• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teoretis

2.2.8 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Rahim (2007:36-47), ada beberapa strategi membaca, antara lain, strategi bawah-atas, strategi atas-bawah, strategi campuran (electic), strategi interaktif, strategi Know Want to Learn (KWL), dan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA). Akan tetapi strategi membaca atas-bawah, strategi bawah-atas dan strategi campuran lebih cocok untuk tingkat membaca permulaan.

Salah strategi membaca pemahaman yaitu strategi KWL (Know-Want To Know-Learned). Menurut Rahim (2007:41), strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.

Strategi ini dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahaun dan minat siswa pada suatu topik. Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.

Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL menurut Rahim (2007:41-42) adalah sebagai berikut:

1) Langkah What I Know (K)

What I Know merupakan langkah awal dari KWL. Pada tahap ini siswa dan guru melakukan brainstorming (sumbang saran) mengenai apa yang telah diketahui oleh para siswa berkenaan tentang tema, topik, judul dan ilustrasi atau gambar-gambar yang terdapat dalam teks yang akan dibacanya. Selama proses pada langkah ini, peranan guru adalah mencatat di papan tulis mengenai apa saja pendapat atau pikiran-pikiran yang diajukan oleh para siswa berkenaan dengan topik atau teks bacaan. Kegiatan penting yang harus dilakukan guru di sisni adalah mencari dan memilih konsep-konsep berupa istilah, kata, frase atau kalimat yang merupakan kunci dalam memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan. Selain itu dapat mengantarkan pengetahuan siswa kepada topik atau teks yang akan mereka baca.

2) Langkah What I Want (W)

Setelah siswa memikirkan tentang apa yang telah mereka ketahui berkenaan dengan topik dalam teks serta kategori informasi yang harus mereka rumuskan, munculkanlah sejumlah pertanyaan kepada mereka. Guru mengidentifikasi berbagai hal yang bagi siswa merupakan hal yang menarik, kurang dipahami, meragukan, atau menjadi silang pendapat. Fase ini membimbing aktivitas membaca menjadi aktivitas yang bertujuan dan pikiran siswa akan lebih terfokus pada hal-hal yang hendak dicarinya dalam teks.

3) Langkah What I Learn (L)

Setelah selesai membaca suatu artikel, arahkan siswa untuk menulis tentang apa yang telah mereka pelajari dari bacaan tersebut. Guru hendaknya mengecek apakah mereka sudah merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana yang dibaca siswa berkenaan dengan minat mereka. Jika tidak, anjurkan ke bacaan selanjutnya untuk mengetahui dengan jelas tentang prioritas yang ingin mereka pelajari.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam strategi KWL adalah stategi membaca dengan tiga langkah pokok, yaitu pertama, What I Know (K)

merupakan kegiatan yang menggali latar belakang pengetahuan siswa dengan cara

brainstorming (sumbang saran). Kedua, What I Want (W), menentukan hal-hal yang ingin diketahui dan merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang dibacanya. Tahap terakhir What I Learn (L), yaitu menentukan hal-hal yang telah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan pada langkah sebelumnya.

Strategi selanjutnya adalah Strategi Membaca Dan Berpikir Secara Langsung /MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities). Dijelaskan oleh Stauffer (dalam Rahim, 2007:47) bahwa strategi DRTA merupakan suatu strategi pembelajaran dimana guru menberikan motivasi terhadap usaha dan konsentrasi siswa dengan cara melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi solusi sementara. Tujuan strategi ini adalah untuk melatih siswa dalam

menggunakan konsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan seca serius.

Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat digunakan oleh guru dalam membaca pemahaman. Pada strategi ini siswa diminta untuk memberikan prediksinya tentang apa yang terdapat dalam teks bacaan sebelum pembelajaran dengan cara memprediksi judul bacaan, dan selama kegiatan pembelajaran membaca berlangsung dengan cara memprediksi gambar seri. Sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam wacana dapat dipahami oleh siswa.

Rahim (2007:48), “Dalam strategi DRTA, siswa diminta untuk memberikan prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks, kemudian dalam membuat prediksi siswa menggunakan latar belakang pengetahuan yang dimilikinya tentang topik”. Langkah ini juga mendorong siswa untuk mengaplikasikan keterampilan metakognitif yang dimilikinya, karena pada saat itu siswa berpikir sesuai dengan jalan pikirnya. Di sini guru dapat membantu siswa dalam mengarahkan prediksi dan kesimpulan yang akan dibuat oleh siswa.

Menurut Rahim (2007:50), langkah-langkah dalam menggunakan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah:

1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul

Pada tahap ini guru menuliskan judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa di papan tulis. Setelah itu guru menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca berdasarkan judul tersebut.

2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar

Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti.

3) Membaca bahan bacaan atau teks

Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut.

4) Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi

Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca. Ulangi kembali semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup.

Kemudian ada strategi SQ3R (Survei, Question, Read, Recite, Review).

Strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang terdiri dari mensurvei isi, membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan dan meninjau kembali menurut Tarigan: 1990 (dalam Teguh Santoso: 2001). Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi SQ3R yaitu sebagai berikut:

1) Survey (Peninjauan)

Survey adalah langkah persiapan yang dilakukan untuk memulai aktivitas membaca. Langkah ini berguna untuk mengumpulkan informasi tentang bacaan yang akan kita baca. Tujuan survey adalah untuk mempercepat menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting, melihat susunan (organisasi)

bahan bacaan, mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak dan lebih mudah.

2) Question (Pertanyaan)

Langkah question adalah memunculkan pertanyaan-pertanyaan seputar gambaran umum yang telah kita dapatkan dalam proses survey sebelumnya.

3) Read (Membaca)

Read atau membaca ada pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat membaca ini, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses survey dan question.

4) Recite

Recite adalah menceritakan isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya. Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses

recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca bab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.

5) Review

Review adalah proses meninjau kembali isi bahan bacaan, pakah yang kita ceritakan dengan kata-kata sendiri telah sesuai dengan isi yang sebenarnya atau tidak. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh bab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman.

Selanjutnya ada Strategi PQ4R (Preview,Question, Read, Reflect, Recite, Review). Strategi PQ4R merupakan salah satu bentuk strategi elaborasi. PQ4R adalah singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), question

(bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulag secara menyeluruh (dalam Iskandarwassid dan Dadang, 2008:11-12). Strategi PQ4R adalah strategi yang digunakan untuk membantu peserta didik mengingat dan menghafal apa yang mereka baca. dan digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang dibaca dengan tujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R sebagai berikut:

1) Preview

Siswa membaca selintas dengan cepat, dimulai membaca topik-topiknya, sub topik utama, judul dan sub judul atau ringkasan pada akhir suatu bab. Ide pokoknya akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa sehingga akan memudahkan memberi keseluruhan ide pokok.

2) Question

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bacaan siswa. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, sehingga akan lebih hati-hati dan membantu siswa mengingat apa yang dibaca dengan baik.

3) Read

Memberi reaksi sebagai hasil pikir dari apa yang dibaca dengan menjawab semua pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

4) Reflect

Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tapi mengingat dan memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:

a. Menghubungkan informasi yang telah diketahui b. Mengaitkan topik dalam teks dengan konsep utama

c. Memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan

d. Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan

5) Recite

Menghubungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan menanyakan serta menjawab pertanyaan yang ada, sehingga dapat memuat intisari materi dan bacaan.

6) Review

Menjawab intisari yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan dan menjawab pertanyaan yang ada sekali lagi.

Strategi lainnya yaitu RAP sebagai akronim dari Read, Asked, dan Putting.

Untuk menanamkan minat baca pembelajar harus diajak membaca. Selama membaca, pembelajar dapat membaca satu paragraf saja untuk memahami pikiran utama, dan baru kemudian memahami pikiran penjelas. Setelah pembelajar membaca, kemudian ajukan beberapa pertanyaan mengenai paragraf yang sudah

dibaca dan kemudian dicoba dijawab (ask). Pada akhirnya, pembelajar mencoba membuat ringkasan menggunakan kata-kata sendiri (putting). Strategi membaca demikian harus secara terus-menerus dilakukan secara mandiri (Hagaman, Luschen & Reid, 2010).

Satu lagi strategi yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu strategi TEELS (Title, Examine, Look, Look, and Setting) dalam (Ridge & Skinner, 2010). Strategi ini sangat jitu jika diterapkan untuk memahami buku teks. Langkah pertama adalah Title. Siswa mengamati judul untuk menemukan kata kunci agar dapat memahami arah bacaan. Langkah kedua adalah Examine. Pada langkah ini siswa membaca sekilas suatu bagian bacaan untuk menemukan kata kunci isi bacaan. Langkah ketiga adalah look (look for). Pada tahap ini pembaca menemukan kata-kata penting (kata kunci) yang sering diulang-ulang dalam bacaan. Langkah ini sangat penting karena akan mengaktifkan prior knowledge

siswa. Langkah selanjutnya adalah look (look for) lagi. Pada tahap ini pembaca mencari kata-kata yang tidak diketahui maknanya dan kemudian dicari maknanya (melalui kamus). Langkah ini penting karena jika selama membaca tidak memahami makna kata-kata yang digunakan akan kesulitan memahami isi bacaan. Langkah terakhir adalah setting. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan hal-ihwal yang berhubungan dengan tempat, waktu, gambaran, atau periodisasi peristiwanya. Jika strategi ini dilakukan berkali-kali, pembaca akan mengalami perubahan besar dalam memahami isi bacaan.

Meskipun demikian, guru dan siswa harus menyadari bahwa membaca tidak akan berhasil secara instan. Kegiatan membaca untuk menumbuhkan minat,

kebisaaan, dan menjadi budaya baca harus terus-menerus dilakukan. Hal demikian tidak mudah. Agar konsistensi siswa terjaga perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti lingkungan yang kondusif, ketersediaan bacaan, keteladanan orang tua, kepedulian guru dengan memberi tugas membaca secara terus-menerus, kegiatan ekstrakurikuler berupa lomba membuat ringkasan buku bacaan, dan sebagainya.

Dokumen terkait