• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGARUH DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar PAK

Menurut Mahfudh Shalahuddin (1990:95), “minat dapat muncul ketika suatu objek berhubungan dengan fungsi-fungsi kebutuhan, cita-cita, keinginan, pengaruh kebudayaan, dan tersedianya kemungkinan mengembangkan pengalaman.” Berdasarkan pendapat tersebut minat dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern misalnya kebutuhan, cita-cita, dan keinginan. Sedangkan faktor ekstern misalnya pengaruh kebudayaan dan pengalaman.

Pernyataan pada angket nomor 29 sampai 36 dan pada kuesioner nomor 8 sampai 11 serta wawancara nomor 6 sampai 7 dalam penelitian ini hendak melihat apa saja faktor pendukung dan penghambat minat belajar PAK.

a. Faktor Pendukung dari Dalam dan Luar Diri Siswi

Pernyataan pada angket nomor 29 dan 30 sehubungan dengan minat belajar PAK yang bersumber dari dalam diri responden. Berdasarkan dua pernyataan tersebut, faktor dalam diri responden yang sangat berpengaruh adalah keinginan untuk memperdalam imannya dan pentingnya PAK sebagai bekal untuk masa depan.

Pada angket nomor 29, sebanyak 19,67% responden menjawab sangat mengalami bahwa dirinya berminat pada mata pelajaran PAK karena keinginan memperdalam iman. Hal ini didukung oleh responden sebanyak 54,09% yang juga mengalami. Jawaban responden pada angket nomor 29 yang mayoritas mengatakan ingin memperdalam iman, senada dengan jawaban pada kuesioner nomor 8 di mana dikatakan responden berminat pada mata pelajaran PAK karena: karena sesuai dengan agamanya (12 responden), rasa ingin tahu (11 responden), keinginan untuk dekat dengan Tuhan (8 responden), nilai kehidupan yang diajarkan baik (6 responden), keinginan menerapkan apa yang diajarkan dalam PAK (6 responden), motivasi diri (4 responden), suasana hati (1 responden), kasih dan rahmat Tuhan yang mengalir dalam dirinya (1 responden), mudah mempelajari materi (1 responden), terbiasa memperlajari Kitab Suci (1 responden), keinginan menjadi pribadi yang baik (1 responden).

Pernyataan pada angket nomor 30 sehubungan dengan pengalaman responden berminat pada mata pelajaran PAK karena penting untuk bekal hidup. Sebanyak 24,59% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 50,82% responden mengalami, sebanyak 18,03% ragu-ragu, dan sebanyak

6,56% kurang mengalami. Hal ini menunjukkan bahwa PAK dianggap penting untuk bekal hidup, maka responden berminat pada mata pelajaran PAK.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, faktor intern yang berupa kebutuhan dan keinginan diri sangat berperan. Kebutuhan dan keinginan diri tersebut dapat berasal dari kesesuaian dengan agama yang dipeluknya dan rasa ingin tahu. Hal ini sejalan dengan pendapat Suardiman (2008: 95) di mana minat dapat dibangkitkan karena faktor kebutuhan dan karena adanya hubungan dengan persoalan lampau. Dalam hal ini kebutuhan adalah rasa ingin tahu siswi akan ajaran agamanya dan rasa ingin dekat dengan Tuhan. Sedangkan persoalan masa lampau dalam hal ini sehubungan dengan agama yang telah dianut oleh siswi. Pengalaman siswi dalam hidup beragamanya tentu berhubungan dengan minatnya akan mata pelajaran PAK. Sedangkan jawaban responden yang menunjukkan keraguan dapat disebabkan karena faktor beda agama sebagaimana ditemukan juga dalam aspek leiturgia dan kerygma pada bagian 1c dan 1d.

Pernyataan pada angket nomor 31 sehubungan dengan responden berminat pada mata pelajaran PAK karena teman-teman. Sebanyak 3,28% responden sangat mengalami, sebanyak 18,03% mengalami, sebanyak 37,70% responden ragu-ragu, sebanyak 26,23% responden kurang mengalami, dan sebanyak 14,75% responden tidak mengalami. Sebaran data sebagian besar terletak pada opsi ragu-ragu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ajak teman-teman belum tentu membuat siswi berminat pada mata pelajaran PAK.

Keraguan mengenai peran teman dapat dijawab dengan jawaban responden pada kuesioner nomor 9, di mana 20 responden menyatakan berminat pada mata pelajaran PAK karena pengaruh orang terdekat. Hal yang serupa juga dikatakan oleh guru PAK pada wawancara nomor 7 di mana dikatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh adalah teman dan angkatan yang dapat menjadi penghambat maupun pendorong.

Pernyataan nomor 32 sehubungan dengan pengalaman responden berminat pada mata pelajaran PAK karena metode guru yang mengasyikan dalam mengajar. Sebanyak 11,47% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 44,26% responden mengalami, sebanyak 32,79% responden ragu- ragu, sebanyak 6,56% responden kurang mengalami, dan sebanyak 4,92% responden tidak mengalami. Pada item ini kembali penyebaran data terjadi secara rata. Mayoritas responden menjawab mengalami dan sangat mengalami, namun selisihnya sangat sedikit dengan responden yang ragu hingga tidak mengalami. Maka dapat disimpulkan, metode mengajar berpengaruh pada minat belajar mata pelajaran PAK namun tidak terlalu signifikan. Hasil wawancara dengan guru PAK pada nomor 6 mengatakan hal yang mendukung jawaban responden pada angket nomor 32. Beliau berpendapat bahwa faktor pendukung mata pelajaran PAK adalah kesiapan guru, metode yang tepat, materi, cara pendekatan guru ke siswi, dan sarana yang tersedia. Hal yang disampaikan oleh bu Heni ini menjadi faktor dari luar diri siswi yang mempengaruhi minatnya pada mata pelajaran PAK.

Berdasarkan pembahasan dari item nomor 29 hingga 32 di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung minat mata pelajaran PAK yang paling dominan adalah faktor intern, yaitu keinginan untuk memperdalam iman dan untuk bekal hidup. Faktor ekstern yang berpengaruh yaitu teman dan metode.

b. Faktor Penghambat dari Dalam dan Luar Diri Siswi

Pernyataan pada item nomor 33 sehubungan dengan pengalaman responden tidak berminat pada mata pelajaran PAK karena lebih berminat pada mata pelajaran lain. Sebanyak 6,56% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 32,79% responden mengalami, sebanyak 40,98% responden ragu-ragu, sebanyak 16,39% responden kurang mengalami, dan sebanyak 3,28% responden tidak mengalami. Penyebaran data pada item ini juga merata. Jawaban yang lebih dominan terletak pada opsi ragu-ragu hingga tidak mengalami. Responden yang menjawab mengalami dan sangat mengalami cukup signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor minat akan mata pelajaran lain cukup berperan untuk menghambat minat mata pelajaran PAK.

Pernyataan pada item nomor 34 sehubungan dengan pengalaman responden tidak berminat pada mata pelajaran PAK karena tidak sesuai dengan imannya. Sebanyak 3,28% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 13,11% responden mengalami, sebanyak 24,59% responden ragu-ragu, sebanyak 19,67% responden kurang mengalami, dan sebanyak 39,34% responden tidak mengalami. Faktor perbedaan iman juga muncul dalam jawaban kuesioner nomor 10. Sejumlah responden mengikuti mata pelajaran

PAK merupakan pelajaran wajib bagi sekolah di bawah Yayasan Katolik meski mereka non-Katolik. Pada awal tahun ajaran, orangtua siswi sudah diberi pengertian mengenai hal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAK, perbedaan agama bukan masalah yang berpotensi menghambat minat mata pelajaran PAK. Di sekolah ini memang ada siswi yang non-Katolik namun mereka dengan senang mengikuti mata pelajaran PAK, bahkan mereka semakin menghayati ke-non- Katolik-annya itu karena mereka didukung oleh teman-teman dan guru.Hasil tersebut menunjukkan bahwa masalah beda iman menjadi faktor yang menghambat minat mata pelajaran PAK namun tidak terlalu signifikan sebab yang menyatakan sangat mengalami dan mengalami jauh lebih kecil dari yang lain.

Pernyataan pada item nomor 35 sehubungan dengan apakah siswi mengalami bahwa dia tidak berminat pada mata pelajaran PAK karena jam pelajaran yang kurang strategis. Sebanyak 3,28% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 22,95% responden mengalami, sebanyak 21,31% responden ragu-ragu, sebanyak 22,95% responden kurang mengalami, dan sebanyak 24,59% responden tidak mengalami. Jawaban tersebar rata dalam item ini sama dengan pernyataan angket nomor 36.

Pernyataan pada item nomor 36 sehubungan dengan apakah siswi mengalami bahwa kondisi sekolah yang kurang kondusif menghambat minat belajar mata pelajaran PAK. Sebanyak 1,64% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 22,95% responden mengalami, sebanyak 26,23%

responden ragu-ragu, sebanyak 24,59% responden kurang mengalami, dan sebanyak 24,59% responden tidak mengalami.

Ketidakpastian data mengenai faktor ekstern yang berpengaruh terhadap minat pada mata pelajaran PAK dapat dijawab dengan jawaban responden pada kuesioner nomor 11. Faktor ekstern yang paling berpengaruh adalah faktor teman dan guru.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat minat akan mata pelajaran PAK yang cukup signifikan berasal dari dalam diri siswi, yaitu lebih berminat pada mata pelajaran lain. Sedangkan faktor perbedaan iman, jam pelajaran, dan kondisi sekolah tidak terlalu signifikan. Faktor ekstern yang berpengaruh yaitu teman dan guru.

Menanggapi pembahasan mengenai faktor pendukung dan penghambat minat belajar PAK di atas, tepatlah pendapat Siregar (2011: 178). Pertama, minat pembawaan yaitu minat yang muncul dan tidak dipengaruhi oleh faktor- faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. Kedua, minat yang muncul karena pengaruh dari luar di mana minat ini dapat berubah karena faktor lingkungan dan kebutuhan. Dalam hal penelitian ini, faktor pendukung minat belajar PAK dari dalam diri responden yang berpengaruh adalah keinginan memperdalam iman dan pentingnya PAK untuk bekal hidup. Faktor penghambat dari dalam diri responden adalah rasa malas (kuesioner nomor 10). Faktor guru dan teman dapat menjadi pendukung maupun penghambat.