• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diagram Aspek Membaca Pemahaman

4.3.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Analisis SWOT Analisis SWOT

Enam aspek membaca pemahaman yang telah dianalisis menunjukan bahwa mahasiswa berhasil memahami pada keenam aspek membaca pemahaman yaitu, aspek kemampuan mendefinisikan arti kata, aspek kemampuan menangkap makna tersurat, aspek kemampuan menangkap makna tersirat, aspek kemampuan menarik kesimpulan, aspek kemampuan memprediksi maksud penulis dan aspek kemampuan mengevaluasi. Akan tetapi pada setiap aspek masih ada beberapa mahasiswa yang belum memahami dan menjawab pertanyaan dengan salah. Hal ini menjadi kelemahan yang dimiliki mahasiswa. Oleh karena itu, pengembangan aspek dalam penelitian ini yaitu mengembangkan aspek yang belum berhasil dipahami oleh mahasiswa tersebut, sehingga nantinya penelitian ini menghasilkan strategi yang tepat untuk memenuhi aspek yang menjadi kelemahannya tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengetahui alasan mahasiswa berhasil dan tidak berhasil pada aspek membaca pemahaman dikaitkan dengan analisis SWOT sehingga dapat menunjukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh mahasiswa. Data keterkaitan SWOT dengan hasil tes diambil dari data wawancara dan analisis angket. Hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Keterkaitan Aspek Mendefinisikan Arti Kata dengan Analisis SWOT Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang menjawab benar sejumlah 70,21% dan yang menjawab salah sejumlah 29,79%. Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada penjabaran di bawah ini:

Tabel 4.29 Analisis SWOT dalam Aspek Mendefinisikan Arti Kata/Istilah

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri.

Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya ingin membacanya.

Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi.

2. Kelemahan

Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian. Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat.

Saya membaca tergantung mood yang saya rasakan.

3. Peluang

Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat nyaman untuk membaca.

Saya menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku

4. Ancaman

Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang tidak saya ketahui artinya.

Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya untuk memahami isi bacaan.

suasana rumah saya yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek mendefinisikan arti kata, terdapat 3 subindikator yang menjadi kekuatan mahasiswa yaitu mahasiswa membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri, bacaan apapun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa ingin membacanya dan mahasiswa membaca buku untuk meningkatkan prestasi. Selanjutnya terdapat 3 subindikator yang menjadi kelemahan mahasiswa yaitu kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya jika akan ada ujian, jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester,

dorongan membaca mahasiswa sangat kuat dan mahasiswa membaca tergantung

mood yang dirasakan.

Terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat nyaman untuk membaca dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku. Selanjutnya, terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan kalimat yang terlalu panjang mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan dan suasana rumah saya yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.

b. Keterkaitan Aspek Menangkap Makna Tersurat dengan Analisis SWOT Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang menjawab benar sejumlah 55,59% dan yang menjawab salah sejumlah 44,41%. Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada penjabaran di bawah ini:

Tabel 4.30 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha menyelesaikannya tepat waktu.

Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan. Saya membaca karena saya sadar akan kewajiban saya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.

2. Kelemahan

Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya.

Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian. Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi dalam membaca.

Saya lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran.

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku.

4. Ancaman

Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan.

Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang tidak saya ketahui artinya.

Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek menangkap makna tersurat terdapat 3 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu jika diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha menyelesaikannya tepat waktu, dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan yang dibaca oleh mahasiswa, dan yang ketiga yaitu, mahasiswa membaca karena kesadaran akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu pertama, bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya, kedua, kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya

jika akan ada ujian, ketiga, jika kondisi kesehatan tidak baik, mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca dan yang keempat yaitu mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran.

Selanjutnya, ada 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu, teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan, ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan keterbatasan waktu yang mahasiswa miliki untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.

c. Keterkaitan Aspek Menangkap Makna Tersirat dengan Analisis SWOT Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang menjawab benar sejumlah 50,30% dan yang menjawab salah sejumlah 49,70%. Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada penjabaran di bawah ini:

Tabel 4.31 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan saya.

Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.

Saya merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari. Saya merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari.

Saya merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan.

2. Kelemahan

Saya tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.

Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi dalam membaca.

Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali memahami isi bacaan yang saya baca.

Saya hanya membaca jika bacaannya menarik saja.

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku.

4. Ancaman

Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan.

Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan.

Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek menangkap makna tersirat terdapat 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu pertama, mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa, kedua, selama perkuliahan mahasiswa ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, ketiga, mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari, keempat yaitu mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari dan yang kelima yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu pertama, mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari,

kedua, jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca, ketiga yaitu jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang dibacanya dan yang keempat yaitu mahasiswa membaca jika bacaannya menarik saja.

Selanjutnya terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku Terdapat 2 subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan dan struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.

d. Keterkaitan Aspek Menarik Kesimpulan dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang menjawab benar sejumlah 51,78%.dan yang menjawab salah sejumlah 48,22%. Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada penjabaran di bawah ini:

Tabel 4.32 Analisis SWOT dalam Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan. Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan.

Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi bacaan yang saya baca.

Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya, saya ingin membacanya.

saya membaca karena saya menyadari akan kewajiban saya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.

2. Kelemahan

Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali memahami isi bacaan yang saya baca.

Saya membaca tergantung mood yang dirasakan.

3. Peluang

Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal sangat kondusif untuk membaca.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku.

4. Ancaman Saya berpikir, daripada untuk membeli buku lebih baik

untuk membeli pakaian.

Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan.

Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.

Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu, pertama, sambil membaca mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan, kedua, tingkat intelegensi tidak begitu penting jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan, ketiga yaitu jika perasaan sedang enak mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibacanya, keempat yaitu bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya mahasiswa ingin membacanya dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca karena kesadaran akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas. Terdapat 2 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu jika kondisi perasaan sedang galau mahasiswa sulit sekali

memahami isi bacaan yang dibacanya dan mahasiswa membaca tergantung mood

yang dirasakan.

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk membaca dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu mahasiswa berpikir dari pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku, struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.

e. Keterkaitan Aspek Memprediksi Maksud Penulis dengan Analisis SWOT Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang menjawab benar sejumlah 61,00%.dan yang menjawab salah sejumlah 39,00%. Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada penjabaran di bawah ini:

Tabel 4.33 Analisis SWOT dalam Aspek Memprediksi Maksud Penulis

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat skema gagasan setiap kali membaca.

Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca.

Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara saya menjadi baik.

Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang saya baca.

Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi

2. Kelemahan

Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca.

Saya lebih suka membaca novel daripada buku pelajaran Saya lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.

Saya menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku.

4. Ancaman

Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya.

Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan.

Suasana rumah saya yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu pertama, untuk mempermudah memahami isi bacaan mahasiswa membuat skema gagasan setiap kali membaca, kedua, untuk memahami isi bacaan mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca, ketiga, dengan rajin membaca kemampuan berbicara mahasiswa menjadi baik, keempat yaitu pengetahuan atau pengalaman yang sudah mahasiswa miliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang mahasiswa baca dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca buku untuk meningkatkan prestasi. Terdapat 3 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu mahasiswa hanya membaca jenis

bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca, mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran dan mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari mahaisiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku. Ada 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan dan suasana rumahnya yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.

f. Keterkaitan Aspek Mengevaluasi dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang menjawab benar sejumlah 52,38% dan yang menjawab salah sejumlah 47,62%. Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada penjabaran di bawah ini:

Tabel 4.34 Analisis SWOT dalam Aspek Mengevaluasi Bacaan

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain.

Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan dengan bahasa saya sendiri.

Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca untuk menyegarkan ingatan.

Saya merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan

Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi

2. Kelemahan

Saya tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.

Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca.

Saya membaca tergantung mood yang dirasakan

Saya hanya membaca bacaan yang di rekomendasikan teman saja.

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku

4. Ancaman

Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya, sering mempersulit pemahaman isi bacaan.

Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi. Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan.

Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu pertama, melalui membaca mahasiswa mampu berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain, kedua, agar memahami isi bacaan mahasiswa merumuskan dengan bahasa sendiri, ketiga, mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan ingatan, keempat yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah ilmu pengetahuan dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca buku untuk meningkatkan prestasi. Terdapat 4 subindikator yang menjadi

kelemahan bagi mahasiswa yaitu mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari, mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca, mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan dan mahasiswa hanya membaca bacaan yang di rekomendasikan teman saja.

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari mahaiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku. Terdapat 4 subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu pertama, masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa sering mempersulit pemahaman isi bacaan, kedua, jika acara televisi menarik kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi, ketiga, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan, dan yang keempat yaitu, keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi.

4.4 Analisis Data Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket faktor membaca dan tes kemampuan membaca pemahaman. Tidak hanya itu, penelitian ini juga menggunakan data wawancara. Hal ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil data angket faktor kemampuan membaca pemahaman dan mengetahui budaya baca

yang sudah diterapkan oleh mahasiswa PBSI serta mencari strategi yang tepat untuk pembelajaran membaca pemahaman. Peneliti melakukan wawancara pada hari Rabu, 6 Mei 2015, di depan ruang Micro Teaching Universitas Sanata Dharma pada 5 orang mahasiswa.

Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan wawancara yaitu terlebih dahulu peneliti mengetahui hasil tes kemampuan membaca pemahaman dan hasil faktor membaca pemanaham. Dua hal tersebut sangat berkaitan dengan beberapa aspek yang akan ditanyakan dalam wawancara. Hal tersebut juga digunakan untuk menyeleksi jumlah mahasiswa yang akan diwawancarai. Mahasiswa yang memiliki hasil tes kemampuan membaca pemahaman tinggi yang diwawancarai. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang memiliki hasil tes tinggi dapat dikatakan memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi. Setelah diseleksi maka terdapat 5 mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi berkisar dari 25 sampai dengan 30.

Pertanyaan dalam wawancara berkaitan dengan faktor internal dan faktor eksternal kemampuan membaca. Kedua faktor tersebut dijabarkan menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman tinggi. Faktor internal berkaitan dengan motivasi membaca, sikap dan minat pembaca, kebiasaan membaca, kondisi emosi pembaca, kondisi kesehatan pembaca, pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, pengetahuan tentang cara membaca, ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, dan tingkat intelegensi pembaca. Faktor eksternal berkaitan dengan latar belakang sosial ekonomi keluarga, suasana lingkungan dan waktu, faktor teks, masih

kuatnya pengaruh budaya lisan, dan kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya menonton televisi).

Hasil wawancara 5 mahasiswa dengan nilai tes kemampuan membaca pemahaman tinggi yaitu kekuatan yang dimiliki mahasiswa adalah mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan, mahasiswa membaca buku untuk meningkatkan prestasi, dan mahasiswa membaca karena kesadaran akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas. Kelemahan bagi mahasiswa yaitu, mahasiswa membaca jika bacaannya menarik saja, mahasiswa lebih suka membaca novel daripada buku pelajaran, mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan dan mahasiswa hanya membaca bacaan yang di rekomendasikan teman saja.

Selanjutnya yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku, dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku. Hal terakhir yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu, keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan, suasana rumahnya yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.

Berdasarkan penjabaran hasil wawancara mengenai faktor kemampuan membaca pemahaman, dapat disimpulkan bahwa baik faktor internal dan eksternal sama-sama berjalan seimbang dalam mempengaruhi membaca

Dokumen terkait