• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2. Unsur-Unsur dan Bentuk Komunikasi

a. Unsur-unsur Komunikasi

Proses komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya.11Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa, lambang lain yang sering dipergunakan untuk menyatakan suatu pernyataan ialah gerakan anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya.

Dari berbagai pengertian komunikasi di atas, tampak adanya komponen atau unsur-unsur yang mencakup di dalamnya yang merupakan syarat terjadinya komunikasi. Unsur-unsur komunikasi tersebut adalah:

1). Komunikator

Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan. Komunikator memiliki fungsi sebagai encoding yakni orang yang memformulasikan pesan atau informasi yang kemudian akan disampaikan kepada orang lain. Komunikator sebagai bagian yang paling menentukan dalam berkomunikasi dan unutk menjadi seorang komunikator itu harus

11

mempunyai persyaratan dalam memberikan komunikasi untuk mencapai tujuan. Sehingga dari persyaratan tersebut mempunyai daya tarik tersendiri komunikan terhadap komunikator.

Komunikator sebagai unsur yang sangat menentukan proses komunikasi harus punya persyaratan dan menguasai bentuk, model dan strategi komunikasi untuk mencapai tujuannya. Faktor-faktor tersebut akan dapat menimbulkan kepercayaan dan daya tarik komunikan kepada komunikator.

Komunikator berfungsi sebagai encoder yakni sebagai orang yang memformulasikan pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain, orang yang menerima pesan ini adalah komunikasi yang berfungsi sebagai decoder yakni menerjemahkan lambang-lambang pesan ke dalam konteks pengertiannya sendiri.12

Syarat-syarat yang diperlukan oleh komunikator diantaranya:

a). Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikan.

b). Kemampuan berkomunikasi.

c). Mempunyai pengertahuan yang luas.

d). Sikap.

12

Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta: al-Amin

e). Memiliki daya tarik, dalam arti memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau perubahan pengetahuan pada diri komunikan.13

Dari beberapa syarat dan pengertian komunikator di atas, tentunya seorang komunikator harus dapat memposisikan dirinya sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Dalam menghadapi komunikan, seorang komunikator harus bersikap empatik, artinya ketika ia sedang berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, bingung, marah, sedih, sakit, dan lain sebagainya maka ia tetap harus menunjukkan sikap empatiknya tersebut.

2). Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan harus mempunyai inti pesan sebagai pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan yaitu pernyataan yang disampaikan oleh komunikator yang didukung oleh lambang. Pada dasarnya pesan yang disampaikan oleh komunikator itu mengarah pada usaha mencoba mempengaruhi atau mengubah sikap dan tingkah laku komunikannya. Penyampaian pesan dapat dilakukan secara lisan atau melalui media.

Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat beruapa ide, informasi, keluhan,

13

keyakinan, imbauan, anjuran, dan lain sebagainya. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, tetapi perlu diperhatikan dan diarahkan kepada tujuan akhir dari komunikasi.14

Adapun pesan yang dianggap berhasil disampaikan oleh komunikator harus memenuhi beberapa syarat berikut ini:15

a). Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik serta sesuai dengan kebutuhan pembaca.

b). Pesan dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak.

c). Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan.

Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi:16

a). Umum: berisikan hal-hal umum dan mudah dipahami oleh komunikan atau audiense, bukan soal-soal yang hanya dipahami oleh seorang atau sekelompok tertentu.

14

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 6 15

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 15 16

b). Jelas dan gamblang: pesan yang disampaikan tidak samar-samar. Jika mengambil perumpamaan diusahakan contoh yang senyata mungkin, agar tidak ditafsirkan menyimpang dari yang dikehendaki.

c). Bahasa yang jelas: sejauh mungkin menggunakan istilah-istilah yang mudah dipahami oleh si penerima atau pendengar. Bahasa yang digunakan jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah dan kondisi di mana komunikator berkomunikasi.

d). Positif: secara kodrati manusia tidak ingin mendengarkan dan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu, setiap pesan agar diusahakan dalam bentuk positif.

e). Seimbang: pesan yang disampaikan oleh komunikator pada komunikan dirumuskan sesuai dengan kemampuan komunikan menafsirkan pesan tersebut. Artinya agar komunikan bisa menafsirkan pesan tersebut seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan, sehingga pesan tidak berubah maknanya.

f). Penyesuaian dengan keinginan komunikan: orang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang disampaikan oleh komunikator selalu mempunyai keinginan tertentu. Misalnya; pesan yang ditujukan kelompok petani yang buta huruf, haruslah dirumuskan sedemikian rupa, sehingga para petani tersebut mampu menafsirkannya, seperti yang diharapkan oleh pengirim pesan. Untuk itu, maka pengirim pesan harus mengenal situasi dan kondisi sasaran.

Ada beberapa bentuk pesan, diantaranya:

a). Informatif, adalah memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.

b). Persuasif, adalah dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan berupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan ini adalah kehendak sendiri.

c). Koersif, adalah dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya terkenal dengan agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin di antara sesamanya dan pada kalangan publik. 17

3). Media

Media merupakan sarana atau saluran yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Atau sarana yang digunakan untuk memberikan feedback dari komunikan kepada komunikator. Media sendiri merupkan bentuk jamak dari kata medium, yang artinya perantara, penyampai atau penyalur.18

a). Komunikan

17

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,

1997), h. 14 18

Ending Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif : Bahan Ajar Diklat Prajabatan

Komunikan merupakan orang yang menerima pesan. Fungsinya sebagai decoding, yaitu orang yang menginterpretasikan, menerjemahkan dan menganalisis isi pesan yang diterimanya. Jika komunikan dapat memberikan reaksi atau umpan balik, maka akan terjadi komunikasi dua arah.

b). Efek

Efek komunikasi yang timbul pada diri komunikan bergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Efek merupakan dampak atau hasil sebagai pengaruh dari pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Hal yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan efek atau dampak tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:

a). Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

b). Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi bergerak hatinya menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

c). Dampak behavioral yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.19

b. Bentuk-bentuk Komunikasi

Komunikasi dapat digolongkan dalam empat bentuk, yaitu; komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi medio.20 Maka dari segi sasaranya komunikasi ditujukan atau diarahkan ke dalam:

1). Komunikasi Pribadi (Personal Communication)

Komunikasi pribadi, terbagi dua macam, diantaranya:

a). Komunikasi Intrapersona

Menurut Wilbur Schrarmm, yang dikutip oleh Phil. Astrid S. Susanto, bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan untuk mengambil keputusan menerima ataupun menolaknya akan mengadakan terlebih dahulu suatu ‘komunikasi dengan dirinya’. Khusunya menimbang untung rugi usul yang diajukan oleh komunikator.21

19

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 7 20

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002), h. 7 21

Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.

b). Komunikasi antarpersona

Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi antarpersona adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan.22 Komunikasi antarpersona dampaknya dapat dirasakan pada waktu itu juga oleh pihak yang terlibat.23

Hubungan antarpersona adalah hubungan yang langsung, keuntungan dari padanya ialah bahwa reaksi atau arus balik dapat diperoleh segera. Dalam hubungan antarpersona, proses komunikasi semakin jelas dan dalam komunikas antarpersona, komunikan dapat memberi arus balik secara langsung kepada komunikator.

22

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 23 23

Maria Assumpte Rumanti, Dasar-dasar Publik Relations Teori dan Praktis, (Jakarta:

2). Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.24

Komunikasi kelompok terbagi dua, yaitu:

a). Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil adalah kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal dengan lain perkataan dalam komunikasi kelompok kecil. Komunikator dapat melakukan komunikasi intrapersonal dengan salah satu anggota kelompok.25 Banyak kalangan menilai komunikasi kelompok kecil ini sebagai tipe komunikasi antarpribadi karena; pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong di mana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi situasi. Dan ketiga, sumber dan penerima sulit diidentifikasi, dalam artian semua anggota bisa menjadi sumber dan juga sebagai penerima.

24

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1986), h. 5 25

Dalam situasi kelompok kecil, seorang komunikator haruslah memperhatikan umpan balik dari komunikan sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya. Karena komunikasi kelompok kecil bersifat tatap muka, maka tanggapan komunikan dapat segera diketahui.

b). Komunikasi Kelompok Besar

Komunikasi kelompok besar adalah proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

Komunikasi kelompok besar mempunyai ciri-ciri yaitu; dalam komunikasi ini penyampaian pesan berlangsung secara kontinyu, dapat diidentifikasi siapa yang pembicara dan siapa pendengarnya. Interaksi antara sumber dan penerima sangat terbatas, dan jumlah khalayak relative besar. Sumber sering kali tidak dapat mengidentifikasi satu persatu pendengarnya.26

3). Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa, misalnya: pers, radio, film dan televisi.27

26

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 34-35 27

Komunikasi massa sangat efisien, karena dapat menjangkau daerah yang luas dan audiensi yang praktis tidak terbatas, namun komunikasi massa kurang effektif dalam pembentukan sifat personal.

Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri, yaitu; komunikasi massa berlangsung satu arah, komunikator pada komunikasi massa lembaga, pesan pada komunikasi massa bersifat umum, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan komunikan, komunikasi massa bersifat heterogen. 28

Komunikasi massa mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:

a). Pesan komunikasi massa sifatnya, yakni pesan komunikasi sifatnya terbuka untuk semua orang menyangkut kepentingan orang banyak.

b). Audience komunikasi massa bersifat heterogen.

c). Penyampaian pesan komunikasi massa menimbulkan keserempakan, yakni kontak dengan sejumlah besar penduduk tersebut dalam jarak yang sangat jauh, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan tempat terpisah.

d). Hubungan komunikan dengan komunikator bersifat non pribadi, maksudnya diantara mereka tidak ada saling kenal, karena teknologi dari penyebaran yang massal.

28

e). Biasanya komunikasi massa berlangsung satu arah.

f). Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisir.

g). Penyampaian pesan komunikasi massa dilakukan secara berkala.29

4). Komunikasi Medio

Komunikasi medio adalah komunikasi yang maknanya sama dengan media umum, yaitu media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi. Contohnya; surat, telepon, pamphlet, poster, spanduk, brosur, telegraf, telex. 30

a). Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupun secara tulisan.31 Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.

Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif adalah penting bagi Pembina dan muallaf. Dengan adanya komunikasi verbal memungkinkan pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku untuk mencapai tujuan. Suatu sistem kode verbal disebut

29

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 113-114 30

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.7 31

bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.

Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Adapun komunikasi tulisan yaitu komunikasi yang disampaikan berupa simbol-simbol. Komunikasi tertulis dapat berupa surat, memo, buku petunjuk, gambar. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa percakapan interpersonal secara tatap muka, dan bisa juga melalui telepon, radio, televisi dan lain-lain.

b). Komunikasi Non verbal

Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.

Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara.32

Ada beberapa bentuk komunikasi non verbal, diantaranya:

(1). Kinesik, adalah yang berkaitan dengan bahasa tubuh, yang terdiri dari posisi tubuh, orientasi tubuh, penampilan wajah, gambaran tubuh, dan lain-lain. Tampaknya ada perbedaan antara arti dan makna dari gerakan-gerakan tubuh atau anggota tubuh yang ditampilkan tersebut.

(2). Okulesik, adalah studi tentang gerakan mata dan posisi mata.

(3). Haptik, adalah tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana seseorang memegang atau merangkul orang lain.

(4). Proksemik, adalah tentang hubungan antar ruang, antar jarak dan waktu komunikasi.

(5). Kronemik, adalah tentang konsep waktu

(6). Tampilan, adalah cara bagaimana seseorang menampilkan diri telah cukup menunjukkan atau berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi tentang pribadi

(7). Posture, adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri atau duduk

32

(8). Pesan-pesan para linguistic antar pribadi adalah pesan komunikasi yang merupakan gabungan antar perilaku verbal dan non verbal.33

Ada tiga fungsi yang diperankan pesan non verbal, yaitu:

(1). Sebagai pengganti pesan verbal, seperti aba-aba yang dipakai dalam melaksanakan upacara-upacara, pesta olah raga.

(2). Sebagai fungsi memperkuat pesan verbal, contoh selain diucapkan mohon perhatian dan pengertian terhadap persoalan tersebut seraya bersalaman atau menundukkan kepala.

(3). Mempunyai tujuan menidakkan kata-kata yang diucapkan, contoh seorang bapak yang memberi komentar terhadap nilai buruk anaknya “kamu ini memang anak yang rajin sekali belajar! Tetapi wajah bapak merah dan menakutkan.”

Berlangsungnya komunikasi itu adalah jika antara komunikator dan komunikan mengadakan kesamaan makna atau arti dengan orang yang diajak berkomunikasi. Karena pada hakekatnya adalah membuat komunikator dan komunikan sama-sama sesuai dalam memberi arti lambang yang dikomunikasikan. Sama atau sesuai di sini dalam arti pesan yang sedang dibahas berdua, bukan pada keseluruhan pengalaman atau pengetahuan keduanya.

33

Alo liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Wilbur Schramm dalam karyanya, “ Communication Research In The United States” menyatakan, bahwa; komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan frame of reference yakni pengalaman dan pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan. 34

Adapun proses pelaksanaan komunikasi, dapat berlangsung secara:

(1). Primer, yakni proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media, seperti bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain-lain. Yang dilakukan secara langsung, tanpa ada media lain atau yang kedua sebagai alat penyampai. Pikiran dan perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain, apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer tersebut, yakni lambang-lambang. Lambang bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena hanya bahasalah yang mampu ‘menerjemahkan’ pikiran seseorang yang abstrak sekalipun.

Isyarat, gambar dan yang lainnya, memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang, sehingga terekspresikan secara fisik. Namun melambaikan tangan, memainkan jari jemari, atau mengedipkan mata, hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja sesuai dengan orang yang mempunyai kesamaan makna.

34

Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar.

(2). Sekunder, yakni proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Penggunaan media kedua ini, bisa dikarenakan sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media tersebut bisa berupa: surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, TV, dan lain sebagainya. 35

Tujuan dari proses sekunder menurut Edward Safir adalah untuk:

(a). Mencapai masyarakat lebih luas, artinya mencapai komunkan yang lebih luas daripada yang dimungkinkan oleh komunikasi langsung.

(b). Memungkinkan imitasi lebih banyak orang (secara tidak langsung), yaitu jumlah komunikan lebih luas daripada dalam proses primer.

(c). Mengatasi batas-batas komunikasi yang dapat diadakan oleh adanya batas ruang (geografis) dan batas ruang serta waktu. Dengan demikian

35

maka menurut Safir komunikasi sekunder mengadakan proses primer yang baru, memperbaiki dan mengatasi kekurangan-kekurangan proses primer dan memperbanyak proses komunikasi yang akan terbatas kalau hanya mempergunakan komunikasi langsung.

Secara teknis hal ini berarti bahwa:

(a). Komunikasi dengan generasi-generasi yang belum dilahirkan sudah dimungkinkan (dokumentasi dalam film pita rekaman, piring hitam dan lain-lain yang dapat dipancarkan melalui media massa waktu siaran).

(b).Mengadakan komunikasi dengan daerah-daerah yang geografis berjauhan.

(c). Memungkinkan adanya akulturasi.

(d). Mengadakan dan memungkinkan integrasi kaum terpelajar, khususnya dalam bidang ilmiyah yang sama dan karenanya membentuk suatu masyarakat ilmiyah.36

Karena media mempunyai kemampuan-kemampuan ini, maka akhirnya media dapat mempunyai akibat yang sangat luas bagi kehidupan manusia, melalui media (dokumentasi), maka kemampuan untuk mengubah melalui komunikasi makin besar. Dan dengan media manusia

36

semakin merasa mempunyai kesempatan untuk memperluas pengetahuannya.

Sementara untuk mengukur keberhasilan komunikasi yang dilakukan, maka harus ada arus balik yang diberikan oleh komunikan, yang dalam bahasa Inggris arus balik itu disebut dengan istilah feedback yang diterjemahkan dengan arus balik atau umpan balik atau respon, istilah ini berasal dari teori sibernetika yaitu, suatu cabang dari ilmu teknik mesin yang berhubungan dengan sistem kontrol. Sistem ini mengontrol suatu operasi dengan menggunakan informasi mengenai efek.

Dengan demikian, kedudukan feed back dalam komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting, sebab ia menerangkan kepada komunikator bahwa pesannya dapat diterima dan ditanggapi oleh komunikan. Jika tidak diketahui feed backnya maka sulit untuk mengukur, apakah pesan dapat diterima atau tidak dan yang pasti akan terus menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Feed back yang dapat diartikan sebagai respons, umpan balik dan peneguhan adalah pesan dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberi tahu sumber tentang reaksi penerima dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan pelilaku selanjutnya. 37

Adapun feed back ini mempunyai beberapa kategori, yakni:

37

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1985), h.

(1). Feed back menurut bentuknya, terbagi dua, yakni:

(a). Secara verbal, yaitu sesuatu yang diungkapkan atau dinyatakan dengan secara tertulis atau dengan lisan.

(b). Secara non verbal, yaitu sesuatu yang diungkapkan dengan tidak tertulis dan lisan, melainkan dengan isyarat, kode-kode signal dan lain-lain.

(2). Feed back menurut macamnya, terbagi dua, yakni:

(a). Positif, yaitu sesuatu yang diinginkan oleh komunikator tercapai.

(b). Negatif, yaitu sesuatu yang diinginkan oleh komunikator tidak tercapai.

(3). Feed back menurut prosesnya, terbagi dua, yakni:

(a). Segera (Immediate), yaitu umpan balik yang diberikan secara langsung, tidak hambatan. Dan komunikasinya disebut two way communication.

(b). Tertunda (Delayed), yaitu umpan balik yang diberikan tertunda, karena biasanya menggunakan media massa. Dan komunikasinya disebut dengan one way communication.

(a). Internal, yaitu feed back yang diberikan oleh komunikator

Dokumen terkait