• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institut sekular ``Maun-Alin Iha Kristu`` di Keuskupan Dili Timor Leste tahun 1989-2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institut sekular ``Maun-Alin Iha Kristu`` di Keuskupan Dili Timor Leste tahun 1989-2009."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

vii

INSTITUT SEKULAR

MAUN ALIN IHA KRISTU

DI DIOSES DILI TIMOR LESTE

TAHUN 1989-2009

Oleh : Filomena I. Ximenes

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Dioses Dili tahun 1989-2009. Topik ini dipilih untuk dibahas karena disadari bahwa sampai saat ini tulisan mengenai Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” belum pernah ditulis secara lengkap. Padahal penulisan sejarah Institut itu penting dan bermanfaat untuk membantu kongregasi memberi inspirasi penting bila kehilangan arah dalam menyikapi pelayanan pastoral, dan sekaligus sebagai bahan masukan bagi para calon Institut Sekular yang ingin menggabungkan diri.

Permasalahan yang muncul dalam skripsi ini ada tiga yaitu pertama, latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga Institut terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah pertama, untuk menjelaskan tentang latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, yang kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga untuk menjelaskan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah. Karena metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui jalan inkulturasi-religius untuk mempermudah penulisan ini.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa untuk mengenal sejarah lahirnya dan perkembangan Institut di Gereja Timor Leste. Perlu mengenal situasi aktual masyarakat Timor Leste, yang mendorong lahirnya Institut di Timor. Pendiri kongregasi yaitu Mana Lu beserta karisma dan spiritualitasnya, telah mendorong para anggota untuk bergerak di bidang pelayanan di pedesaan. Para anggota berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat setempat, dan mencoba untuk masuk dalam alam di daerah pedesaan Timor Leste, sehingga dalam kerasulannya tidak mendapat kesulitan, dan diterima oleh lingkungan masyarakat.

(2)

viii

SECULAR INSTITUTE OF

MAUN ALIN IHA

KRISTU

AT DIOSES DILI TIMOR LESTE

IN 1989-2009

By: Filomena I. Ximenes

ABSTRACT

This thesis discusses about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu” at Dioses Dili on 1989-2009. This topic is chosen to discuss due to the fact that the history about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu” has never been written completely while it is important and beneficial to support congregation give important inspiration if they loose the way in taking minister service. It also becomes an input for the secular institute candidate who are going to join in it.

This thesis discusses three problems. First is the background of the secular institute of “Maun Alin Iha Kristu”. Second is the dynamic of ISMAIK which has role for the church and the society of Timor Leste. Third is participation of the institute to realize the faith in the church.

The aims of writing the thesis are: first, to explain the background of secular institute of “Maun Alin Iha kristu, second is to describe the dynamic of ISMAIK which has role for the church and the society of Timor Leste, third is to explain the participation of the institute to realize the faith in the church.

This thesis applies investigation history method it is the scientific way to gather data with the certain purpose and benefit through the religion-enculturation way to conduct this writing.

The result proves that to recognize the history and the development of the institute in Timor Leste church, it is important to know the actual situation of Timor Leste society that engages the institute in Timor Leste. The pioneer of the congregation is Mana Lu with her charisma and spiritual motivated the members of the institution to move to the village. The members attempted to adapt the society’s situation and try to enter into the village, so that their apostleship is easy and acceptable to the society.

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO

™ Ya Allah berilah aku buah kasih yang mendalam. Tolonglah aku

ingat akan kata-kata kasih-Mu hari ini, karena Engkaulah sumber

segala-galaNya bagi hidupku. Berikanlah aku sedetik lagi, jangan

melewatkan sedetik itu untuk berbuat kasih.

(7)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

¾ Kongregasi Institut Sekular Maun Alin Iha Kristu, sebagai salah satu dokumen

tertulis dalam sejarah.

(8)
(9)
(10)

vii

INSTITUT SEKULAR

MAUN ALIN IHA KRISTU

DI DIOSES DILI TIMOR LESTE

TAHUN 1989-2009

Oleh : Filomena I. Ximenes

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu di Dioses Dili

tahun 1989-2009. Topik ini dipilih untuk dibahas karena disadari bahwa sampai saat ini tulisan

mengenai Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu belum pernah ditulis secara lengkap. Padahal

penulisan sejarah Institut itu penting dan bermanfaat untuk membantu kongregasi memberi inspirasi penting bila kehilangan arah dalam menyikapi pelayanan pastoral, dan sekaligus sebagai bahan masukan bagi para calon Institut Sekular yang ingin menggabungkan diri.

Permasalahan yang muncul dalam skripsi ini ada tiga yaitu pertama, latar belakang

lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam

Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga Institut terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah pertama, untuk menjelaskan tentang latar belakang

lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, yang kedua dinamika ISMAIK dan berperan

dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga untuk menjelaskan Institut Sekular “Maun

Alin Iha Kristu terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah. Karena metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui jalan inkulturasi-religius untuk mempermudah penulisan ini.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa untuk mengenal sejarah lahirnya dan perkembangan Institut di Gereja Timor Leste. Perlu mengenal situasi aktual masyarakat Timor

Leste, yang mendorong lahirnya Institut di Timor. Pendiri kongregasi yaitu Mana Lu beserta

karisma dan spiritualitasnya, telah mendorong para anggota untuk bergerak di bidang pelayanan di pedesaan. Para anggota berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat setempat, dan mencoba untuk masuk dalam alam di daerah pedesaan Timor Leste, sehingga dalam kerasulannya tidak mendapat kesulitan, dan diterima oleh lingkungan masyarakat.

Setelah Pendiri dan para anggota, calon Institut berkarya di Gereja Timor selama 9 tahun, maka pihak Gereja yang berwenang yakni uskup setempat mengesahkan menjadi lembaga awam hidup bakti di dalam Gereja setempat. Demikianlah sejarah agar Gereja setempat di Dioses Dili

telah lahir lembaga awam hidup bakti ”Maun Alin Iha Kristu, sebagai kongregasi pribumi.

(11)

viii

SECULAR INSTITUTE OF

MAUN ALIN IHA

KRISTU

AT DIOSES DILI TIMOR LESTE

IN 1989-2009

By: Filomena I. Ximenes

ABSTRACT

This thesis discusses about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu at Dioses Dili on

1989-2009. This topic is chosen to discuss due to the fact that the history about Secular Institute

of “Maun Alin Iha Kristu has never been written completely while it is important and beneficial

to support congregation give important inspiration if they loose the way in taking minister service. It also becomes an input for the secular institute candidate who are going to join in it.

This thesis discusses three problems. First is the background of the secular institute of

Maun Alin Iha Kristu”. Second is the dynamic of ISMAIK which has role for the church and

the society of Timor Leste. Third is participation of the institute to realize the faith in the

church.

The aims of writing the thesis are: first, to explain the background of secular institute of

Maun Alin Iha kristu, second is to describe the dynamic of ISMAIK which has role for the

church and the society of Timor Leste, third is to explain the participation of the institute to realize the faith in the church.

This thesis applies investigation history method it is the scientific way to gather data

with the certain purpose and benefit through the religion-enculturation way to conduct this writing.

The result proves that to recognize the history and the development of the institute in Timor Leste church, it is important to know the actual situation of Timor Leste society that

engages the institute in Timor Leste. The pioneer of the congregation is Mana Lu with her

charisma and spiritual motivated the members of the institution to move to the village. The

members attempted to adapt the society’s situation and try to enter into the village, so that their

apostleship is easy and acceptable to the society.

After the candidate pioneers of the institute worked for nine years, the bishop of the church declared it being the lay institution of consecrated life of the church. This is aimed that the church can recognize if there is a lay institution of consecrated life in Dioses Dili. The

secular institute of “Maun Alin Iha Kristu also can receive their vows as indigenous

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala cinta kasih-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas

Sastra, di Universitas Sanata Dharma.

Kelancaran dalam penyusunan skripsi ini berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

2. Ketua Program Studi Ilmu Sejarah.

3. Romo Dr. Gregorius Budi Subanar SJ, sebagai pembimbing yang telah bersedia

membimbing mengarahkan dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

4. Bapak Drs. Igs. Sandiwan Suharso, yang rela mendampingi dan mengarahkan hingga skripsi

ini selesai.

5. Bapak Drs. Herbertus Hery Santosa, M. Hum, sebagai pembimbing akademik.

6. Ira. Maria de Lourdes Martins Cruz, sebagai Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu

di Timor Leste dan para anggota, yang telah mendukung dan mendorong penulis untuk

(13)

x

7. Semua dosen Ilmu Sejarah yang telah membagikan ilmu selama ini sebagai pengetahuan dan

pengalaman akan masa depan.

8. Padre Francisco Dos Santos Fatima Barreto Pr, Dokter Daniel, Fr. Yan Koppens, Bapak

Geraldo da Cruz, mana Maria Fatima, Bapa Marcus Ximenes, Maun Francisco dos Santos,

Maun Jose Maia, Maun Jose Dias, “Mana Lu, Mana Maria Roza de Araujo, Bruder Carlos

Mendonca, yang telah rela diwawancarai untuk mendapatkan data-data penelitian skripsi ini.

9. Keluarga Besar Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, yang dengan setia dan penuh

perhatian memberi dukungan baik materil maupun moril hingga penulisan skripsi ini selesai.

10. Keluarga Besar Ayah, Ibu serta kakak, adik dan sanak saudara yang telah mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Romo Albert Rutten SJ, yang telah memberi masukan, dukungan dan doa dalam penulisan

ini hingga selesai.

12. Terima Kasih kepada semua pihak baik teman sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu namun turut mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, karena

keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber data, terutama tentang manuskrip Institut. Oleh

karena itu penulis dengan senang hati menerima sumbangan pemikiran maupun saran yang

membangun. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Penulis

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... v

PERYATAAN KEASLIAN ……… vi

ABSTRAK ……….... vii

ABSTRACT ……….. viii

KATA PENGANTAR ……….. ix

DAFTAR ISI………... xi

BAB I: PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Balakang ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 11

C. Rumusan Masalah ………. 12

D. Tujuan Penelitian ……….. 13

E. Manfaat penulisan ………. 14

F. Tinjauan Pustaka ………... 15

G. Landasan Teori ………. 17

H . Metode Penelitian ……… 20

(15)

xii

Bab II. MENGURAIKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG UNTUK

MERINTIS ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE .……... 24

A. Faktor Internal……… 25

B. Faktor Eksternal ……… 34

Bab III. DINAMIKA ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKATNYA ……….. 50

A. Tugas Perutusan Mana LuYang Pertama ………... 55

B. Persiapan Program Pembinaan Simpatisan Institut Sekular ………... 64

C. Anggota Pertama Yang Menerima Kaul ………. 71

D. Tahap Perkembangan Karya Pelayanan Institut Sekular di Gereja Timor ………. 74

Bab IV. KELANJUTAN KARYA KERASULAN INSTITUT SEKULAR DI GEREJA TIMOR LESTE ……… 88

A. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, Baru di Dioses Dili …………... 88

B. Panggilan Sekuler ……… 93

C. Pengembangan Pelayanan ………... 99

Bab V. KESIMPULAN ……….. 103 A. Kesimpulan ………..….. 103

B. Saran ……… 104

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 1970-an situasi di Timor Loro Sa’e sangat rumit. Pada waktu itu

masyarakat terombang-ambing dengan pilihan hidupnya, wajah-wajah yang penuh dengan

ketakutan dan kecemasan karena kekerasan politik yang menguasai kehidupan mereka.

Masyarakat selalu mengungsi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari ketenangan

hidup. Namun impian itu tidak terwujud karena tempat-tempat pengungsian sudah dijangkau

oleh penguasa. Masyarakat yang miskin yang semakin tidak berdaya dan hanya pasrah.

Sementara itu, keluarga yang berada selalu ada solusi untuk mencari ketenangan dan

kenyamanan dalam hidup. Inilah situasi sosial-politik yang terjadi di Timor Loro Sa’e.

Situasi kekerasan politik di Timor Loro Sa’e memberi inspirasi dan motivasi Kepada

Pendiri Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”,1 Maria de Lourdes Martins Cruz. Nama

panggilannya Mana Lu.2 Dalam segala kemampuan dan sikap pelayanan, Mana Lu memiliki

kepedulian terhadap masyarakat dan keprihatinan terhadap sesama yang menderita. Inilah

pengalaman mendorong dan memotivasikan Pendiri untuk merintis ISMAIK. Awal itu

muncul ketika berpastoral bersama seorang Pater asal Portugal, Pe.Carlos Pereira Pr, di salah

satu desa Leorema, di Timor Leste. Kegiatan utama adalah katekese dan mendengarkan

jeritan-jeritan anak-anak yang menderita. Suatu ketika selesai berkatekese, ada seorang anak

kecil mendekati Mana Lu, dan katanya tinggallah bersama kami di sini. Kami sangat

1

. Kata “Maun Alin Iha Kristu” sangat identik dengan mana persaudaraan dalam tradisi Timor Leste. Nama unidade (kesatuan) Dan dalam Kristus kita bersaudara, karena Kristuslah yang mempersatukan persaudaraan.

2

(17)

merindukan kasih sayangmu yang tulus, dan membuat kami selalu teringat akan ibu dan ayah

yang kini telah pergi “meninggal”. Kami merindukan seorang sepertimu yang bisa membuat

kami selalu bahagia untuk menghadapi hidup. Kata-katanya itu membuat Mana Lu, dalam

hatinya tergerak oleh belas kasihan Allah untuk membangun Gereja dari bawah. Kehadiran

itu membawa inspirasi kepada saudara-saudari yang menderita ini bisa bangun kembali.

Mulai saat itu, Mana Lu memikirkan dengan cara bagaimana agar bisa menolong

saudara-saudari yang menderita ini. Kata-kata yang sering muncul dalam hati dan pikiran Mana Lu

“Na’I Saida mak Ita Bo’ot Hakarak hosi Ami?” (Tuhan apa yang Engkau Kehendaki dari

kami?). Untuk menolong, mendampingi dan memberi motivasi kepada sesama yang

menderita. Kekerasan yang merajalela, tanpa politik dalam keluarga, masyarakat, sesama

saudaranya sendiri saling membunuh, tanpa memikirkan apapun resikonya. Situasi Timor

Loro Sa’e pada saat itu memang sangat sulit dipahami, karena masing-masing partai politik

mempertahankan partainya dan kepentingan-kepentingan masing-masing.

Latar belakang ini sebenarnya tidak membahas soal situasi politik di Timor Loro Sa’e,

tetapi situasilah yang menjadi gambaran awal dari sejarah ISMAIK. Situasi politik di Timor

Loro Sa’e mengaris bawahi sejarah lahirnya ISMAIK dan ingin menolong dan membangun

komunitas basis. Ada faktor-faktor yang mendorong dan mempengaruhi Pendiri, merasa

tergerak dan dipanggil untuk merespon persoalan yang terjadi di Timor Loro Sa’e. Mana Lu

terinspirasi untuk mendirikan ISMAIK karena peristiwa-peristiwa yang dialami masyarakat

Timor Loro Sa’e, yang selalu dihina, bodoh, miskin, tersingkir dan tertindas. Di sinilah awal

ide untuk mendirikan ISMAIK. Pendiri merasa terpanggil untuk menjawab

persoalan-persoalan yang dihadapi oleh rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya ini. Kerjasama

dengan rakyat jelata yang tak berdaya ini, untuk mengejar kebodohan, kemiskinan dan

kelemahan dirombak menjadi suatu kekuatan daya energi dan bisa mengejar ketinggalan

(18)

Pendiri menggunakan kata “Maun-Alin”3 untuk munculkan nama kongregasi ISMAIK. Kelompok saling mempercayai sebagai saudara-saudari dalam Kristus, dan saling

menolong untuk mempersiapkan diri menuju masa depan yang damai, tenteram dan harapan

masa yang akan datang dan tidak diperbodoh lagi oleh kaum penguasa. Ada makna tersendiri

dalam hidup bersama sebagai “maun-alin”. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” mau

memperjuangkan hidup bersama dengan membina dan mempererat persaudaraan. Setelah

sekian lama terjadi permusuhan antara sesama saudara dan diperbodohkan oleh para elit

politik. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, mau membangun kembali kesadaran dan

persaudaraan lewat komunitas basis, dan pendampingan iman umat di daerah-daerah

terpencil yang sulit dijangkau. Berjuang dan kerjasama yang baik untuk membagun

kesejahteraan hidup masyarakat meskipun tidak seberapa nilainya, namun berarti dan bernilai

bagi yang membutuhkannya.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan suatu asosiasi kaum awam yang

hendak menghayati bersama penyerahan diri kepada Allah dalam kelompok persaudaraan, di

dalam dunia. Cara hidup ini disahkan, diakui dan dilembagakan sesuai kitab hukum Gereja,

can. 714. Setelah didirikan serta disahkan, ISMAIK memperoleh personalitas yuridis yang

khas. Ada sejumlah orang dan benda dalam ISMAIK. Dalam Gereja Katolik, ada Institut

Religius dan Institut Sekulares. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” (ISMAIK), dalam

ambil bagian dalam “vida konsagrada Laikal”, karena para anggota juga mengikrarkan atau

mengucapkan ketiga Nasehat Injili sama seperti Institut Religius lainnya. Di tandai

mengucapkan kaul seperti kaul ketaatan, kemiskinan, keperawanan dan taat kepada

konstitusi.4 Anggota ISMAIK, terlibat dalam kegiatan kerasulan dan kesaksian hidup di

3

. Nama maun dalam arti kakak laki-laki dan alin sama dengan adik. Dalam Kristus kita bersaudara dan Kristuslah yang mempersatukan maun-alin.

4

(19)

tengah dunia. Hidup dan berkarya dalam dunia, dari dunia dan di tengah dunia dengan penuh

kesetiaan terhadap pembaktian diri secara total bagi pengembangan dan kesejahteraan hidup

kaum kecil.

Di tengah dunia, para anggota dan kolaborator tidak memiliki suatu tanda lahiriah

apapun. Orang akan mengenal mereka lewat kesaksian hidup. Dengan karya, kesaksian

pelayanan orang akan mengenal siapakah mereka ditengah dunia ini. Dirumuskan dalam

pernyataan hidup “serbisu, hahalok ho lia fuan” (tindakan konkret dan kenyataan).5 Dalam karya ingin menjiwai semangat Injili yang hidup, sikap pelayanan dan kepedulian terhadap

fakir miskin, kiak, ki’ik, beik (miskin, kecil, dan bodoh) menjadi fokus utama dalam

pelayanan ISMAIK, karena merekalah menjadi harta benda Institut.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan lembaga hidup bakti. Hidup di

tengah dunia sebagai garam dan terang dunia. Lembaga hidup bakti di bawah keuskupan

setempat. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lembaga hidup bakti yang pertama lahir di

Dioses Dili. Pendirinya pribumi, Maria de Lourdes Martins Cruz. Sejarahnya ditandai ketika

mulai mengumpulkan adik-adiknya atau para pengikut pertama yang disebut ‘simpatisantes’

yang masih pelajar SMP dan SMA, lewat surat-menyurat dan pendekatan orang tua mulai

tahun 1989. Beberapa bulan kemudian memutuskan untuk tinggal bersama di rumah omnya

yang ditinggalkan ketika kerusuhan Timor Loro Sa’e tahun 1975. ‘Simpatisantes’ yang masih

pelajar ini, merasa diri dipanggil dari keluarga yang sederhana, ingin dibentuk dan dididik

supaya mampu memanusiakan manusia menjadi manusia. Harapannya mampu berinteraksi

dengan diri sendiri, sesama dalam kelompok persaudaraan, terhadap sosial masyarakat.

Dengan antusias yang tinggi untuk berkumpul bersama dalam kelompok persaudaraan,

‘simpatisantes’ dipanggil untuk mendampingi dan melayani sesamanya yang menderita.

5

(20)

Menderita dalam banyak hal secara fisik, mental dan rohani, karena kekerasan bukan hanya

secara fisik saja melainkan secara batiniah dan rohaniah. Unsur-unsur penting mencakup

nilai-nilai humanis, memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik,

berdasarkan asas-asas perikemanusiaan. Selama beberapa tahun yang silam rakyat merasa

harkat dan martabat manusia yang hina dan tersimpan dalam memori hidup masyarakat

Timor Loro Sa’e.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, berbeda dengan Institut religius lainnya.

Letak perbedaannya pada cara hidup, tidak berseragam, dan pelayanan yang dikembangkan

masing-masing sesuai dengan semangat hidup Pendiri, dan semangat Pendiri menjadi

semangat hidup kongregasi. Cara hidup Institut Sekular bisa memilih hidup sendiri, dalam

keluarga dan kelompok persaudaraan. Namun ISMAIK memilih hidup dalam kelompok

persaudaraan, berbeda dengan cara hidup religius.6 Institut religius harus tinggal bersama dalam satu atap yang sama dan aturan yang menjadi patokan hidup. Letak persamaannya

ISMAIK dan institut religius pada kaul-kaul yang diucapkan.

Institut Sekulares dalam hal ini ISMAIK, mau memfokuskan diri pada kesejahteraan

masyarakat lewat pelayanan dan pendampingan, tanpa memikirkan untung dan ruginya

melainkan mencita-citakan kesejahteraan masyarakat dan hidup bersama dalam persaudaraan.

Maka para anggota dan kolaborator diutus kapan dan dimana saja dengan hati yang siap sedia

dalam tugas perutusan dan pelayanan. Mampu melepaskan diri untuk mengabdi, disinilah

imanmu ditantang dan diuji menjadi saksi-Nya.

Di dalam Gereja lokal yang menjadi kepala tertinggi adalah Uskup. Mgr. Martinho da

Costa Lopes menjabat sebagai Administrator Apostolik di Timor Loro Sa’e tahun 1977-1981.

Dan yang menggantikannya Pe.Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB, Administrator Apostolik

6

(21)

1981-1983; dan menjabat sebagai uskup Administrator Apostolok 1983-2002. Institut Sekular

“Maun Alin Iha Kristu” lahir dan berkembang dibawah naungan keuskupan setempat, di

Dioses Dili. Sekarang menjadi berkembang dan bertambah di dua keuskupan lain Baucau

dan Maliana. Kini ISMAIK berkarya dan berkembang di ketiga keuskupan ini. Fokusnya

keprihatinan iman umat yang menjadi tantangan zaman sekarang. Sebagai Institut pribumi

yang baru di bawah naungan keuskupan setempat, ikut menyumbangkan kepada Gereja

pembaharuan iman dalam pelayanan. Institut sekular bukanlah biara, karena hidupnya di

tengah dunia menjadi terang dan saksi Kristus. Dengan segala usaha yang dibangun menjadi

milik bersama, dalam persaudaraan fasilitas sarana dan prasarana tidak menjadi persoalan dan

halangan dalam pelayanan. Berbeda dengan institut religius lainnya segala fasilitas sarana

dan prasarana disediakan oleh komunitas.

Skripsi ini secara singkat akan mengkisahkan panggilan Mana Lu. Pendiri Institut

Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Panggilannya begitu khas, karena

sejak umur-umur belas tahun sudah ingin masuk suster Dominican, tetapi Mana Lu sendiri

tidak tahu caranya. Ia merasa diri tidak setara dengan suster-suster yang asal Barat ini, namun

ingin sekali menjadi suster. Dalam hatinya selalu dihantui oleh perasaan takut, minder dan

sebagainya. Suatu ketika, ia memberanikan diri untuk bertemu dengan Romo Jose Barbosa,

basal Portugal mau menyampaikan cita-citanya. Keinginannya mau masuk biara Dominican.

Dia hanya bertahan sementara karena merasa panggilannya bukan di Dominikan. Akhirnya

dia kembali ke rumah orang tuanya, merasa panggilannya bukan di Dominikan demikian

jawabnya. Ada beberapa biara yang Mana Lu masuk namun tidak menemukan jawaban yang

tepat dan pasti dalam panggilannya. Semakin hari semakin bingung dengan pilihannya.

Namun ada solusi untuk memberi jalan keluar. Mgr. Martinho, sering ungkapkan jadilah

seorang ibu yang baik demi banyak orang. Mau jadi suster tiga tahun sudah dapat pakaian

(22)

yang baik pada situasi riil ini. Jangan lupa banyak perempuan yang menunggu siapa yang

berani berdiri di depan untuk memotivasikan mereka. Dalam kata-kata dari Mgr. Martinho,

Lourdes Espirito Santo (Roh Kudus) memberikan Kharisma yang secara Khusus dan sangat

spesial; jangan tanamkan dalam biara. Oleh karena itu, kembangkan talenta dan jadilah

pemimpin yang baik kepada sesama yang menantikan. Dengan kata-kata ini, Mana Lu

semakin jelas dengan pilihannya.

Pada tahun 1970-an politik di Timor Loro Sa’e tidak dapat dipahami karena para

politikus dan liurai (raja) selalu bekerja sama dalam hal politik. Pada zaman itu, Maria

Lourdes saksi mata tentang situasi aktual dan kekerasan yang dialami rakyat. Betapa sulitnya

untuk dipahami. Menurutnya ia akan berbuat sesuatu untuk menolong rakyat yang menjadi

korban politik ini. Cita-citanya ingin mempersatukan rakyat yang sekarang ini tercerai-berai

karena situasi politik. Dia ingin menyumbangkan pikiran dan tenaga sesuai dengan

cita-citanya, namun belum mampu karena masih merasa seorang diri. Ia membutuhkan

teman-teman yang mempunyai cita-cita dan keinginan yang sama untuk saling membantu dan

menolong.

Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan kader-kader generasi penerus

untuk memperjuangkan nasib kaum kecil sampai akhirnya, di Negara Timor-Leste lahirlah

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”. Tujuannya mau merespon persoalan yang dihadapi

oleh rakyat dalam penindasan terutama rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya.

Rakyat menjadi salah satu obyek para politikus. Di mana situasi aktual memasuki era dunia

politik yaitu era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian maka

pemerintah Portugal dan Indonesia menguasai Timor Loro Sa’e dalam dunia politik. Tentu

saja dalam pemerintahan Timor Loro Sa’e mengalami pasang-surut karena penindasan dan

(23)

Kondisi ini sangat mempengaruhi proses kekerasan dan penindasan dikalangan

masyarakat. Dengan kekerasan membentuk watak orang Timor menjadi keras, dalam hal ini

di dunia politik. Meskipun demikian selalu ada respon di saat-saat kekerasan itu muncul,

karena ISMAIK, sebagai salah satu komunitas pribumi yang bisa memahami situasi dan

kondisi masyarakat setempat. Banyak komunitas yang masuk di Timor Loro Sa’e dan

berkarya dengan bermacam-macam ragam pelayanan, namun tidak memberi jawaban yang

memuaskan kepada rakyat. Rakyat merasa ditinggalkan ketika mengalami penderitaan dalam

kekerasan politik. Pada tahun 1975, banyak komunitas yang mengungsi ke NTT dan

Australia. Dan pada tahun 1999, Timor Loro Sa'e memisahkan diri dari Indonesia. Timor

Loro Sa’e berdiri sendiri sebagai Negara baru dengan nama Timor Leste. Hal ini sangat

penting dan perlu ditinjau situasi politik memberi semangat dan inspirasi untuk bertindak dan

mau menjawab persoalan rakyat dalam sejarah Timor Leste. Institut Sekular sendiri lahir dan

berkembang sesuai dengan sejarah Timor Leste yang masih mengalami banyak kendala baik

dari fihak internal maupun external.

Realitas hidup masyarakat Timor Leste, yang hidupnya masih sederhana dengan

keterbelakangan sebagai bangsa yang tertindas di dunia politik. Namun masih berusaha untuk

mengejar kebebasan untuk merdeka dan ketinggalan di dunia ilmu pengetahuan dan

teknologi. Institut Sekular hidup ditengah masyarakat yang tak berdaya ini, untuk berjuang

dan maju bersama dalam mengejar ketinggalan baik dibidang sosial maupun dibidang

espirituil. Menjadi masalah ketika mengejar ketinggalan selalu mengalami kemunduran

karena tidak tercapai apa yang diharapkan oleh masyarakat. Tetapi Institut hadir sebagai

garam dan terang dunia, selalu terus berjuang dan memberikan yang terbaik kepada

masyarakat yang dilayani.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lahir dan berkembang selama sepuluh tahun

(24)

Bangsa, Pendiri Institut Sekular ingin mempersembahkan hidupnya untuk memotivasi rakyat

yang tak berdaya terus berjuang dan meraih cita-cita kemerdekaan bangsa. Dengan semangat

dan idealisme yang menjadi suatu kenyataan hidup, maka dengan impian tersebut menjadi

suatu bukti yang nyata dalam tindakan konkrit pendampingan dalam karya pelayanan

pastoral. Meskipun tidak sebanding berapa nilainya, yang terpenting dalam karya pelayanan

bisa menjawab persoalan rakyat dan mewakili suara rakyat untuk menuntut hak kebebasan.

Kedatangan bangsa Portugis dan Indonesia di Timor Leste untuk memenuhi

kepentingan politik dan ekonomi pada kenyataannya menjadikan masyarakat di sana tak

berdaya dan korban eksploitasi. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Timor Leste sangat

sulit dipahami, karena para penguasa politik memperalat liurai (raja) untuk mempengaruhi

rakyat kecil dengan kekerasan dan saling membunuh antara sesama saudara. Permasalahan

yang dilalui oleh masyarakat Timor Leste membawa suatu gambaran yang jelas dengan

cita-cita perjuangan kemedekaan bangsa. Dengan berbagai macam masalah dan kekurangan hidup

yang dihadapinya, baik dibidang moral, spiritual dan material, namun secara berlahan-lahan

dalam persiapan pejuang-pejuang rakyat untuk membela keadilan Bangsa Timor Leste.

Seperti Xanana, Ramos Hortta, Uskup Belo dan masih banyak lagi yang tersembunyi dibalik

“kaca”.

Gaya hidup ISMAIK, sangat berbeda dengan yang lainnya, karena menjadi salah satu

gaya hidup orang Timor yang tidak terlepas dari kekhasan budayanya. Mengutamakan

solidaritas dan bela rasa dalam persaudaraan. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”,

kongregasi pribumi dan mengalami banyak tantangan dari fihak Gereja maupun non-Gereja.

Selalu dianggap aliran sesaat, merebut kekuasaan kaum laki-laki, hanya sementara dan tidak

bertahan lama dalam perjuangan.

Mau menyumbangkan ide dalam skripsi ini, sebagai realita hidup dalam ISMAIK.

(25)

Situasi kapan dan di manapun akan terjadi sesuatu hal yang baru dalam sejarah manusia,

berdasarkan latar belakang manusia itu hidup. Sampai saat ini, permasalahan ini belum ada

yang meneliti dan menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK

dan semangat dalam pelayanannya. Sehubungan dengan kenyataan ini, skripsi ini mau

mengupas dan menulis sejarah dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dalam komunitas

yang memberi pelayanan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Sebab cita-cita Institut Sekular sangat searah dengan pastoral. Institut Sekular dilihat

sebagai tanda keberadaan Gereja dalam dunia, sesuai dengan aspek-aspek berikut ini; sebagai

bagian dari dunia, dipanggil untuk mengabdikan diri kepada dunia, menjadi jiwa dan ragi

bagi dunia, karena menerima panggilan khusus, untuk menyucikan dan mengarahkan dunia,

khususnya dengan meningkatkan nilai-nilai seperti keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.7 Para anggota Institut Sekular ingin hidup di tengah masyarakat dan bersama-sama

rakyat, secara khusus yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang

masih terbelakang dalam segala segi kehidupan. Tujuannya adalah membantu dan

mendampingi mereka, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun secara

fisik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sampai taraf yang lebih layak dan harmonis.

Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu

menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.8 Cara hidup itu

dimaksudkan menjelaskan kata sekular itu sendiri.9

7

. S. Congr. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos Institutos Seculares”, hlm. 36.

8

. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan HAK dan Sahe Institut for Liberation: Dili, Timor Leste. 2001. hlm. 76-77.

9

(26)

B. Identifikasi Masalah

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan salah satu kongregasi pribumi

di Gereja Timor Leste dengan kekhasanya sendiri. Pada awalnya hanya semangat

pelayanannya difokuskan pada hal-hal tertentu saja. Kini menjadi berkembang karena sesuai

dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Pemberian nama ISMAIK mengacu pada

nama kesatuan dalam persaudaraan. Nama Maun-Alin juga mempunyai peranan penting

dalam sejarah bangsa Timor Leste.10 Salah satunya turut berperan dalam sejarah

kemerdekaan. Komunitas ISMAIK ini, pernah menjadi markas besar penampungan

pengungsi dalam sejarah perjuangan bangsa tahun 1999. Tidak hanya mengandalkan nama

ISMAIKnya saja melainkan ada hubungannya dengan keprihatinan dan kebutuhan hidup

masyarakat yang dikembangkan.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, tumbuh dan berkembang tidak terlepas

dari pendukung-pendukung baik secara rohani maupun secara fisik. Karya ISMAIK ini

banyak orang yang ikut memberi motivasi dan dorongan yang kuat dalam pelaksanaannya.

Dan cita-cita ini terlaksana tetapi masih banyak kendala yang perlu diperhatikan, dalam hal

ini perlu meninjau lebih lanjut:

1. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” berperan penting dalam bangsa Timor Leste.

Keterlibatan ISMAIK dalam situasi dan kondisi masyarakat. Di mana masyarakat

merasa

terhimpit oleh situasi politik maupun non-politik, kehadiran ISMAIK untuk

mendampingi,

mengarahkan dan menolong meskipun kecil, sederhana, strategis, sesuai dengan misi

yang

10

(27)

dikembangkan.

2. Proses perubahan yang berlangsung saat ini. Misi populer “kepedulian dan pelayanan”

merupakan ciri khas karya kerasulan ISMAIK, yang sejak semula dijalankan dengan

sukses oleh Pendiri. Suatu giat pastoral yang membangun komunitas basis, terutama

dari dalam terjun ke tengah umat untuk mengenal secara langsung keluarga-keluarga

dengan masalah-masalahnya. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena jarang

mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan imam. Biasanya suatu paroki

mempunyai banyak stasi, oleh sebab itu satu bulan sebelum Paskah dan Natal, Pastor

paroki yang bekerjasama dengan ISMAIK. Kerja sama dalam tim pastoral sebagai salah

satu pelayanan dalam keprihatinan ISMAIK untuk merespon persoalan iman umat.

Sering terjun di berbagai wilayah-wilayah pedalaman untuk memberi retret dan

pendalaman iman kepada umat.

C. Rumusan Masalah

Bedasarkan dengan identifikasi masalah yang dipaparkan dalam latar belakang

ini, dengan pembatasan permasalahan itu memunculkan tiga pertanyaan. Permasalahan

ini, sebagai suatu rangkaian yang akan dibahas dalam penelitian yang dirinci sebagai

berikut:

1. Bagaimana latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK

di Timor-Leste?

2. Bagaimana dinamika ISMAIK berperan dalam Gereja dan masyarakat Timor-Leste

1989-2009?

(28)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin

dicapai dari penulisan tentang sajarah dan perkembangan ISMAIK di Gereja Timor

Leste, 1989-2009 adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Akademis

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang berdirinya Institut

Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Timor Leste. Penelitian ini juga ingin menguraikan

fenomena dan perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK di Timor Leste. Bagaimana

ISMAIK tersebut mengalami pasang surut dalam perkembangan, yang sangat signifikan

dalam kurung waktu 1989-2009. Untuk mendeskripsikan sejarah dan perkembangan

ISMAIK dan membangun pengaruhnya dalam persaudaraan masyarakat Timor Leste.

2. Tujuan Praktis

Perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK, termasuk berbagai

faktor baik yang menghambat maupun yang memperlancar perubahan tersebut,

setidaknya dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang kesejarahan di

dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste. Penulisan sejarah dan perkembangan

ISMAIK di Gereja Timor Leste, tujuan yang ingin dicapai adalah ikut menyumbang dan

mempersembahkan kepada komunitas dan masyarakat yang dilayani. Di harapkan dapat

menambah pemahaman akan sejarah ISMAIK serta menambah dokumen tertulis untuk

generasi mendatang. Sejarah dan perkembangan ISMAIK sebagai sejarah lokal yang

bermanfaat, perlu dikembangkan melalui tindakan nyata dalam hal-hal praktis dalam

(29)

E. Manfaat penulisan

Hasil penelitian harap memberikan manfaat bagi para pembaca secara teoritis dan

praktis, dan akan menguraikan sebagai berikut:

1. Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang

sejarah lahirnya ISMAIK serta perkembangannya di Gereja Timor Leste. Di harapkan

dapat menjadi acuan dalam mengembangkan karya misi ISMAIK dimasa yang akan

datang. Bagi ilmu sejarah dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah nilai-nilai

Kristiani dalam sejarah ISMAIK dalam pelayanannya. Orang yang membaca karya ilmiah

ini, diharap dapat membantu memberikan informasi tentang peristiwa sejarah, khususnya

tentang sejarah Gereja lokal.

Pengembangan sejarah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, dimaksudkan

sebagai salah satu karya ilmiah. Untuk mendiskripsikan tentang sejarah lahirnya dan

perkembangan ISMAIK dalam pelayanan yang diterima di Gereja lokal di Timor Leste.

Dimaksudkan juga untuk mendiskripsikan dan mengembangkan pelayanan pastoral

integral sejak berdirinya hingga tahun 2009.

2. Praktis

Manfaat praktis berdasarkan kenyataan ini, antara lain memberikan pemahaman

dan pengertian tentang sejarah dan perkembangan dalam membangun komunitas lokal.

Dari hasil penulisan ini diharapkan bahwa nantinya dapat memberikan masukan tentang

masalah-masalah yang dihadapi oleh komunitas terutama dalam bidang pelayanan. Dan

bagi masyarakat umum dengan penulisan ini diharapkan dapat lebih mengenal kehadiran

ISMAIK di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat yang tak berdaya. Bagi

(30)

perkembangan serta dapat menambah dokumen-dokumen yang tertulis dalam sejarah

untuk generasi mendatang.

Manuskrip

Sumber yang digunakan dalam skripsi ini ada dua macam yaitu sumber primer

dan sumber sekunder. Sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan ini adalah sumber

tertulis dan sumber lisan. Sumber primer dalam bentuk buku dan arsip.

Sumber primer dalam bentuk buku: Kelompok Gerejani Basis, ditulis oleh Maria

de Lourdes Martins, diterbitkan Yayasan HAK dan Sahe Institute for Liberation 2001,

Timor Leste. Buku membahas tentang keterlibatan ISMAIK dalam praksis pastoral

kelompok gerejani basis, sumber ini berguna untuk menjelaskan sejarah lahirnya ISMAIK.

Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, 1998, berisi tentang Visi dan Misi

dengan tujuan memanusiakan manusia yang tak berdaya, terutama fakir miskin, dan

menjelaskan tentang tahap-tahap persiapan menjadi anggota serta cara hidup dalam

ISMAIK. Teks, agenda-agenda harian, tentang sejarah lahirnya ISMAIK dan

perkembangannya. Sumber-sumber ini digunakan untuk memperjelaskan sejarah lahir dan

perkembangan karya pelayanan di pedesaan Timor Leste, serta proses pengesahan

lembaga. Sumber-sumber ini diarsip di pusat pembinaan Dare, Dili, Timor Leste.

Sumber primer yang memberikan keterangan secara lisan dalam penelitian ini,

yaitu Pendiri ISMAIK sendiri serta para anggota perintis yang memberikan kesaksian

tentang lahirnya dan perkembangan ISMAIK dari tahun 1989-2009.

F. Tinjauan Pustaka

Beberapa sumber sekunder yang dalam bentuk wawancara dan buku yaitu:

Pertama, Perang Tersembunyi, ditulis oleh John G. Taylor, diterbitkan Forum Solidaritas

untuk Rakyat Timor Timur, 1998, Jakarta. Buku ini membahas tentang keterlibatan Gereja

(31)

menjelaskan keterlibatan Gereja dan perkembangan sejarah politik yang terjadi dan ikut

mempengaruhi lahirnya ISMAIK di Timor Leste.

Kedua, Hari-hari Terakhir Timor Timur, ditulis oleh Zacky Anwar Makarim, dkk,

diterbitkan PT. Sportif Media Informasindo, 2003, Jakarta. Buku ini membahas tentang

pengaruh politik serta membawa perubahan dalam pembagian wilayah Timor Timur

dengan Timor Barat. Sedangkan sebelumnya kedua wilayah ini mempunyai hubungan

sangat erat, dan sangat berpengaruh dalam hubungan persaudaraan. Sumber ini sangat

berguna untuk mengetahui dasar dari persaudaraan itu sendiri dan muncul perang saudara

di Timor.

Ketiga, Dua Kali Merdeka Timor Leste, ditulis oleh Avelino M. Coelho,

diterbitkan Djaman Boroe, 2012, Yogyakarta. Buku ini membahas tentang Partai-partai

politik yang ada di Timor Leste, serta berperan penting untuk perjuangan meraih

kemerdekaan bangsa. Sumber ini untuk mengetahui gerakan-gerakan partai yang berjuang

untuk mempertahankan nasib kaum kecil di Timor Leste.

Keempat, Chega, Buku ini membahas tentang laporan-laporan kekerasan politik

yang terjadi di Timor Leste. Sumber ini memberi informasi tentang bagaimana

menyuarakan suara rakyat yang selama dua puluh empat tahum ini yang dibungkamkan.

Untuk mengetahui perkembangan masyarakat di Timor Leste.

Kelima, Hidup Membiara, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius, 1987,

Yogyakarta. Buku ini berisi makna dan tantangannya dalam hidup membiara. Sumber ini

berguna untuk membahas ketiga nasehat Injil dalam hidup berbakti.

Keenam, Gereja menurut Vatikan II, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius,

1987, Yogyakarta. Buku ini membahas semangat pembaharuan konsili vatikan II, sangat

(32)

dan dunia, dalam pelayanan pengungkapan iman dan perwujudan. Bukan membawakan

iman kepada orang, melainkan membantu orang menyadari iman yang sudah ada.

Sumber sekunder dalam bentuk lisan, sumber yang diperoleh melalui hasil

wawancara, yang memberikan informasi tentang lahir dan perkembangan sejarah Institut

Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste serta perkembangan misi pelayanan di

pedesaan. Sumber ini untuk memperkuat atau memberikan kesaksian dalam mendiskripsi

penulisan sejarah ISMAIK di Gereja Timor Leste.

G. Landasan Teori

Penggunaan landasan teori dalam penelitian sejarah menjadi hal yang utama

dalam mendekati pokok permasalahan. Sejarah politik sangatlah menonjol di Timor

Leste, dan sangat mempengaruhi Pendiri untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste.

Terkait dengan masalah di atas, maka tulisan ini juga menggunakan pendekatan dari ilmu

sosial. Untuk memperjelas tulisan ini, sejarah tidak hanya semata-mata bertujuan untuk

menceritakan kejadian tetapi bermaksud menerangkan kejadian yang telah terjadi dan

lebih mendalam hendak diadakan analisis. Membuat analisis sejarah ialah menyediakan

suatu kerangka pemikir atau kerangka referensi yang mencakup pelbagai konsep dan

teori yang akan dipakai dalam membuat analitis itu.11 Yang mau dianalisis dalam skripsi ini adalah sejarah lahir dan perkembangan pelayanan Institut Sekular “Maun Alin Iha

Kristu” di Gereja Timor Leste, dan faktor yang menghambat dan yang mendukung

pelayanan di pedesaan dan sumbangan nyata Institut dalam masyarakat.

Peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang

terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Serjono Soekanto,

11

(33)

sebagai berikut: Peranan adalah sesuatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma

yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan

dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan kemasyarakatan.12 Menurut Biddle dan Thomas:

Peran adalah rangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, penilaian, sangsi dan lain-lain. Istilah “peran” kerap diucapkan banyak orang. Sering mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang, atau “peran” dikaitkan dengan “apa yang dimainkan” aktor.13

Kerangka kerja dalam pelayanan sosial yang dikembangkan cukup besar perlu

kerangka yang sistematis, terorganisir dalam berkesinambungan. Permasalahan tidak

begitu mudah dengan tujuan pelayanan dalam masyarakat dari kepercayaan lama menuju

iman yang baru, serta kepercayaan agama merupakan sesuatu yang mendasar sehingga

tidak dapat dilakukan.

Sebelum masuk pada pembahasan permasalahan perlu dijelaskan konsep tentang

Institut Sekular itu sendiri. Secara historis, Institut Sekular timbul sejak era Kristus,

zaman para rasul, abad Gereja primitif.14 Atas undangan Yesus, para rasul meninggalkan hidup sekularnya.15

12

. Serjono Soekanto “Sosiologi Suatu Pengantar” Jakarta. Rajawali Press. 1982. hlm. 238

13

. Bdk W. J. Poewadarainta “Kamus Basar Bahasa Indonesia” Jakarta. PN Balai Pustaka. 1985. hlm. 735.

14

. Yesus dalam misteri inkarnasi menjalani suatu kehidupan sekuler, secara tersembunyi selamat tigapuluh tahun di Nazaret (Lc. 2;23, 39-52)

15

(34)

Dokumen-dokumen resmi paling penting yang memberikan definisi secara tepat

tentang Institut Sekular adalah Konstitusi Apostolik Provida Mater Ecclesia (2

Februari1947).16 Motuproprio Primo Feliciter (12 Maret 1948).17 Kedua dokumen ini, dari Paus Pius XII. Kedua konstitusi ini menguraikan secara spesifik tentang ciri khas

kepada eksistensi Institut Sekular dalam Gereja, sebagai organisasi orang-orang

Kristiani, baik klerus maupun awam, pria atau wanita penyempurnaan kehidupan

Kristiani, pengikraran nasihat-nasihat Injili, penyerahan diri kepada Allah dan

sekularitas.

Pengembangan misi pelayanan di Gereja Timor Leste, penyelenggaraan

pendidikan non-formal merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial kepada masyarakat

yang paling dinamis dilaksanakan. Perkembangannya, pelayanan dilihat dari berbagai

unsur yang nampak dalam masyarakat. Pelayanan yang tidak berfokus pada hal-hal

tertentu saja melainkan, tergantung pada kondisi dan keberadaan masyarakatnya, kapan

dan saat mana saja yang membutuhkan uluran tangan. Oleh sebab itu, Institut Sekular

lahir, dan berkembang dalam dunia merupakan bagian dari komunitas Kristiani Gereja

setempat. Institut Sekular merupakan keluarga rohani yang hidup dan bekerja dalam

hubungan erat dengan lembaga hidup bakti lain yang ada dalam Gereja lokal. Institut

Sekular merupakan suatu bentuk hidup baru dalam Gereja, suatu asosiasi orang-orang

beriman yang mempunyai Kharisma dan Spiritualitas yang khas.

Pendekatan ilmu-ilmu sosial lainnya dibutuhkan dalam pendekatan untuk

penulisan sejarah. Penulisan sejarah dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh

sejarah sosiologis, mengamati objek manusia dalam realitasnya sebagai masyarakat,

yang terbentuk dari struktur sosial dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya.

16

. EnchVC (cf. nt. 7), 2043.

17

(35)

Pendekatan antropologis, mengamati manusia atau masyarakat dari aspek fungsi dan

nilai yang terbentuk menjadi perilaku bersama (perilaku sosial) sinkronik. Pendekatan

historis (sejarah) mengamati manusia atau masyarakat dari aspek struktur, fungsi dan

nilai sosial dan perubahannya dalam dimensi waktu (diakronis). Oleh karena sosiologi

lahir dalam suatu lingkungan sosial dan intelektual, maka tidaklah mengejutkan.18

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur sosial

masyarakat. Menurut Hans Garth dan C. Wright Mills; Perubahan sosial adalah apapun

yang terjadi (baik itu kemunculan, perkembangan ataupun kemunduran), dalam kurun

waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun

Alin Iha Kristu” serta perkembangan pelayanan di Gereja Timor Leste adalah metode

sejarah. Ditempuh dengan studi kasus dan menelaah cacatan harian dari Pendiri

kongregasi sendiri. Karena Pendiri sebagai sumber utama dalam sejarah ISMAIK, maka

sepenuhnya mengandalkan sumber-sumber primer yang ada baik dari dalam komunitas

maupun dari luar komunitas. Pengumpulan data dan proses seleksi dengan kacamata

yang dipakai sejarah Gereja, dilakukan dengan mewawancari atau mencari

sumber-sumber yang terkait baik berupa buku-buku, catatan harian barupa teks dan

genda-agenda harian, laporan dari hasil penelitian ataupun bentuk tulisan yang terkait dengan

topik yang akan dibahas. Dalam studi kasus ini sumber yang akan dicari sumber primer

dan saksi mata yang ikut membagun dan mengembangkan karya misi ini. Sumber primer

adalah Pendiri Institut sendiri dan para anggota yang dapat menerangkan dinamika

18

. Dr

(36)

sejarah lahir dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dan ikut mempertanggungjawabkan

sejarahnya.

Metodologi penelitian sangat perlu untuk menentukan, tahap awal suatu

pengajian, peneliti perlu menetapkan bagaimana hendak mendekati objek studinya;

hendaknya menentukan pendekatan yang akan diterapkan. Sehubungan dengan itu

peneliti harus dilengkapi dengan alat-alat analitis, konseptual dan teoritis. Metodologi

sejarah, seperangkat alat analitis dan prosedur penalaran yang digunakan untuk

mendapatkan kebenaran objek sejarah.

Menurut Surachmad:

Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah menyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan. Tahap paling awal adalah pengumpulan sumber sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Perbaikan draft tulisan sudah barang tentu juga diarahkan pada persoalan-persoalan ketajaman analisis data.19

Teknik pengumpulan data

Ada macam-macam pengumpulan data, tetapi penulis hanya menggunakan dua

teknik saja dalam pengumpulan data tersebut. Sugiyono: menjelaskan bahwa, teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.20 Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, maka

dalam penelitian ini peneliti dapat menggunakan ‘dua teknik’ yaitu: telaah dokumen dan

wawancara.

19

. Arief Subyantoro dan FX. Suwarto “Metode Teknik Penelitian Sosail” Penerbit ANDI Yogyakarta. tahun 2006. hlm. 26-27.

(37)

Historiografi berasal dari kata latin history, historia, yang berarti sejarah. Historiografi

sebagai sebuah gajian dalam ilmu sejarah merupakan salah satu metode yang digunakan oleh

sejarawan dalam menganalisasi data dan fakta sejarah yang ada menjadi produk sejarah yang

sempurna. Memfokuskan sebuah peristiwa sejarah, sejarawan akan menggunakan beberapa

ilmu bantu yang digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah.

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan hasil penelitian ini direncanakan akan dibuat

dalam 5 Bab, yang detilnya adalah sebagai berikut:

Dalam bab I, berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang

permasalahan, identifikasi masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, daftar pustaka.

Bab II, akan menguraikan faktor-faktor yang mendorong untuk merintisnya

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Dioses Dili. Dalam memahami faktor-faktor

itu, bertitik tolak pada kisah tentang berdirinya Institut Sekular. Tentu saja hal ini tidak

dapat dipisahkan dari karisma khusus yang dianugerahkan Tuhan kepada Mana Lu sebagai

Pendiri kongregasi. Ini ternyata memberi inspirasi kepada para pengikutnya yang juga ikut

ambil bagian dalam karisma Pendiri dan menempuh jalan yang telah ditempuhnya.

Dalam bab III, akan dijelaskan tentang dinamika ISMAIK di Gereja Timor Leste

dan perubahan sosial masyarakatnya. Perjuangan ISMAIK yang ternyata tidak terlepas

dari situasi aktual masyarakat setempat, dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Institut

Sekular “Maun Alin Iha Kristu” berkembang berkat kejelihan Pendiri dan para perintis

yang ingin merespon situasi aktual yang muncul. Pendiri dan para perintis itu dengan

(38)

persaudaraan dan karisma melaksanakan perutusannya. Situasi politik ikut mempengaruhi

perubahan sosial masyarakat di Timor Leste.

Dalam bab IV, akan menyajikan tentang pengembangan lebih lanjut karya

kerasulan Institut di Gereja Timor Leste. Usaha ISMAIK dalam menanggapi kebutuhan

masyarakat Timor sekaligus kebutuhan kongregasi di dalam mengembangkan karyanya.

Maka ini ditandai oleh kepekaan Institut terhadap tuntutan masyarakat serta usaha

menanggapi kebutuhan jaman yaitu mutu dan kualitas sebagai anggota dan kolaborator

dalam ISMAIK. Juga menguraikan tentang panggilan menjadi sekuler dalam Gereja yang

sudah berkembang. Dan semangat persaudaraan yang dikembangkan menjadi suatu

inspirasi bagi masyarakat, sehingga persaudaraan tetap maju dan berkembang dengan

baik.

Bab V, penutup berisi kesimpulan dan yang merupakan jawaban dari

(39)

BAB II

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG

UNTUK MERINTIS ISMAIK

Pada bagian Bab II ini akan membahas faktor-faktor yang mendorong untuk

mendirikan ISMAIK di Gereja Timor Leste, baik dari faktor internal maupun faktor

eksternal. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi Pendiri. Maka faktor-faktor ini dimengerti

sebagai sesuatu hal, keadaan peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan atau ikut

mempengaruhi terjadinya sesuatu. Penulisan skripsi ini lebih terarah, maka akan diberikan

suatu batasan dalam penulisan, sesuai dengan teori dan konsep-konsep yang diperoleh untuk

merespon permasalahan yang diangkat. Berdasarkan teori yang didapatkan dan dijadikan

sebagai suatu landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Agar lebih jelasnya bahwa, pada awal merintis ISMAIK selalu berupaya untuk

menumbuhkan Gereja dari bawah, maksudnya para anggota ingin hidup di tengah masyarakat

dan bersama-sama masyarakat, khususnya di antara mereka yang paling menderita dan

berada di daerah-daerah terpencil. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah

dirumuskan dalam Konstitusi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas masyarakat

yang tak berdaya ini melalui jalur pengembangan dalam bidang pendidikan non formal, dan

ingin menolong dan membagun komunitas basis. Hal ini sesuai dengan ruang lingkup batasan

penelitian sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang penelitian. Oleh sebab itu, peneliti

akan menggunakan manuskrip-manuskrip dan teori-teori yang ada, dan yang berkaitan

(40)

A. Faktor Internal

1. Panggilan Pendiri dengan Jejak-Jejaknya

Pendiri merasa dipanggil yang secara khusus oleh Allah karena kepedulian

terhadap masalah kehidupan rakyat Timor Timur yang terlantar. Kehadiran ISMAIK

sebagai pendamping dan pengerak pada bidang pendidikan non-formal dan pelayanan

pastoral untuk mendampingi iman umat di pedesaan. Dalam peningkatan kesejahteraan

hidup masyarakat melalui tahap pelayanan yang sederhana, seperti pendampingan iman

umat sebagai kebutuhan hidup masyarakat setempat.

Berbicara tentang Pendiri tidak terlepas dari riwayat hidup dengan jejaknya, maka

sedikit memasukan dalam bagian ini biografi Pendiri Institut Sarekular “Maun Alin Iha

Kristu”.

1.1. Riwayat Hidup

Maria de Lourdes Martins Cruz, dilahirkan salah satu desa Aco-Mano, Kabupaten

Liquica terletak di Region Centro/Region Tengah sesuai dengan pembagian wilayah

secara Militer.21 Tempat dan tanggal kelahiran Aco-Mano 28 Februari 1963. Ayahnya

bernama Geraldo da Cruz dan Ibunya bernama Fernanda Martins, kedua orang tuanya

berasal dari keluarga petani, namun petani yang terpandang karena mempunyai lahan atau

kebun kopi yang luas. Maria Lourdes anak kedua dari delapan bersaudara, semuanya bisa

mendapatkan pendidikan yang layak karena dari penghasilan kopi sendiri. Pada tahun

1969, keluarga mendaftarkannya di salah satu sekolah SD yang disebut escola primaria

Colegio Dominicanas, di Ermera.22 Disitulah Maria Lourdes dipertemukan dengan suster-suster Dominican, yang berasal dari Portugis, Spanyol, Italia, karena para misionaris ini

21

. Avelino M. Coelho “Dua kali Merdeka Esei Sejarah Politik” Djaman Boroe. Yogyakarta. tahun 2012. hlm.69.

22

(41)

bekerja di Timor Loro Sa’e yang datang berdampingan dengan penguasa politik. Maria

Lourdes dibesarkan dalam keluarga Kristiani sejati.

Orang tuanya sangat menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga mereka di

tengah-tengah situasi kemerosotan politik pada waktu itu. Mereka tidak jenuh memberi

teladan yang baik kepada anak-anaknya. Bagi kedua orang tuanya memberi teladan yang

baik terutama faktor yang penting dalam pendidikan. Orang tuanya yang sangat saleh itu,

sungguh berpengaruh dalam menumbuh, mengembangkan pemahaman dan penghayatan

hidup rohani Maria Lourdes. Sikap saleh ini ditanamkan oleh ayahnya yang dengan setia

menceritakan riwayat orang kudus, dan berdevosi kepada Bunda Maria. Menceritakan

riwayat orang-orang kudus kepada anak-anaknya ketika berkumpul pada malam hari.

Keluarganya diperkaya dengan bacaan-bacaan rohani.23

Ketika Indonesia menyerbu Timor kedua orang tuanya berpisah karena situasi

politik, dalam hal berpisah karena ayahnya Fretilin yang dikejar-kejar oleh Militer.

Ayahnya membeli tanah di Dare pada tahun 1970, dengan beberapa hektar lahan kebun

kopi dan ibunya tinggal di Liquica dengan belasan hektar kebun kopi juga. Proses

perjuangan Maria Lourdes lahir pada situasi politik yang kejam ini, maka ia

memberanikan diri menolong ibunya karena ayahnya sudah berpisah dari mereka.

Ayahnya seorang Fretilin yang radikal, yang dikejar-kejar oleh Militer Indonesia. Maka

Maria Lourdes ingin berjuang dengan ibunya untuk menolong adik-adiknya di bidang

pendidikan. Meskipun demikian, Maria Lourdes tidak pernah patah semangat dan pantang

menyerah untuk berjuang dan terus berusaha yang terbaik dan melangkah. Taat dan

berbakti kepada keluarganya. Inilah riwayat singkat Pendiri ISMAIK dalam keluarganya.

23

(42)

1.2. Panggilan Menjadi Fundadora (Pendiri) ISMAIK

Pendiri pada umumnya dalam Gereja Katolik, hidupnya tidak terlepas dari

Doa dalam hidup. Hubungan intim dengan Allah. Seperti pendiri PRR Bapak Uskup

Gabriel Manek SVD, asal Timor Lahurus baginya berdoa Rosario adalah segala-galanya.24 Pergulatan pribadi lewat Doa, menjadi kekuatan dan motivasi hidup yang

diwujudnyatakan lewat tindakan kongrit para Pendiri. Situasi masyarakat setempat dimana

para Pendiri berada menjadi tolok ukur atau motivasi dasar dalam panggilannya, karena

situasi setempat yang menginspirasikan para Pendiri untuk bertindak. Kendala-kendala

yang muncul dari masyarakat setempat dengan tantangan dan persoalan yang muncul

dalam kehidupan masyarakat.

Dalam sharingnya bahwa hidupnya dipanggil secara khusus oleh Allah

dengan maksud dan tujuan tertentu karena keprihatinannya terhadap rakyat setempat.

Dengan beberapa biara yang berkarya di Timor Leste, sebagai komunitas tertua dan

berkembang seperti; Dominican, Kanosian, Carmelitas, Salesian, Fransiscan, SSPS, CB

dan lain-lain di Timor. Namun, tidak ada satu biara pun yang cocok atau untuk merespon

panggilannya, dengan menguji coba dalam mengikuti berbagai kegiatan kebiaraan.

Muncul dalam pikiran dan ingatan Pendiri, penderitaan rakyat dipedesaan yang tak

tertolong dan diperbodohkan oleh kaum elit. Maka penderitaan rakyat menjadi motivator

yang tergerak dan mendorong untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste.25

24

. Putri Reinha Rosari “Remah-Remah Kenangan syukur 50 Tahun Kaul Kebiaraan” Jakarta. tahun 2012. hlm. 31.

25

(43)

2. Panggilan Pendiri Dengan Tantangannya

Panggilan Pendiri menjadi panggilan komunitas. Meskipun sesederhana

apapun menjadi suatu kekuatan awal dalam panggilan komunitas. Institut Sekular

“Maun-Alin Iha Kristu” masih baru diakui oleh Gereja, namun kini keterlibatan ISMAIK didalam

Gereja dan Negara sangat jelas biarpun kecil dan sederhana.26 Partisipasi ISMAIK

sebagai garam dan terang dunia. Upaya menumbuhkan Gereja dari bawah, seperti yang

tertuang dalam buku Kelompok Gerejani Basis, karangan Maria Lourdes sendiri.

2.1. TantanganDan Pemaknaan

Pada awal merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste, yang menjadi kendala

bagi Pendiri adalah Gereja setempat yang tidak mendukung dan mendorong eksistensi

ISMAIK. Dalam wawancara dengan seorang Romo mengatakan bahwa:

Saya bertemu dengan Mana Lu, pada tahun 1987 di Kota Baru Yogyakarta,

ketika saya berkuliah di Malang. Bertemu dengan Mana Lu, sharingkan pengalamannya

kepada saya tentang mimpinya, ingin merintis komunitas baru di Timor ketika selesai

studi di STFK. Sebagai pribadi Imam Projo, sangat mendukung dengan idealisme mau

membangun atau merintis sebuah kelompok kecil di Gereja setempat. Dengan kelompok

kecil ini untuk melatih dirimu menjadi seorang Leader (Pemimpin) di generasi mendatang.

Tetapi satu hal yang perlu diketahui bahwa tantangan yang pertama menantang dirimu

adalah Gereja. Maka janganlah putus asa dan patah semangat dalam hal ini membangun

dan merealisasikan impianmu dalam karya nyata. Mulai dari sekarang siaplah batin dan

mental untuk menerima konsekuensinya yang akan muncul kapan dan dimana saja.27

26

. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 1 Juli 2010. di pusat pembinaan ISMAIK Dare Dili, Timor Leste.

27

(44)

2.2. Pengalaman Dan Inspirasi

Dalam setiap pengalaman menjadi guru yang hidup, yang tak bisa dilupakan.

Maka memunculkan pengalaman menjadi inspirasi dalam setiap langkah-langkah hidup.

Liu hosi sofremento oi-oin hodi hahu Instituto moris iha Diosece Dili, hare ba Maria nia

atetude pronto hamamuk-an hatan nafatin ba Maromak Nia bolu. Hare ba Maria nia

vocasaun sai mos Mana Lu nian hodi hari Instituto. Atetude hanesan Maria nian, sai

exemplo diak hodi hanoin fila fali historia tempo uluk nebe liu iha familia bo’ot ISMAIK.

(Dengan berbagai pengelaman merintis Institut di Dioses Dili, Pendiri merenungkan

panggilan Bunda Maria berani melepaskan diri untuk menjawab panggilan Allah.

Panggilan Bunda Maria menjadi inspirasi bagi Mana Lu untuk merintis Institut.

Pengalaman Maria sebagai contoh yang hidup untuk mengingatkan kembali sejarah

keluarga besar ISMAIK yang telah dilalui bersama).28

Maka cinta selibat sebetulnya dengan sendirinya merupakan dasar yang kuat

sekali untuk pembangunan komunitas. Sebab gerakan cinta yang menuju ke persatuan

yang ada. Dan keterbukaannya dapat mempersatukan banyak orang dalam satu gerakan

cinta itu. Kesatuannya adalah kesatuan semangat religius: saling mendukung dan saling

memberi inspirasi.29

3. Tokoh-Tokoh Yang Terlibat Dalam Sejarah ISMAIK

Pertama-tama orang yang menjadi pendukung utama dalam panggilan Mana Lu

adalah kedua orang tua dan keluarganya. Meskipun belum mengetahui dengan arah dan

28

. Hasil rekolesi dari mana Maria da Costa dan mana Maria Rosa Araujo, anggota ISMAIK, Tanggal 12 Desember 2008, di Pusat Pembinaan Dare, Dili, di ambil dari teks rangkuman reflexi (tanpa tahun penerbit, 2008), hlm. 2.

29

(45)

tujuan yang jelas dalam hidupnya, tetapi keluarga sangat mendukung dan mendorong

panggilannya. Lewat dukungan dalam hal ini Doa, kata-kata yang menyemangati dan

dalam hal lain materi yang disumbangkan dari keluarga. Ketika mulai berkumpul dalam

hidup bersama di dalam kelompok persaudaraan.

Dalam berpengaruh dan terlibat langsung dengan karya nyata dalam ISMAIK

adalah para pendukung baik awam maupun religius dalam hal ini pembimbing Rohani.

Ikut mengembangkan karya misi dengan keterlibatan dan dukungan secara langsung dan

tak langsung. Secara langsung berupa materi yang disumbangkan untuk memperlancar

karya misi di pedesaan. Seperti materi yang berupa uang, makanan, pakaian bekas yang

layak digunakan. Secara tidak langsung dalam hal ini, dukungan moral, doa dan semangat

dorongan lewat kata-kata yang berinisiatif untuk karya pelayanan di mana saja ISMAIK

berada, suatu kekuatan tak terbanding nilainya.

3.1. Tokoh Yang Berpengaruh Pada Pribadi Mana Lu

Pendukung atau orang-orang yang berpengaruh dan berperan penting dalam

hidupnya, para pendidik baik formal maupun non formal. Baik secara langsung maupun

tidak langsung. Salah satu guru SD dengan kata-katanya yang masih teringat hingga

sekarang, Sr. Celeste guru agama SD, tahun 1971. “To’os bo’ot ema laiha atu kaer”

(Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit)30 dalam hal ini di Gereja Timor Loro Sa’e, masih banyak rakyat yang hidupnya terlantar tidak mendapatkan pendidikan yang layak.

Maka pendidikan itu bukan hanya dapat disekolah formal saja melainkan fokus pendidikan

yang non formal. Dampingilah anak-anak miskin dan terlantar dari keluarga yang tidak

mampu membiayainya, terutama yang tinggal dipedesaan. Pendidikan itu sangat

dibutuhkan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini orang-orang yang mendukung

30

(46)

dalam panggilannya. Sangat berpengaruh pembimbing rohani dengan kata-kata yang

memberi inspirasi dan motivasi, membangkitkan semangatnya dalam perjuangan untuk

merintis Institut.

Pada tahun 1977, Padre Jose Barboza pastor paroki Ermera, dalam kata-katanya;

keta ancia sai Madre ho idade ki’ik foin 14 anos, O nia idade ne’e sei estuda. Ami Padre sira fo batismo ba ema barak, percisa Madre ho katekista barak acompanha hodi educa nafatin kristaun sira nia fiar. Hau lakohi hare O sai Madre sulan deit iha uma laran. (Janganlah terburu-buru mau masuk suster dengan umur 14 tahun ini, umurmu masih usia sekolah. Kami para Imam-imam membaptis banyak orang menjadi Katolik, namun sangat membutuhkan para suster dan katekis supaya melibatkan diri dalam pelayanan dan mendampingi iman umat).31

Pengalaman pertama yang dialami oleh Mana Lu, mempersiapkan 10.000 orang

calon Krisma di paroki Liquica pada bulan September 1982. Pada peristiwa ini Uskup

Martinho dan Uskup Carlos mengagumi persiapan dan pelayanan yang dijalankan oleh

Mana Lu di paroki Liquica. Perkataan; Uskup Martinho profisiat. Kapan jadi suster?

Jawabnya masih satu setegah tahun lagi.

Bispo husu O hakarak tebes sai Madre? Ya. O hatene saida mak sai Madre? Sai Madre ne’e sai Inan ba ema barak. Atu sai Inan ba ema barak ne’e percisa tempo la’os de’it tinan tolu, hatais mutin sai

Referensi

Dokumen terkait

Kendala yang dihadapi dalam penerapan diskresi kepolisian terhadap anak pelaku penyalahgunaan psikotropika adalah, aturan yang berlaku dalam sistem hukum yang ada

[r]

Untuk menanamkan kedisiplinan anak ini, menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purwadiningratan 2 H Sabilillah, harus ada saling kontrol antara orang tua/wali

Dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Universitas Pendidikan Indonesia dalam meningkatkan prestasi, profitabilitas serta daya saingnya guna

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini: “Adakah penurunan yang signifikan perilaku agresif siswa melalui layanan

Prosedur pembuatan menimbang bahan-bahan alternative yang digunakan sebagai bahan penyalut dilarutkan dalam air Minyak ikan sebanyak 25 % dari berat bahan penyalut

Dapat memberikan bukti empiris bahwa profitabilitas, leverage keuangan, ukuran perusahaan, kepemilikan publik, reputasi KAP, dan opini auditor mempengaruhi rentang waktu

memerlukan suatu alat yang dianggap suci dalam bentuk simbol yang didiyakini memiliki kekuatan gaib dan dapat mempersatukan mereka yang disebut Totem (lambang kelompok ).