• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Panggilan Pendiri dengan Jejak-Jejaknya

Pendiri merasa dipanggil yang secara khusus oleh Allah karena kepedulian terhadap masalah kehidupan rakyat Timor Timur yang terlantar. Kehadiran ISMAIK sebagai pendamping dan pengerak pada bidang pendidikan non-formal dan pelayanan pastoral untuk mendampingi iman umat di pedesaan. Dalam peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat melalui tahap pelayanan yang sederhana, seperti pendampingan iman umat sebagai kebutuhan hidup masyarakat setempat.

Berbicara tentang Pendiri tidak terlepas dari riwayat hidup dengan jejaknya, maka sedikit memasukan dalam bagian ini biografi Pendiri Institut Sarekular “Maun Alin Iha Kristu”.

1.1. Riwayat Hidup

Maria de Lourdes Martins Cruz, dilahirkan salah satu desa Aco-Mano, Kabupaten Liquica terletak di Region Centro/Region Tengah sesuai dengan pembagian wilayah

secara Militer.21 Tempat dan tanggal kelahiran Aco-Mano 28 Februari 1963. Ayahnya

bernama Geraldo da Cruz dan Ibunya bernama Fernanda Martins, kedua orang tuanya berasal dari keluarga petani, namun petani yang terpandang karena mempunyai lahan atau kebun kopi yang luas. Maria Lourdes anak kedua dari delapan bersaudara, semuanya bisa mendapatkan pendidikan yang layak karena dari penghasilan kopi sendiri. Pada tahun 1969, keluarga mendaftarkannya di salah satu sekolah SD yang disebut escola primaria Colegio Dominicanas, di Ermera.22 Disitulah Maria Lourdes dipertemukan dengan suster- suster Dominican, yang berasal dari Portugis, Spanyol, Italia, karena para misionaris ini

21

. Avelino M. Coelho “Dua kali Merdeka Esei Sejarah Politik” Djaman Boroe. Yogyakarta. tahun 2012. hlm.69.

22

. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh Pendiri, (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 1.

bekerja di Timor Loro Sa’e yang datang berdampingan dengan penguasa politik. Maria Lourdes dibesarkan dalam keluarga Kristiani sejati.

Orang tuanya sangat menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga mereka di tengah-tengah situasi kemerosotan politik pada waktu itu. Mereka tidak jenuh memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya. Bagi kedua orang tuanya memberi teladan yang baik terutama faktor yang penting dalam pendidikan. Orang tuanya yang sangat saleh itu, sungguh berpengaruh dalam menumbuh, mengembangkan pemahaman dan penghayatan hidup rohani Maria Lourdes. Sikap saleh ini ditanamkan oleh ayahnya yang dengan setia menceritakan riwayat orang kudus, dan berdevosi kepada Bunda Maria. Menceritakan riwayat orang-orang kudus kepada anak-anaknya ketika berkumpul pada malam hari. Keluarganya diperkaya dengan bacaan-bacaan rohani.23

Ketika Indonesia menyerbu Timor kedua orang tuanya berpisah karena situasi politik, dalam hal berpisah karena ayahnya Fretilin yang dikejar-kejar oleh Militer. Ayahnya membeli tanah di Dare pada tahun 1970, dengan beberapa hektar lahan kebun kopi dan ibunya tinggal di Liquica dengan belasan hektar kebun kopi juga. Proses perjuangan Maria Lourdes lahir pada situasi politik yang kejam ini, maka ia memberanikan diri menolong ibunya karena ayahnya sudah berpisah dari mereka. Ayahnya seorang Fretilin yang radikal, yang dikejar-kejar oleh Militer Indonesia. Maka Maria Lourdes ingin berjuang dengan ibunya untuk menolong adik-adiknya di bidang pendidikan. Meskipun demikian, Maria Lourdes tidak pernah patah semangat dan pantang menyerah untuk berjuang dan terus berusaha yang terbaik dan melangkah. Taat dan berbakti kepada keluarganya. Inilah riwayat singkat Pendiri ISMAIK dalam keluarganya.

23

. Wawancara dengan Bapa Geraldo da Cruz, ayahnya tanggal 17 Agustus 2011. di rumah Dare, Dili Timor Leste.

1.2. Panggilan Menjadi Fundadora (Pendiri) ISMAIK

Pendiri pada umumnya dalam Gereja Katolik, hidupnya tidak terlepas dari

Doa dalam hidup. Hubungan intim dengan Allah. Seperti pendiri PRR Bapak Uskup Gabriel Manek SVD, asal Timor Lahurus baginya berdoa Rosario adalah segala-galanya.24 Pergulatan pribadi lewat Doa, menjadi kekuatan dan motivasi hidup yang diwujudnyatakan lewat tindakan kongrit para Pendiri. Situasi masyarakat setempat dimana para Pendiri berada menjadi tolok ukur atau motivasi dasar dalam panggilannya, karena situasi setempat yang menginspirasikan para Pendiri untuk bertindak. Kendala-kendala yang muncul dari masyarakat setempat dengan tantangan dan persoalan yang muncul dalam kehidupan masyarakat.

Dalam sharingnya bahwa hidupnya dipanggil secara khusus oleh Allah

dengan maksud dan tujuan tertentu karena keprihatinannya terhadap rakyat setempat. Dengan beberapa biara yang berkarya di Timor Leste, sebagai komunitas tertua dan berkembang seperti; Dominican, Kanosian, Carmelitas, Salesian, Fransiscan, SSPS, CB dan lain-lain di Timor. Namun, tidak ada satu biara pun yang cocok atau untuk merespon panggilannya, dengan menguji coba dalam mengikuti berbagai kegiatan kebiaraan. Muncul dalam pikiran dan ingatan Pendiri, penderitaan rakyat dipedesaan yang tak tertolong dan diperbodohkan oleh kaum elit. Maka penderitaan rakyat menjadi motivator yang tergerak dan mendorong untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste.25

24

. Putri Reinha Rosari “Remah-Remah Kenangan syukur 50 Tahun Kaul Kebiaraan” Jakarta. tahun 2012. hlm. 31.

25

. Sharing pengelaman dari Maria Lourdes, Pendiri ISMAIK, tanggal 25 Juni 1996, di Dare Dili.

2. Panggilan Pendiri Dengan Tantangannya

Panggilan Pendiri menjadi panggilan komunitas. Meskipun sesederhana apapun menjadi suatu kekuatan awal dalam panggilan komunitas. Institut Sekular “Maun- Alin Iha Kristu” masih baru diakui oleh Gereja, namun kini keterlibatan ISMAIK didalam

Gereja dan Negara sangat jelas biarpun kecil dan sederhana.26 Partisipasi ISMAIK

sebagai garam dan terang dunia. Upaya menumbuhkan Gereja dari bawah, seperti yang tertuang dalam buku Kelompok Gerejani Basis, karangan Maria Lourdes sendiri.

2.1. TantanganDan Pemaknaan

Pada awal merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste, yang menjadi kendala bagi Pendiri adalah Gereja setempat yang tidak mendukung dan mendorong eksistensi ISMAIK. Dalam wawancara dengan seorang Romo mengatakan bahwa:

Saya bertemu dengan Mana Lu, pada tahun 1987 di Kota Baru Yogyakarta, ketika saya berkuliah di Malang. Bertemu dengan Mana Lu, sharingkan pengalamannya kepada saya tentang mimpinya, ingin merintis komunitas baru di Timor ketika selesai studi di STFK. Sebagai pribadi Imam Projo, sangat mendukung dengan idealisme mau membangun atau merintis sebuah kelompok kecil di Gereja setempat. Dengan kelompok kecil ini untuk melatih dirimu menjadi seorang Leader (Pemimpin) di generasi mendatang. Tetapi satu hal yang perlu diketahui bahwa tantangan yang pertama menantang dirimu adalah Gereja. Maka janganlah putus asa dan patah semangat dalam hal ini membangun dan merealisasikan impianmu dalam karya nyata. Mulai dari sekarang siaplah batin dan mental untuk menerima konsekuensinya yang akan muncul kapan dan dimana saja.27

26

. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 1 Juli 2010. di pusat pembinaan ISMAIK Dare Dili, Timor Leste.

27

. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 24 Agustus 2012. di Rumah Becusi Atas Dili, Timor Leste.

2.2. Pengalaman Dan Inspirasi

Dalam setiap pengalaman menjadi guru yang hidup, yang tak bisa dilupakan. Maka memunculkan pengalaman menjadi inspirasi dalam setiap langkah-langkah hidup. Liu hosi sofremento oi-oin hodi hahu Instituto moris iha Diosece Dili, hare ba Maria nia atetude pronto hamamuk-an hatan nafatin ba Maromak Nia bolu. Hare ba Maria nia vocasaun sai mos Mana Lu nian hodi hari Instituto. Atetude hanesan Maria nian, sai exemplo diak hodi hanoin fila fali historia tempo uluk nebe liu iha familia bo’ot ISMAIK. (Dengan berbagai pengelaman merintis Institut di Dioses Dili, Pendiri merenungkan panggilan Bunda Maria berani melepaskan diri untuk menjawab panggilan Allah. Panggilan Bunda Maria menjadi inspirasi bagi Mana Lu untuk merintis Institut. Pengalaman Maria sebagai contoh yang hidup untuk mengingatkan kembali sejarah keluarga besar ISMAIK yang telah dilalui bersama).28

Maka cinta selibat sebetulnya dengan sendirinya merupakan dasar yang kuat sekali untuk pembangunan komunitas. Sebab gerakan cinta yang menuju ke persatuan yang ada. Dan keterbukaannya dapat mempersatukan banyak orang dalam satu gerakan cinta itu. Kesatuannya adalah kesatuan semangat religius: saling mendukung dan saling memberi inspirasi.29

3. Tokoh-Tokoh Yang Terlibat Dalam Sejarah ISMAIK

Pertama-tama orang yang menjadi pendukung utama dalam panggilan Mana Lu

adalah kedua orang tua dan keluarganya. Meskipun belum mengetahui dengan arah dan

28

. Hasil rekolesi dari mana Maria da Costa dan mana Maria Rosa Araujo, anggota ISMAIK, Tanggal 12 Desember 2008, di Pusat Pembinaan Dare, Dili, di ambil dari teks rangkuman reflexi (tanpa tahun penerbit, 2008), hlm. 2.

29

. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya” Kanisius, Yogyakarta. tahun 1987. hlm.76.

tujuan yang jelas dalam hidupnya, tetapi keluarga sangat mendukung dan mendorong panggilannya. Lewat dukungan dalam hal ini Doa, kata-kata yang menyemangati dan dalam hal lain materi yang disumbangkan dari keluarga. Ketika mulai berkumpul dalam hidup bersama di dalam kelompok persaudaraan.

Dalam berpengaruh dan terlibat langsung dengan karya nyata dalam ISMAIK

adalah para pendukung baik awam maupun religius dalam hal ini pembimbing Rohani. Ikut mengembangkan karya misi dengan keterlibatan dan dukungan secara langsung dan tak langsung. Secara langsung berupa materi yang disumbangkan untuk memperlancar karya misi di pedesaan. Seperti materi yang berupa uang, makanan, pakaian bekas yang layak digunakan. Secara tidak langsung dalam hal ini, dukungan moral, doa dan semangat dorongan lewat kata-kata yang berinisiatif untuk karya pelayanan di mana saja ISMAIK berada, suatu kekuatan tak terbanding nilainya.

3.1. Tokoh Yang Berpengaruh Pada Pribadi Mana Lu

Pendukung atau orang-orang yang berpengaruh dan berperan penting dalam

hidupnya, para pendidik baik formal maupun non formal. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu guru SD dengan kata-katanya yang masih teringat hingga

sekarang, Sr. Celeste guru agama SD, tahun 1971. “To’os bo’ot ema laiha atu kaer”

(Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit)30 dalam hal ini di Gereja Timor Loro Sa’e, masih banyak rakyat yang hidupnya terlantar tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Maka pendidikan itu bukan hanya dapat disekolah formal saja melainkan fokus pendidikan yang non formal. Dampingilah anak-anak miskin dan terlantar dari keluarga yang tidak mampu membiayainya, terutama yang tinggal dipedesaan. Pendidikan itu sangat dibutuhkan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini orang-orang yang mendukung

30

. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 1.

dalam panggilannya. Sangat berpengaruh pembimbing rohani dengan kata-kata yang memberi inspirasi dan motivasi, membangkitkan semangatnya dalam perjuangan untuk merintis Institut.

Pada tahun 1977, Padre Jose Barboza pastor paroki Ermera, dalam kata-katanya; keta ancia sai Madre ho idade ki’ik foin 14 anos, O nia idade ne’e sei estuda. Ami Padre sira fo batismo ba ema barak, percisa Madre ho katekista barak acompanha hodi educa nafatin kristaun sira nia fiar. Hau lakohi hare O sai Madre sulan deit iha uma laran. (Janganlah terburu-buru mau masuk suster dengan umur 14 tahun ini, umurmu masih usia sekolah. Kami para Imam-imam membaptis banyak orang menjadi Katolik, namun sangat membutuhkan para suster dan katekis supaya melibatkan diri dalam pelayanan dan mendampingi iman umat).31

Pengalaman pertama yang dialami oleh Mana Lu, mempersiapkan 10.000 orang

calon Krisma di paroki Liquica pada bulan September 1982. Pada peristiwa ini Uskup Martinho dan Uskup Carlos mengagumi persiapan dan pelayanan yang dijalankan oleh Mana Lu di paroki Liquica. Perkataan; Uskup Martinho profisiat. Kapan jadi suster? Jawabnya masih satu setegah tahun lagi.

Bispo husu O hakarak tebes sai Madre? Ya. O hatene saida mak sai Madre? Sai Madre ne’e sai Inan ba ema barak. Atu sai Inan ba ema barak ne’e percisa tempo la’os de’it tinan tolu, hatais mutin sai Madre ona. Lourdes, Espirito Santo fo ba O Karisma especial. O keta hakoi Don ne’e iha konvento. Desemvolve O nia capasidades tomak nu’udar feto hodi halo diak liu tan ba feto maluk sira. Diak liu kontinua estudus iha Kateketik iha Yogyakarta. Kontinua estudus hodi nakloke liu tan hili dalan ne’ebe O sente diak liu hodi realize O nia hanoin. (Tanya Uskup kamu mau jadi suster? Ya. Kamu tahu apa itu suster? Jadi suster, jadilah ibu yang baik bagi banyak orang. Mau jadi ibu bagi banyak orang membutuhkan waktu bukan hanya ditargetkan tiga tahun saja sudah menggunakan seragam putih. Lourdes Roh Kudus memberikan kepadamu Karisma Khusus. Jangan menyembunyikan Karisma ini dibiara. Kembangkan talentamu sebagai perempuan yang berguna untuk memperjuangkan nasip kaum kecil. Lebih baik melanjutkan kuliah Kateketik di Yogyakarta. Melanjutkan studi untuk

31. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 2.

mengembangkan talentamu dan memilih jalan yang terbaik dalam mengembangkan pemikiranmu). 32

Pendukung yang berwewenang dalam Gereja lokal adalah Uskup. Pada tahun

1985 percakapan Uskup Belo dengan Padre Monteiro, Mana Lu tepatnya di residencia Paroki Becora Dili. Padre Monteiro setelah mendengar perkataan Mana Lu yang ingin memperjuangkan masa depan rakyat kecil. Dalam ingatan Padre Monteiro Irmans Diosesanas nia serbisu iha area barak, (misi Institut Sekular di berbagai bidang). Maka Gereja Timor Loro Sa’e mengharapkan dan membutuhkan Institut pribumi. Padre Silvester OCSO, dengan semangat membimbing Mana Lu dalam ret-retnya mengatakan bahwa apakah kamu percaya pada Allah? Selama ini meragukan dirimu? Kaget dengan kata-kata Romo, ya. Memang sangat meragukan dengan apa yang akan diperjuangkan untuk mewujudkan impian yang ingin menolong rakyat di Timor.

Kini umat Katolik menjadi bertambah jumlahnya, tetapi banyak yang terlantar

lahetan assistencia pastoral, tan falta asentes pastorais (tidak mendapatkan pastoral yang baik, karena kekurangan pewarta) baik dari imam maupun dari biarawan-biaraawati. Apakah bisa di Dioses Dili mendirikan sebuah Institut Sekular? Kata Padre Monteiro asal India kepada Uskup Carlos, jawabnya kita hanya menabur saja benih, bila benih itu jatuh ditanah yang subur akan menghasilkan buah. Dengan kata-kata ini membangkitkan semangat bagaimana merespon persoalan pastoral yang dihadapi oleh Gereja Timor. Saatnya untuk berpikir mulailah sesuatu yang baru di Gereja Timor, kata uskup: Suka jadi suster ikut-ikutan?33

32

. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 13.

33. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh pendiri (Tanpa penerbit) tahun

Para pendukung hanya memberikan motivasi dasar dan suport saja, ia sendirilah yang mengelolah, menelaah dan menata bagaimana selanjutnya kehendak Allah terlaksana. Salah satu hal utama adalah kedekatan dengan penyerahan Doa, karena Doa menjadi sumber kekuatan dalam segala-galanya. Sebab tentu saja Doa merupakan bagian integral dari seluruh hidup rohani, dan ditentukan oleh semangat khusus masing-masing

kelompok kebiaraan.34 Karisma adalah anugerah dari Roh yang menjadi daya penggerak

untuk mengabdi tetapi juga menjadi daya kekuatan hidup. Karisma yang dianugerahkan oleh Allah kepada seseorang sangat ditentukan oleh kerinduan, situasi yang dihadapi, juga jeritan-jeritan suara yang terdengar.

3.2. Hubungan ISMAIK Dengan Para Pendukung

Kekhasan hidup di dalam ISMAIK menjiwai tradisi Timor. Tidak jauh berbeda

dengan apa yang menjadi lisan (tradisi) Timor. Lisan Timor membawa corak warna tersendiri dalam hidup bersama yang dimiliki oleh ema (orang) Timor, baik dalam komunitas maupun dalam keluarga. Relasi dengan sesama tidak sehubungan darah pun menjadi akrab ketika sudah saling mengenal. Keakraban yang di tanamkan dalam hidup persaudaraan, dan saling mendukung baik secara moril, materil, dan spiritual dapat dirasakan dan dinikmati bersama. Karena tidak ada perbedaan dalam ISMAIK, semuanya menjadi saudara. Dalam tradisi para nenek moyang orang Timor yang dulu dikenal dengan Maun-Alin hemu Ran35 (persahabatan dengan sumpah minum darah), menjalin keakrapan dengan orang yang bukan hubungan keluarga dalam persahabatan. Lisan (tradisi) ini menjadi dasar hidup kristiani yang memiliki daya kekuatan, persaudaraan dalam Kristus.

34. Tom JacobsHidup Membiara Makna dan Tantangannya”, Kanisius, Yogyakarta. 1987.

hlm. 77. 35

. Wawancara dengan Bapak Marcus Ximenes, tanggal 25 Juni 2010, di Rumah Bei-aek, Balibo Timor Leste.

Maka semangat Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, menjalin relasi dengan para pendukung terus berlanjut. Baik dalam Negeri maupun luar Negeri, saling mendukung dan memperhatikan. Institut Sekular bekerja sama dengan berbagai instansi

demi memperlancar karya misi di Timor Leste maupun di Timor Barat.36 Maka tokoh-

tokoh yang sebutkan diatas ini sangat berpengaruh dan berperan penting dalam pribadi Mana Lu.

Dokumen terkait