• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Pembinaan

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan ada faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat. Dalam program pembinaan muallaf di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta. Ada faktor-faktor yang mendukung komunikasi dan ada pula yang menjadi penghambat komunikasi.

1. Faktor pendukung komunikasi program pembinaan muallaf, yakni:

a. Pembina

Dalam hal ini pemberian materi dari Pembina (Ustadz Anwar) sudah sistematis, dalam arti Pembina memberikan pengertian-pengertian tentang Islam terlebih dahulu. Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) sebelum pembinaan dimulai.

b. Dana

Dana untuk pembinaan disediakan oleh Masjid Agung Sunda Kelapa, sehingga program pembinaan muallaf tidak dipungut biaya.

c. Fasilitas

1). Fasilitas media, diantaranya; OHP, Pemutaran film, dan lain-lan.

2). Fasilitas ruangan khusus program pembinaan muallaf di mana ruangannya ada AC, kursi, meja, papan tulis, spidol, penghapus, buku-buku dan perlengkapan lainnya.

2. Faktor penghambat komunikasi program pembinaan muallaf, yakni:

a. Hambatan Waktu

Program pembinaan muallaf dilakukan 2 pekan sekali, mengakibatkan muallaf lambat untuk mengetahui ajaran-ajaran Islam. Dan para muallaf yang jarak rumahnya jauh sulit untuk bertemu. Serta kesibukan para muallaf yang sulit untuk mengikuti program pembinaan ini.

b. Hambatan Kerangka Berfikir

Rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan komunikan terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi, misalnya latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda.11

11

Setipa muallaf mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda, ada yang cepat memahami apa yang disampaikan ini dilihat dari perbedaan latar belakang dari muallaf. Banyak muallaf yang belum mengerti agama Islam dan akan belajar untuk mengerti dan memahami agama Islam. Ada yang mudah memahami apa yang disampaikan oleh Pembina dan ada juga yang lambat memahami apa yang telah diberikan oleh Pembina, sehingga kesulitan untuk menerima materi.

Pola pikir dari muallaf yang baru belajar dan akan mengenal Islam memiliki daya tangkap serta pemahaman terhadap materi pelajaran yang diterima berbeda-beda sehingga ada saja terjadi penafsiran. Adanya perbedaan pola pikir para muallaf tentang cara memahami materi dan sikap aktualisasi seorang muslim yang akan dipahami, sehingga ada pertanyaan-pertanyaan dari muallaf yang dilontarkan kepada Pembina.12

c. Hambatan Psikologi

Pada muallaf hambatan secara psikologi ada yang mengalami kecemasan, rasa minder yang dihadapi pada saat menjadi muallaf. Pada saat perpindahan agama Islam berbeda dengan agama yang sebelumnya tidak dapat diterima oleh keluarga dan lingkungannya. Rasa kecemasan itu bisa dihadapi dengan selalu shering atau

12

berkonsultasi kepada Pembina. Untuk segala permasalahan yang dihadapi dan adanya dukungan, cerita, pengalaman serta motivasi yang positif dari sesama muallaf yang berpengalaman serta Pembina yang memberikan dapat menjadi suatu keyakinan bagi muallaf untuk tetap teguh pada keyakinan agama Islam dan menjalankan syariat Islam dan menjalankan aktivitas seorang muslim dalam keluarga dan lingkungan.13

13

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang pola komunikasi antara pembina dan muallaf pada program pembinaan muallaf di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada sesi pertama dengan materi pengertian Islam, pembina menggunakan pola roda, dimana pembina berkomunikasi kepada para muallaf, dan di dalam komunikasi tersebut tidak ada komunikasi dua arah, atau tidak ada yang bertanya melainkan Pembina hanya memberikan materi-materi saja. Komunikasi tersebut dinamakan komunikasi satu arah. Pola komunikasi yang ada pada sesi kedua dengan materi rukun Islam dan sesi ketiga dengan materi rukun iman yaitu pola bintang yakni semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota maksudnya pembina-muallaf, muallaf-pembina, muallaf-muallaf. Hubungan ini merupakan hubungan yang paling efektif. Muallaf dapat mengadakan hubungan yang tidak terbatas. Pembina dapat mengetahui apakah pelajaran dan bimbingannya dapat dimengerti dan diterima oleh muallaf. Kalau ada hal yang tidak diterima oleh muallaf dapat didiskusikan. Pola bintang ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua pihak terlibat di dalamnya. Komunikasi yang dilakukan oleh pembina bersifat persuasif. Komunikasi di kelompok ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang terlibat dalam kelas pembinaan dapat menjadi komunikator maupun komunikan, meskipun tetap pembina yang menjadi

untuk saling berbagi cerita serta pengalaman berkaitan tentang bagaimana mereka menjadi seorang muallaf. Program pembinaan muallaf ini juga menggunakan komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication), yaitu komunikasi yang terjadi antara seorang muallaf dengan Pembina. Dalam pembinaan ini diberikan sesi konsultasi pada sesi ke tiga. Adapun permasalahan yang dibahas beragam dari masalah pribadi, keluarga, keyakinan dan hal-hal yang berkaitan tentang Islam. Komunikasi yang terbentuk dalam bentuk sharing ini selain menceritakan permasalahan juga saling menemukan solusi yang terbaik.

2. Faktor pendukung komunikasi program pembinaan muallaf, dalam hal ini pertama, dari Pembina pemberian materi sudah sistematis dan pesan yang disampaikan terencana. Kedua, dana untuk program pembinaan disediakan oleh Masjid Agung Sunda Kelapa, sehinga program pembinaan muallaf tidak dipungut biaya. Ketiga, fasilita media sperti OHP dan pemutaran film serta failitas ruangan khusus program pembinaan muallaf. Faktor penghambat komunikasi program pembinaan muallaf, dalam hal ini pertama, hambatan waktu, di mana program pembinaan muallaf yang dilaksanakan dua minggu sekali mengakibatkan muallaf lambat untuk mengetahui ajaran-ajaran Islam. Kedua, hambatan kerangka berpikir, di mana pola pikir dari muallaf yang baru belajar dan akan mengenal Islam memiliki daya tangkap serta pemahaman terhadap materi pelajaran yang diterima berbeda-beda, ada yang mudah memahami apa yang disampaikan oleh Pembina dan ada juga yang lambat memahami apa yang telah diberikan oleh Pembina. Ketiga, hambatan psikologi, di mana muallaf yang yang mengalami kecemasan, rasa minder yang dihadapi pada

B. Saran

1. Kepada lembaga Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta hendaklah untuk selalu memberikan informasi yang lengkap melalui internet agar semua orang yang berada di mana saja bisa megetahui kegiatan yang ada di Masjid Agung Sunda Kelapa.

2. Kepada kepala pembinaan muallaf di Masjid Agunga Sunda Kelapa Jakarta hendaklah pembina lebih memperhatikan muallaf yang baru. Sebagai orang awam yang ingin mempelajari dan memahami ilmu tentang keislaman. Untuk muallaf yang lama agar tidak jenuh dengan segala kegiatan, maka dalam mengaplikasikan pengetahuan keislamannya dengan observasi ke tempat-tempat bernuansa Islam untuk menambahkan kecintaan dan pengetahuan tentang agama Islam

87

Barong, Haidar, Umar bin Khatab Dalam Perbincangan, Jakarta, Yayasan Cipta Perada Indonesia,

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007

Dahlan, Abdul Azis, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta, PT Ictiar Baru Van Hoeve, 1997

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1996

Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004

---, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, Alumni, 1986

---, Spectrum Komunikasi, Bandung, Mandar Maju, 1992

---, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2002

---, Kepemimpinan dan Komunikasi, Yogyakarta, al-Amin Perss, 1996

Lestari, Ending dan Malik, Komunikasi yang Efektf, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara, 2003

Liliweri, Alo, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007

Mangunhardjana, Pembinaan Arti dan Metodenya, Yogyakarta, Kanisius, 1986

Masyah, Syarief Hade, Hikmah di Balik Hukum Islam, Jakarta, Mustaqim, 2002

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta, Bumi Aksara, 2009

Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2007

---, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2002

Roestandi, Ahmad, Ensiklopedi Dasar Islam, Jakarta, Pradaya Paramita, 1993

Rumanti, Maria Assumpte, Dasar-dasar Publik Relations Teori dan Praktis, Jakarta, Grasindo, 2002

Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta, 1998

Susanto, Phil Astrid S, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung, Bina Cipta, 1998

Widjaja, H.A.W, Ilmu Komunikasi Pengatar Studi, Jakarta, Rineka Cipta, 2002

---, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta, Bumi Aksara, 1997

Pembina memutarkan gambar sekaligus menjelaskan apa yang ada di gambar tersebut dengan menggunakan OHP.

Terjadi komunikasi antara pembina-muallaf, muallaf-pembina, muallaf-muallaf.

Pembina memutarkan film mengenai kehidupan Islam pada sesi kedua dan ketiga dengan menggunakan pola bintang.

Proses pengislaman di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta

Dokumen terkait