan tahap pra-lapangan yang didalamnya terdapat sebuah proses penelitian seperti mencari informasi dari berbagai informasi dan mengumpulkan informasi dari fenomena-fenomena yang ada dilokasi penelitian dan dijadikan data hasil penelitian.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan, pengorganisasian, serta mendeskripsikan dan menginterpretasikan data hasil temuan dalam penelitian.

      

65 Tim Dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Universitas Brawijaya, Artikel kolaborasi dosen dan mahasiswa, (Malang : Media Nusa Creative, 2015), 16