• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 5. Analisis Data Kualitatif

4.4 Pengaruh Implementasi Terhadap Karakteristik Vegetasi, dan Pemanfaatan RTH Permukiman dan Fasilitas Umum di dan Pemanfaatan RTH Permukiman dan Fasilitas Umum di

4.4.1 Karakteristik Vegetasi

Kawasan kota Semarang bagian bawah (Semarang Bawah) sebagian besar daerahnya berupa dataran rendah, dimana kawasannya mengalami perkembangan yang cukup pesat mengikuti dinamika perkembangan kota. Perubahan penggunaan lahan kota terjadi setiap saat, sehingga banyak memunculkan permasalahan lingkungan terkait dengan perubahan tata guna lahan, seperti : konversi ruang terbuka hijau yang tidak terkendali, pencemaran lingkungan, banjir pada saat musim hujan dan rob.

Pengembangan RTH di kawasan Semarang bawah diarahkan ke bentuk jalur hijau, taman kota, halaman bangunan, tempat parkir, rekreasi, keindahan dan pelestarian plasma nutfah (kebun raya, hutan kota dan kebun binatang).

Persyaratan dan Jenis Vegetasi yang akan dikembangkan sesuai fungsi RTH di Semarang bawah adalah :

111

1) Untuk Fungsi Kenyamanan Dan Kesegaran (Penurun Suhu Dan Suplai Oksigen) :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan:

(1) Pohon memiliki daun banyak/rimbun, memiliki stomata yang relatif banyak dan laju fotosintesa tinggi.

(2) Selalu berdaun atau tidak memiliki periode gugur daun (evergreen).

(3) Bertajuk memayung, masif.

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : perdu teh-tehan, damar, akasia, lamtoro gung, beringin, mimbo, angsana, flamboyan

2) Untuk Fungsi Peneduh :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan (1) Pohon memiliki daun banyak/rimbun (2) Bertajuk memayung, massif

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : beringin, ketapang, angsana, sawo ijo, waru, trembesi, talok/kersen. 3) Untuk Fungsi Reduksi Polutan Gas :

112

(1) Pohon berdaun rimbun, memiliki stomata banyak dan laju respirasi tinggi, evergreen.

(2) Relatif toleran terhadap pencemar berbentuk gas b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : angsana,

beringin kesambi, trembesi, salam, mahoni, asam keranji, filisium, asam situbondo, .

4) Untuk Fungsi Reduksi Polutan Padatan (Debu, Debu Semen, Partikel Timbal):

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon memiliki daun banyak/rimbun atau daun tanaman berbulu (bertrikomata)/permukaan kasar dengan kerapatan tinggi

(2) Pohon memiliki kulit batang kasar

(3) Tahan terhadap pencemar berbentuk padat (toleran terhadap penutupan daun oleh partikel padat)

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : damar, mahoni, asam landi, johar, tanjung, angsana, bungur, cemara, flamboyan, glodogan, akasia.

5) Untuk Fungsi Reduksi Kebisingan/Suara :

113

(1)Pohon memiliki daun banyak, masif, lebar dan tebal, evergreen.

(2)Tajuk rapat, banyak cabang/ranting,

(3)Cabang/ranting pohon mudah bergerak/bergetar b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : salam, tanjung,

mahoni, glodogan pecut, filisium, cemara bundel, bambu mini.

6) Untuk Fungsi Reduksi/Penyerap Dan Penapis Bau : a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon mengeluarkan aroma harum atau dapat mengeliminasi bau.

(2) Penanaman padat, dapat menahan gerakan angin dan ditanam dekat sumber/potensi bau.

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : tanjung, kemuning, cempaka putih, kenanga.

7) Untuk Fungsi Wind Breaker :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan (1) Perakaran pohon dalam, kuat.

(2) Cabang pohon kuat, tidak rapuh dan lunak, elastis dan tidak mudah rontok.

114

(3) Penanaman berbentuk koridor/linier, memotong arah angin

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : palem pohon, cemara, glodogan.

8) Untuk Fungsi Habitat Satwa Liar (Burung) :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon berdaun rimbun/rindang; banyak cabang/ranting

(2) Pohon menghasilkan pakan untuk burung (biji-bijian, buah, madu)

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : talok/kersen, beringin, kapundung, sawo kecik, asam jawa, duwet, jambu air.

9) Untuk Fungsi Mengatasi Genangan :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon mempunyai daun banyak dan kemampuan evapotranspirasi tinggi

(2) Relatif tahan genangan air dan mampu tumbuh pada lingkungan air tercemar.

(3) Mampu menampung/mengikat air (berfungsi hidroorologis)

115

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : nangka, sengon, mahoni, jati emas, trembesi, lamtoro, gayam.

10) Untuk Fungsi Produksi Terbatas Atau Manfaat Ekonomi : a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon atau bagian-bagiannya memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi.

(2) Penanaman berbentuk non-linier (zonal) dan koridor (linier).

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : jambu citra, jambu dersono, klengkeng pingpong, klengkeng suko, leci, mangga, nangka mini, alpukat muria, durian, rambutan, belimbing demak, sawo manila, sawo ijo, kedondong, cengkeh, asam situbondo, mahoni, randu, cempaka, kenanga, cendana, jati, lamtoro, gamal, kenari.

11) Untuk Fungsi Kualitas Estetika Alami Dan Lingkungan : a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon mempunyai daun dan bunga yang beraneka warna.

(2) Pohon mempunyai waktu berbunga atau waktu indah pada musim tertentu.

116

(3) Pohon mempunyai bentuk batang dan tajuk yang indah

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : bambu kuning, kelapa gading, glodogan pecut, palem pohon, flamboyan, johar, filisium, bungur, cemara bundel, cempaka putih, beringin, sawo kecik, kesambi, sapu tangan, nam-nam, kepel.

12) Untuk Fungsi Identitas Kota :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon memiliki keunikan/nilai eksklusif yang terkait dengan kesejarahan dan budaya kota.

(2) Pohon endemik/lokal dan mengindikasikan wilayah kota

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : randu, beringin, asam jawa, asam situbondo, johar, cempaka putih, tanjung, jambu citra, kantil, kemuning, gayam, kenari.

13) Untuk Fungsi Penahan Erosi (Untuk Daerah Berlereng Tajam, Sempadan Sungai) :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan (1) Pohon berakar menyebar/menyerabut.

117

(2) Struktur perakaran dapat memperbaiki konsistensi tanah.

(3) Pohon mampu tumbuh pada lingkungan tanah relatif tidak subur, air tercemar.

(4) Penanaman zig-zag dan terrasering

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : lamtoro, talok/kersen, bambu, jambu citra, jambu mete

14) Untuk Fungsi Rekreasi :

a) Persyaratan Vegetasi Yang Akan Dikembangkan

(1) Pohon tidak bergetah dan berduri, tidak mengeluarkan zat beracun.

(2) Tidak mudah patah dan tumbang.

(3) Memiliki keragaman bunga dan keindahan bentuk serta daun.

(4) Tajuk memayung dan tidak terlalu rindang.

b) Jenis Vegetasi Yang Akan Dikembangkan : flamboyan, johar, tanjung, cempaka putih, cemara bundel, sapu tangan.

118

Pembangunan yang memasukkan unsur lingkungan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai suatu strategi Pembangunan Berkelanjutan yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan pembangunan dengan tetap menjaga kualitas sumber daya alam dan untuk mendayagunakan seluruh potensi sumber daya alam yang ada untuk mencukupi kebutuhan pembangunan dan aktifitas kehidupan ekonomi masyarakat sebatas kemampuan dan daya tampungnya dalam kerangka pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Dampak perubahan penggunaan fungsi lahan dan eksploitasi terhadap sumber daya alam, kemajuan sosial ekonomi dan tekanan penduduk yang menuntut penanganan kawasan kota secara menyeluruh dan terpadu agar dapat terjadi keselarasan antara lingkungan dengan dinamika penduduk serta terjadinya ketidakseimbangan antara tekanan penduduk dan sumber daya alam yang menimbulkan masalah lingkungan yang terjadi di Kota Semarang menjadi salah satu kendala dalam mengimplementasikan Program Pembangunan Berkelanjutan yang telah dicanangkan Pemerintah Kota setempat. Beberapa permasalahan yang terjadi sebagai akibat makin berkurangnya Ruang Hijau sebagai penyeimbang ekosistem kota, diantaranya adalah sebagai berikut :

119

a. Terjadi perubahan iklim berupa kenaikan suhu, yang membuat kota menjadi tidak nyaman untuk ditinggali, dibandingkan kondisi beberapa tahun sebelumnya.

b. Keringnya sumber-sumber air pada saat musim kemarau.

c. Meningkatnya zat-zat polutan dalam udara, sebagai indikasi kerusakan lingkungan yang serius, yang jika tidak segera diatasi akan mengganggu kesehatan, kenyamanan, mengurangi produktifitas kerja serta meningkatnya biaya operasional pembangunan.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai bagian dari penataan ruang kota perlu direncanakan secara menyeluruh dan diperkuat dengan peraturan yang tegas untuk memperjelas status hukumnya, dengan demikian pengembangan dan pengelolannya lebih terarah serta dapat menghindari perubahan fungsi Ruang Hijau menjadi fungsi lainnya. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 1 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan menginstruksikan kepada Kepala Daerah dari tingkat Propinsi hingga Kabupaten/Kota untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan penyelenggaraan penataan Ruang Hijau serta melaksanakan pengelolaan dan pengendalian untuk meningkatkan peran dan fungsi Ruang Hijau. Untuk itu, agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya, maka

120

diperlukan penyerahan kewenangan yang jelas kepada dinas/ lembaga pemerintah sebagai leading sector pengembangan dan pengelolaan Ruang Hijau.

Gambar 4.21

Foto Fungsi Kriteria Vegetasi di Jalan Supriyadi Sumber : Data Skunder

Gambar 4.21 diatas menunjukkan fungsi dari pohon kesambi sebagai reduksi polutan gas karena pohon yang berdaun rimbun yang dapat menahan pencemar polutan gas di Jalan Supriyadi daerah kelurahan Kalicari Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. jalan tersebut adalah penghubung utama antara Kelurahan Palebon, Kelurahan Kalicari dan Kelurahan Tlogosari Kulon dimana di daerah tersebut adalah titik jantung perdagangan di wilayah Kecamatan Pedurungan.

Jalan yang sering dilalui oleh kendaraan bermotor menyebabkan gas polutan yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor menyebabkan kualitas oksigen yang terdapat di wilayah Kecamatan Pedurungan menjadi tidak baik. Maka dari itu

121

pemerintah secara berkala melakukan perawatan terhadap kriteria vegetasi. Menurut Darman warga yang tinggal di Jl. Panda Utara No. 23 kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan menyammpaikan bahwa sangat pentingnya wilayah RTH untuk dirawat dan dilestarikan.

“Saya tinggal di sini sudah 10 tahun, dahulu

wilayah di sekitar sini tidak hijau seperti ini dulu ada pohon-pohon yang tumbuh, tetapi tidak rapi dan sangat gersang sekali. Sejak adanya penghijauan kembali wilayah di

kecamatan Pedurungan sangat asri ”

Pernyataan dari bapak Darman didukung pula oleh pernyataan Surtini warga gemah yang bekerja membuka toko kelontong di wilayah kelurahan Tlogosari Kulon yaitu di wilayah Perum Perumnas Tlogosari.

“Saya berjualan disini baru dua tahun

terakhir ini. Saya merasa cukup nyaman dengan adanya penghijauan kembali. Untuk itu saya berharap banyak kepada pemerintah khususnya Kecamatan Pedurungan untuk selalu mengingatkan terus merawat dan melestarikan

pohon-pohon yang ada.”

Masyarakat sekitar belum sadar akan adanya Peraturan Daerah Kota Semarang No 7 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau. Mereka masih menganggap penataan Ruang Terbuka Hijau sama

122

halnya dengan penghijauan. Dan memiliki sebuah harapan agar lahan Ruang Terbuka Hijau dapat terawat dan terlestarikan dengan baik.

4.4.2 Pemanfaatan RTH Kawasan Permukiman dan Fasilitas Umum