• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN

A. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan paparan temuan dan ulasan panjang yang telah dijelaskan dalam menjawab rumusan permasalahan penelitian, maka telah didapatkan hasil dari penelitian yang cukup jelas dalam kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas Kelekatan Ayah - Ibu

Santri SLTA kelas X pesantren Tebuireng memiliki kualitas kelekatan yang kuat terhadap orang tua yaitu figur ayah maupun figur ibu. Santri SLTA kelas X pesantren Tebuireng memiliki kepercayaan bahwa orang tua yaitu ayah dan ibu memahami diri, perasaan, pilihan, keinginan, maupun kebutuhan anak. Memiliki jalinan komunikasi yang responsif, terbuka atas permasalahan, memberikan saran, pengertian, dan pemahaman kepada anak. Tidak memiliki perasaan akan terasing seperti perasaan tidak nyaman, menolak, maupun menghindar dari kehadiran orang tua

2. Dukungan Sosial.

Santri SLTA kelas X pesantren Tebuireng mendapat dan memiliki dukungan sosial yang tinggi dari teman-teman santri yang lain maupun dari ustad-ustadza pembina. Santri SLTA kelas X pesantren Tebuireng banyak menerima dukungan yang bersifat emosional, dukungan yang bersifat informasional, dukungan yang bersifat bantuan tindakan maupun benda, dukungan yang bersifat penghargaan, dan dukungan yang bersifat persahabatan

dari sumber-sumber dukung yaitu teman-teman santri lainnya dan ustad-ustadza.

3. Kualitas Penyesuaian Diri

Santri SLTA kelas X pesantren Tebuireng memiliki kualitas penyesuaian diri yang baik dalam menanggulangi segala kebutuhan internal diri yang dapat mengakibatkan munculnya ketegangan-ketegangan, kecemasan, bahkan frustasi dan konflik-konflik batin dengan mekanisme-mekanisme yang dapat diterima dan selaras atau bahkan tidak berseberangan oleh nilai-nilia dan norma dalam pesantren, tuntutan-tuntutan dalam kewajiban yang harus dilaksanakan, serta perannya sebagai seorang santri, yang dapat tercipta dari terpenuhinya sejumlah kriteria-kriteria bagi kualitas penyesuaian diri yang lebih baik

Santri yang memiliki kualitas penyesuaian dirinya baik mengetahui kelebihan dan kekurangan diri, mampu dalam mengendalikan pikiran, emosi, dan tingkah laku di pesantren yang merupakan kriteria yang berkenaan dengan diri sendiri, memiliki tanggung jawab pribadi dan sosial di pesantren, senang dalam menjalin hubungan yang merupakan kriteria yang berkenaan dengan dunia sosial, memiliki minat terhadap kegiatan pesantren, mempunyai prinsip dan tujuan dalam bertindak, serta sikap yang cenderung terhadap masa lampau, sekarang, maupun masa depan, yang merupakan kriterian yang berkenaan dengan pertumbuhan pribadi.

4. Pengaruh Kualitas Kelekatan Ayah - Ibu dan Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Penyesuaian Diri.

Adanya pengaruh secara positif dari kualitas kelekatan ayah-ibu dan dukungan sosial terhadap kualitas penyesuaian diri santri, yang artinya ketika kualitas kelekatan ayah-ibu dan dukungan sosial secara bersama-sama ditingkatkan akan berpengaruh secara positif terhadap peningkatan kualitas penyesuaian diri santri. Cukup besar pengaruh secara bersama-sama dari kualitas kelekatan ayah-ibu dan dukungan sosial terhadap peningkatan kualitas penyesuaian diri santri.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang telah didapat dari penelitian, maka terdapat beberapa saran yang diberikan kepada pihak – pihak yang terkait agar hasil dari penelitian ini dapat digunakan dalam menanggulangi problem yang tengah terjadi, memanfaatnya potensi atau peluang yang dimiliki, dan mempertahan kondisi baik yang telah terbentuk dalam menuju keberhasilan terwujudnya visi pesantren. 1. Bagi Partisipan Penelitian.

Bersadarakan hasil penelitian, hendaknya partisipan penelitian yaitu santri SLTA kelas X dapat mempertahankan kualitas penyesuaian dirinya yang tergolong pada kategori baik, dengan senantiasa memanfaatkan waktu dalam menjalin hubungan yang hangat dengan kedua orang tua serta tetap berusaha menjaga hubungan yang baik dengan teman-teman santri yang lain dan ustad – ustadza pembina agar sumber-sumber dari dukungan sosial tidak hilang dan

terjaga dengan baik dalam kesediaan memberikan bantuan dalam masa-masa yang sulit.

Usaha lainnya dilakukan dengan lebih memperhatikan dan berusaha untuk meningkatkan sejumlah kriteria – kriterian dalam terciptakan kualitas penyesuaian diri yang baik yaitu berusaha untuk mengetahui kelebihan – kekurangan diri, mampu dalam mengontrol pikiran, perasaan, serta tindakan, lebih dapat menerima tanggung jawab dan menjalankannya, menjalin hubungan yang baik dengan santri-santri yang lain, mencintai kegiatan – kegiatan pesantren, memiliki prinsip hidup dan tujuan yang ingin diraih kedepan, serta bersikap positif dan optimis pada setiap episode – episode kehidupan telah dilalui maupun yang akan dijalani.

2. Bagi Orang Tua.

Berdasarkan hasil penelitian, hendaknya orang tua tetap berusaha untuk tetap kosisten dalam memanfaatkan peluang waktu dan keadaan sebaik mungkin disela-sela kesibukan kerja, guna tetap dapat menjalin kedekatan dengan anak di pesantren sebagai seorang santri. Dalam menjalin dan menjaga sebuah kedekatan dengan anak sebaiknya orang tua lebih berusaha untuk mengetahui dan memahami setiap masalah – masalah dan kesulitan yang diharapi oleh anak di pesantren dengan melakukan komunikasi secara konsisten dan responsif tehadap segala gejolak perasaan anak agar anak tidak mengira bahwa dirinya menghadapi kesulitan seorang diri tanpa bantuan. Dalam posisi sekarang orang tua sebaiknya senantiasa memberikan saran – saran yang tidak kaku, tetapi lebih banyak dalam menawarkan bantuan, dan menghormati setiap

pilihan yang usaha diambil oleh anak dalam menggapai yang ingin dicapai pada proses penyesuaian dirinya di pesantren disamping mengontrol segala tindakan – tindakan yang dilakukan anak.

3. Bagi Civitas Pesantren Tebuireng a. Pimpinan Pesantren

Mengacu pada hasil penelitian bahwa peningkatan kualitas kelekatan ayah – ibu dan dukungan sosial yang diterima berpengaruh terhadap peningkatan kualitas penyesuaian diri santri, pimpinan pesantren dapat mengambil langkah dengan senantiasa mengingatkan para orang tua untuk lebih inten dalam berhubungan dengan anak yaitu santri di pesantren baik melalui pertemuan langsung maupun melalui via telphon, dan mempermudah serta menjaga akses sarana dalam hubungan tersebut. Langkah lainnya yang dapat diambil, pemimpin pesantren dapat lebih memfasilitasi antara orang tua dan anak yaitu santri dalam melakukan suatu kegiatan bersama – sama antara orang tua, santri, dan civitas pesantren, misalnya melalui pengajian bersama dll.

Berdasarkan hasil bahwa adanya dukungan sosial yang diterima berpengaruh terhadap peningkatan kualitas penyesuaian diri santri, pemimpin dapat mengambil langkah dengan semakin mengoptimalkan bentuk – bentuk kegiatan pengembangan diri yang bersifat operasional kelompok. Langkah lain yang dapat diambil dalam pengembangan kualitas unit kepembinaan santri, pemimpin pesantren dapat memasukkan fokus pelatihan bagi calon – calon pembina mengenai seputar dukungan sosial yang strategi – strategi tersebut akan dapat meningkatkan kualitas penyesuaian diri yang dimiliki santri.

b. Unit Kepembinaan

Melalui hasil penelitian bahwa adanya dukungan sosial yang diterima berpengaruh terhadap peningkatan kualitas penyesuaian diri santri, hendak para pembina tetap memberikan dukungan sosial sebanyak – banyaknya secara konsisten kepada para santri didikannya dalam upaya membantu santri – santri melalui masa yang sulit yang akhirnya terjadi peningkatkan kualitas penyesuaian diri para santri pengingat sosok pembina adalah sebagai teman, guru, kakak, dan wali dari santri – santri di pesantren.

Dalam memberikan sebuah dukungan sosial hendaknya pembina mengetahui terlebih dahulu bentuk dukungan yang tepat untuk diberikan mengacu pada bentuk-bentuk dukungan dengan mempertimbangkan waktu serta kondisi yang tepat pada saat pemberian dukungan sosial serta faktor – faktor yang turut mendukung keberhasilan pemberian dukungan sosial agar usaha tersebut tepat pada sasaran yaitu kualitas penyesuaian diri santri dapat peningkat. Usaha lainnya yang dapat diambil adalah lebih menaruh fokus pembinaan dalam seputar perilaku tolong menolong dalam setiap anggota kamar. Hal tersebut dilakukan dalam upaya membentuk suasana yang hangat dan supportif bagi santri – santri dalam setiap kamarnya, meningkatkan kohesifitas anggota dalam setiap kamar, yang memungkinkan kualitas penyesuaian diri santri dapat meningkat karena semakin banyaknya sumber – sumber dukungan dan dukungan yang diterima.

Berdasarkan hasil bahwa adanya kelekatan yang kuat pada ayah – ibu berpengaruh terhadap peningkatan kualitas penyesuaian diri santri, pembina

dapat mengambil peluang dalam usaha membantu mengoptimalkan hubungan antara orang tua yang berada di rumah dan santri. Berperan sebagai jembatan penghubung secara aktif pembina dapat lebih memberikan responsifitasnya dalam mengingatkan baik orang tua maupun santri dalam hal komunikasi antara keduanya. Dalam usaha tersebut juga pembina hendaknya mampu menjadi informan yang lengkap dan tepat terhadap setiap fluktuasi keadaan diri santri baik dalam segi permasalahan, kesulitan, perkembangan bahkan kemunduran pada diri santri di pesantren untuk wajib diketahui oleh orang tua, tujuannya adalah agar orang tua semakin mengetahui keadaan diri anak dan tepat memberikan sebuah bantuan, dukungan, serta perhatiannya pada waktu selanjutnya.

c. Segenap Santri

Berdasarkan hasil penelitian, hendaknya bagi para santri – santri yang lainnya mengetahui garis besar penanggulangan permasalahan penyesuaian diri di pesantren dengan cara senantiasa menjaga hubungan kedekatan yang konsisten terhadap kedua orang tua serta menjalin hubungan yang hangat dengan teman-teman santri – santri yang lainnya dan ustad – ustadza sebagai pihak sumber – sumber penyedia dukungan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian, hendaknya bagi peneliti selanjutnya lebih tepat dan mendalam dalam menelaah problem yang menyangkut penyesuaian diri santri serta mencari faktor – faktor internal maupun eksternal diri yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan besarnya terhadap peningkatan penyesuaian diri

santri mengingat kualitas kelekatan ayah – ibu dan dukungan sosial berpengaruh 42,5% terhadap peningkatan penyesuaian diri artinya masih ada 57,5% faktor – faktor lainnya yang memiliki pengeruh terhadap peningkatan maupun penurunan kualitas penyesuaian diri santri.