• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang menghambat pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mempertahankan eksistensi pada masa

C. Pembahasan Temuan

3. Faktor yang menghambat pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mempertahankan eksistensi pada masa

dapat diakses oleh konsumen. Strategi distribusi (place) tidak lagi memperhitungkan saluran distribusi yang dapat membuat hidup konsumen lebih mudah dan nyaman, tetapi lebih berfokus pada fleksibilitas pengiriman yang diinginkan pelanggan, termasuk hal-hal seperti ketepatan pengiriman barang, pilihan pembayaran, dan lain-lain.118

3. Faktor yang menghambat pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan

a. Lingkungan Pangsa Pasar

UMKM justru menjadi sektor paling rentan terkena dampak dari adanya pandemi covid-19. Sektor ini dikatakan tidak bisa lagi menjadi penyangga perekonomian. Angka UMKM mengalami penurunan terutama pengusaha-pengusaha kecil dikarenakan pendapatan tidak menentu dan pemasukan yang hanya diandalkan oleh konsumsi masyarakat. Adanya penetapan peraturan PSBB dan PPKM menyebabkan terhambatnya aktivitas perdagangan.

Situasi seperti ini para pelaku UMKM mengalami penurunan omzet pendapatan dan menurunnya permintaan pasar. Hal inilah yang membuat lingkungan pangsa pasar menjadi menurun. Masyarakat stay at home karena untuk karantina mandiri. Masyarakat menerapkan WFH juga. Maka dari itu, otomatis pembeli minim melakukan pembelian di luar rumah. Terlebih lagi terkait industri alas kaki. Masyarakat tidak begitu memerlukan alas kaki yang digunakan untuk di luar rumah.

Mitra bisnis maupun pemakai jarang mengunjungi lokasi usaha dagang karena peraturan tersebut. Maka dari itu, seluruh pelaku industri alas kaki mengalami dampak dari adanya pandemi covid-19.

Salah satu pelaku industri alas kaki yang terdampak di Kota Mojokerto yaitu UD Athyyah dan UD Perdana. Pengusaha UD Athyyah menjelaskan bahwa bisnis sudah merasakan dampaknya sejak Januari 2020 padahal saat itu covid-19 belum masuk di Indonesia, sedangkan

pengusaha UD Perdana menjelaskan mulai merasakan dampak penurunan pangsa pasar ini sejak covid-19 masuk di Indonesia.

Terlebih lagi toko-toko yang menjadi mitra bisnis harus menutup tokonya sementara bahkan ada yang mengalami kebangkrutan atau pergantian bisnis lainnya. Tentunya dengan adanya hal tersebut membuat menurunnya omzet di UD Perdana dan UD Athyyah. UD Perdana mengalami penurunan drastis hingga 50% dari sebelum adanya pandemi covid-19, sedangkan pada UD Athyyah tidak ada permintaan konsumen sama sekali selama 3 bulan pertama adanya pandemi covid-19. Selebihnya dijelaskan pada point berikutnya.

b. Kebijakan Pemerintah

Virus corona menyita perhatian publik. Hal ini dikarenakan virus corona telah memakan banyak korban, bahkan diseluruh dunia sehingga ditetapkan sebagai pandemi. Tanggal 31 Maret 2020 Presiden Indonesia Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020. Yang mengatur pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai tanggapan terhadap covid-19 yang memungkinkan pemerintah daerah untuk memberlakukan pembatasan arus orang dan barang keluar masuk daerahnya masing-masing jika mereka telah menerima persetujuan dari kementerian yang sesuai.

Peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa pembatasan kegiatan meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas

umum. Pembuatan peraturan tersebut didasarkan pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, yang mengatur ketentuan mendasar untuk PSBB. PSBB di Jawa Timur pada tanggal 21 April 2020.

Adanya PSBB ini membuat aktivitas outdoor menjadi indoor.

Awalnya pekerja di kantor, siswa atau mahasiswa di sekolah atau kampus, namun dengan adanya PSBB dilakukan secara dalam jaringan (daring). Tentunya hal ini yang membuat penjualan di UD Perdana mulai menurun karena minimnya permintaan dari mitra bisnis, reseller, maupun pemakai.

Tidak hanya PSBB, ada pula kebijakan pemerintah yang lainnya yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pelaksanaannya pertama kali pada tanggal 11 hingga 25 Januari 2021.

PPKM dilaksanakan berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2021 dan diberlakukan di wilayah Jawa dan Bali. Perbedaan PSBB dengan PPKM yaitu yang mengatur PSBB itu pemerintah daerah sedangkan PPKM itu pemerintah pusat sehingga pemberlakuannya dilakukan serentak sesuai tanggal yang ditentukan.

PPKM terdiri dari jilid 1-4 hingga darurat. Peraturan PPKM ini membatasi tempat kerja atau perkantoran dengan menerapkan Work From Home (WFH), pelaksanakan kegiatan belajar mengajar secara online atau daring, kegiatan pada pusat perbelanjaan seperti mal, pusat perdagangan, toko ditutup dan masih banyak lagi.

Peraturan PPKM ini lebih ketat sehingga tidak adanya ruang untuk berkeliling bagi pengusaha UD Perdana dalam mencari mitra bisnis, reseller, dan pemakai. Jangankan untuk berkeliling, pusat perbelanjaan saja pada tutup. Hal inilah yang membuat penjualan semakin merosot bahkan 50% dari biasanya. Mitra bisnis tidak bisa mengambil banyak karena beberapa dari mereka ada yang menutup tokonya. Begitupun apabila masih buka, pembeli sedikit karena ada aturan stay at home.

Maka dari itu, mitra bisnis hanya mengambil seminggu sekali atau dua minggu sekali, padahal sebelum pandemi covid-19 dalam seminggu bisa mengambil 2x. mitra bisnis tidak menyetok banyak di toko karena adanya peraturan PPKM untuk menutup toko sementara, jika sudah buka itu pun pembeli hanya sedikit. Jadi mitra bisnis menyesuaikan kondisi.

c. Perubahan Sosial

Dari ruang lingkup terkecil dalam kehidupan sehari-hari hingga ruang lingkup perubahan sosial yang signifikan yang mengubah struktur sosial masyarakat Indonesia, perubahan sosial yang dibawa oleh covid-19 terlihat. Pertama, pergeseran sederhana adalah salah satu yang mempengaruhi struktur sosial tetapi tidak memiliki efek nyata pada komunitas yang lebih besar. Penyesuaian kecil ini biasanya dilakukan oleh individu dan berlangsung di ranah pribadi. Misalnya, dalam kasus pandemi covid-19, perubahan sosial kecil ini

mengharuskan individu mengikuti tindakan pencegahan termasuk mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kontak dekat.

Kedua, perubahan sosial yang signifikan yang mengubah komponen fundamental dari struktur sosial terkadang menimbulkan konflik untuk waktu yang singkat sebelum menghilang hingga perubahan tersebut diterima oleh masyarakat. Misalnya, perubahan sistem kerja, belajar, dan lainnya yang sebelumnya dilakukan secara langsung kini harus dilakukan secara online menggunakan alat-alat seperti Zoom, Google Meet, dan program telekonferensi video lainnya.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan penyesuaian ini secara signifikan dan formal. Karena persyaratan secara legal, tidak dapat dihindari bahwa para pendidik di berbagai daerah di Indonesia akan mengadopsi reformasi.

Perubahan sosial ranah lingkup besar ini memengaruhi penjualan di UD Perdana. Hal ini dikarenakan produk di UD Perdana dominan untuk segmentasi siswa, mahasiswa dan pekerja. Produknya digunakan untuk sekolah, kuliah dan dinas. Sedangkan dengan adanya peraturan terbaru Kemendikbud terkait tanggapan terhadap pandemi covid-19 mengharuskan pelajar maupun guru atau dosen untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dari luar jaringan (luring) menjadi

daring. Maka dari itu, dengan adanya kebijakan ini sangat memengaruhi jumlah permintaan.

Alas kaki yang diproduksi ada kaitannya dengan pemakai yang mana menyesuaikan aktivitasnya. Semisal aktivitasnya beralih di rumah saja, jadi tidak begitu memerlukan sepatu. Tentunya hal ini yang membuat pembeli tidak membeli sepatu. Segala kegiatan outdoor menjadi berhenti. Biasanya ada reseller membeli sepatu untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan menyeragamkan alas kaki. Namun dengan adanya peraturan tersebut, KKN dilaksanakan secara daring sesuai daerahnya masing-masing. Alhasil tidak ada pembelian alas kaki di UD Perdana.

Contoh lainnya yaitu kegiatan karang taruna (kartar), biasanya ada reseller yang membeli dalam jumlah sesuai anggota kartar. Namun dengan adanya perubahan sosial, kegiatan di luar terhenti sehingga terganti menjadi kegiatan secara virtual mengkaji materi saja. Ada pula contoh lain yaitu organisasi paskibraka yang mana biasanya membeli sepatu secara berseragam. Namun setelah adanya peraturan tadi, sehingga terhenti kegiatan latihan paskibraka. Maka dari itu tidak memerlukan sepatu.

Segmentasi produk UD Perdana untuk siswa, mahasiswa, pekerja maupun anggota organisasi yang biasa menyeragamkan alas kaki, menjadi berhenti membeli sepatu maupun sandal. Maka dari itu, faktor penghambat perubahan sosial ini sangat berdampak pada UD Perdana.

Begitupun pada UD Athyyah juga mengalami dampak serupa karena segmentasinya juga sama. Tidak hanya itu, segmentasi di UD Athyyah untuk orang berusia lanjut usia (lansia) yaitu mulai 45 tahunan.

Tentunya banyak lansia yang tidak keluar rumah karena tetap di rumah (stay at home).

d. Perkembangan Teknologi

Faktor penghambat selanjutnya yaitu perkembangan teknologi.

Perkembangan teknologi semakin masif beriringan dengan adanya perubahan sosial. Perubahan sosial terjadi sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi. Komunikasi digital sangat berkontribusi besar. Masyarakat tetap bisa berkomunikasi melalui berbagai kecanggihan media telekomunikasi saat ini.

Media-media yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi, dan media media pembelajaran. Jembatan komunikasi melalui media-media tersebut memberikan edukatif, informati, dan persuasif. Media yang dimaksud digunakan tanpa melakukan kontak fisik diantaranya whatsapp, twitter, facebook, instagram, tiktok, shopee, tokopedia, dan lain-lain. Teknologi saat ini sudah berkembang pesat sehingga masyarakat tetap dapat saling terhubung tanpa harus secara fisik berada di dalam ruangan atau tempat yang sama.

Perubahan komunikasi yang semula secara tatap muka menjadi virtual, tentu perlu memakai media sebagai sarana komunikasi.

Ternyata sosial media ini kurang bisa dipahami oleh pengusaha UD Perdana. Pengusaha ada keterbatasan usia, sehingga setelah diajari terkait sosial media langsung lupa. Tidak ada karyawan lamanya yang juga memahami sosial media. Pengusaha juga tidak bisa mengambil karyawan baru karena pemasukan sedikit. Jangkan mengambil karyawan baru, karyawan lama banyak yang keluar.

Pengusaha UD Perdana kurang menguasai sosial media karena sering kebingungan dalam memahami fitur-fitur yang ada di sosial media. Pengusaha UD Perdana hanya bisa menggunakan sosial media whatsapp itupun untuk berkomunikasi dengan mitra bisnis, reseller, maupun pemakai melalui telepon. Terkadang pengusaha UD Perdana mengupload foto atau video produknya di snap whatsapp.

Tidak hanya di whatsapp, pengusaha berusaha belajar menggunakan sosial media Instagram untuk berjualan. Pengusaha mengupload foto atau video produk maupun testimoni dari pembeli.

Namun, instagramnya kini tidak difokusi karena kurang paham dalam menggunakan sosial media.

Tentu dengan adanya keterbatasan penguasaan sosial media ini memengaruhi jumlah penjualan, terlebih pada masa pandemi covid-19.

Hal ini dikarenakan saat pandemi covid-19, masyarakat melakukan social distancing tentunya harus menggunakan sosial media dalam berkomunikasi. Jika pengusaha tidak bisa menguasai sosial media,

maka tidak bisa menjual produknya di shopee, tiktok, Tokopedia, dan lain sebagainya. Maka dari itu, penjualan mengalami penurunan.

155 BAB V PENUTUP A. Simpulan

1. Upaya Pengusaha UMKM membangun komunikasi dengan mitra bisnisnya dalam mempertahankan eksistensi pada masa pandemi covid-19 yaitu dengan strategi komunikasi bisnis. Strategi komunikasi bisnis ini ada 3 yaitu strategi perubahan pengetahuan yang mana targetnya kesadaran pembeli, strategi perubahan perhatian yang mana targetnya perhatian pembeli terhadap produk dan strategi perubahan perilaku yang mana targetnya mendapatkan loyalitas dari pembeli. Cara tersebut dilakukan oleh Pengusaha Usaha Dagang Perdana dan Usaha Dagang Athyyah. Pada Usaha Dagang Perdana, lebih menguatkan mitra bisnis lama dan pelanggan. Tidak hanya itu, pengusaha UD Perdana berusaha mencari pembeli dan mitra bisnis atau reseller baru. Sedangkan pengusaha UD Athyyah mencari mitra bisnis dan pembeli baru.

2. Strategi komunikasi bisnis Pengusaha UMKM dalam mempertahankan eksistensi pada masa pandemi covid-19 yaitu menggunakan strategi komunikasi bauran pemasaran (marketing mix). Strategi ini pada UD Athyyah pada strategi product yaitu membuat inovasi jenis produk baru yang terbuat dari sintetis dengan merek baru pula. Strategi price yaitu lebih murah jika mengambil langsung di lokasi. Strategi promotion yang sebelumnya menggunakan cara konvensional personal selling menjadi periklanan digital. Strategi place fleksibilitas dalam distribusi maupun

pengambilan secara langsung. Sedangkan pada UD Perdana pada strategi product yaitu membuat inovasi merek, model dan tipe produk baru.

Strategi price yaitu mematok harga yang murah karena mengambil laba sedikit. Strategi promotion menggunakan personal selling ke pembeli baru. Namun ada juga promosi tersirat dari pelanggan yaitu dengan cara mouth to mouth atau mulut ke mulut. Strategi place fleksibilitas dalam distribusi maupun pengambilan secara langsung.

3. Faktor yang menghambat Pengusaha UMKM dalam mempertahankan eksistensi pada masa pandemi covid-19 ada 4 yaitu lingkungan pangsa pasar yang mana adanya penurunan omzet karena menurunnya permintaan pasar, kebijakan pemerintah yang mana adanya kebijakan PSBB dan PPKM, perubahan sosial yang mana adanya perubahan sistem kerja atau belajar harus WFH, dan perkembangan teknologi yang mana awalnya tatap muka berubah menjadi virtual karena digitalisasi.