• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan

Dalam pengimplementasian sebuah program pasti ada faktor- faktor yang mendukung berhasilnya suatu program agar terlaksana. Faktor-faktor yang mendukung implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar adalah adanya dukungan dari masyarakat setempat berupa memberikan sumbangan berupa gedung untuk pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar, dukungan RT dan perangkat desa setempat, selain itu adanya bantuan dari berbagai bantuan dari lembaga dan dinas setempat berupa bantuan falilitas untuk pembelajaran keaksaraan dasar.

Sebagaimana pernyataan ibu PK sebagai tutor keaksaraan dasar sebagai berikut:

“faktor pendukungnya yang pertama minat dari masyarakat yang mengikuti pendidikan keaksaraan dasar, kemudian adanya izin dari RT setempat, adanya pinjaman gedung untuk tempat pembelajaran keaksaraan dasar dari masyarakat yang juga tutor keaksaraan dasar, dan bantuan berupa buku bacaan dan alat tulis dari berbagai pihak terkait” (PK, 5 februari 2017).

Hal ini juga disampaikan oleh ibu SZ yang juga tutor keaksaraan dasar sebagai berikut:

“adanya fasilitas berupa buku pembelajaran keaksaraan dasar, adanya buku tulis dan alat tulis untuk dibagikan kepada warga belajar, adanya buku bacaan yang dapat menunjang pembelajaran, kita juga punya gedung untuk melaksanakan pembelajaran keaksaraan dasar dan kita mendapatkan dukungan dari RT setempat yang menyetujui diadakannya program keaksaraan dasar diwilayahnya” (SZ, 10 februari 2017).

Kemudian dalam pernyataan ibu FR selaku ketua PKBM Persada dalam wawancara menyatakan sebagai berikut:

“dukungan dari masyarakat setempat dan perangkat desa, ada bantuan dari dinas-dinas setempat seperti pemberian pelatihan kewirausahan dan bantuan sarana untuk pembelajaran dan pembiyayan dari dinas pendidikan” (FR, 14 februari 2017).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar PKBM Persada mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, selain bantuan pembiyayaan dari dinas pendidikan, masyarakat setempat juga ikut mendukung melalui memberikan

fasilitas tempat pembelajaran, selain itu ada juga dukungan dari lembaga-lembaga sekitar, hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan, salah satu tempat pembelajaran di PKBM Persada yaitu Griya Baca Widuri Pandan mendapatkan sumbangan berupa bantuan buku bacaan dari LSM Jogja Menyala. 3. Faktor Penghambat Dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan

Keaksaraan Dasar

Dalam pengimplementasian suatu program tentu terdapat faktor yang menghambat keberhasilan program tersebut. Faktor yang sering menjadi penghambat dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar adalah kurangnya sarana dan prasarana dan waktu pelaksanaan pembelajaran yang cenderung bertabrakan dengan pekerjaan warga belajar sehari-hari. Hal ini disampaikan oleh ibu PK yang merupakan tutor keaksaraan dasar dalam wawancara sebagai berikut:

“penghambat pertama adalah warga belajar memiliki kesibukan lain seperti bekerja untuk mata pencaharian mereka sehingga program cenderung selasai tidak tepat waktu, selain itu juga jika ada acara atau kegiatan di sekitar tempat pelaksanaan KBM seperti ada hajatan dan acara-acara lainnya. Penghambat lainnya kurangnya sarana seperti meja untuk menulis bagi warga belajar karena kami disini melakukan pembelajaran dengan melantai, kurangnya perangkat untuk pelatihan keterampilan (PK, 5 februari 2017).

Hal ini juga disampaikan oleh SZ yang juga merupakan tutor keaksaraan dasar dalam wawancara sebagai berikut:

“yang menjadi penghambat disini adalah kurangnya meja belajar untuk warga belajar, rak buku yang belum bisa menampung jumlah buku yang ada, dan pembagian waktu belajar dan waktu yang dimiliki oleh masyarakat cenderung bertabrakan karena warga belajar juga memiliki kesibukan lain seperti pekerjaan dan urusan rumah tangga dari warga belajar” (SZ, 10 februari 2017).

Hal ini berkenaan dengan hasil observasi pada tanggal 18 Desember 2016, dimana warga belajar dalam pembelajaran keaksaraan dasar tidak menggunakan meja sehingga harus melantai, tidak adanya meja untuk menulis menyebabkan warga belajar menjadi kesulitan dalam menulis untuk mengikuti pembelajaran.

Pernyataan ibu FR yang merupakan ketua dari PKBM Persada mengenai penghambat dalam pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar adalah sebagai berikut:

“kehadiran masyarakat yang sering tertunda karena adanya kesibukan lain seperti pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lain di desa setempat, sehingga program keaksaraan dasar terlaksana dan selesai tidak tepat waktu” (FR, 14 februari 2017).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penghambat dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar antara lain, kurangnya sarana dan prasarana seperti gedung untuk pembelajaran keaksaraan dasar karena PKBM Persada masih meminjam rumah warga setempat sebagai tempat pembelajaran keaksaraan dasar, selain itu dari segi sarana, tidak adanya fasilitas seperti meja belajar untuk warga belajar sehingga warga belajar yang mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar harus melantai saat KBM

dilaksanakan, kurangnya bahan ajar untuk pelatihan keterampilan, dan rak buku yang masih belum dapat menampung jumlah buku yang ada.

Kemudian penghambat lainnya adalah waktu dari masyarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar, sering bertabrakan dengan kesibukan mereka seperti pekerjaan dan urusan rumah tangga daripada warga didik, karena masyarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar rata-rata adalah orang yang sudah dewasa dan sudah berkeluarga. Sehingga program keaksaraan dasar terlaksana dan selesainya tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

C. Pembahasan

1. Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan Dasar di PKBM Persada

Penelitian mengenai implementasi kebijakan pendidikan keaksarann dasar, yang di laksanakan dalam bentuk program keaksaraan dasar di PKBM Persada. Berdasarkan dari hasil penelitian di atas PKBM Persada merupakan lembaga pendidikan nonformal yang menyediakan layanan pendidikan nonformal antara lain; pendidikan keaksaraan dasar, program kejar paket A, B, dan C, Program PAUD. Dalam penelitian ini yang program yang di fokuskan untuk diteliti adalah program keaksaraan dasar, yang merupakan wujud dari kebijakan pendidikan keaksaraan dasar yang dilaksanakan di PKBM Persada.

Pendidikan keaksaraan dasar adalah suatu program pendidikan nonformal, yang ditujukan kepada masyarakat yang berusia 15-59 tahun yang masih buta aksara, agar memiliki kemampuan keaksaraan seperti membaca, menulis dan berhitung. Dalam pendidikan keaksaraan dasar juga mengajarkan mengenai berbagai macam keterampilan seperti kewirausaan dan budidaya ternak dan budidaya tanaman. Oleh karena itu pendidikan keaksaraan dasar selain untuk mengajarkan masyarakat yang masih belum melek aksara agar bisa membaca, menulis dan berhitung, pendidikan keaksaraan dasar juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membangun masyarakat yang mandiri, demi meningkatkan kualitas SDM masyarakat setempat.

Dalam Implementasi pendiikan keaksaraan dasar, adapun aspek-aspek yang perlu diketahui dalam pelaksanaan pendiikan keaksaraan dasar antara lain:

a. Perencanaan

Dalam perencanaan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar, terdapat beberapa hal yang perlu direncanakan yaitu: rekruitmen tenaga pendidik dan kependidikan adapun yang perlu diperhatikan dalam rekruitmen tenaga pendidik dan kependidikan adalah sebagai berikut:

1. Pendidik, bertugas dalam merencanakan,

melaksanakan, dan menilai pembelajaran keaksaraan dasar, memiliki kriteria:

e. Berdomisili di sekitar lokasi pembelajaran;

f. Berpengalaman dalam mendidik/melatih orang

dewasa;

g. Pernah mengikuti pelatihan/orientasi pendidik

keaksaraan dasar.

2. Tenaga kependidikan, minimal terdiri atas ketua dan sekretaris, serta disarankan melibatkan penilik dan/atau unsur dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan evaluasi dan pengawasan. Tenaga kependidikan yang direkrut diprioritaskan memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Pendidikan minimal SMA/sederajat;

e. Berdomisili di sekitar penyelenggaraan program;

f. Berpengalaman dalam menyelenggarakan program

pendidikan keaksaraan dasar;

g. Pernah mengikuti pelatihan/orientasi yang

berkaitan dengan program pendidikan keaksaraan dasar (Kemendikbud 2015:7).

Tenaga pendidik dan kependidikan keaksaraan dasar telah memenuhi beberapa standar dalam perektutan tenaga pendidik, seperti berdomisili disekitar lingkungan pembelajaran PKBM Persada, dan berlatar belakang pendidikan SMA, namun untuk persyaratan pendidik yang pernah mengikuti pelatihan dan orientasi yang berkaitan dengan pendidikan keaksaraan dasar, tutor keaksaraan dasar di PKBM Persada hanya 2 orang yang memiliki sertifikat pelatihan yang berkaitan dengan pendidikan keaksaraan dasar.

Untuk rekruitmen peserta didik adapun hal-hal yang perlu diperhatikan menurut pedoman penyelenggaraan dan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar antara lain:

1. Rekruitmen peserta didik, penduduk buta aksara berusia 15

tahun ke atas, diprioritaskan berumur 15-59 tahun dengan kriteria:

a. Belum bisa membaca, menulis, dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara fungsional;

b. Belum bisa melakukan keterampilan berhitung;

c. Bersedia mengikuti pembelajaran sesuai

kontrak/kesepakatan belajar.

2. Penilaian awal, bertujuan mengetahui kemampuan awal

peserta didik dalam membaca, menulis dan berhitung, serta berguna untuk mengetahui klasifikasi calon peserta didik, apakah:

a. Buta aksara murni; tidak mampu sama sekali membaca

dan menulis huruf, kata, kalimat dan lambang bilangan;

b. Buta aksara parsial; sudah tumbuh beberapa

kemampuan beraksara, namun masih memerlukan penguatan baik dalam kompetensi membaca, menulis, maupun berhitung dengan mempergunakan bahasa Indonesia (Kemendikbud 2015:7).

Dalam perekrutan peserta didik pendidikan keaksaraan dasar, warga belajar pendidikan keaksaraan dasar yang ada di PKBM Persada rata-rata berusia 50 tahun, warga belajar yang paling muda berusia 45 tahun sedangkan yang paling tua berusia 60 tahun. Masyarakat yang mengikuti pendidikan keaksaraan dasar rata-rata buta aksara murni, yaitu warga masyarakat yang tidak mampu sama sekali dalam membaca, menulis dan berhitung.

Kemuaudian hel lain yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan pendidikan keaksaraan dasar adalah sarana dan prasaran yang mendukung dalam pembelajaran, adapun sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain:

a. Perabot belajar; papan tulis, spidol/kapur, tempat

duduk, meja belajar, lemari/rak.

b. Peralatan pembelajaran; buku tulis, ATK, buku laporan

pendidikan, jadwal belajar, silabus, RPP, buku tamu, dll (terlampir)

c. Media pembelajaran; bahan ajar, modul pembelajaran,

poster, media ajar cetak/audio visual;

d. Sumber belajar; media cetak, kejadian/fakta,

pengalaman belajar, dll.

Untuk menunjang proses pembelajaran, pendidikan keaksaraan dasar dapat dilaksanakan di gedung-gedung sekolah, balai desa, tempat ibadah, rumah penduduk, atau fasilitas lain yang layak dengan mempertimbangkan kriteria:

a. Berdekatan dengan tempat tinggal peserta didik;

b. Cukup untuk minimal satu rombongan belajar (10

orang);

c. Rapi dan bersih;

d. Cukup cahaya dan sirkulasi udara;

e. Memberikan keleluasaan gerak, komunikasi pandangan

dan pendengaran, Dilengkapi papan nama kelompok belajar (Kemendikbud 2015: 7).

Sarana dan prasaran di PKBM Persada belum sepenuhnya mendukung pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar, adapun perangkat-perangkat yang belum terpenuhi antara lain: 1) tempat duduk dan meja belajar tidak ada sehingga warga belajar harus melantai dalam pembelajaran, 2) kalender pendidikan dan jadwal belajar masih belum ada, 3) cahaya dan sirkulasi udara tidak cukup, karena satu-satunya saluran udara untuk tempat pembelajaran hanya berasal dari pintu dan tidak ada jendela, 4) tidak memberikan keleluasan gerak bagi peserta didik, karena tempat pembelajaran masih terbilang sempit, dan 5) tidak ada papan nama kelompok belajar. Dari hasil kajian diatas dapat disimpulkan sarana dan prasarana untuk mendukung

pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar masih belum mendukung pembelajaran.

b. Langkah

Dalam pembeajaran keaksaraan dasar, PKBM Persada menggunakan prinsip pembelajaran berdasarkan panduan penyelenggaraan dan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar, adapun prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan adalah sebagaim berikut:

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar berdasarkan panduan penyelenggaraan dan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, prinsip-prinsip pembelajaran tersebut antara lain: 1) partisipatif, pembelajaran harus mampu mengajak peserta didik untuk melakukan beragam tindakan atau perbuatan sehingga dapat mengembangkan ragam keterampilan yang bermanfaat untuk memperbaiki mutu kehidupan dan tarap hidup peserta didik; 2) Kontekstual, materi pembelajaran harus sesuai dengan situasi sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat; 3) Konteks lokal, bahan belajar harus digali dari konteks lokal serta bermanfaat bagi kehidupan peserta didik; 4) Kooperatif dan kolaboratif, mengelola peserta didik belajar dalam kelompok

kecil untuk bekerja sama dengan kemampuan bervariasi dan mengutamakan penghargaan pada kerja kelompok daripada perorangan, serta menekankan pembelajaran kegiatan pemecahan masalah; 5) Tematik; tema belajar yang dapat dikembangkan harus relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, supaya hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna, meningkatkan keterampilan berfikir sesuai dengan persoalan dan konteks yang dihadapi peserta didik; 6) Desain lokal, unsur-unsur pokok berkaitan penyajian pembelajaran pendidikan keaksaraan seperti tujuan, kelompok sasaran, bahan belajar, sarana belajar, kegiatan belajar, waktu dan tempat, dan unsur-unsur penting lainnya harus dirancang sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi lokal tempat peserta didik berdomisili; 7) Fungsionalisasi hasil belajar, pembelajaran seyogyanya dimulai dari hal-hal yang telah diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik, sehingga pengalaman, kemampuan, minat, dan kebutuhan belajar mereka hendaknya menjadi dasar dalam menjalin hubungan yang harmonis dan dinamis antara pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran; 8) Fleksibel, bisa memodifikasi dan/atau mengubah rencana pembelajaran, waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan dinamika, karena kemungkinan

terdapat peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah maupun keheterogenan lainnya.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa warga belajar, prinsip pembelajaran mampu memberikan pemahaman kepada warga belajar, karena materi yang diajarkan berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari sehingga mudah diterapkan dalam kehidupan, dan dalam pembelajaran materi yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

c. Evaluasi

Dalam evaluasi pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada, penyelenggara pendidikan keaksaraan dasar melakukan evaluasi 6 bulan sekali pada setiap tingkatan untuk melanjutkan ketingkatan selanjutnya. Warga belajar pada tingkatan keaksaraan dasar setelah 6 bulan mengikuti pembelajaran akan dievaluasi untuk melanjutkan ke keaksaraan terampil, setelah mengikuti pembelajaran keaksaraan terampil selama 6 bulan warga belajar akan dievaluasi lagi untuk melanjutkan ke tahapan keaksaraan mandiri, kemudian setelah mengikuti pendidikan keaksaraan mandiri selama 6 bulan, warga belajar dievaluasi lagi untuk mendapatkan sertifikat SUKMA (Surat Keterangan Melek

Aksara), sebagai tanda telah mengikuti pendidikan keaksaraan dasar dan dinyatakan telah melek aksara.

Dalam penelitian implementasi kebijakan terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi keberhasilan dari implementasi kebijakan. Untuk mengetahui variabel tersebut peneliti menggunakan teori Edward untuk mengetahui implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada, dimana dalam teori Edward terdapat 4 variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan antara lain:

a. Komunikasi

Dalam implementasi suatu kebijakan diperlukan komunikasi antara pelaksana kebijakan dan pihak yang terkena dampak kebijakan, agar terdapat koordinasi dalam penerapan kebijakan tersebut. Dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar, dinas pendidikan mensosialisasikan kebijakan pendidikan keaksaraan dasar kedalam bentuk program keaksaraan dasar yang dilaksanakan oleh PKBM.

Adapun sosialisasi yang diadakan oleh DIKPORA adalah dengan mengadakan BIMTEK (Bimmbingan Teknis) Tutor Keaksaraan Dasar yang diadakan setiap tahunnya, yang di dalamnya terdapat pelatihan pembuatan silabus, pengenalan TIK, dan pelatihan cara belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan

dengan panduan penyelenggaraan dan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan Tahun 2015, yaitu Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan penyelenggara pendidikan keaksaraan dasar berkewajiban untuk melaksanakan orientasi/pelatihan pendidik yang ditandai dengan pemberian sertifi kat dan bertujuan untuk menumbuhkan atau meningkatkan kompetensi pendidik, terutama berkenaan dengan:

a. Standar kompetensi lulusan, kompetensi inti kompetensi

dasar, dan silabus pendidikan keaksaraan dasar;

b. Pembelajaran orang dewasa;

c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

d. Strategi dan metode pembelajaran keaksaraan;

e. Pengembangan media dan sumber belajar keaksaraan dasar;

Penilaian pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar.. Program lainnya yang diadakan oleh DIKPORA adalah pelatihan kewirausahaan membatik bagi para tutor dan warga didik PKBM. Selain itu ada pula kerjasama dengan beberapa instansi lainnya yaitu Kodim 072 Bantul, yaitu pemberian bantuan kacamata baca bagi warga didik PKBM Persada, kerjasama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Bantul yaitu pelatihan kewirausahaan beternak, dan kerjasama dengan Dinas

Perikanan Kabupaten Bantul yaitu pelatihan budidaya lele bagi warga belajar PKBM Persada.

Kemudian PKBM Persada juga mensosialisasikan program keaksaraan dasar kepada masyarakat melalui RT dan perangkat desa setempat, selain itu PKBM Persada juga mengajak langsung masyarakat untuk mengikuti pendidikan keaksaraan dasar dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan melek aksara dalam meningkatkan taraf hidup mereka. Kriteria dari masyarakat yang diajak untuk mengikuti pendidikan keaksaraan dasar antara lain adalah warga yang belum bisa dan belum lancar dalam membaca, menulis, berhitug dan memiliki keinginan untuk maju bersama dan kemudian dicatat untuk didaftar sebagai warga belajar di PKBM Persada. Hal ini sesuai dengan kriteria dari rekruitmen peserta didik yang dijelaskan dalam Panduan Penyelenggaraan dan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Dasar Tahun 2015, Yaitu Pendidik dan tenaga kependidikan program pendidikan keaksaraan dasar berkewajiban untuk melaksanakan:

1. Rekruitmen peserta didik; penduduk buta aksara berusia 15

tahun ke atas, diprioritaskan berumur 15-59 tahun dengan kriteria:

a. Belum bisa membaca, menulis, dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara fungsional;

b. Belum bisa melakukan keterampilan berhitung;

c. Bersedia mengikuti pembelajaran sesuai

kontrak/kesepakatan belajar.

2. Penilaian awal; bertujuan mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam membaca, menulis dan berhitung, serta berguna untuk mengetahui klasifikasi calon peserta didik, apakah:

a. Buta aksara murni; tidak mampu sama sekali membaca

dan menulis huruf, kata, kalimat dan lambang bilangan;

b. Buta aksara parsial; sudah tumbuh beberapa

kemampuan beraksara, namun masih memerlukan penguatan baik dalam kompetensi membaca, menulis, maupun berhitung dengan mempergunakan bahasa Indonesia.

Dari hasil rekruitmen dan penilaian awal peserta didik, penyelenggara wajib menyerahkan data calon peserta didik kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk kemudian ditembuskan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan untuk menjadi data base nasional.

b. Sumber Daya

1. Sumber Daya Manusia

Dalam implementasi kebijakan pendidikan

keaksaraan dasar di PKBM Persada yang menjadi sumber daya manusia adalah tutor/tenaga pendidik, tenaga pendidik yang mengajar pendidikan keaksaraan dasar hanya 5 orang tutor/tenaga pendidik yang memiliki latar belakang pendidikan S1, sedangkan sisanya rata-rata berlatar belakang pendidikan terakhir SMA dan setaranya. hal ini dikarenakan kebanyakan tutor yang memiliki latar belakang pendidikan S1 dialihkan untuk menjadi tutor program kejar paket C. Namun tenaga pendidik dan tenaga kependidikan kerap mengikuti pelatihan tutor keaksaraan dasar dan pelatihan lainnya yang diselenggarakan oleh DIKPORA DIY.

Untuk menjadi tutor keaksaraan dasar PKBM Persada tidak menentukan standar tertentu, karena tutor untuk kekasaraan dasar sendiri juga berasal dari warga setempat yang sudah dikenal oleh masyarakat sehingga tutor tersebut lebih mudah untuk masuk kedalam masyarakat dan memiliki pengalaman dalam mengajar keaksaraan. Yang paling penting dari menjadi seorang tutor keaksaraan dasar

adalah memiliki niat untuk mengajar dan mau berbagi ilmu kepada orang disekitarnya.

Dalam Panduan Penyelenggaraan dan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Dasar Tahun 2015 disebutkan standar dari rekruitmen tenaga kependidikan dan tenaga pendidik yaitu: Penyelenggara berkewajiban untuk merekrut unsur yang kompeten dalam pengelolaan program pendidikan keaksaraan dasar, meliputi:

1. Pendidik; bertugas dalam merencanakan,

melaksanakan, dan menilaiembelajaran keaksaraan dasar, memiliki kriteria:

a. Diprioritaskan pendidikan minimal SMA/sederajat;

b. Berdomisili di sekitar lokasi pembelajaran;

c. Berpengalaman dalam mendidik/melatih orang

dewasa;

d. Pernah mengikuti pelatihan/orientasi pendidik

keaksaraan dasar.

2. Tenaga kependidikan; minimal terdiri atas ketua dan sekretaris, serta disarankan melibatkan penilik dan/atau unsur dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan evaluasi dan pengawasan. Tenaga kependidikan yang direkrut diprioritaskan memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Pendidikan minimal SMA/sederajat;

b. Berdomisili di sekitar penyelenggaraan program;

c. Berpengalaman dalam menyelenggarakan program

pendidikan keaksaraan dasar;

d. Pernah mengikuti pelatihan/orientasi yang

berkaitan dengan program pendidikan keaksaraan dasar.

Dari hasil rekruitmen pendidik dan tenaga

kepandidikan, penyelenggara berkewajiban untuk

menerbitkan Surat Keputusan (SK) yang disertai penjelasan tugas dan wewenang masing-masing unsur, serta keterangan masa berlakunya SK.

Dari hasil kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga pendidik dan tutor pendidikan keaksaran dasar telah memenuhi standar minimal untuk menjadi tutor keaksaraan dasar karena tenaga pendidik tidak ada yang berlatar belakang pendidikan dibawah SMA dan memiliki pengalaman dalam mengajar keaksaraan dasar, selain itu tenaga pendidik semuanya berdomisili disekitar tempat penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dasar dan pernah mengikuti beberapa pelatihan tutor keakasaran dasar.

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Dari segi sarana PKBM Persada sudah memiliki beberapa fasilitas yang sudah mencukupi untuk pembelajaran keaksaraan dasar seperti adanya buku-buku materi pembelajaran dan buku bacaan milik PKBM Persada, buku tulis dan alat tulis yang dibagikan kepada warga belajar, rak buku, dan papan tulis. Selain PKBM Persada juga memiliki buku-buku yang merupakan sumbangan dari LSM Jogja Menyala dan bekerjasama dengan Perpustakaan Kabupaten Bantul untuk mendapatkan pinjaman buku yang mendukung pembelajaran keaksaraan dasar.

Dari segi sarana untuk pelaksanaan program keaksaraan dasar, PKBM Persada memiliki hambatan berupa kurangnya meja belajar untuk tempat pembelajaran keaksaraan dasar, hal ini menyebabkan warga belajar harus melantai untuk mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar, sehingga hal ini menyulitkan warga belajar untuk menulis materi yang diajarkan pada saat pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar.

4. Sumber Daya Finansial

Sumber daya finansial juga merupakan elemen penting yang menunjang implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar. PKBM Persada menggunakan

dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)

Dokumen terkait