• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut kamus pendidikan Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, di kerjakan). (M.Sastra Pradja ,1981 : 39). Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Prestasi adalah Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan). (Poerwadarminta , 1982 : 768)

a. Prestasi belajar Menurut Istilah

Prestasi menurut istilah yaitu hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar bersifat kognitif. jadi prestasi belajar menurut istilah adalah tingkat keberhasilan siswa di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk angka.

b. Prestasi Belajar menurut bahasa

Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu preatise.

Prestasi menurut bahasa adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan). Belajar menurut bahasa adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Prestasi belajar menurut bahasa adalah hasil yang telah dicapai atau perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing- masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.

Dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekeijaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan keija.

Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikeijakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan suatu belajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar yang ditentukan dalam bentuk angka, huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu dalam belajar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat di golongkan dalam dua bagian yaitu faktor intern dan ekstern,

a. Faktor Intern adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor-faktor intern itu antara lain :

1) Faktor jasmaniah

a) Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah dan gangguan lainnya.

b) Cacat Tubuh.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga akan terganggu. Jika hal teijadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus. 2) Faktor Psikologis.

Ada tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor itu adalah:

a) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai intelegensi yang rendah. b) Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbulah kebosanan sehingga tidak suka lagi belajar.

c) Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik.

d) Bakat

Jika bahan yang di pelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasilnya lebih baik karena ia senang belajar dan selanjutnya lebih giat lagi dalam belajar.

e) Motif

Dalam proses belajar haruslah di perhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan / menunjang belajar.

f) Kematangan

Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang) jadi kemajuan baru untuk memililki kecakapan tergantung dari kematangan dalam belajar.

g) Kesiapan

Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik.

b. Faktor Ekstern.

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:

a) Cara Orang Tua Mendidik

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya.

b) Relasi antara Anggota Keluarga

Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan orang tua dan bila perlu hukuman untuk mensukseskan belajar anak. c) Suasana Rumah

Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Didalam rumah yang selain anak kerasan / betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

d) Keadaan Ekonomi Keluarga.

Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar

dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. 2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini adalah : a) Metode Mengajar

Metode mengajar guru yang kurang bila akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat teijadi. Misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru menyajikan materi tidak jelas, sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pengajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

c) Relasi Guru dan Siswa

Dalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga menyukai pelajarannya yang diberikan, sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

d) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan temen lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan batin, atau diasingkan oleh kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan menggangu belajarnya.

e) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

f) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula untuk menerima oleh siswa siswa untuk menerima bahan yang yang diajarkan.

g) Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah. Jika siswa terpaksa masuk sore hari sebenarnya kurang baik. Pada waktu sore hari siswa harusnya beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran dengan / sambil mengantuk dan sebagainya.

h) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan temen lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan batin, atau diasingkan oleh kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan menggangu belajarnya.

i) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

j) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula untuk menerima oleh siswa siswa untuk menerima bahan yang yang diajarkan.

k) Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu teijadinya proses belajar mengajar disekolah. Jika siswa terpaksa masuk sore hari sebenarnya kurang baik. Pada waktu sore hari siswa harusnya beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran dengan / sambil mengantuk dan sebagainya.

l) Standar Pelajaran

Guru adalah menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan masing-masing yang terpenting. Tujuan yang telah di rumuskan dapat tercapai.

m) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik siswa menuntut keadaan gedung harus memadai didalam setiap kelas.

n) Metode Belajar

Cara belajar yang akan efektif pada hasil belajar siswa. Demikian juga dalam pembagian waktu untuk belajar. o) Tugas Rumah.

Waktu belajar terutama setelah di sekolah, disamping untuk belajar di rumah juga digunakan untuk kegiatan yang lain. Maka guru haruslah tidak memberikan tugas terlalu banyak.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu teijadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.

Faktor masyarakat ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, dan teman bergaul.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Siswa harus dapat membatasi kegiatannya dalam masyarakat agar belajarnya tidak terganggu.

b) Mass media

Mass media yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa, dibaliknya mass media yang jelek juga memberikan pengaruh yang jelek pada siswa. Maka perlulah siswa mendapat bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

c) Teman bergaul

Agar dapat belajar dengan baik, maka perlulah di usahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik.

3. Macam-Macam Prestasi Belajar a. Prestasi Belajar K ognitif

Prestasi belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut: 1) Prestasi belajar pengetahuan hafalan (,knowledge)

Pengetahuan hafalan, sebagai teijemahan dari knowledge. Cakupan pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali. Seperti: batasan, peristilahan, pasal,

hukum, bab, ayat, rumus dan sebagainya. Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu dihafal, diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Ada beberapa cara untuk menguasai atau menghafal misalnya bicara berulang-ulang, menggunakan teknik mengingat (memo teknik). Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan ringkasan. 2) Prestasi belajar pemahaman (comprehention)

Hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep yang dipelajari.

3) Prestasi belajar penerapan (Aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi sesuatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan dan sebagainya.

4) Prestasi belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai sesuatu integritas (kesatuan yang utuh), menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan tipe prestasi belajar sebelumnya, yakni pengetahuan dan pemahaman aplikasi. Kemampuan menalar pada hakikatnya merupakan unsur analisis,

yang dapat memberikan kemampuan pada siswa untuk mengkreasi sesuatu yang baru, seperti: memecahkan, menguraikan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis dan sebagainya.

5) Prestasi Belajar Sintesis

Sintesis adalah hasil belajar, yang menekankan pada unsur kesanggupan menguraikan sesuatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Beberapa bentuk tingkah laku yang operasional biasanya tercermin dalam kata-kata: mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta, merancang, mengkonstmksi, mengorganisasi kembali, merevisi, menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan lain-lain.

6) Prestasi Belajar Evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judment yang dimilikinya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi dan terkandung semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe hasil hasil belajar evaluasi, tekanannya pada pertimbangan mengenai nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya menggunakan kriteria tertentu.

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Prestasi belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititik beratkan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe prestasi belajar yang afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti: atensi, perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Ada beberapa tingkatan bidang afektif, sebagai tujuan prestasi belajar antara lain adalah sebagai berikut:

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekatan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang di dalam diri siswa baik dalam bentuk masalah situasi gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan yang ada dari luar.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan kepada seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk : ketetapan reaksi, perasaan, kepuasan dapat menjawab stimulasi yang berasal dari luar.

3) Evaluing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang b . Prestasi Belajar A fektif

atau pengambilan pengamalan untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai yang diterimanya.

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, kemantapan serta prioritas nilai yang dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ini adalah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, hal ini merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

c. Prestasi Belajar Psikomotor

Prestasi belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan yang antara lain adalah :

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan konseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.

5) Gerakan-gerakan skill, hal ini mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang sangat kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursivo komunikasi, seperti gerakan interpretatif dan sebagainya.

4. Cara Mengukur prestasi Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan (1986: 26) menyebutkan “ Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes diagnostik, tes form atif, tes sumative

a. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan kelebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat dilakukan perlakuan yang tepat.

b. Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai usaha memperbaiki proses belajar.

c. Tes sumatif dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau semester. Dari tes sumatif inilah prestasi belajar siswa diketahui. Dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan adalah dalam jenis yang di titik beratkan pada evaluasi belajar siswa di sekolah yang dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa tes ini dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, tes ini dapat berguna untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa, mengetahui tingkat keberhasilan PBM, menentukan tindak

lanjut hasil penilaian, dan memberikan pertanggung jawaban (accountability).

Dokumen terkait