• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015."

Copied!
265
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

Advarovi, Erlin. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang strategi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015 berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Responden penelitian ini ialah mahasiswa PBSI Semester VI Kelas B dan C Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang berjumlah 47 orang.

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil angket faktor membaca, hasil tes kemampuan membaca pemahaman, hasil wawancara dan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Strategi yang dirancang sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman, yakni mendefinisikan arti kata/istilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor membaca dinyatakan tinggi, hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase sebesar 68,59%. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berada pada kategori membaca pemahaman cukup. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata mahasiswa ialah 22. Faktor membaca yang mempengaruhi membaca mahasiswa berdasarkan hasil angket faktor membaca dan hasil wawancara menunjukkan terdapat 4 faktor membaca yang dominan, yaitu motivasi, sikap dan minat, ketertarikan dan kebermanfaatan bacaan dan latar belakang sosial ekonomi keluarga yang tinggi.

(2)

ix

ABSTRACT

Advarovi, Erlin. 2015. Reading Comprehension’s Learning Strategies based on Factor of Reading and Reading Comprehension Test Result to Students Indonesian Language and Literature Education Study Program of Semester VI Sanata Dharma University, Yogyakarta Academic Year 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Study Program Sanata Dharma University.

This research aims to describe the learning strategy in order to improve the comprehension reading skills of PBSI students, Semester VI, Sanata Dharma University, Yogyakarta 2015 academic year, based on reading factor and comprehension reading skills test result. The respondents of this research are Semester VI class B and C PBSI students, Sanata Dharma University, Yogyakarta which consists of 47 students.

This research used descriptive qualitative and quantitative research. It was used in order to know the result of reading factor questionnaire, the test result of comprehension reading skills, interview result and comprehension reading skills learning strategy. The data gathering technique of this research used test and non-test. The strategy was designed according to the six comprehension reading aspects. They are; describing the meaning of word/term, comprehending the implicit meaning, drawing conclusion of the reading passage content, predicting the writer intension, and evaluating a reading passage. The result of this research showed that the reading factor was high. It was proven by the percentage which was got, 68,59%. The test result of the students’ comprehension reading skills was in sufficient comprehension reading category. It was proven by the students’ average score, which is 22. The reading factors which influence students’ reading based on the result of the reading factor questionnaire and interview result showed that there were four domain factors. Those factors were motivation, attitude and interest, the interest and the use of the reading passage and high family social-economy background.

(3)

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL

TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEMESTER VI UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh: Erlin Advarovi

111224021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL

TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEMESTER VI UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh: Erlin Advarovi

111224021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTO

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu pula”

(QS. Al-Isra’:7)

“Kecerdasan bukanlah tolak ukur untuk menggapai kesuksesan, akan tetapi dengan menjadi cerdas kita akan bisa menggapai kesuksesan”

(NN)

“Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain di selimuti oleh keluarga yang utuh, rukun dan saling menyanyangi”

(Erlin Advarovi)

“Semua orang tidaklah perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya”

(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

 Allah S.W.T yang selalu mendampingi saya, melindungi, membantu dan memudahkan segala hal, serta mengabulkan doa dan permintaan saya.  Keluarga Tercinta: Sutarti (Ibu), Waluyo (Bapak), Eva Ambarsari, A.md.,

(Kakak), Evi Ardiva (Kakak), dan Adek Arifandi (Adik) yang selalu memberikan semangat, dukungan dan membimbing serta menyayangi saya.

 Teman spesialku Idris Satria, S.Pd. yang selalu memberikanku semangat, dukungan, perhatian dan doa kepada saya.

 Sahabat-sahabatku seperjuangan Maria Dwi Rianti, Elisabeth Prasetiawati, dan Christella Ayu L.P

 Segenap teman terbaik PBSI 2011.

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

Advarovi, Erlin. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang strategi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015 berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Responden penelitian ini ialah mahasiswa PBSI Semester VI Kelas B dan C Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang berjumlah 47 orang.

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil angket faktor membaca, hasil tes kemampuan membaca pemahaman, hasil wawancara dan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Strategi yang dirancang sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman, yakni mendefinisikan arti kata/istilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor membaca dinyatakan tinggi, hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase sebesar 68,59%. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berada pada kategori membaca pemahaman cukup. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata mahasiswa ialah 22. Faktor membaca yang mempengaruhi membaca mahasiswa berdasarkan hasil angket faktor membaca dan hasil wawancara menunjukkan terdapat 4 faktor membaca yang dominan, yaitu motivasi, sikap dan minat, ketertarikan dan kebermanfaatan bacaan dan latar belakang sosial ekonomi keluarga yang tinggi.

(12)

ix

ABSTRACT

Advarovi, Erlin. 2015. Reading Comprehension’s Learning Strategies based on Factor of Reading and Reading Comprehension Test Result to Students Indonesian Language and Literature Education Study Program of Semester VI Sanata Dharma University, Yogyakarta Academic Year 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Study Program Sanata Dharma University.

This research aims to describe the learning strategy in order to improve the comprehension reading skills of PBSI students, Semester VI, Sanata Dharma University, Yogyakarta 2015 academic year, based on reading factor and comprehension reading skills test result. The respondents of this research are Semester VI class B and C PBSI students, Sanata Dharma University, Yogyakarta which consists of 47 students.

This research used descriptive qualitative and quantitative research. It was used in order to know the result of reading factor questionnaire, the test result of comprehension reading skills, interview result and comprehension reading skills learning strategy. The data gathering technique of this research used test and non-test. The strategy was designed according to the six comprehension reading aspects. They are; describing the meaning of word/term, comprehending the implicit meaning, drawing conclusion of the reading passage content, predicting the writer intension, and evaluating a reading passage. The result of this research showed that the reading factor was high. It was proven by the percentage which was got, 68,59%. The test result of the students’ comprehension reading skills was in sufficient comprehension reading category. It was proven by the students’ average score, which is 22. The reading factors which influence students’ reading based on the result of the reading factor questionnaire and interview result showed that there were four domain factors. Those factors were motivation, attitude and interest, the interest and the use of the reading passage and high family social-economy background.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSemester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015 dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, dukungan, bimbingan, doa, nasihat, dan kerjasama dari banyak pihakmaka skripsi ini tidak akan berhasil diselesaikan. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. P. Kuswandono, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

(14)

xi

6. Seluruh dosen prodi PBSI yang memiliki karakteristik masing-masing telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan. 7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan sabar

memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan berbagai urusan administrasi.

8. Seluruh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta kelas B dan C yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Kedua orang tuaku Sutarti, Waluyo, Kakak-kakakku Eva Ambarsari, A.Md. dan Evi Ardiva, dan Adikku Adek Arifandi yang selalu penulis cintai, yang menjadi semangat, dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

10.Sahabat seperjuangan Maria Dwi Rianti, Elisabeth Prasetiawati, Christella Ayu Lolita Putri, Rugi Astutik, Fransiska Ambar, Eka Tanjung, Caecilia Syahdu Hening, Saferine Yunanda, Cicilia Ariza Ratna Mawarti dan semua teman terbaik PBSI 2011 yang selalu penulis sayangi dan selalu bersama dalam membantu, memberikan tawa dan duka, jatuh dan bangkit, serta yang selalu berjuang bersama dengan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11.Teman spesialku Idris Satria, S.Pd. yang dengan tulus dan sabar memberikan

dukungan, doa serta perhatian agar peneliti menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat baik penulis Citra Ayu Wulandari yang penulis cintai dan yang telah semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 13.Teman-teman Kos Tastisi Giska Arindra Yuliani, Lusy Erna, Dita P, Alberta

Primastuti, Asyela Kartini dan Caecilia Christa yang selalu memberikan kecerian dan tidak henti untuk memberisemanngat.

(15)
(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ……….. ... 1

1.2Ruang Lingkup Penelitian ………. .. 6

1.3Rumusan Masalah ………. ... 6

1.4Tujuan Penelitian ……….. ... 6

1.5Manfaat Penelitian ……… ... 7

1.6Batasan Istilah ……….. ... 8

1.7Sistematika Penelitian ……….. ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... ... 10

2.1Penelitian yang Relevan ……… ... 10

2.2Kajian Teoretis ……… ... 12

(17)

xiv

2.2.2 Faktor Membaca ………. ... 13

2.2.3 Jenis-jenis Membaca ……….. ... 16

2.2.4 Membaca Pemahaman ……… ... 20

2.2.5 Tujuan Membaca Pemahaman ……… ... 22

2.2.6 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ……. ... 23

2.2.7 Strategi Pembelajaran ………. ... 27

2.2.8 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ………... 28

2.2.9 Teori Analisis SWOT ……… 37

2.2.10 Teori Analisis Skala Likert……… 39

2.3Kerangka Berpikir ……… ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… ... 44

3.1Jenis Penelitian ……… ... 44

3.2Subjek Penelitian ………. ... 44

3.3Teknik Pengumpulan Data ………. ... 45

3.3.1 Nontes ……….. ... 45

3.3.1.1 Angket……….. ... 45

3.3.1.2 Wawancara……….. .. 46

3.3.2 Tes ……… ... 48

3.4 InstrumenPenelitian……….. ... 49

3.4.1 Instrumen Angket ……… ... 49

3.4.2 Instrumendalam Tes ……….. ... 49

3.4.3 Instrumen dalam Wawancara ………. .. 50

3.5 Teknik Analisis Data ………. ... 50

3.5.1 Analisis Data Angket Faktor yang MempengaruhiMembaca…… ... 50

3.5.2 AnalisisData Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ………53

3.5.3 AnalisisData Wawancara ………. ... 56

3.5.4 Analisis SWOT ……… ... 57

(18)

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. ... 59

4.1 Deskripsi Data ……… ... 59

4.2 Analisis Faktor Kemampuan Membaca Pemahaman denganAnalisis SWOT……… ... 60

4.2.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca ………….. ... 61

4.2.2 Analisis SWOT ………. ... 104

4.3 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterkaitan dengan Analisis SWOT ……… ... 111

4.3.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……... 113

4.3.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Analisis SWOT ……… ... 127

4.5 Analisis Data Wawancara ……….. ... 139

4.6 Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman ……….. ... 142

4.7 Pembahasan ……… ... 153

BAB V PENUTUP ……… ... 158

5.1 Kesimpulan ………. ... 158

5.2 Saran ………. ... 161

DAFTAR PUSTAKA ……… ... 162

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi dalam Angket Faktor Membaca Tabel 3.2 Ketentuan dalam Tes

Tabel 3.3 Ketententuan dalam Wawancara

Tabel 3.4 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif Tabel 3.5 Contoh Perhitungan Angket Faktor Membaca Tabel 3.6 Kriteria Faktor Membaca

Tabel 3.7 Konversi Skor Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Membaca Pemahaman

Tabel 3.9 Kategori ITK

Tabel 4.1 Kriteria Faktor Membaca Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca

Tabel 4.3 Indikator Sikap dan Minat Pembaca Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca

Tabel 4.5 Indikator Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan Tentang Cara Membaca

Tabel 4.7 Indikator Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan bagi pembaca

Tabel 4.8 Indikator Kondisi Emosi Pembaca Tabel 4.9 Indikator Kondisi Kesehatan Pemabaca Tabel 4.10 Indikator Tingkat Intelegensi

Tabel 4.11 Indikator Sosial Ekonomi Keluarga

Tabel 4.12 Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu Tabel 4.13 Indikator Teks

Tabel 4.14 Indikator Budaya Lisan Tabel 4.15 Indikator Media Elektronik Tabel 4.16 Kekuatan (Strenght)

(20)

xvii

Tabel 4.20 Kategori ITK

Tabel 4.21 ITK Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Tabel 4.22 Aspek Menangkap Arti Kata/Istilah

Tabel 4.23 Aspek Menangkap Makna Tersurat Tabel 4.24 Aspek Menangkap Makna Tersirat Tabel 4.25 Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan Tabel 4.26 Aspek Memprediksi Maksud Penulis Tabel 4.27 Aspek Mengevaluasi Bacaan

(21)

xviii

DAFTAR DIAGRAM

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Lampiran 2 Instrument Penelitian

Lampiran 3 Angket Faktor Membaca

Lampiran 4 Perhitungan Angket Faktor Membaca Lampiran 5 Hasil Perhitungan Angket Faktor Membaca Lampiran 6 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Lampiran 8 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal

(23)
(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tanggal 17 Mei merupakan Hari Buku Nasional di Indonesia, tetapi hanya segelintir orang yang tahu hal tersebut. Hari Buku Nasional tak pernah diperingati atau dirayakan semeriah Hari Pahlawan ataupun perayaan nasional lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa membaca belum menjadi aktivitas yang umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Semua lapisan masyarakat belum gemar membaca, kebanyakan lebih suka melakukan aktivitas lain dari pada membaca. Sedari kecil kebanyakan orang Indonesia tidak menanamkan gemar membaca pada anak-anak mereka sehingga sampai dewasa mereka tidak suka membaca. Hal ini sesuai dengan suvei data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 yang menunjukkan, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%), mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran (23,5%) (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB.

(25)

baca tinggi (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB. Hal ini diperkuat dengan data yang dilansir oleh Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD), budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB. Tarigan (1986) yang menyatakan bahwa membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai, ternyata belum semua mahasiswa gemar membaca. Rendahnya budaya baca ini juga terjadi pada kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa seharusnya menjadikan membaca sebagai agenda pokok mahasiswa. Ketika menjelang ujian para mahasiswa rajin mendatangi perpustakaan dan membaca banyak buku agar ketika ujian mereka dapat mengerjakan soal-soal ujian. Namun, setelah ujian berakhir mereka kembali ke aktivitas lain selain membaca.

(26)

bertambah setiap kita membaca. Namun, kenyataannya membaca belum menjadi sebuah kebutuhan bagi mahasiswa di Indonesia. Jika ada mahasiswa yang gemar membaca mereka lebih suka membaca novel atau komik daripada membaca buku-buku ilmu pengetahuan.

Hal tersebut diduga juga terjadi pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia (PBSI) Universitas Sanata Dharma yang masih rendah minat bacanya. Mereka lebih suka membaca novel dan komik daripada buku tentang perkembangan bahasa atau buku tentang sastra untuk mengisi waktu luang. Tidak salah memang membaca novel, komik atau majalah, tetapi di dalam program studi Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia tidak hanya belajar tentang novel, lebih dari itu banyak hal yang dapat dipelajarai mahasiswa tentang ilmu pengetahuan bahasa dan sastra. Dengan membaca buku yang berisi ilmu pengetahuan, intelektualitas mahasiswa akan lebih terasah dan berwawasan luas. Misalnya, dengan membaca buku mahasiswa dapat menambah berbagai kosakata serta menambah motivasi dan inspirasi mereka dalam menulis sebuah karya.

(27)

2011) pemahaman merupakan proses kognitif kategori dua dari enam kategori, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Walaupun berada pada tingkat kedua, namun penerapan dalam membaca pemahaman sudah cukup kompleks.

Sebenarnya ada banyak faktor penyebab rendahnya minat baca di kalangan mahasiswa, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal penyebab rendahnya minat baca di kalangan mahasiswa adalah faktor lingkungan keluarga, jika orang tuanya telah menanamkan kebiasaan membaca pada anak-anak mereka, maka kebiasaan anak-anak untuk membaca akan tetap ada hingga saat ini. Akan tetapi yang terjadi di Indonesia, orangtua lazimnya belum menanamkan kebiasaan membaca pada anak mereka sedari kecil. Hal ini sejalan dengan data Bank Dunia tahun 1998 dalam Jurnal Psikologi Undip Tahun 2010 yang menginformasikan bahwa kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah (nilai 51,7). Nilai tersebut di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura (74,0). Publikasi IAEEA pada tanggal 28 November 2007 tentang minat baca dari 41 negara menginformasikan kemampuan membaca siswa Indonesia selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB.

(28)

yang mutlak harus dilakukan agar mereka semakin berwawasan luas. Selain itu, diperlukan kesadaran dari diri sendiri agar tumbuh minat baca di kalangan mahasiswa, strategi untuk dapat membaca dengan baik juga diperlukan. Kurangnya pengetahuan tentang strategi membaca yang baik juga memicu mahasiswa untuk malas membaca, dengan strategi pembelajaran yang tepat niscaya mahasiwa dapat mudah memahami isi bacaan dan akan membuat mereka merasakan manfaat membaca sehingga perlahan minat baca akan tumbuh dan berkembang menjadi budaya baca yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk masalah tersebut dan menumbuhkan minat baca pada kalangan mahasiswa dengan strategi pembelajaran yang tepat dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Penggunaan strategi pembelajaran membaca yang tepat akan membantu mahasiswa untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahamannya.

(29)

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mahasiswa PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester VI. Peneliti akan melakukan analisis faktor membaca yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dan mencari strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI semsester VI. Oleh karena itu, fokus dalam penelitian ini adalah mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma semester VI kelas B dan C.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana faktor membaca dan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015?

2. Bagaimana tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?

3. Bagaimana strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?

1.4Tujuan Penelitian

(30)

1. Mendeskripsikan faktor membaca dan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca dalam hal strategi pembelajaran berdasarkan faktor membaca dan tes kemampuan membaca pemahaman yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

2. Teoritis

(31)

1.6 Batasan Istilah

Batasan istilah ini bertujuan untuk menghindari perbedaaan tanggapan terhadap istilah dalam proposal penelitian. Batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membaca

Membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca, (Miles A Tingker dan Contasc dalam Zuchdi, 2007:22).

2. Membaca Pemahaman

Somadayo (2011:11), menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan.

3. Faktor Membaca

Faktor membaca adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi membaca seseorang. Menurut Zuchdi (2007:23), terdapat dua faktor membaca, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

4. Strategi Pembelajaran

(32)

berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmasyah, 2010:17).

1.7Sistematika Penelitian

(33)
(34)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Relevan

Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian dilakukan oleh Heri Aristyanto (2011) dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Strategi Belajar PQ4R Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Sidoharjo Sragen. Penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan menerapkan strategi belajar Prewiew, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Sidoharjo, Sragen. Keberhasilan penerapan strategi belajar PQ4R dalam meningkatkan kualitas pembelajaran membaca pemahaman ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: (1) siswa aktif dalam mengikuti apersepsi, (2) siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (3) siswa aktif dan antusias dalam kegiatan tanya jawab, dan (4) nilai kemampuan membaca pemahaman siswa mengalami peningkatan yang signifikan.

(35)

(62,83%) dan faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SMA Pangudi Luhur Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005 yang difokuskan pada aspek lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, yakni (1) Orang tua kurang maksimal membantu kesulitan dan memberikan motivasi anak dalam kegiatan membaca, (2) Tingginya minat untuk melakukan kegiatan membaca, (3) Anak kurang komunikatif dengan orang tua dalam menyampaikan kesulitan membaca, (4) Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di keluarga masil rendah, (5) Siswa enggan mengungkapkan kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan membaca, (6) Guru mata pelajaran lain kurang dalam memberikan tugas membaca, (7) Fasilitas kegiatan belajar siswa seperti perpustakaan kurang bervariasi.

(36)

2.1 Kajian Teoretis

Penelitian ini menggunakan beberapa acuan teori yang berkaitan dengan teori membaca, membaca pemahaman, dan strategi pembelajaran membaca pemahaman. Secara berturut-turut diuraikan secara singkat sebagai berikut.

2.2.1 Membaca

Membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis). Keempatnya keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Dawson, dalam Tarigan 1983:1). Pengertian membaca dalam KBBI adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), selain itu membaca juga diartikan sebagai mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, meramalkan, memperhitungkan, dan memahami. Berikut ini adalah pengertian membaca menurut beberapa para ahli:

Pengertian membaca menurut Miles A Tingker dan Contasc, (dalam Zuchdi, 2007:22), yaitu membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca.

(37)

Pengertian membaca menurut Anderson dalam Tarigan (2008:7), mengemukakan bahwa membaca adalah proses dekoding (decoding). Artinya, suatu kegiatan untuk memecahkan lambang-lambang verbal. Proses dekoding atau pembacaan sandi dapat diartikan pula sebagai proses menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Pengertian membaca menurut Soedarso (2006:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Aktivitas yang kompleks dalam membaca meliputi pengertian dan khayalan, mengamati, serta mengingat-ingat.

Dari beberapa pengertian membaca menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca adalah suatu kegiatan untuk memahami dan mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca serta untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

2.2.2 Faktor Membaca

(38)

kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya seseorang akan sulit memahami teks bacaan tertentu, 3) sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang, sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, 4) keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya, 5) kebisaaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi membaca atau banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang sebagai kebutuhan, 6) pengetahuan tentang cara membaca, misalnya dalam menentukan ide pokok secara cepat, menangkap kata-kata kunci secara cepat, dan sebagainya, 7) latar belakang sosial, ekonomi dan budaya, 8) emosi, misalnya keadaan emosi yang berubah, dan 9) pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya.

Sejalan dengan pendapat Somadayo di atas, Johnson dan Pearson dalam Zuchdi (2007:23), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komprehensi membaca dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:

1) faktor yang berasal dari dalam diri pembaca (internal), yaitu meliputi motivasi baca, sikap dan minat pembaca, kebiasaan membaca, kondisi emosi, kondisi kesehatan, pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, pengetahuan tentang cara membaca, ketertarikan terhadap bacaan, kebermanfaatan bagi pembaca, dan tingkat intelegensi pembaca.

(39)

lingkungan dan waktu, teks, pengaruh budaya lisan, dan pengaruh media elektronik.dibedakan menjadi dua kategori, yaitu unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Faktor yang paling mempengaruhi berasal dari diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan minat dan motivasi seseoranglah yang menentukan kemampuan membaca pemahamannya. Apabila ia memiliki kesadaran akan pentingnya membaca, maka minat dan motivasi untuk membacanya tinggi sehingga kemampuan membacanya akan semakin terasah dan berkembang. Semakin sering membaca maka kemampuan membaca seseorang juga akan meningkat.

(40)

2.2.3 Jenis-jenis Membaca

Tarigan (2008:13) menyampaikan pembagian jenis membaca yang didasarkan dari tinjauan segi terdengar atau tidaknya suara ketika membaca. Jenis membaca tersebut dibagi atas membaca nyaring, membaca bersuara dan membaca lisan (reading out loud,oral reading, reading aloud) dan membaca dalam hati (silent reading) dan Berikut ini akan di uraikan jenis-jenis membaca menurut Tarigan yang terbagi atas:

1) Membaca Bersuara (oral reading)

Membaca Bersuara ialah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:

a) Membaca Nyaring dan keras

Membaca Nyaring dan keras adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan suara yang keras. Membaca nyaring ini bisaanya dilakukan untuk orang lain atau disebut juga membacakan. Misalnya, guru, orang berpidato, dan penyiar televisi.

b) Membaca Teknik

Membaca teknik bisa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:

(1) Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.

(41)

(3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh. c) Membaca Indah

Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik ialah membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam apresiasi sastra.

2) Membaca Tidak Bersuara (dalam hati)

Membaca Tidak Bersuara merupakan aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini bisa disebut membaca dalam hati, yang mencakup:

a) Membaca Teliti

Membaca teliti adalah membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.

b) Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman ialah membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi.

c) Membaca Ide

Membaca ide ialah membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

d) Membaca Kritis

(42)

e) Membaca Telaah Bahasa

Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yakni:

(1) Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.

(2) Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.

f) Membaca Skimming

Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok.

g) Membaca Cepat

(43)

Keterangan:

 Membaca: 1. Membaca nyaring 2. Membaca dalam hati  Membaca nyaring

 Membaca dalam hati: 1. Membaca ekstensif 2. Membaca intensif  Membaca ekstensif: 1. Membaca survey

2. Membaca sekilas 3. Membaca dangkal  Membaca intensif: 1. Membaca telaah isi

(44)

 Membaca telaah isi: 1. Membaca teliti

2. Membaca pemahaman 3. Membaca kritis 4. Membaca ide

 Membaca telaah bahasa: 1. Membaca sastra 2. Membaca bahasa

Berdasarkan penjelasan di atas, membaca pemahaman masuk dalam kategori membaca telaah isi. Membaca pemahaman sendiri dimaksudkan untuk memahami 1) standar-standar atau norma-norma kesusastraan (literary standards), 2) resensi kritis (critical review), 3) drama tulis (printed drama), dan 4) pola-pola fiksi (pattern of fiction). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semua jenis kegiatan membaca sebenarnya bertumpu pada proses memahami isi bacaan, sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan kegiatan membacanya.

2.2.4 Membaca Pemahaman

(45)

Selanjutnya Henry Guntur Tarigan (1983:89), berpendapat bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan dasar bagi pembaca kritis, yaitu sejenis membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Untuk dapat membaca pemahaman diperlukan suatu keterampilan dari seseorang antara lain: menemukan detail, menunjukkan pikiran pokok, menunjukkan urutan kegiatan, mencapai kata akhir, menarik kesimpulan, dan membuat evaluasi.

Kemudian M. E. Suhendar berpendapat bahwa, “Membaca pemahaman ialah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu

dibaca sampai selesai”.

Secara umum kata pemahaman diartikan sebagai upaya memahami sesuatu. Apabila seseorang melakukan aktivitas membaca, kemudian dapat memahami isi bacaan yang dibacanya maka dapat dikatakan proses pemahamannya berhasil. Sebaliknya apabila setelah melakukan aktivitas membaca tidak memahami isi bacaan yang dibacanya maka proses pemahamannya belum berhasil.

(46)

2.2.5 Tujuan Membaca Pemahaman

Aktivitas membaca tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai. Pada dasarnya aktivitas membaca antara lain bertujuan untuk mendapatkan informasi, memperoleh pemahaman dan untuk memperoleh kesenangan.

Rivers dan Temperly, (dalam Somadayo 2011:10-11) menjelaskan tujuan membaca pemahaman yakni:

1. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik,

2. Memperoleh berbagai petunujuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari,

3. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki, 4. Berhubugan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk

memhami surat-surat bisnis,

5. Mengetahui kapan dan dimana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia, 6. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi sebgaimana dilaporkan

dalam koran, majalah, laporan, dan 7. Memperoleh kesenangan dan hiburan.

(47)

dalam teks. Tujuan tersebut antara lain: 1) untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta, 2) mendapatkan ide pokok, 3) mendapatkan urutan organisasi teks, 4) mendapatkan kesimpulan, 5) mendapatkan klasifikasi, dan 6) membuat perbandingan atau pertentangan.

Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca pemahaman memiliki tujuan yang kompleks, antara lain untuk menemukan ide pokok, memperoleh informasi, menemukan fakta, menarik kesimpulan dan membuat perbandingan.

2.2.6 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman

Kemampuan membaca pemahaman tidak hanya berkaitan dengan mampu memahami isi bacaan, tetapi juga mampu menginterpretasikan. Kemampuan membaca pemahaman merupakan komponen penting dalam aktivitas membaca sebagai usaha memahami dan mendapatkan informasi melalui teks yang dibaca.

(48)

membaca, kategori pemahaman sudah cukup kompleks. Menurut Burns, dkk. (dalam Pranowo 2011), kategori membaca pemahaman mencakup:

a) Membaca literal (literal reading), pembaca menemukan informasi yang dikemukakan secara langsung dalam teks bacaan. Artinya, pembaca langsung menangkap makna bacaan dari informasi yang secara eksplisit terdapat dalam teks bacaan.

b) Membaca interpretatif (interpretative reading), dapat diartikan sebagai membaca di antara baris (reading between the lines) serta memberi makna implisit dari sebuah teks bacaan. Pada tahap ini pembaca berkomunkasi dengan penulis melalui teks dan mencoba menafsirkan maksud dari penulis. Dengan kata lain, pembaca mencoba menangkap ide yang tidak tertulis di dalam teks.

c) Membaca kritis (critical reading) merupakan membaca dengan menganalisis, mengevaluasi materi, dan memberi tanggapan terhadap informasi yang terdapat dalam teks bacaan, membandingkan ide dalam tulisan dengan pengetahuan yang dimiliki, serta memberi simpulan mengenai keakuratan, kesesuaian, dan keefektifan bahan bacaan. Pembaca menganalisis, mengevaluasi, memberikan tanggapan terhadap informasi dalam teks.

Hampir sama dengan pendapat Burns, dkk., menurut Tarigan (dalam skripsi Hidayah, 2003:26-27), ada tiga jenis kemampuan membaca pemahaman, yaitu: 1) Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal

(49)

jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan (Reading The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi. Beberapa hal yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain keterampilan: 1) mengenal kata, kalimat, dan paragraf, 2) mengenal unsur detail, unsur perbandingan , dan unsur utama, 3) mengenal unsur hubungan sebab akibat, 4) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan dimana), dan 5) menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab akibat.

(50)

antar judul dan isi bacaan, 15) membuat kerangka bahan bacaan, dan 16) menemukan tema karya sastra.

3) Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang. Artinya, pembaca harus mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa keterampilan membaca kreatif yang perlu dilatihkan antara lain keterampilan: 1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya, 2) membuat resensi buku, 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan dalam buku, 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk naskah drama dan sandiwara radio, 5) mengubah puisi menjadi prosa, 6) mementaskan naskah drama yang telah dibaca, dan 7) membuat kritik balikan dalam bentuk esai atau artikel popular.

The IRA Dictionary (dalam Pranowo 2011), menjelaskan membaca pemahaman meliputi hal-hal sebagai berikut: memahami mengenai apa yang dibaca, memahami hubungan dalam suatu hierarki terhadap sesuatu yang dipahami, proses-proses, penginterpretasian, mengevaluasi, serta suatu reaksi dengan cara yang kreatif, yang intuitif. Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan dimana pembaca berusaha memahami bacaan secara keseluruhan dengan mendalam sambil menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.

(51)

kemampuan membaca literal, kemampuan membaca intepretatif dan kemampuan membaca kritis. Jika seseorang telah memiliki ketiga kemampuan membaca tersebut, maka pembaca dapat disebut sebagai pembaca yang baik. Tingkatan kemampuan membaca pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) kemampuan mendefinisikan arti kata/istilah, (2) kemampuan menangkap makna tersurat, (3) kemampuan menagkap makna tersirat, (4) kemampuan menarik kesimpulan, (5) kemampuan memprediksi maksud penulis, dan (6) kemampuan mengevaluasi bacaan.

2.2.7 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, peyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmasyah, 2010:17). Strategi pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran yang dimaksud yaitu pengorganisasian, penyampaian dan pengelolaan pembelajaran diarahkan pada berbagai komponen. Komponen-komponen pembelajaran tersebut menurut AECT (1977, dalam Darmasyah, 2010:17) yaitu pesan, orang, material, peralatan, teknik, dan setting.

(52)

di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan komponen penting agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dicapai.

2.2.8 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Rahim (2007:36-47), ada beberapa strategi membaca, antara lain, strategi bawah-atas, strategi atas-bawah, strategi campuran (electic), strategi interaktif, strategi Know Want to Learn (KWL), dan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA). Akan tetapi strategi membaca atas-bawah, strategi bawah-atas dan strategi campuran lebih cocok untuk tingkat membaca permulaan.

Salah strategi membaca pemahaman yaitu strategi KWL (Know-Want To Know-Learned). Menurut Rahim (2007:41), strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.

(53)

Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL menurut Rahim (2007:41-42) adalah sebagai berikut:

1) Langkah What I Know (K)

What I Know merupakan langkah awal dari KWL. Pada tahap ini siswa dan guru melakukan brainstorming (sumbang saran) mengenai apa yang telah diketahui oleh para siswa berkenaan tentang tema, topik, judul dan ilustrasi atau gambar-gambar yang terdapat dalam teks yang akan dibacanya. Selama proses pada langkah ini, peranan guru adalah mencatat di papan tulis mengenai apa saja pendapat atau pikiran-pikiran yang diajukan oleh para siswa berkenaan dengan topik atau teks bacaan. Kegiatan penting yang harus dilakukan guru di sisni adalah mencari dan memilih konsep-konsep berupa istilah, kata, frase atau kalimat yang merupakan kunci dalam memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan. Selain itu dapat mengantarkan pengetahuan siswa kepada topik atau teks yang akan mereka baca.

2) Langkah What I Want (W)

(54)

3) Langkah What I Learn (L)

Setelah selesai membaca suatu artikel, arahkan siswa untuk menulis tentang apa yang telah mereka pelajari dari bacaan tersebut. Guru hendaknya mengecek apakah mereka sudah merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana yang dibaca siswa berkenaan dengan minat mereka. Jika tidak, anjurkan ke bacaan selanjutnya untuk mengetahui dengan jelas tentang prioritas yang ingin mereka pelajari.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam strategi KWL adalah stategi membaca dengan tiga langkah pokok, yaitu pertama, What I Know (K) merupakan kegiatan yang menggali latar belakang pengetahuan siswa dengan cara brainstorming (sumbang saran). Kedua, What I Want (W), menentukan hal-hal yang ingin diketahui dan merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang dibacanya. Tahap terakhir What I Learn (L), yaitu menentukan hal-hal yang telah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan pada langkah sebelumnya.

(55)

menggunakan konsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan seca serius.

Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat digunakan oleh guru dalam membaca pemahaman. Pada strategi ini siswa diminta untuk memberikan prediksinya tentang apa yang terdapat dalam teks bacaan sebelum pembelajaran dengan cara memprediksi judul bacaan, dan selama kegiatan pembelajaran membaca berlangsung dengan cara memprediksi gambar seri. Sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam wacana dapat dipahami oleh siswa.

Rahim (2007:48), “Dalam strategi DRTA, siswa diminta untuk memberikan prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks, kemudian dalam membuat prediksi siswa menggunakan latar belakang pengetahuan yang

dimilikinya tentang topik”. Langkah ini juga mendorong siswa untuk

mengaplikasikan keterampilan metakognitif yang dimilikinya, karena pada saat itu siswa berpikir sesuai dengan jalan pikirnya. Di sini guru dapat membantu siswa dalam mengarahkan prediksi dan kesimpulan yang akan dibuat oleh siswa.

Menurut Rahim (2007:50), langkah-langkah dalam menggunakan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah:

1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul

(56)

2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar

Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti.

3) Membaca bahan bacaan atau teks

Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut.

4) Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi

Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca. Ulangi kembali semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup.

Kemudian ada strategi SQ3R (Survei, Question, Read, Recite, Review). Strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang terdiri dari mensurvei isi, membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan dan meninjau kembali menurut Tarigan: 1990 (dalam Teguh Santoso: 2001). Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi SQ3R yaitu sebagai berikut:

1) Survey (Peninjauan)

(57)

bahan bacaan, mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak dan lebih mudah.

2) Question (Pertanyaan)

Langkah question adalah memunculkan pertanyaan-pertanyaan seputar gambaran umum yang telah kita dapatkan dalam proses survey sebelumnya. 3) Read (Membaca)

Read atau membaca ada pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat membaca ini, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses survey dan question.

4) Recite

Recite adalah menceritakan isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya. Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca bab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.

5) Review

(58)

Selanjutnya ada Strategi PQ4R (Preview,Question, Read, Reflect, Recite, Review). Strategi PQ4R merupakan salah satu bentuk strategi elaborasi. PQ4R adalah singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulag secara menyeluruh (dalam Iskandarwassid dan Dadang, 2008:11-12). Strategi PQ4R adalah strategi yang digunakan untuk membantu peserta didik mengingat dan menghafal apa yang mereka baca. dan digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang dibaca dengan tujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R sebagai berikut:

1) Preview

Siswa membaca selintas dengan cepat, dimulai membaca topik-topiknya, sub topik utama, judul dan sub judul atau ringkasan pada akhir suatu bab. Ide pokoknya akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa sehingga akan memudahkan memberi keseluruhan ide pokok.

2) Question

(59)

3) Read

Memberi reaksi sebagai hasil pikir dari apa yang dibaca dengan menjawab semua pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

4) Reflect

Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tapi mengingat dan memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:

a. Menghubungkan informasi yang telah diketahui b. Mengaitkan topik dalam teks dengan konsep utama

c. Memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan

d. Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan 5) Recite

Menghubungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan menanyakan serta menjawab pertanyaan yang ada, sehingga dapat memuat intisari materi dan bacaan.

6) Review

Menjawab intisari yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan dan menjawab pertanyaan yang ada sekali lagi.

(60)

dibaca dan kemudian dicoba dijawab (ask). Pada akhirnya, pembelajar mencoba membuat ringkasan menggunakan kata-kata sendiri (putting). Strategi membaca demikian harus secara terus-menerus dilakukan secara mandiri (Hagaman, Luschen & Reid, 2010).

Satu lagi strategi yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu strategi TEELS (Title, Examine, Look, Look, and Setting) dalam (Ridge & Skinner, 2010). Strategi ini sangat jitu jika diterapkan untuk memahami buku teks. Langkah pertama adalah Title. Siswa mengamati judul untuk menemukan kata kunci agar dapat memahami arah bacaan. Langkah kedua adalah Examine. Pada langkah ini siswa membaca sekilas suatu bagian bacaan untuk menemukan kata kunci isi bacaan. Langkah ketiga adalah look (look for). Pada tahap ini pembaca menemukan kata-kata penting (kata kunci) yang sering diulang-ulang dalam bacaan. Langkah ini sangat penting karena akan mengaktifkan prior knowledge siswa. Langkah selanjutnya adalah look (look for) lagi. Pada tahap ini pembaca mencari kata-kata yang tidak diketahui maknanya dan kemudian dicari maknanya (melalui kamus). Langkah ini penting karena jika selama membaca tidak memahami makna kata-kata yang digunakan akan kesulitan memahami isi bacaan. Langkah terakhir adalah setting. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan hal-ihwal yang berhubungan dengan tempat, waktu, gambaran, atau periodisasi peristiwanya. Jika strategi ini dilakukan berkali-kali, pembaca akan mengalami perubahan besar dalam memahami isi bacaan.

(61)

kebisaaan, dan menjadi budaya baca harus terus-menerus dilakukan. Hal demikian tidak mudah. Agar konsistensi siswa terjaga perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti lingkungan yang kondusif, ketersediaan bacaan, keteladanan orang tua, kepedulian guru dengan memberi tugas membaca secara terus-menerus, kegiatan ekstrakurikuler berupa lomba membuat ringkasan buku bacaan, dan sebagainya.

2.2.9 Teori Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2003:18). Namun, dalam penelitian ini analisis SWOT digunakan untuk mengindetifikasi berbagai faktor membaca yang dimiliki oleh mahasiswa. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Menurut Rangkuti (2003:19), SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang ada dalam faktor membaca manusia. Dalam hal ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan).

(62)

mahasiswa pada saat membaca dan kelemahan (Weaknesses) merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki mahasiswa ketika membaca yang dapat menghambat pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Keempat hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penyorotan yang cepat atas situasi strategi pembelajaran yang sesuai untuk kemampuan membaca pemahaman.

Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategi yang merupakan pendekatan analisis lingkungan (Sagala, 2007:140). Proses penilaian kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan secara umum menunjuk pada dunia bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT menyediakan para pengambil keputusan organisasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Analisis SWOT adalah perangkat analisa yang popular, terutama untuk kepentingan perumusan strategi (Susanto, 2014:133). Kemampuan analisis SWOT bertahan sebagai alat perencanaan yang masih terus digunakan sampai saat ini, membuktikan kehebatan analisis dalam pandangan seorang dosen.

(63)

SWOT berpontensi terlalu memberikan penekanan hanya pada satu kekuatan atau elemen dari strategi.

2.2.10 Teori Analisis Skala Likert

Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena (Sumanto, 2014:102). Dalam skala likert terdapat dua bentuk pernyataan, yaitu bentuk pernyataan positif (favourale) yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan bentuk pernyataan negatif (unfavourable) yang berfungsi untuk mengukur sikap negatif objek sikap. Adapun tabelnya seperti di bawah ini:

Pernyataan Positif Skala Pernyataan Negatif Skala

Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 4 Setuju (S) 2

Netral (N) 3 Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5 Bentuk-bentuk pernyataannya pun juga dapat berbeda-beda, seperti di bawah ini:  Sangat Puas (5)

 Puas (4)

 Cukup Puas (3)  Kurang Puas (2)  Tidak Puas (1)

(64)

 Sangat Baik (5)

 Baik (4)

 Sedang (3)

 Buruk (2)

 Buruk Sekali (1)

Hal tersebut juga dipertegas oleh Riduwan (2002:12), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variable penelitian. Dengan, menggunakan skala likert, maka variable yang akan dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Di bawah ini akan dijabarkan kriteria interpretasi skor yakni:

Rentang Skor

Kriteria

0% - 20% Sangat Rendah

21% - 40% Rendah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat Tinggi

Dalam skala likert (Suharso, 2009:44), kemungkinan jawaban tidak sekedar

(65)

jawabannya, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Cara mengerjakan skala likert yakni:

1. Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban diberi penilaian tertentu (misalnya 1,2,3,4,5).

2. Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk seluruh jawaban.

3. Menilai kekompakkan antarpernyataan. Caranya dengan membandingkan jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat berbeda, tetapi memberikan jawaban yang sama untuk pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut dinilai tidak baik, sehingga harus dikeluarkan (tidak digunakan untuk mengukur konsep yang diteliti).

(66)

2.3 Kerangka Berpikir

Angket faktor membaca dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut kemudian dianalisis lebih dalam sehingga terdapat 14 indikator yang mendukung faktor internal dan eksternal. Setelah diketahui indikator kemudian diklasifikasikan subindikator menurut 14 indikator yang telah ada. Analisis subindikator (pernyataan) sesuai dengan teori skala likert. Dalam skala likert diketahui terdapat pernyataan positif dan pernyataan negative. Selanjutnya, analisis angket faktor membaca menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tes kemampuan membaca pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa terhadap suatu bacaan. Tes tersebut menggunakan indeks tingkat kesulitan untuk mengetahui butir soal yang layak dan tidak layak. Layak tidaknya sebuah butir

Analisis SWOT Faktor Membaca

Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman

Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

(67)

soal ditentukan dari soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah untuk dikerjakan oleh mahasiswa.

(68)
(69)

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai (1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, dan (5) teknik analisis data penelitian. Kelima hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dikatakan demikian karena dalam analisis data penelitian ini mengintepretasikan data dengan narasi kata-kata dan data statistik atau angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Juliansyah Noor, 2011:34). Kerlinger (dalam Sugiyono, 1999:3) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian realatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

(70)

VI Universitas Sanata Dharma serta mencari strategi pembelajaran yang sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif (noneksperimen). Data penelitian dianalisis secara kuantitatif kemudian dideskripsikan. Analisis data menggunakan rumus statistik dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil analisis dan tampilan data tersebut akan diinterpretasikan secara kualitatif dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Alamat kampus tersebut di Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dilakukan pada hari Jumat, 17 April 2015 pukul 07.00-08.30 WIB di ruang kelas K. 22 Universitas Sanata Dharma. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, tes membaca pemahaman dan wawancara. Adapun sampel yang akan diambil dari dua kelas mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma yaitu kelas B dan C.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

(71)

sumber seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun penjabarannya sebagai berikut.

3.3.1 Nontes

Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes (Nurgiyantoro, 2012:90). Peneliti menggunakan dua jenis teknik nontes yaitu angket (kuesioner) dan wawancara (interview). Adapun penjabarannya sebagai berikut.

3.3.1.1 Angket (Kuesioner)

Kuesioner (Questionnaire) merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden (Nurgiyantoro, 2012:9). Kuesioner ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data nontes yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Gambar

Tabel 3.4 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif
Tabel 3.5 Contoh Perhitungan Angket Faktor Membaca
Tabel 3.6 Kriteria Faktor Membaca
Tabel 3.7 Konversi Skor Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu dokumen yang menggunakan beberapa helai kertas (misalnya akta pendirian sebuah perseroan terbatas) dan akta pendirian tersebut menggunakan kertas meterai,

Sumber hukum penggunaan meterai atas dokumen di UKSW mengacu pada UUBM dan peraturan pelaksanaannya, sehingga kebiasaan penggunaan meterai pada dokumen (nota,

Kucing Sebagai Sumber Gagasan Dan Objek Berkarya Boneka Dengan Teknik Rajut.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Lokasi geometri yang digunakan untuk perhitungan sudut sinar datang matahari. adalah kota letak astronomis

Kiri Aonyan , Pinkunyan, kanan Kuronyan profesi sebagai tim Swat (polisi) (Sumber : Dokumentasi pribadi).. Gambar

Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/

PEJABAT PENGADAAN BARANG / JASA KEGIATAN PEM BANGUNAN M ASJID KAWASAN AAS Alamat : Jalan Cut Nyak Dien Telp. Adapun Penyedia Jasa yang dit et apkan sebagai Pemenang unt uk