• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Fungsi Manajemen dalam meningkatkan kualitas santri a. Implementasi fungsi manajemen perencanaan dalam meningkatkan

B. Penyajian data dan analisis

1. Implementasi Fungsi Manajemen dalam meningkatkan kualitas santri a. Implementasi fungsi manajemen perencanaan dalam meningkatkan

kualitas santri

Langkah awal dalam proses fungsi manajemen disebut perencanaan dimana berbentuk suatu tindakan terarah yang sudah ditentukan sebelumnya yang mana sebuah organisasi membuat keputusan-keputusan mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan kedepannya.

Pondok pesantren Madinatul Ulum mempunyai tindakan yang akan dikerjakan sebelum menentukan program kerja yang berupa beberapa kegiatan bagi santri. hal itu dikuatkan dengan hasil wawancara penulis dengan ketua pengurus yaitu :

“Sebelum melakukan proses perencanaan program kerja biasanya saya melakukan serap aspirasi terlebih dahulu bersama kepengurusan lain mengenai program apa saja yang pas untuk santri, setelah melakukan serap aspirasi selanjutnya saya konsultasi mengenai program kerja yang didapatkan melalui serap aspirasi dengan santri yang berpengalaman dan para senior, jika program kerja tersebut sesuai dan tepat untuk dilaksanakan serta program kerja tersebut disetujui oleh semua komponen penting yang ada di pondok maka program kerja tersebut bisa diumumkan

76 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D (Bandung : CV. Alvabeta, 2015), 244.

kepada seluruh santri terkait kapan dilaksanakannya program kerja baru tersebut.”77

Melalui paparan yang disampaikan diatas dapat diketahui bahwa sebelum melakukan proses perencanaan kegiatan bagi para santri, kepengurusan membuat program kerja (proker) yang akan berlaku selama menjabat kepengurusan di pesantren. Sebagaimana diketahui berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ketua pengurus yakni :

“Perencanaan program kerja yang ada dipondok pesantren bersifat permanen, artinya program kerja ditahun-tahun sebelumnya dilanjutkan kembali oleh kepengurusan kami tetapi tidak semuanya, terdapat beberapa program kerja yang dihapus dan ditambah, mengenai program kerja yang dihapus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dipesantren seperti kegiatan les malam yang dipengurusan saya dihapus karena padatnya kegiatan santri disiang hari dan kegiatan ini tidak ada rentang waktunya dan kadang-kadang selesai sampai tengah malam sehingga banyak santri yang tidur dan mengantuk sehingga tidak kondusif dan maksimal.”78

Setelah melakukan wawancara dengan ketua pengurus, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kembali dengan pertanyaan yang sama kepada wakil kepengurusan guna mendapatkan data yang lain serta menguji triangulasi sumber, Halimatus Sa’diyah selaku wakil pengurus berpendapat :

“Perencanaan program kerja yang ada dipondok pesantren merupakan perencanaan tetap, perencanaan sekali pakai, kami gunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh pihak pesantren.”79

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kembali dengan kabid keamanan kepengurusan yaitu Fadhilatul Mar’ah yang menyatakan:

77 Wawancara dengan Thalibatul Inaroh, 20 Oktober 2022.

78 Wawancara dengan Thalibatul Inaroh, 20 Oktober 2022.

79 Wawancara dengan Halimatus Sa’diyah, 20 Oktober 2022

“Mengenai perencanaan program kerja kegiatan kami hanya meneruskan dari kepengurusan sebelumnya, tetapi jika ada penambahan atau pengurangan kegiatan kami akan menkonsultasikan terlebih dahulu kepada senior, lalu sowan kepengasuh dan selanjutnya diumumkan kepada seluruh santri mengenai kegiatan baru, biasanya penambahan atau pengurangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dipesantren.”80

Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwasanya program kerja yang ada dipesantren tiap tahun tidak berubah, tetapi ada kalanya kepengurusan menambah dan menghapus program kerja sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di pesantren, hal ini juga dikuatkan dengan hasil dokumentasi yang mana jadwal kegiatan harian dan tahunan santri pada tahun ajaran sekarang sama dengan tahun sebelumnya. Melalui pernyataan diatas kita tahu bahwasanya kepengurusan sudah mengaplikasikan fungsi dari perencanaan dalam pemrograman, seperti yang dikatakan Karyoto dalam karyanya bahwa pemrograman merupakan salah satu fungsi dari perencanaan yang merupakan suatu bentuk kegiatan dengan menyusun rencana kerja yang ada diorganisasi guna mencapai tujuan yang telah disepakati baik dalam bentuk rencana jangka panjang maupun jangka pendek.81

80 Wawancara dengan Fadhilatul Mar’ah, 29 Oktober 2022

81 Karyoto, Dasar-dasar Manajemen (teori, definisi dan konsep), (Yogyakarta : CV ANDI Offset, 2016), 54

Gambar 1.3

Pengurus menyusun rencana kerja dengan serap aspirasi

Proses perencanaan juga dilakukan ustadzah, pembuatan perencanaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas santri khususnya dalam kecerdasan intelektual. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada Ustadzah Urwatul Wustqo selaku kepala madrasah diniyah sekaligus ustadzah di madrasah diniyah pesantren Madinatul Ulum. Beliau menyatakan bahwasanya :

“Mengenai perencanaan kurikulum atau jadwal pelajaran yang ada dipondok pesantren khususnya madrasah diniyah kami memprogram jadwal pelajaran yang ditetapkan untuk pembelajarn santri meliputi 2 kali atau setara dengan 3 jam untuk pelaksanaan sekolah diniyah tepatnya pagi hari jam 07.00-09.00 itu untuk kelas pagi sedangkan untuk sore harinya dimulai jam 15.30 sampai dengan 16.30, sedangkan untuk pembelajaran formal (SMP, SMK, dan MA) kami memprogramnya dari jam 09.30 sampai dengan 12.15. “82

Melalui pernyataan yang disampaikan oleh kepala madrasah diniyah bahwasanya sebelum kegiatan dimulai, terlebih dahulu membuat

82 Wawancara ustadzah Urwatul Wustqo, 10 November 2022

jadwal kegiatan sekolah baik formal maupun non fomal, seperti yang dipaparkan diatas. Pembuatan jadwal (scheduling) sendiri merupakan salah satu fungsi dari perencanaan, seperti yang dikutip dari karya Karyoto yang menyebutkan bahwa penjadwalan merupakan suatu bentuk kegiatan untuk menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan, serta kapan kegiatan tersebut bisa dimulai dan kapan juga kegiatan tersebut selesai.83

Melalui observasi peneliti, ustadzah membentuk dan membuat jadwal pelajaran diniyah sedemikian rupa agar tidak terjadi bentrok mata pelajaran antar kelas ula, wustho dan ulya, hal ini dilakukan ustadzah untuk meningkatkan kualitas santri dalam kecerdasan intelektual. 84

83 Karyoto, dasar-dasar manajemen , 55

84 Observasi PP Madinatul Ulum 16 Oktober – 03 Desember 2022

Gambar 1.4

Jadwal pelajaran madrasah diniyah tingakt Ula, Wustho, dan Ulya

Pondok pesantren melalui tenaga pengajar memiliki cara tersendiri agar bisa meningkatkan kualitas santrinya, diantaranya :

1) Pembagian dan penentuan kelas bagi santri baru dan santri lama pertahunnya seperti yang disampaikan ustadzah Urwatul wutsqo selaku kepala madrasah, beliau menyatakan :

“Kami membagi dan menentukan kelas diniyah untuk santri lama secara acak tiap tahunnya, tujuannya untuk mengetahui tingkat kualitas santri, misalnya si A pada tahun kemaren berhasil meraih juara 1 dikelas yang dominan kualitas santrinya standar untuk tahun ini apa si A mampu meraih juara 1 lagi dengan teman-teman yang berbeda dan dominan kualitas santrinya tinggi, sedangkan untuk santri baru kami memiliki sistem loncat kelas, dimana seluruh santri baru melakukan tes untuk menentukan kelasnya.”85

2) Pemberian reward terhadap santri yang berkualitas baik dalam kecerdasan spiritual maupun intelektualnya Seperti yang disampaikan oleh Ustadzah Fatimatuz Zahro yakni :

“Pengapresiasian terhadap santri yang berkualitas kami memberikan reward, biasanya diberikan pada kegiatan akhir tahun tepatnya ketika Haflatul Qubro dan prosesi wisuda, disitu terdapat rangkaian acara yang mengumumkan siapa saja santri yang meraih juara kelas, bintang ijazah, santri tauladan, bintang pelajar, untuk santri yang dipanggil maju keatas pentas didampingi oleh walinya masing-masing, untuk juara kelas dan bintang ijazah kita berikan hadiah piagam penghargaan sedangkan untuk bintang pelajar dan santri tauladan kita berikan uang dan piagam. Bukan hal itu saja reward yang bersifat mental juga ada seperti foto-foto momen dimana santri yang berkualitas tersebut ditampilkan disosial media pesantren baik facebook, instagram, twitter, dan tiktok serta kita masukkan kekalender juga.”86

Melalui jawaban diatas, salah satu metode terhadap pengelolaan santri dalam meningkatkan kualitasnya ialah memberikan reward atau penghargaan terhadap santri yang memiliki kriteria tertentu, hal ini bertujuan untuk mengapresiasi kepada santri yang berkualitas dan terus

85 Wawancara ustadzah Urwatul Wustqo. 10 November 2022

86 Wawancara ustadzah Fatimatus Zahro, 10 November 2022

berkonsisten dalam meningkatkan kecerdasan spiritual dan intelektual mereka serta memberikan motivasi kepada santri lain agar terus meningkatkan kualitas belajarnya.

Gambar 1.5

Pemberian reward kepada santri pada acara haflatul qubro

b. Implementasi fungsi pengorganisasian dalam meningkatkan kualitas santri pondok pesantren Madinatul Ulum

Setelah menentukan sebuah perencanaan serta tujuan, pesantren hendaknya melakukan proses pengorganisasian ataupun pembagian pekerjaan-pekerjaan maupun wewenang kepada sumber daya manusia yang dipilih menjadi anggota kepengurusan, hal ini dilakukan untuk mempermudah pesantren dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan ketua pengurusan :

“Saya memilih beberapa dari santri yang dilihat mampu mengemban tanggung jawab sebagai pengurus, dan membagi tugas-tugas kepada mereka yang terpilih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perindividu, untuk struktur kepengurusan yang ada dipesantren terdiri dari ketua kepengurusan, wakil kepengurusan, sekretaris, bendahara, divisi kemanan, divisi kesehatan, divisi sosial, divisi seni dan budaya, divisi pendidikan, serta divisi kebersihan.”87

Pendapat lain mengenai pengorganisasian yang ada dipesantren disampaikan oleh wakil kepengurusan bahwasanya :

“Kami membagi santri yang terpilih menjadi kepengurusan dalam berbagai divisi, karena pondok pesantren merupakan sebuah organisasi yang besar sehingga kami membagi sedemikian rupa agar divisi-divisi itu lebih mudah menjalankan tugasnya dan dapat memperjelas siapa yang ditugaskan dan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu.”88

Adapun pengorganisasian dan pembagian tugas yang ada dipondok pesantren Madinatul Ulum diantaranya :

a. Pemimpin/pengasuh, yaitu pemilik pondok pesantren Madinatul Ulum serta lembaga yang ada didalamnya yang bertugas untuk mengasuh dan memimpin, serta menetapkan jalannya pesantren menjadi lebih baik, selain itu pegasuh memiliki hak untuk mengatur dan mengawasi alur perjalanan pondok pesantren, bukan itu saja pemimpin bertanggung jawab penuh mengenai kelanjutan dan kemajuan pondok pesantren.

b. Ketua kepengurusan, yaitu merupakan tangan kanan pengasuh/pemimpin yang diberikan tanggung jawab dan amanah

87 Wawancara Thalibatul Inaroh, 20 Oktober 2022

88 Wawancara Halimatus Sa’diyah, 20 Oktober 2022

untuk membantu mengelola pesantren agar lebih maju dan mencapai tujuan yang diinginkan oleh pondok pesantren.

c. Wakil ketua merupakan kepengurusan yang membantu segala kegiatan untuk mengelola pondok pesantren yang dilakukan oleh pimpinan serta ketua kepengurusan.

d. Sekretaris, memiliki tugas dan tanggung jawab dalam bidang administrasi kepesantrenan, membukukan dan menulis semua surat menyurat, serta seluruh permasalahan yang ada untuk dijadwalkan dalam rapat bulanan dan lainnya, misalnya : memperingati hati tahun baru islam, maulid Nabi Muhammad SAW, hari raya idul adha serta mengadakan perlombaan pra imtihan seperti cerdas cermat, membaca kitab, sholawat yang diadakan setahun sekali.

e. Bendahara, merupakan kepengurusan yang mengurus keuangan pesantren seperti uang bulanan santri yang mencakup uang makan, listrik, loker dan lainnya. bendahara bertanggung jawab untuk mendata keuangan pesantren, mengkoordinir dan mengatur jalan masuknya keuangan pesantren, mengkoordinir dan mengatur jalan masuknya keuangan masing-masing bagian, menyampaikan keuangan dalam memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh pesantren.

f. Divisi pendidikan, merupakan kepengurusan yang menangani pembuatan jadwal mengontrol santri ketika sekolah, program yang ada disekolah baik formal maupun non formal, seperti pada saat lalaran nadzom, muhafadzah, jam belajar serta mengontrol atribut

santri ketika santri hendak sekolah seperti nametag, iket dan kaos kaki.

g. Divisi seni dan budaya, merupakan kepengurusan yang bertugas melatih santri dalam mengembangkan seni tari, hiburan, drama musical, dimana kegiatan ini akan ditampilkan ketika terdapat acara tahunan di pondok pesantren.

h. Divisi kesehatan, kepengurusan memiliki tanggung jawab dengan memberikan penanganan terhadap santri yang sakit dengan cara membawa/memangggil dokter atau tenaga kesehatan yang terdapat di klinik milik pesantren.

i. Divisi keamanan, kepengurusan yang mengurus ketertiban dan keamanan dalam lingkungan pesantren, mengatur jalannya seluruh kegiatan disetiap acara, membantu dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah ditetapkan oleh pihak pesantren.

j. Divisi kebersihan, tugas dan tanggung jawab kepengurusan ini yaitu membuat dan menetapkan jadwal kebersihan lingkungan pesantren, serta menyediakan berbagai alat kebersihan seperti kemoceng, sapu lidi, tempat sampah, keset dan lainnya.

k. Divisi sosial, divisi ini memiliki tanggung jawab penuh terhadap sarana dan prasarana yang ada termasuk dalam penyediaan dan perbaikan sarana yang ada di pesantren seperti token listrik, lampu

yang mati, gedung atau kamar yang bocor dan lainnya merupakan tugas dari divisi sosial.89

Melalui pernyataan diatas dapat diketahui bahwasanya pengorganisasian yang ada di Pondok pesantren Madinatul Ulum sudah melakukan pembagian pengurus dan pekerjaan-pekerjaan setiap perindividu yang dipilih oleh ketua kepengurusan untuk mewujudkan tujuan lembaga.

Melalui hasil observasi peneliti, pondok pesantren melakukan pemilihan umum ketua dan wakil pengurus serta melakukan pelantikan pengurus.90

89 Dokumen PP Madinatul Ulum, 2015

90 Observasi di PP Madinatul Ulum, 16 Oktober -03 Desember 2022

Gambar 1.6

Pemilihan ketua dan wakil pengurus serta pelantikan pengurus

Pondok pesantren melalui ketua kepengurusan memiliki metode sendiri dalam mengoptimalkan kinerja setiap pengurusnya, seperti hasil wawancara yang dipaparkan oleh Thalibatul Inaroh selaku ketua kepengurusan yang berpendapat :

“Jadi, untuk mengoptimalkan kinerja pengurus kami sendiri memiliki buku absensi khusus kepengurusan yang berisi jadwal harian pengurus untuk menjaga perizinan santri ketika kegiatan berlangsung, tujuannya untuk mengotimalkan kinerja pengurus juga untuk menertibkan santri pada saat kegiatan, jika pengurus yang bertugas perizinan telat atau tidak berjaga maka ada sanksi tersendiri yakni membuang sampah perkamar pagi dan sore hari.”91

Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil observasi yang mana dengan adanya kerjasama yang baik antar pengurus serta adanya jadwal

91 Wawancara Thalibatul Inaroh, 20 Oktober 2022

harian pengurus tersebut sangat membantu mengoptimalkan kinerja pengurus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Melalui jawaban tersebut, kita tahu bahwasanya cara yang dilakukan oleh pihak kepengurusan ini sangat bermanfaat dan secara langsung dapat mengotimalkan kinerja kepengurusan sehingga mereka dapat bekerja secara teratur.

c. Implementasi fungsi pelaksanaan dalam meningkatkan kualitas santri pondok pesantren Madinatul Ulum

Setelah proses fungsi perencanaan dan pengorganisasian sudah dilaksanakan oleh kepengurusan yang ada di pondok pesantren, selanjutnya akan melakukan proses fungsi pelaksanaan. Fungsi pelaksanaan sendiri merupakan pokok penting dari rangkaian kegiatan manajemen, dimana pesantren akan menjalan semua rangkaian rencana yang ditentukan sebelumnya dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ditetapkan melalui proses pengorganisasian untuk mewujudkan organisasi tersebut menggapai tujuan.

Melalui fungsi pelaksanaan ini pondok pesantren Madinatul ulum mempunyai strategi sendiri dalam meningkatkan kualitas santrinya, sebagaimana hasil wawancara dengan ketua bidang keamanan Fadhilatul Mar’ah yang berpendapat :

“asalkan tidak sampai cedera fisik secara fatal dan tidak sampai membawa keranah hukum, pesantren memiliki kebijakan tersendiri untuk mengatur proses pelaksanaan kegiatan agar santri dapat tertib dalam menjalankan kegiatan.”92

92 Wawancara Fadhilatul Mar’ah, 29 Oktober 2022

Melalui pernyataan diatas , pondok pesantren Madinatul ulum mempunyai strategi tersendiri yang bertujuan agar pengurusnya bekerja secara maksimal dalam mendidik dan menertibkan santri serta dalam meningkatkan kualitas santri asalkan tidak sampai ada cedera atau kontak fiisik dengan santri yang melanggar. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada Thalibatul Inaroh mengenai proses pelaksanaan yang ada dipesantren :

“Jadi, kami memiliki alat bantu dalam proses pelaksanaan kegiatan yaitu bel disetiap kamar, musholla, dan kamar mandi serta kentengan (sejenis lonceng), kami gunakan sebagai alat pengingat kepada seluruh santri bahwa kegiatan akan diberlangsungkan. Kami membunyikan bel 2 kali yakni 15 menit sebelum kegiatan atau pertanda kepada seluruh santri untuk bersiap-siap melakukan kegiatan dan bel ke-2 berbunyi menandakan seluruh santri harus berada ditempat dilaksanakannya kegiatan.”93

Melalui pertanyaan yang sama peneliti melakukan wawancara kepada Halimatus Sa’diyah selaku Wakil kepengurusan yang menyatakan:

“Kami memiliki alat bantu dalam pelaksanaan kegiatan selain bel disetiap kamar, musholla, dan kamar mandi serta kentengan (sejenis lonceng), kami juga memiliki pengurus kamar terutama dibidang keamanan yang berfungsi untuk mengajak teman sekamarnya supaya cepat-cepat dan bergegas untuk melakukan kegiatan.”94

Melalui paparan yang disampaikan oleh ketua dan wakil pengurus, kita mengetahui bahwa dengan adanya alat bantu tersebut sangat memudahkan kepengurusan dalam proses pelaksanaan.

93 Wawancara thalibatul inaroh, 20 Oktober 2022

94 Wawancara Halimatus Sa’diyah, 20 Oktober 2022

Melalui hasil observasi peneliti, pondok pesantren melalui pengurus melakukan pelaksanaan kegiatan program kerja, seperti ngaji kitab, sekolah diniyah dan sholat berjamaah.95

Gambar 1.7

Pelaksanaan program kerja berupa ngaji kitab dan sekolah diniyah

95 Observasi Peneliti PP Madinatul Ulum, 16 Oktober-03 desember 2022

Selanjutnya dalam memudahkan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar khususnya dalam kecerdasan intelektual seperti yang disampaikan oleh ustadzah Urwatul Wustqo, beliau menyatakan :

“Jadi, dalam proses pelaksanaan belajar-mengajar kami menggunakan metode ceramah, kecuali untuk mata pelajaran yang memang membutuhkan penjelasan rinci seperti nahwu, bahasa Arab dan shorrof, kita tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi juga menjelaskan secara rinci dan santri diharuskan untuk melakukan metode hafalan untuk mata pelajaran yang sudah dipelajari, tetapi biasanya masing-masing ustadzah memiliki metode yang berbeda-beda dalam meningkatkan kualitas santri.”96

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kembali dengan Ustadzah Fatimatus Zahro selaku Ustadzah Shorrof berpendapat :

“Saya selaku ustadzah Shorrof menggunakan metode diskusi karena metode ceramah dalam pelajaran ini membuat santri bosan dan mudah mengantuk karena pelajaran ini membutuhkan penjelasan yang rinci jadi jika santri mengantuk maka mereka tidak akan paham apa yang saya sampaikan.”97

Pondok pesantren Madinatul Ulum dalam penerapan program pelaksanaanya melakukan metode tersendiri untuk memastikan seluruh santrinya mengikuti kegiatan atau program kerja yang telah dibuat sebelumnya seperti yang dipaparkan oleh Fadhilatul Mar’ah selaku Kabid keamanan yang menyatakan :

“Jadi, untuk memastikan seluruh santri mengikuti kegiatan kami mengontrol santri disetiap kamar, kelas dan kamar mandi untuk memastikan santri mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal, untuk pengurus yang mengontrol sendiri disesuaikan dengan bidangnya semisal ketika waktu sekolah baik formal maupun non formal yang mengontrol

96 Wawancara Ustadzah Urwatul Wutsqo ,10 november 2022

97 Wawancara ustadzah Fatimatus Zahro, 10 november 2022

bagian pendidikan disetiap kamar dan kamar mandi, tujuannya untuk menertibkan santri.”98

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Thalibatul Inaroh selaku ketua pengurus yang menyatakan :

“Dalam memastikan seluruh santri mengikuti kegiatan, kepengurusan bekerjasama disetiap bidangnya masing-masing yang telah diberi tanggung jawab dan amanah sebelumnya. Tidak mungkin dalam divisi ini kami tidak bekerjasama ketika hal itu terjadi otomatis pondok ini akan terasa pincang, dengan bekerjasama semua elemen maka kita bisa memastikan seluruh santri mengikuti kegiatan.”99

Melalui paparan diatas, adanya kerjasama dan metode yang cocok dapat disimpulkan bahwa semua elemen kepengurusan saling berkaitan melalui kerjasama sehingga memiliki aturan dan kelompok yang kokoh dalam rangka meningkatkan kualitas santri.

Setiap organisasi baik kecil maupun besar pastinya memiliki faktor kendala dan pendukung dalam pelaksanaanya seperti yang ada di pondok pesantren Madinatul Ulum memiliki faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan programnya seperti yang dipaparkan Halimatus Sa’diyah selaku wakil pengurus menyatakan

“Dalam kepengurusan, kendalanya prores rekrutmen yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan kemampuannya, terkadang terdapat beberapa pengurus yang kinerjanya kendor sehingga program pelaksanaan pun sedikit terbengkalai. faktor lainnya yakni santri sekarang jauh berbeda dengan santri dulu, mereka ini terlalu manja dan maunya sendiri, jadi kemampuan kita dalam mengembangkan kualitas santri baik intelektual dan spiritual karena sifat manja dan maunya sendiri juga wali santrinya.

Baru dihukum untuk membersihkan kamar mandi sudah ngadu nelpon orang tua lalu orang tua marah-marah kepada kami, padahal santri tersebut sudah berulang kali kami ingatkan dan kami beri sanksi juga tetapi mungkin karena egonya yang tinggi dan maunya sendiri.

98 Wawancara Fadhilatul Mar’ah , 29 oktober 2022

99 Wawancara Thalibatul Inaroh, 20 oktober 2022

Sedangkan faktor pendukungnya dengan adanya kerjasama yang baik antar pengurus pusat dan pengurus kamar dalam mengajak seluruh santri dalam mengikuti kegiatan sehingga proses pelaksanaan pun sesuai dengan jadwal kegiatan serta adanya sarana dan prasarana yang mendukung dalam meningkatkan kualitas santri seperti kamar mandi, adanya genset saat mati lampu dan lain sebagainya.”100

Melalui paparan yang disampaikan diatas, faktor penghambat yang ditempuh pondok pesantren ini dalam proses pelaksanaan kegiatannya yakni proses rekrutmen kepengurusan yang belum tepat dan santri yang memiliki sifat manja dan maunya sendiri dan sifat inipun didukung oleh wali santrinya.

d. Implementasi fungsi pengawasan dalam meningkatkan kualitas santri pondok pesantren Madinatul Ulum

Tahap terakhir dalam fungsi manajemen yakni fungsi pengawasan yang bertujuan untuk mengetahui posisi organisasi dalam proses pelaksanaan apas sesuai dengan standar yang diterapkan sebelumnya.

Upaya yang dilakukan pondok pesantren dalam meningkatkan kualitas santrinya melakukan proses pengawasan seperti yang disampaikan oleh Thalibatul Inaroh selaku ketua kepengurusan yang menyatakan :

“Pondok pesantren Madinatul Ulum melakukan evaluasi, untuk mengetahui kekurangan dan keunggulan dari program yang telah dilaksanakan. Pengawasan ini biasanya dilakukan oleh semua elemen penting yang ada di pondok pesantren, jadi dari situ secara otomatis terevaluasi, contohnya bulan ini banyak santri yang melanggar dan telat dalam kegiatan, kita perbaiki dan kita selidiki. Jadi cara mengawasinya dengan melakukan evaluasi. Contohnya ketika santri banyak yang melanggar dan telat dalam kegiatan, setelah kita evaluasi ternyata kendalanya tidak ada kepengurusan yang mengontrol disetiap kamar, kelas

100 Wawancara Halimatus Sya’diyah, 20 Oktober 2022

maupun kamar mandi sehingga santri enteng. Rapat evaluasi biasanya dilakukan 15 hari sekali untuk seluruh anggota kepengurusan sedangkan untuk kepengurusan pusat kita adakan rapat evaluasi tiap bulan, tetapi jika keadaan mendesak maka rapat bisa dimajukan.”101

Melalui jawaban diatas, melalui proses fungsi pengendalian pondok pesantren Madinatul Ulum menjalankan evaluasi setiap bulannya untuk mengetahui kekurangan dan keunggulan dalam setiap program yang dijalankan.

Pondok pesantren madinatul ulum ketika proses pelaksanaannya, melakukan pengawasan terhadap seluruh santrinya baik pengurus maupun santri biasa, sebagaimana yang di jelaskan Fadhilatul Mar’ah selaku kabid divisi keamanan yang menyatakan :

“ketika terdapat masalah, kita akan dipanggil secara perseorangan seperti ini, kenapa pengurus dalam bidang keamanan kendor, ada masalahkah. seperti contohnya proses rekrutmen kepengurusan tidak sesuai dengan kemampuanya alhasil masih banyak santri yang seenaknya saja karena bidang keamanan tidak melakukan tugas yang diberikan, bukan hal itu saja ketika terdapat santri yang tidur pada saat kegiatan belajar-mengajar maka dikenakan sanksi karena didalam setiap kelas terdapat pengurus, dalam hal ini pengurus tersebut ditegur dan diberikan motivasi kedepannya agar pengurus tersebut bekerja secara maksimal.”102

Melalui pernyataan tersebut pondok pesantren madinatul ulum, pengawasan diwujudkan dengan pemberian motivasi terhadap kinerja pengurus yang kendor.

Adanya pengawasan ini bermanfaat bagi santri dan pengurus yakni dalam meningkatkan kualitas santri baik dalam kecedasan spiritual

101 Wawancara Thalibatul Inaroh, 20 oktober 2022

102 Wawancara Fadhilatul Mar’ah, 29 oktober 2022