• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 5. Analisis Data Kualitatif

4.3 Faktor Mempengaruhi Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang

4.3.2 Faktor Intern (Pemerintah)

Dinas Tata Kota dan Perumahan yang berperan langsung untuk memberikan perijinan dalam pembangunan gedung, Dinas Kebersihan dan Pertamanan berperan langsung dalam merawat kriteria vegetasi yang ada. dan hubungan masyarakat itu sendiri terhadap lingkungan yang ada.

4.3.2 Faktor Intern (Pemerintah)

Faktor dari pemerintah adalah hubungan keterkaitan antara SKPD dan Dinas terkait dalam melaksanakan implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan. Hubungan yang dimaksud adalah komunikasi, sumberdaya, sikap pelaksana, dan stuktur birokrasi.

SKPD dan Dinas terkait dalam melaksanakan Implementasi implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan sudah memiliki peranan dan tugas masing-masing yaitu :

103

a. Peranan Bagian Hukum Setda Kota Semarang dalam Pengimplementasian Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan

Peranan Bagian Hukum Setda Kota Semarang adalah mensosialisasikan produk hukum yaitu Perda Kota Semarang Tentang Penataan RTH kepada SKPD dan Dinas terkait untuk melaksanakan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Cara pensosialisasian itu sendiri memiliki nilai yang sangat penting dalam sebuah pengimplementasian produk hukum. Sosialisasi adalah salah satu dalam faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi yaitu sebuah komunikasi agar pelaksanaan implementasi tepat sasaran. b. Peranan Bappeda Kota Semarang dalam Pengimplementasian

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan

Peranan Bappeda sebagai Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerag Kota Semarang Bappeda bertanggung jawab merancanakan secara matang dalam melaksanakan pembangunan Kota Semarang yang semakin tahun laju perkembangan ekonomi dan pembangunan yang semakin meningkat. Laju perkembangan ekonomi secara langsung memicu laju pertumbuham penduduk yang semakin pesat.

104

Bertambahnya penduduk menyebabkan lahan RTH di Kota Semarang Semakin terkikis. Peranan Bappeda di sini adalah merencanakan dan mulai membangun serta membebaskan lahan yang masih milik pemerintah Kota Semarang agar dijadikan lahan RTH yang dapat dimanfaatkan secara publik, maupun privat.

c. Peranan Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Semarang dalam Pengimplementasian Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan

Dinas Tata Kota dan Perumahan memberikan ijin dalam sebuah pembangunan yaitu KRK (Ketentuan Rencana Kota), IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), dan HO (Hinder Odonantie). Masyarakat dan pengembang perumahan tidak sembarangan dapat membangun sebuah komplek permukiman. Harus memiliki kriteria tertentu sebelum membangun sebuah rumah, gedung, dan komplek perumahan masyarakat harus memehuni syarat yang pertama harus memiliki surat Keterangan Rencana Kota yang nanti masuk dalam peta milik Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Semarang

Setelah memiliki surat KRK mereka diberikan surat ijin IMB yang sebelumnya telah memiliki surat KRK sebekum mendirikan sebuah bangunan. Hal ini dilakukan untuk melaksanakan implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010

105

Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan.

d. Peranan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang dalam Pengimplementasian Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang berperan langsung untuk melakukan perawatan Kriteria Vegetasi yang ada di wilayah Kecamatan Pedurungan dengan dibantu oleh koordinasi dari Kecamatan dan Kelurahan yang masih dalam lingkup Kecamatan pedurungan. Dengan tidak terpenuhinya lahan RTH sebesar 25% dari luas wilayah Kecamatan Pedurungan, Dimas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan perawatan terhadap kriteria vegetasi agar berfungsi secara maksimal.

e. Peranan Kecamatan Pedurungan Kota Semarang dalam Pengimplementasian Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan

Kecamatan Pedurungan secara langsung berperan aktif dalam pengimplementasian Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah

106

Kecamatan Pedurungan dengan memberikan surat edaran kepada seluruh Kelurahan secara bergiliran untuk bekerjasama dalam melakukan perawatan terhadap lingkungan RTH yang ada, serta memfasilitasi masyarakat dalam kepengurusan IMB.

Kecamatan Pedurungan secara aktif berperan untuk menyaring dan menentukan apakah seseorang atau badan hukum dapat membangun sebuah tempat tinggal dan kawasan perkantoran dengan memenuhi syarat dari pemanfaatan permukiman yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah Kota Semarang.

Peranan dari SKPD dan Dinas terkait membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi sebuah kebijakan publik dari Peraturan Derah No. 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau telah berjalan secara efektif yaitu saling berhubungan langsung dan menjadi aktor utama dalam sebuah keberhasilan implementasi peraturan perUndang-Undangan. Dilihat dari sebuah komunikasi yang tepat, sumber daya yang memadahi, sikap pelaksana yang relevan, dan sistem birokrasi yang jelas membuktikan implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan berjalan secara efektif dan efisien.

107 4.3.3 Faktor Ekstern (Masyarakat)

Karakteristik wilayah kota yang bervariatif mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kota Semarang terkonsentrasi pada kawasan efektif bagi pengembangan wilayah yaitu pada daerah dataran maupun daerah pantai, sementara pada kawasan perbukitan masih bersifat non perkotaan. Wilayah yang bersifat kekotaan berkembang di wilayah bagian utara (daerah dataran dan kawasan pantai), sementara kawasan non perkotaan (non urban terjadi di wilayah tersebut membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam merumuskan strategi pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang.

Kota Semarang, sebagai wilayah perkotaan membutuhkan pendekatan yang sesuai dalam pengembangan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup perkotaan diperlukan pendekatan ekonomis dan estetis dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kotanya Di wilayah Kota Semarang selain berkembang fungsi-fungsi perkotaan, masih terdapatnya lahan yang berfungsi sebagai kawasan pertanian (sawah, ladang, perkebunan, dan hutan) sehingga perlu dirumuskan kebijakan pengelolaan lahan pertanian selain berfungsi ekologis juga berfungsi ekonomis.

Pada kawasan perkotaan tersebut bahwa kebutuhan akan Ruang Hijau sangat terbatas sehingga perlu dikembangkan kebijakkan pengelolaan Ruang Hijau dan ruang publik perkotaan. Isue klasik dan

108

menjadi permasalahan utama untuk Kota Semarang dalam aspek lingkungan hidup adalah terjadinya genangan (Banjir/ROB) yang diakibatkan baik oleh limpasan dari daerah hulu serta akibat limpasan air pasang dari laut Jawa. Hal ini membutuhkan rumusan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup khususnya dalam hal pengelolaan vegetasi daerah hulu untuk mengurangi limpasan serta pengelolaan vegetasi lingkungan pantai.

Beberapa permasalahan yang terjadi sebagai akibat makin berkurangnya Ruang Hijau sebagai penyeimbang ekosistem kota, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Terjadi perubahan iklim mikro berupa kenaikan suhu, yang membuat kota menjadi tidak nyaman untuk ditinggali, dibandingkan kondisi beberapa tahun sebelumnya.

b. Keringnya sumber-sumber air pada saat musim kemarau.

c. Meningkatnya zat-zat polutan dalam udara, sebagai indikasi kerusakan lingkungan yang serius, yang jika tidak segera diatasi akan mengganggu kesehatan, kenyamanan, mengurangi produktivitas kerja serta meningkatnya biaya operasionjal pembangunan.

Pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kecamatan Pedurungan masyarakat berperan aktif dalam

109

melakukan sebuah upaya dalam melakukan perawatan lahan RTH di lingkungan sekitar melihat dalam sebuah perkembangan jaman lahan RTH akan kian terkikis, dan nantinya tidak akan ada lahan RTH yang tersisa. Selain itu dalam pelaksanaan secara langsung melestarikan dan merawat taman RT, RW, dan kelurahan masyarakat dapat memanfaatkan lahan RTH sebagai sarana rekreasi, tempat bersosialisasi dan tempat untuk melakukan aktifitas berolahraga, dengan adanya manfaat lain dari RTH selain manfaat ekologis, yaitu manfaat untuk dapat bersosialisasi, masyarakat akan sadar dengan sendirinya untuk merawat lahan RTH yang ada.

110

4.4 Pengaruh Implementasi Terhadap Karakteristik Vegetasi,