HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Analisis Faktor Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Analisis SWOT
4.2.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca
4.2.1.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri. Faktor internal terdiri dari 9 indikator, yaitu (1) Motivasi membaca, (2) Sikap dan minat pembaca, (3) Kebiasaan membaca, (4) Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, (5) Pengetahuan tentang cara membaca, (6) Ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, (7) Kondisi emosi pembaca, (8) Kondisi kesehatan pembaca , dan (9) Tingkat intelegensi pembaca.
a) Motivasi Membaca
Indikator motivasi membaca merupakan faktor internal yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Terdapat lima subindikator yang berkaitan dengan motivasi membaca mahasiswa yaitu, (1) membaca karena dorongan ketika akan ujian. (2) membaca tumbuh dari kesadaran sendiri. (3) membaca cara terbaik
untuk menambah ilmu. (4) membaca karena ada tugas dari dosen. (5) membaca untuk meningkatkan prestasi perkuliahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) 1
Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat.
0 1 3 27 16
2
Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri.
1 3 7 23 13
3
Saya merasa bahwa membaca adalah cara terbaik untuk menambah pengetahuan.
2 8 7 19 11
4
Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha
menyelesaikannya tepat waktu.
0 3 4 28 12
5
Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.
0 3 7 26 11
Faktor motivasi sangat penting karena menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam membaca pemahaman. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat lima subindikator pada indikator motivasi membaca. Pada subindikator nomor satu, yaitu “Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan untuk membaca mahasiswa lebih kuat daripada hari biasanya”. Jika, pilihan sangat setuju dipilih oleh 16 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 27 mahasiswa dipandang sebagai jumlah positif berarti 43 mahasiswa atau 91,48% yang setuju bahwa ketika akan ujian dorongan membaca mahasiswa akan sangat kuat. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator nomor satu tersebut tergolong dalam kategori sangat kuat.
Sebaliknya, jika pilihan sangat tidak setuju tidak mendapat pilihan dari mahasiswa atau berjumlah 0, dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa, dipandang sebagai sikap negatif berarti terdapat 1 mahasiswa atau 2,12%, yang tidak setuju ketika akan ujian dorongan membaca mahasiswa sangat kuat karena ketika tidak akan ujian pun dorongan membaca mahasiswa juga sangat kuat. Oleh karena itu, sikap negatif pada pada subindikator nomor satu tersebut tergolong dalam kriteria sangat lemah. Namun, terdapat 1 mahasiswa atau sekitar 2,12% yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu, “Mahasiswa membaca bukan karena dorongan orang lain melainkan membaca karena keinginanan yang tumbuh dari kesadaran sendiri”. Mahasiswa yang memilih pilihan sangat setuju berjumlah 13 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 23 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 36 atau 76,60%, yang berarti bahwa 36 mahasiswa atau 76,60% yang setuju bahwa membaca bukan karena dorongan orang lain melainkan membaca karena keinginan yang tumbuh dari kesadaran sendiri. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator nomor dua tersebut tergolong dalam kriteria kuat.
Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa, dan pilihan sangat tidak setuju 3 mhasiswa, sehingga jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 4 atau 8,51% mahasiswa yang tidak setuju apabila kegiatan membaca yang mereka laukan bukan karena dorongan orang lain melainkan membaca karena keinginan yang tumbuh dari kesadaran sendiri. Oleh karena itu, sikap negatif pada subindikator nomor dua ini tergolong dalam kriteria
lemah. Namun, pada subindikator ini sebanyak 7 mahasiswa atau sekitar 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria lemah.
Subindikator nomor tiga yaitu, “mahasiswa merasa bahwa membaca merupakan cara terbaik untuk menambah pengetahuan”. Pada subindikator tersebut, pilihan sangat setuju dipilih oleh 11 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 19 mahasiswa. Jumlah sikap positif pada subindikator nomor tiga adalah 30 atau 63,82%, artinya sebanyak 30 mahasiswa yang setuju bahwa membaca merupakan cara terbaik untuk menambah pengetahuan. Oleh karena itu, sikap positif pada indikator nomor tiga ini di kategorikan dalam kriteria sangat kuat. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh sebanyak 2 mahasiswa dan tidak setuju dipilih oleh sebanyak 8 mahasiswa, artinya sebanyak 10 mahasiswa yang tidak setuju bahwa membaca merupakan cara terbaik untuk menambah pengetahuan. Oleh karena itu, jumlah sikap yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut adalah 10 mahasiswa atau 21,27%, sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah. Namun, masih ada 7 mahasiswa atau sekitar 14,89% yang tidak jelas sikapnya dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.
Subindikator nomor empat yaitu, “Apabila mahasiswa diberi tugas membaca oleh dosen, maka ia berusaha menyelesaikannya dengan tepat waktu”. Pada subindikator tersebut diketahui bahwa, pilihan sangat setuju berjumlah 12 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 28 mahasiswa, berarti sebanyak 40 mahasiswa setuju bahwa apabila mahasiswa diberi tugas membaca oleh dosen, maka ia berusaha menyelesaikannya dengan tepat waktu. Oleh karena itu, jumlah
sikap positif pada subindikator nomor empat ini adalah 40 atau 85,10%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap positif pada subindikator nomor empat, tergolong dalam kategori sangat kuat. Sebaliknya, sikap negatif berjumlah 3 atau 6,38% yang berarti bahwa sebanyak 3 mahasiswa yang tidak berusaha menyelesaikan dengan tepat waktu apabila mahasiswa diberi tugas membaca oleh dosen. Hal tersebut terlihat pada pilihan tidak setuju saja karena pilihan sangat tidak setuju tidak mendapat pilihan dari mahasiswa atau berjumlah 0. Jika dikategorikan ke dalam kriteria, maka sikap negatif pada subindikator nomor empat tergolong dalam kriteria sangat lemah. Namun, terdapat 4 mahasiswa atau sekitar 8,51% yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.
Subindikator terakhir pada indikator motivasi membaca ini, yaitu “Selama proses perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca”. Mahasiswa yang memilih pilihan sangat setuju berjumlah 11 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 26 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 37 atau 78,72%, hal ini berarti bahwa sebanyak 37 mahasiswa setuju bahwa selama proses perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator nomor lima tersebut tergolong dalam kriteria kuat. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau tidak dipilih dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 3 mahasiswa, artinya sebanyak 3 mahasiswa selama proses perkuliahan, mahasiswa tidak ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. Jumlah
dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 3 atau 6,38% dan tergolong dalam kriteria sangat lemah. Namun, masih ada sebanyak 7 mahasiswa atau sekitar 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan tergolong ke dalam kriteria sangat lemah.
b) Sikap dan Minat Pembaca
Sikap dan minat pembaca merupakan faktor internal yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Terdapat lima subindikator yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman yaitu, (1) keinginan untuk membaca setiap hari, (2) keinginan memperoleh bahan bacaan setiap hari, (3) lebih baik membeli buku daripada membeli pakaian, (4) jika teman memiliki buku baru merasa ingin meminjam untuk dibaca, dan (5) ingin mengetahui perkembangan yang terjadi dengan membaca. Adapun Penjabarannya sebagai berikut:
Tabel 4.3 Indikator Minat dan Sikap Membaca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) 1 Mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari. 1 9 10 20 7
2
Mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari.
1 8 12 21 5
3 Jika teman memiliki buku baru, mahasiswa meminjam untuk dibaca.
1 8 17 15 6
4
Mahasiswa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui membaca.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu, yaitu “Mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari”. Mahasiswa yang memilih pilihan sangat setuju berjumlah 7 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 20 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 27 atau 57,44%, artinya sebanyak 27 mahasiswa merasa selalu ingin membaca bacaan apapun setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria cukup. Sedangkan pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa, dan pilihan tidak setuju 9 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 10 atau 21,27%, hal ini berarti sebanyak 10 mahasiswa tidak merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut masuk pada kriteria lemah. Namun, mahasiswa terdapat 10 mahasiswa atau sekitar 21,27% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari”. Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 26 atau 53,57%. Hal ini terlihat dari pilihan sangat setuju yaitu 5 dan pilihan setuju 21, artinya sebanyak 26 mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria cukup. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju yaitu 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju 8 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang negatif ini adalah 9 atau 19,14%, artinya sebanyak 9 mahasiswa tidak merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai
sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Namun, pada subidikator tersebut terdapat 12 mahasiswa atau sekitar 25,53% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk pada kriteria lemah.
Subindikator selanjutnya yaitu “Jika teman memiliki buku baru, mahasiswa meminjam untuk dibaca”. Pada subindikator nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju dipilihan oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 15 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68% yang berarti bahwa sebanyak 21 mahasiswa tertarik meminjam buku baru yang dimiliki oleh teman. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria cukup. Kemudian jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 9 atau 19,14%, artinya sebanyak 9 mahasiswa tidak tertarik meminjam buku baru yang dimiliki oleh teman. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dipilih yang dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju sebanyak 8 mahasiswa. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Mahasiswa yang sikapnya tidak jelas dengan memilih pilihan netral pada subindikator nomor empat ini cukup banyak yaitu berjumlah 12 mahasiswa atau 25,53%, sehingga termasuk kategori lemah.
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator sikap dan minat pembaca ini yaitu “Mahasiswa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui membaca”. Subindikator nomor lima ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 40 atau 85,10%, artinya sebanyak 40 mhasiswa merasa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui membaca. Hal tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju 8 dan jumlah pilihan setuju 32
atau 68,08%. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria sangat kuat. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif berjumlah 3 atau 6,38%, hal tersebut dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Namun, masih terdapat 4 mahasiswa atau sekitar 8,51% yang sikapnya tidak jelas dengan memilih pilihan netral dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
c) Kebiasaan Membaca
Kebiasaan membaca merupakan indikator dalam faktor internal. Seperti yang kita ketahui bahwa hingga saat ini membaca belum menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat kita. Banyak hal yang menyebabkan seseorang tidak membiasakan membaca. Terdapat beberapa hal yang menjadi subindikator dalam kebiasaan membaca yaitu, (1) membaca menjadi kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan, (2) membaca hanya jika ada ujian, (3) menyusun jadwal teratur setiap hari untuk membaca, dan (4) ketika membaca membuat ringkasan isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) 1
Membaca sudah menjadi kebutuhan hidup saya yang tidak dapat saya tinggalkan.
1 9 16 15 6
2 Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.
1 19 5 16 6
3 Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.
6 20 15 5 1
4
Sambil membaca, saya membuat
ringkasan isi bacaan. 3 5 13 20 6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat empat subindikator dalam indikator kebiasaan membaca. Subindikator nomor satu yaitu “Membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak dapat tinggalkan”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 15 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68% yang termasuk dalam kriteria cukup, artinya sebanyak 21 mahasiswa setuju dan merasa bahwa membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak dapat tinggalkan. Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif adalah 10 atau 21,27%, yang temasuk pada kriteria sangat lemah, artinya sebanyak 10 mahsiswa tidak setuju jika membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak dapat tinggalkan yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1 dan pilihan sangat setuju 9. Namun, sebanyak 16 atau 34,04% mahasiswa yang sikapnya tidak jelas apakah sikap positif atau sikap negatif yang termasuk pada kriteria lemah.
Subindikator nomor dua yaitu “Kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya jika akan ada ujian”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan
setuju dipilih oleh 16 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 22 atau 46,80% yang termasuk pada kriteria membaca cukup, berarti sebanyak 22 mahasiswa setuju bahawa mereka membaca hanya jika ada ujian. Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif adalah 20 atau 42,55% yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1 dan pilihan tidak setuju 19. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut masuk pada kriteria cukup. Namun, pada subindikator nomor dua ini terdapat 5 mahasiswa atau 10,62% yang sikapnya tidak jelas sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor tiga adalah “Mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari”, pada subindikator nomor tiga ini diketahui jumlah sikap yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 6 atau 12,76%, berarti ada 6 mahasiswa yang menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Hal tersebut terlihat dari jumlah pilihan sangat setuju 1 dan jumlah pilihan setuju 5. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Kemudian pilihan sangat tidak setuju 6 dan tidak setuju 20. Jumlah kedua pilihan yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut adalah 26 atau 55,31% yang termasuk pada kriteria cukup, berarti sebanyak 26 mahasiswa yang tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Namun, masih ada mahasiswa yang sikapnya tidak jelas pada subindikator nomor tiga tersebut yaitu sebanyak 15 mahasiswa atau 31,91% dan termasuk dalam kriteria lemah.
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator kebiasaan membaca ini yaitu “Sambil membaca, mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan”. Pada subindikator
nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 20 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 26 atau 55,31% yang termasuk dalam kriteria cukup, berarti sebanyak 26 mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan ketika mereka membaca. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 8 atau 17,07%, artinya sebanyak 8 mahasiswa tidak membuat ringkasan isi bacaan ketika mereka membaca. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 3 orang dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 5 mahasiswa. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Namun, masih ada 13 mahasiswa atau 27,65% yang menunjukkan sikap tidak jelas sehingga masuk dalam kriteria lemah.
d) Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya
Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya oleh seseorang juga mempengaruhi kemampuan membaca pemahamannya. Berikut ini ada dua subindikator yang termasuk dalam indikator pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya yaitu, (1) pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang dibaca, dan (2) keinginan membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk menyegarkan ingatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Indikator Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) 1
Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang saya baca.
0 0 5 21 21
2
Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca untuk menyegarkan ingatan.
0 1 8 29 9
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat dua subindikator dalam indikator pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Pada Subindikator nomor satu yaitu “Pengetahuan atau pengalaman yang sudah mahasiswa miliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang mahasiswa baca”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 21 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 42 atau 89,36% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya pada subindikator nomor satu ini sebanyak 42 mahasiswa setuju jika pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang dibaca. Sebaliknya pada pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju yang dipandang sebagai sikap negatif tidak mendapat pilihan dari mahasiswa atau 0%. Namun, sebanyak 5 mahasiswa atau 10,63% sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah..
Subindikator nomor dua sekaligus yang terakhir pada indikator pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, yaitu “Mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan ingatan”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 9 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih
oleh 29 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu atau 80,85% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya sebanyak 38 mahasiswa setuju jika pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang dibaca. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 1 atau 3,57% sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju oleh 1 mahasiswa. Sisanya sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02% yang sikapnya tidak jelas, dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
e) Pengetahuan tentang cara membaca
Kemampuan membaca pemahaman seseorang juga dipengaruhi oleh pengetahuannya tentang cara membaca. Beberapa teknik membaca dapat membantu kita untuk lebih cepat dan mudah dalam memahami suatu bacaan. Namun, tidak semua orang tahu dan mampu menggunakan teknik membaca tersebut dengan baik. Berikut ini beberapa subindikator yang termasuk dalam indikator pengetahuan tentang membaca, yaitu (1) memahami teknik membaca untuk mempermudah memahami isi bacaan, (2) membuat pertanyaan untuk memahami isi bacaan, (3) cukup dengan mengingat-ingat isinya dapat memahami isi bacaan, (4) memahami bacaan dengan merumuskan isi bacaan menggunakan kata-kata sendiri, dan (5) membuat skema gagasan setiap kali membaca untuk mempermudah memahami isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan Tentang Cara Membaca NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) 1
Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan.
0 2 5 25 15
2
Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca.
0 14 11 17 5
3 Agar memahami isi bacaan, saya cukup mengingat-ingat isinya saja.
1 15 7 19 5
4
Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan dengan bahasa saya sendiri.
0 4 3 29 11
5
Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat skema gagasan setiap kali membaca.
0 7 12 22 6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu, yaitu “Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan” pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih oleh 15 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 25 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 40 atau 85,10% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya sebanyak 40 mahasiswa setuju bahwa dengan memahami berbagai teknik membaca ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan yang dibacanya. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau tidak mendapat pilihan dari mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 2 atau 4,25% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, artinya hanya ada 2 mahasiswa yang tidak setuju apabila dengan memahami berbagai teknik membaca dapat sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan. Dapat dikatakan bahwa pada
subindikator nomor satu ini sikap positif hasilnya sangat kuat yaitu sekitar 85,10% mahasiswa yang memilih sikap positif. Namun, ada 5 mahasiswa atau sekitar 10,63% yang sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Untuk memahami isi bacaan, mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca”. Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 22 atau 46,80% dan termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini terlihat dari pilihan sangat setuju 5 dan pilihan setuju dipilih oleh 17 mahasiswa, artinya sebanyak 22 mahasiswa yang membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan dibacanya untuk memahami isi bacaan. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 0 mahasiswa atau sama sekali tidak dipilih dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 14 mahasiswa. Sehingga jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 14 atau 29,79% yang termasuk dalam kriteria lemah. Artinya sebanyak 14 mahasiswa tidak membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca untuk