• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

C. Kualitas Penyesuaian Diri

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Individu yang mempunyai menyesuaikan diri yang baik, yang berhasil memenuhi setiap kebutuhan diri tanpa bertentangan dengan norma-norma lingkungan, mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhinya Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri. Menurut Ali (2006) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu sebagai berikut:

a. Kondisi fisik

Faktor ini mencakup: 1) hereditas dan konstitusi fisik, kecenderungan ke arah

malaadjustment diturunkan secara genetis, khususnya melalui media

temperamen. Temperamen merupakan komponen utama karena dari temperamen itu muncul karakteristik yang paling dasar dari kepribadian, khususnya dalam memandang hubungan emosi dengan penyesuaian diri. 2) sistem utama tubuh, penyimpangan didalam sistem syarat akan berpengaruh terhadap kondisi mental yang penyesuaian dirinya kurang baik. 3) kesehatan fisik, kondisi fisik yang sehat akan dapat besar menimbulkan percaya diri, dan optimis, harga diri dll yang akan menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian diri, dan sebaliknya.

b. Kepribadian.

Faktor ini mencakup: 1) kemauan dan kemampuan untuk berubah, penyesuaian diri membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam bentuk kemauan yang kuat, baik sikap dan perilaku. Semakin kaku dan tidak ada kemauan, semakin besar kemungkinan mengalami kesulitan dalam

penyesuaian diri. Kemauan dan kemampuan untuk berubah ini akan berkembang melalui proses belajar. 2) pengaturan diri, kemampuan dalam mengatur diri dapat mencegah individu dari keadaan malaadjustment dan penyimpangan kepribadian. 3) realisasi diri, kemampuan pengaturan diri mengimplikasikan potensi dan kemampuan ke arah realisasi diri. 4) intelegensi, Intelegensi sangat penting bagi perolehan perkembangan gagasan, prinsip, dan tujuan yang memainkan peran penting dalam proses penyesuaian diri.

c. Pendidikan

Faktor pendidikan mencakup: 1) belajar, pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap ke dalam diri individu melalui proses belajar. 2) pengalaman, pengalaman yang buruk atau traumatik sebagai pengalaman yang tidak mengenakkan, menyedihkan, atau bahkan sangat menyakitkan sehingga individu tersebut sangat tidak ingin peristiwa tersebut terulang kembali yang dapat mengakibatkan keragu-raguan, kurang percaya diri, gamang, rendah diri, dan bahkan merasa takut jika harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. 3) latihan, Penyesuaian diri yang bersifat komplek perlulah individu melatih diri agar penyesuaian diri yang diharapkan baik dapat terwujud. 4) determinasi diri. menjadi sangat penting karena determinasi diri merupakan faktor yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan, untuk mencapai penyesuaian diri secara tuntas, atau bahkan merusak diri sendiri.

d. Lingkungan

Faktor lingkungan mencakup: 1) lingkungan keluarga, keluarga sebagai tempat pembinaan anak, maka ada karakteristik interaksi dalam keluarga khususnya antara ayah - ibu dan anak yang mengambil peran dalam penyesuaian diri anak:

a) Penerimaan, bentuk kehangatan dalam hubungan seperti perhatian, kehangatan, kasih sayang, akan memberikan sumbangan yang berarti bagi berkembangannya penyesuaian diri yang baik pada anak dan sebaliknya.

b) Identifikasi, jika sosok ayah - ibu dapat menjadi model identifikasi yang baik, akan berpengaruh positif pula terhadap perkembangan penyesuaian diri anak.

c) Idealisasi, idelisasi merupakan suatu bentuk proses identifikasi yang sifatnya lebih mendalam. Proses idealisasi diwujudkan dalam bentuk mengidealkan sosok salah satu dari kedua ayah - ibunya yang dipilih, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku.

d) Identifikasi negatif, proses ini muncul ketika justru anak mengidentiifikasi sifat-sifat negatif. Hal tersebut dapat juga mempengaruh penyesuaian dirinya dan merugikan.

e) Identifikasi menyilang, adalah identifikasi yang salah yaitu dilakukan oleh anak kepada ayah - ibunya yang berlawanan jenis hal itu akan merugikan karena menyangkut sifat-sifat yang di identifikasikan.

f) Tindakan hukuman dan disiplin yang terlalu keras, pemberian hukuman yang terlalu keras berakibat kurang baik terhadap perkembangan penyesuaian diri anak karena dapat menimbulkan perasaan terancam, tidak aman, atau bahkan merasa turun harkat dan martabat kemanusiaannya.

g) Kecemburuan dan kebencian, kecemburuan dan kebencian biasanya muncul karena pemberian hukuman dan peraturan kedisiplinan yang terlalu keras sehingga mengakibatkan anak membenci ayah - ibu dan ayah - ibu membenci anak.

h) Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan, anak yang terlalu dimanja biasanya mengembangkan sifat memusatkan segala sesuatunya kepada dirinya sendiri, memanjakan diri sendiri, dan ciri-ciri kepribadian lainnya yang cenderung mementingkan diri sendiri sehingga akan berpengaruh tidak baik bagi perkembangan penyesuaian diri anak.

i) Penolakan, dengan penolakan ayah - ibu, anak akan merasa dirinya tidak berharga, tidak berguna, tidak bermartabat, meskipun sebenarnya ingin atau bahkan sudah berbuat sebaik-baiknya menurut ukuran mereka. Perasaan seperti itu akan sangat berpengaruh tidak baik terhadap perkembangan penyesuaian diri anak.

Lingkungan sekolah, sekolah dipandang sebagai media yang sangat berguna untuk memengaruhi kehidupan dan perkembangan intelektual, sosial, nilai-nilai, sikap, dan moral siswa. 3) lingkungan masyarakat, konsitensi nilai-nilai-nilai, sikap, aturan-atauran, norma, moral, dan perilaku masyarakat akan

diidentifikasikan oleh individu yang berada dalam masyarakat tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap proses perkembangan penyesuaian diri. e. Agama dan budaya

Agama secara konsiten dan terus menerus menginagatkan manusia tentang nilai-nilai intrinsik dan kemuliaan manusia yang diciptakan oleh tuhan, bukan sekedar nilai-nilai instrumental sebagaimana yang dihasilkan oleh manusia. Sedangkan menurut Schneiders (1960) menjelaskan bahwa sedikitnya ada lima faktor yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu sebagai berikut:

a. Keadaan fisik, yaitu keadaan sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi terciptanya penyesuaian diri yang baik. Apabila terdapat kondisi cacat fisik dan penyakit kronis akan menghambat individu dalam menyesuaikan diri.

b. Perkembangan dan kematangan, semakin tumbuh individu akan semakin matang dalam merspon lingkungan.

c. Keadaan psikologis, keadaan mental yang baik akan mendorong individu untuk memberikan respon yang selaras dengan dorongan internal maupun tuntutan lingkungan. Yang termasuk dalam keadaan psikologis diantaranya adalah pengalaman, pendidikan, konsep diri, dan keyakinan diri.

d. Keadaan lingkungan, keadaan lingkungan yang baik, tentram, aman, penuh dengan pengertian, serta mampu memberikan perlindungan bagi anggota-anggotanya merupakan lingkungan yang akan memperlancar prosese penyesuaian diri.

e. Tingat religiusitas dan kebudayaan, religiusitas memberikan nilai dan keyakinan sehingga individu memiliki arti, tujuan, dan stabilitas hidup yang diperlukan untuk menghadapi tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan, serta kebudayaan membentuk watak dan tingkahlaku individu untuk menyesuaian diri dengan baik atau justru membentuk individu yang sulit menyesuaikan diri.

Dari penjelasan tokoh, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyesuaian diri adalah: Keadaan jasmaniah baik fisik maupun sistem-sistem organ tubuh yang sehat, keadaan psikologis atau kepribadian, tingkat pendidikan dan pengetahuan individu, budaya dan lingkungan yang tentram dan mendukung, dan keadaan spiritualitas yang dimiliki.