• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institut Sekular “ Maun Alin Iha Kristu ”, Baru di Dioses Dili

Bab IV. KELANJUTAN KARYA KERASULAN INSTITUT SEKULAR D

A. Institut Sekular “ Maun Alin Iha Kristu ”, Baru di Dioses Dili

Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, mulai ada dalam bentuk kelompok persaudaraan pada tahun 1989. Dikatakan baru karena dilihat dari sejarahnya saja belum lama, dan masih sangat kontemporer di dalam Gereja. Tetapi tidak begitu penting mempersoalkan baru atau lamanya melainkan tindakan konkret, dalam mengambil bagian

113

. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 71.

dalam pelayanan masyarakat setempat. Baru diakui oleh Gereja, akan tetapi keterlibatan ISMAIK dalam Gereja dan Negara yang sangat jelas dan sederhana melalui tindakkan konkret. Sesudah sepuluh tahun persiapan, ISMAIK didirikan dan disahkan secara resmi dalam Dioses Dili, 2 Pebruari 1998.114 Institut adalah bagaikan seorang bayi yang barusan lahir. Tanggal 2 adalah peristiwa yang Maha Penting, karena tidak semua orang itu dipanggil menjadi Pendiri. Maka suatu moment yang terpenting dalam sejarah Gereja khususnya Dioses Dili. Karena benih panggilan yang telah ditanamkan oleh Tuhan dan sedang bertumbuh di Gereja Timor Leste, jangan disia-siakan. Jadikanlah panggilan itu sebagai rahmat dari Tuhan.115

Baru di Gereja Timor Leste, dengan perkembangan ini menjadi salah satu usaha yang dikembangkan oleh Pendiri dan para anggota Institut Sekular, khususnya di keuskupan Dili, ingin hidup ditengah masyarakat dan bersama-sama masyarakat. Khususnya di antara mereka yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih terbelakang dalam segi kehidupan. Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.116

Sejak merintisnya ISMAIK di Timor Leste pada tahun 1989, ISMAIK selalu berusaha untuk mengembangkan pendidikan non formal di pedesaan yang terpencil, walaupun mengalami kendala-kendala yang cukup berat. Namun dalam kenyataan kendala- kendala yang ada dapat diatasi dengan baik oleh para mana dan maun pada saat itu, sehingga pelayanan tetap berjalan dan berkembang dengan baik. Semuanya itu berkat ketangguhan

114

. Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” (tanpa penerbit) tahun 2004. hlm. 2.

115

. Wawancara dengan Fr. Yan Coppen, CMM. tanggal 28 Agustus 2012. di Biara CMM Becora, Dili Timor Leste.

116

. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis, Yayasan Hak dan Sahe Institut for Liberation, Dili, Timor Leste. tahun 2001. hlm. 77.

Pendiri dan para perintis di dalam usahanya untuk melestarikan pelayanan demi masyarakat di Timor Leste. Demikian ISMAIK mau mewujudkan cita-cita dalam pelayanan pastoral

integral di Gereja lokal yang memulai dari bawah.117 Pengembangan iman umat melalui

kehadiran para anggota dan kolaborator dimana ISMAIK berkarya sebagai tanda kehadiran dalam dunia. Maka pelayanan dipedesaan tidak diragukan lagi oleh para anggota dan kolaborator.

1. Gereja (Hirarki) Memberi Kebebasan untuk Berkembang

Awal yang sangat sederhana, yang tak punya kekuatan manusiawi, tetapi telah nyata dan terjadi pada Pendiri dan para anggota di dalam ISMAIK, yaitu bahwa Institut Sekular ini diresmikan berdirinya melalui kehadiran calon-calon anggota ISMAIK yang pertama. Mereka ini adalah Maria Lina Soares, Fransisca Rangel, Helena Alves Ximenes, dari paroki Viqueque. Maria Roza Araujo, Maria da Silva, Miranda da Silva, dari paroki Same. Maria Leque Misquita Izabel de Araujo dari paroki Aileu. Ermelida Soares dari paroki

Bobonaro.118 Mereka ini telah mengukir sejarah lahirnya atau hidupnya ISMAIK, dengan

menyerahkan diri secara total kepada Tuhan, berani mengikrarkan kaul sebagai ikatan keanggotaan suatu komunitas. Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Para perintis inilah yang meletakan dasar bangunan ISMAIK bersama Pendiri untuk menunjukan panggilan hidupnya. Sebagai generasi awal dan peletak-peletak dasar hidup ISMAIK, namun tetap sadar bahwa tanpa kekuatan dari Tuhan mereka tidak berbuat apa-apa.

Penyerahan diri para anggota Institut Sekular tidak nampak melalui tanda-tanda lahiriah, melainkan melalui kesaksian hidupnya di tengah masyarakat tanpa memisahkan diri dari kehidupan sekular. Itu tidak berarti bahwa masing-masing anggota bebas mengikuti kehendaknya sendiri, sebab konsekuwensi dari penyerahan, ialah bahwa setiap anggota taat

117

. Diambil dari cacatan harian “Pendiri agenda” tahun 2008. 118

kepada pemimpin dan norma-norma Institut. Sebagai awam yang berbakti mengandaikan sesuatu kesediaan hati untuk hidup di tengah dunia, bersama dunia dan bagi dunia sebagai saksi, lewat pekerjaan, pewartaan, dan tingkah laku.119 Maka panggilan menjadi sekular tidak menjauhi dari dunia, melainkan awam hidup bakti di dalam dunia itu sendiri.

2. Berkembang Dengan Kendalanya Yang Terjadi Dalam ISMAIK.

Mengingat karya kerasulan yang menekankan pengembangan iman dan pengembangan masyarakat, khususnya masyarakat terpencil dengan bermacam-macam tantangan hidup, maka misi Institut Sekular tidak mudah. Masyarakat di pedesaan tentu mengharapkan kehadiran penggerak di aneka tantangan hidup yang dihadapi, dan mengharapkan pemikiran dan kerjasama yang baik sehingga martabatnya dapat diangkat dan hidupnya lebih manusiawi.120 Kendala yang dihadapi pada jaman atau saat ini yang paling mendesak adalah berkurangnya panggilan. Maka perlu di imbangi bahwa ketiga kaul yang diikrarkan, dalam hidup dan pilihan mencoba agar ketiga kaul ini nampak terwujud dalam hidup sehari-hari. Menghayati kaul berarti bekerja keras dan mempunyai daya juang yang tinggi serta memiliki semangat dalam karya pewartaan.

3. Kehadiran Para Anggota

Dengan hadirnya para anggota telah mengukir sejarah hidup persaudaraan dalam Institut Sekular, dengan menyerahkan diri, demi pelayanan kepada sesama. Suatu awal yang sederhana dan benar-benar terjadi dalam sejarah Institut. Kehadiran para anggota sebagai garam dan terang dunia, di dalam karya pelayanan yang dikembangkan dipedesaan. Pelayanan dan pendampingan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator sebagai salah satunya memberi jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Maka

119

. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, tahun 1998. hlm. 13. 120

. Maria de Lourdes Martins “ Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 80.

setiap peristiwa yang muncul dan dihadapi oleh para anggota dan kolaborator di wilayah-

wilayah pedesaan menjadi moment yang penting dalam panggilannya.121 Disanalah mereka

mengalami suasana yang justru semakin memberi dorongan bagi dirinya untuk maju terus dan menghayati panggilan. Para anggota dan kolaborator mengambil bagian dalam pengembangan karya kerasulan. Dalam karya evangelisasi yang integral perlu digarisbawahi dimensi sosio-budaya-manusiawi, juga ditekankan kesatuan antara pelayanan iman dan

penegakkan keadilan.122 Kegiatan mengembangkan pastoral integral harus menyatukan

dengan kegiatan katekese umat dengan tindakan nyata.

Pastoral adalah usaha (dari hirarki, para biarawan/biarawati, dan katekis) terutama melalui bidang-bidang pewartaan dan liturgis, untuk menyampaikan Kabar Sukacita pada orang-orang yang belum dibaptis, serta meningkatkan penghayatan iman bagi mereka yang sudah menjadi anggota Gereja. Berdasarkan rumusan tersebut dapat dikatakan bahwa pelayanan pastoral di Timor Leste masih cukup berpengaruh oleh model Gereja piramidal dan Sakramental. Ternyata yang bertanggungjawab bagi pembangunan Gereja hanya hirarki, para rohaniwan dan katekis. Umat pada umumnya tidak dilibatkan.123 Oleh karena itu mau memulai Kelompok Gerejani Basis di Timor, ada bahaya jangan-jangan diartikan mau memikirkan suatu Gereja yang “baru” yang berlawanan dengan Gereja yang tradisional. Maka harus dijelaskan yang diinginkan adalah memikirkan suatu carabaru menjadi Gereja.124 Gereja yang akan bergerak dari bawah harus melalui orang-orang sederhana, yang tinggal jauh dari paroki.

121

. Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2004. 122

. Tom Jacobs “Gereja Menurut Vatikan II” Kanisius, Yogyakarta, tahun 1987. hlm. 38.

123

. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 24.

124

. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001 hlm. 28.

Pertama-tama tumbuh dan berkembang dalam Institut sendiri, sehingga Institut mampu terlibat dalam dunia katekese, membantu umat mengimani Kristus dengan karya pewartaan, mulai dari bawah. Pengembangan pelayanan pastoral itu sendiri di Gereja dan masyarakat yang dilayani, merupakan hal pokok yang dikembangkan oleh Institut. Merupakan tindakan kongrit yang diwujudnyatakan melalui pendampingan iman umat di daerah pedesaan Timor Leste. Merupakan perwujudan Karisma kongregasi karena kekhasan kongregasi juga adalah keterlibatan aktif dalam hal pelayanan integral dalam Gereja lokal. Maka Gereja-gereja lokal janganlah dilihat sebagai cabang dan perwakilan dari Gereja universal, melainkan sebaliknya Gereja universal dibentuk dari bawah, Gereja-gereja lokal.125 Dalam hal ini Institut Sekular terlibat langsung dengan masyarakat melalui pendidikan non formal dalam asrama, kesehatan dan pendampingan komunitas basis, yang saat ini dikembangkan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator Institut Sekular.

Dokumen terkait