• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transkrip Wawancara Yang Telah Direduksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 3. Transkrip Wawancara Yang Telah Direduksi

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI Hari/Tanggal : minggu, 5 februari 2017

Pukul : 19.00 – 21.00

Tempat : Griya Baca Widuri Pandan (PKBM Persada)

Responden : Tutor Keaksaraan Dasar (Padmini Karyanti)

Tema : Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan Dasar

1. Peneliti: sudah berapa lama anda menjadi tutor program keaksaraan dasar

di PKBM Persada?

PK : saya sudah menjadi tutor keaksaraan dasar kurang lebih selama 15 tahun.

2. Peneliti: apa yang menjadi motivasi untuk menjadi pendidik di PKBM

Persada yang mengimplementasikan kebijakan keaksaraan dasar?

PK : motivasi saya dalam mengimplementasikan pendidikan keakasaraan dasar adalah, saya ingin membantu program pemerintah dalam pengentasan buta aksara, dan juga membantu masyarakat yang masih belum melek aksara. Karena ada beberapa masyarakat yang belum melek aksara dimanfaatkan oleh pihak tertentu, contohnya seperti kejadian kemarin salah satu masyarakat di sini ada yang disuruh tanda-tangan surat, karena warga tersebut tidak bisa baca tulis jadi dia tanda tangan saja. Padahal isi surat tersebut adalah surat pernyataan penyerahan tanahnya

PK : Pendidikan keaksaraan dasar dilaksanakan bukan hanya untuk mengajarkan masyarakat untuk memiliki ilmu kekasaraan semata, tetapi dengan adanya program ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat seperti peningkatan ekonomi warga melalui pemberian keterampilan seperti keterampilan dalam bidang pertanian dan budidaya ternak

4. Peneliti: apa yang menjadi latar belakang pendidikan keaksaraan dasar di

PKBM Persada?

PK : latar belakang PKBM Persada dalam mengimplementasikan kebijakan keaksaraan dasar sebagai salah satu programnya adalah untuk membantu warga setempat agar bisa baca, tulis dan berhitung, dengan tujuan agar dapat meningkatkan taraf hidup warga setempat.

5. Peneliti: apakah ada sosialisasi program keaksaraan dasar kepada

masyarakat dan bagaimana sosialisasi tersebut?

PK : Dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti program pendidikan keaksaraan dasar, harus melalui dan mendapatkan izin dari RT setempat, adapun kriteria dari masyarakat yang diajak untuk mengikuti program keaksaraan dasar adalah masyarakat yang belum bisa dan belum lancar dalam baca tulis, belum bisa berhitung, dan masyarakat yang memiliki keinginan untuk maju bersama dalam hal pendidikan.

6. Peneliti: apakah ada sosialisasi dari pihak dinas pendidikan terkait dengan

PK : untuk sosialisasi kebijakan dari dikpora sendiri ada, sosialisasinya itu seperti BIMTEK atau bimbingan teknis tutor kekasaraan dasar, itu diadakan setiap tahunnya, tahun kemarin terakhir di adakan di hotel tasik jalan bantul. Selama bimtek itu materi yang diberikan berupa pembuatan silabus, pengenalan TIK dan pelatihan tentang tata cara belajar mengajar. Ada juga pelatihan kewirausahaan membatik yang diadakan dikpora untuk warga belajar. Selain itu kita juga kerjasama dengan beberapa instansi seperti kodim 072 bantul, itu pemberian kacamata baca untuk warga belajar, ada juga kemarin kerjasama dengan dinas peternakan dan dinas perikanan, waktu itu diberikan pelatihan kewirausahaan seperti beternak dan budidaya ikan lele.

7. Peneliti: bagaimana implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar

di PKBM Persada?

PK : dalam pembelajaran keaksaraan dasar materi yang kami ajarkan pertama-tama adalah pengenalan huruf dan angka, dan selanjutnya warga belajar diajarkan untuk membaca, menulis, berhitung dan juga kami memberikan pelatihan keterampilan kewirausahaan kepada warga belajar. Karena, kami juga menggunakan prinsip pembelajaran yang berkonteks lokal, sehingga materi yang kita angkat dalam pembelajaran adalah sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan warga belajar sehari-hari. Untuk jam pembelajarannya sendiri biasanya diadakan pada hari rabu dan minggu jam 7 malam, namun karena ini yang diajar warga yang sudah dewasa dan

punya kesibukan lain, jadi kita juga biasanya mengubah jam pertemuan sesuai dengan jam yang ditentukan oleh warga belajar

8. Peneliti: apa saja kegiatan yang diterapkan dalam pengembangan

implementasi program pendidikan keaksaraan dasar?

PK : kami mengajak masyarakat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dengan instansi yang bekerja dengan kami, contohnya kami memberikan pelatihan kewirausahaan budidaya lele, ayam dan ternak dengan dinas peternakan dan perikanan setempat. Selain itu ada juga pembelajaran mengenai kesehatan dari puskesmas setempat. Dengan adanya pelatihan- pelatihan seperti ini diharapkan warga belajar dapat tertarik dan semakin berminat untuk mengikuti program keaksaraan dasar.

9. Peneliti: apa saja sarana dan prasarana yang menunjang program

pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

PK : untuk program keaksaraan dasar sendiri kami melaksanakannua di griya baca widuri pandan, yang merupakan salah satu dari 3 tempat pembelajaran keaksaraan dasar, ditiga desa berbeda. Namun semuanya itu masih berada dibawah naungan PKBM Persada. Kami mendapatkan alat tulis yang dibagikan kepada masyarakat dari PKBM Persada, kami juga mendapatkan buku dari perpustakaan kabupaten, dari LSM Jogja menyala, dan sebagian dari koleksi pribadi. Untuk prasarana sendiri kami mendapatkan pinjaman tempat belajar dari masyarakat sekitar yang juga adalah tutor keaksaraan dasar.

10.Peneliti: seperti apa tindakan yang diambil oleh para tutor/pendidik dalam memberikan pemahaman dalam pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar?

PK : kami memberikan pendampingan kepada warga belajar dengan penuh kesabaran, dan kami selalu memantau secara individu kepada warga belajar. Sehingga warga belajar bisa merasa nyaman dalam belajar dan tidak merasa tertekan selama pembelajaran.

11.Peneliti: bagaimana interaksi antara warga belajar dengan tutor/pendidik? PK : menurut saya interaksi antara saya sebagai tutor dengan warga belajar cukup baik, warga belajar bersemangat dalam belajar dan memiliki rasa ingin tau yang tinggi, selain itu kami terbuka satu sama lain sehingga saya juga sering mendengar curhatan dari warga belajar mengenai kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini membuat warga belajar menjadi santai dan tidak tegang dalam pembelajaran.

12.Peneliti: Bagaimana monitoring dan evaluasi terkait dengan program

pendidikan keaksaraan dasar?

PK : untuk monitoring ketua PKBM Persada melakukan pengecekan mengenai kegiatan pendidikan keaksaraan dasar. Yang dimonitoring oleh ketua PKBM antara lain peningkatan kemampuan dari warga belajar, kehadiran dari warga belajar, progres dari kegiatan keaksaraan dasar, selain itu ketua PKBM juga mendengarkan usul dari warga belajar dan membantu memecahkan permasalahan dalam belajar yang dihadapi oleh warga belajar. Kalau soal evaluasi kami sendiri dari para tutor sering menanyakan

kembali apa yang kami telah ajarkan kepada warga belajar. Selain itu juga kami mengadakan ujian setiap 6 bulan sekali kepada warga belajar untuk kenaikan tingkat warga belajar dari keaksaraan dasar ke keaksaraan terampil, kemudian setelah 6 bulan mengikuti keaksaraan terampil warga belajar akan dievaluasi kembali untuk melanjutkan ke program keaksaraan mandiri.

13.Peneliti: apa yang anda lakukan sebagai tutor/pendidik untuk menjamin keberhasilan pendidikan keaksaraan dasar bagi warga didik di PKBM Persada?

PK : untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran kepada warga belajar kami melakukan evaluasi seperti bertanya kepada warga belajar mengenai materi-materi yang sudah kami sampaikan, dari situ kita dapat mengetahui apa saja yang kurang dari warga belajar, atau yang kurang dari kami sebagai tutor dalam menyampaikan materi.

14.Peneliti: faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

PK : faktor pendukungnya yang pertama minat dari masyarakat yang mengikuti pendidikan keaksaraan dasar, kemudian adanya izin dari RT setempat, adanya pinjaman gedung untuk tempat pembelajaran keaksaraan dasar dari masyarakat yang juga tutor keaksaraan dasar, dan bantuan berupa buku bacaan dan alat tulis dari berbagai pihak terkait.

15.Peneliti: faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

PK : penghambat pertama adalah warga belajar memiliki kesibukan lain seperti bekerja untuk mata pencaharian mereka sehingga program cenderung selasai tidak tepat waktu, selain itu juga jika ada acara atau kegiatan di sekitar tempat pelaksanaan KBM seperti ada hajatan dan acara- acara lainnya. Penghambat lainnya kurangnya sarana seperti meja untuk menulis bagi warga belajar karena kami disini melakukan pembelajaran dengan melantai dan kurangnya buku materi pengajaran, dan tempat pembelajaran juga kami masih belum memiliki tempat sendiri, jadi kami masih meminjam rumah warga setempat untuk melaksanakan pembelajaran keaksaraan dasar.

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Hari/Tanggal : jumat, 10 februari 2017

Pukul : 16.00 – 17.30

Tempat : Griya Baca Widuri Pandan (PKBM Persada)

Responden : Tutor Keaksaraan Dasar (Siti Zaamronah)

Tema : Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan Dasar

1. Peneliti: sudah berapa lama anda menjadi tutor program keaksaraan dasar

di PKBM Persada?

SZ : kalo saya sendiri menjadi tutor di PKBM Persada belum lama, baru 3 bulan, kebetulan rumah saya yang dijadikan tempat pembelajaran jadi saya ikut membantu dengan menjadi tutor keaksaraan dasar.

2. Peneliti: apa yang menjadi motivasi untuk menjadi pendidik di PKBM Persada yang mengimplementasikan kebijakan keaksaraan dasar?

SZ : saya ingin membantu warga-warga yang berada disini, karena ada beberapa yang belum bisa baca, sehingga mereka bisa lebih mandiri dan bisa lebih mudah dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Contohnya, ada beberapa warga yang punya warung namun karena mereka belum bisa baca tulis jadi mereka kesulitan dalam berjualan. Selain itu saya juga ingin membantu program pemerintah dalam pemberantasan buta aksara, karena disekitar kita masih banyak orang nyang belum melek aksara.

SZ : pendidikan keaksaraan dasar mengajarkan keaksaraan kepada masyarakat yang belum bisa baca tulis, tapi selain itu dengan adanya pendidikan keaksaraan dasar diharapkan masyarakat yang mengikuti program pendidikan keaksaraan dasar dapat lebih mandiri dan meningkat taraf hidupnya. Program keaksaraan dasar sendiri memiliki beberapa tingkatan yaitu keaksaraan dasar, keaksaraan terampil dan keaksaraan mandiri.

4. Peneliti: apa yang menjadi latar belakang pendidikan keaksaraan dasar di

PKBM Persada?

SZ : latar belakang program pendidikan keaksaraan dasar dilaksanakan di PKBM Persada adalah adanya kesadaran dari warga PKBM untuk membantu masyarakat disekitarnya yang belum melek aksara agar dapat membantu mereka untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya.

5. Peneliti: apakah ada sosialisasi program keaksaraan dasar kepada

masyarakat dan bagaimana sosialisasi tersebut?

SZ : kami mengajak masyarakat sekitar untuk mengikuti pendidikan keaksaraan dasar melalui sosialisasi dari mulut kemulut. Kriteria masyarakat yang diajak adalah masyarakat yang belum bisa baca tulis dan berhitung, dan juga yang belum lancar dalam membaca dan berhitung. Tentunya dengan izin dari RT setempat.

6. Peneliti: apakah ada sosialisasi dari pihak dinas pendidikan terkait dengan kebijakan pendidikan keaksaraan dasar dan bagaimana sosialisasinya?

SZ : pihak dinas pendidikan juga melakukan sosialisasi kepada pihak PKBM dengan memberikan pelatihan kepada tutor, seperti BIMTEK yaitu bimbingan teknis. Dalam BIMTEK tersebut yang diajarkan mengenai panduan mengajar, cara pembuatan silabus dan pengenalan TIK.

7. Peneliti: bagaimana implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar

di PKBM Persada?

SZ : pelaksanaan pendidikan keaksaraan dasar dilaksanakan 2 kali seminggu yaitu hari rabu dan minggu jam 7 malam. Materi yang diajarkan dalam pendidikan keaksaraan dasar adalah pengenalan huruf dan angka, tata cara membaca dan menulis. Namun dalam pembelajaran kami selalu menggunakan media yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari warga belajar. Selain itu kami juga memberikan pelatihan keterampilan kepada warga belajar baik itu keterampilan kewirausahaan dan juga keterampilan yang dapat warga belajar gunakan sehari-hari seperti pengenalan tanaman obat, dengan harapan supaya dapat menarik minat masyarakat untuk mengikuti program pendidikan keaksaraan dasar.

8. Peneliti: apa saja kegiatan yang diterapkan dalam pengembangan

implementasi program pendidikan keaksaraan dasar?

SZ : selain memberikan pembelajaran pokok yaitu keaksaraan, kami juga memberikan materi lain dalam pembelajaran seperti materi tentang kesehatan dengan bekerja sama dengan puskesmas setempat, selain itu

kami memberikan pelatihan kewirusahaan seperti budidaya ayam, lele dan pengelolaannya dengan bekerja dengan instansi setempat.

9. Peneliti: apa saja sarana dan prasarana yang menunjang program

pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

SZ : untuk buku bacaan, alat tulis, buku untuk pembelajaran keakasaraan dasar sebagian dari PKBM Persada dan sebagiannya lagi dari sumbangan LSM jogja menyala, dan ada yang pinjam dari perpustakaan kabupaten berupa buku pelajaran, untuk rak buku dan gedung untuk pembelajaran keaksaraan dasar merupakan sumbangan pribadi saya sebagai salah satu masyarakat disini.

10.Peneliti: seperti apa tindakan yang diambil oleh para tutor/pendidik dalam memberikan pemahaman dalam pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar?

SZ : mendekatim setiap warga belajar secara lebih personal agar lebih termotivasi dalam belajar keaksaraan dan membantu warga belajar yang masih kesulitan dalam baca tulis secara lebih intensif.

11.Peneliti: bagaimana interaksi antara warga belajar dengan tutor/pendidik? SZ : interaksi antar tutor dengan warga didik adalah hubungan timbal balik, sehingga mereka lebih luwes dalam memberikan saran kepada kami para tutor saat mengajar. Kami juga akrab antara tutor dan warga didik sehingga dalam pembelajaran kami santai dan tidak terlalu tegang.

12.Peneliti: Bagaimana monitoring dan evaluasi terkait dengan program

SZ : ketua PKBM Persada memantau progres para warga belajar keaksaraan dasar di griya baca widuri pandan dan tempat pembelajaran keaksaraan di desa lain yang masih dibawa naungan PKBM Persada setiap satu bulan sekali. Untuk evaluasi kami melakukan ujian kepada warga belajar berdasarkan tingkatannya setiap 6 bulan sekali, jadi setelah mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar selama 6 bulan warga akan di evaluasi dengan ujian untuk lanjut ketingkat keaksaraan termpil, 6 bulan kemudian warga belajar akan di evaluasi lagi untuk lanjut ke tingkatan keaksaraan mandiri, kemudian dievaluasi lagi untuk mendapatkan serifikat SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara).

13.Peneliti: apa yang anda lakukan sebagai tutor/pendidik untuk menjamin

keberhasilan pendidikan keaksaraan dasar bagi warga didik di PKBM Persada?

SZ : berusaha semaksimal mungkin untuk memotivasi masyarakat untuk tetap belajar keaksaraan dasar, karena dalam mengajar orang dewasa termasuk sulit, hal ini dikarenakan warga belajar di PKBM Persada yang mengikuti kegiatan keaksaraan dasar rata-rata berusia 50 tahun, sehingga sulit untuk menumbuhkan motivasi belajar mereka lagi, ini disebabkan warga belajar yang memiliki banyak kesibukan bekeja, mengurus keluarga dan lain-lain.

14.Peneliti: faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

SZ : adanya fasilitas berupa buku pembelajaran keaksaraan dasar, adanya buku tulis dan alat tulis untuk dibagikan kepada warga belajar, adanya buku bacaan yang dapat menunjang pembelajaran, kita juga punya gedung untuk melaksanakan pembelajaran keaksaraan dasar dan kita mendapatkan dukungan dari RT setempat yang menyetujui diadakannya program keaksaraan dasar diwilayahnya.

15.Peneliti: faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam implementasi

kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

SZ : yang menjadi penghambat disini adalah kurangnya meja belajar untuk warga belajar, rak buku yang belum bisa menampung jumlah buku yang ada, tempat pembelajaran keaksaraan dasar yang masih meminjam rumah warga setempat, dan pembagian waktu belajar dan waktu yang dimiliki oleh masyarakat cenderung bertabrakan karena warga belajar juga memiliki kesibukan lain seperti pekerjaan dan lain-lain.

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Hari/Tanggal : jumat, 14 februari 2017

Pukul : 16.30 – 18.00

Tempat : Rumah ketua PKBM Persada

Responden : Ketua PKBM Persada (Fajar Rianti)

Tema : Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan Dasar

1. Peneliti: berapa lama anda menjabat sebagai ketua PKBM Persada?

FR: saya menjabat sebagai ketua baru 1 tahun, tapi sebelumnya tahun 2000 sampai 2015 saya menjabat sebagai bendahara di PKBM Persada.

2. Peneliti: bagaimana sejarah berdirinya PKBM Persada?

FR: PKBM persada berdiri pada tanggal 2 desember 1999, pertamakali dicetuskan oleh masyarakat Pendowoharjo bekerja sama dengan pemerintah desa dan dinas pendidikan dan kebudayaan dan kabupaten bantul, program keaksaraan dasar dicetuskan pertama kali dikarenakan SDM masyarakat yang masih rendah. Pada awal PKBM Persada berdiri diketuai oleh Pak Saibani dari tahun 1999 sampai akhir tahun 2015, kemudian pada tahun 2016 sampai sekarang saya mengganti pak Saibani sebagai ketua. Sebelumnya program keaksaraan dasar memiliki nama keaksaraan fungsional, selain itu program-program lainnya adalah pendidikan kecakapan hidup, program kesetaraan berupa program kejar paket A, B dan C, dan program lainnya adalah PAUD. Kemudian

program keaksaraan fungisional berganti nama menjadi program keaksaraan dasar pada tahun 2011 sampai sekarang.

3. Peneliti: apa pengertian dari pendidikan keaksaraan dasar?

FR: pendidikan keaksaraan dasar adalah program yang mengajarkan kemampuan keaksaraan seperti membaca, menulis dan berhitung kepada masayarakat, dengan harapan pendidikan keaksaraan dasar dapat membantu msayarakat untuk hidup mandiri dan meningkatkan taraf hidup dari masyarakat tersebut.

4. Peneliti: apa yang menjadi latar belakang diselenggarakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

FR: latar belakang dari diadakannya program keaksaraan dasar di PKBM Persada adalah untuk menekan angka buta aksara yang berada di kecamatan Sewon dan meningkatkan SDM yang ada di kecamatan Sewon.

5. Peneliti: apakah ada sosialisasi program pendidikan keaksaraan dasar kepada masyarakat? Dan bagaimana sosialisasi tersebut?

FR: ada, dalam mensosialisasikan program keaksaraan langsung dengan perangkat desa dan tokoh-tokoh masyarakat, mengenai angka buta aksara dari masyarakat setempat berdasarkan data dari BPS (Badan Statistik Nasional).

6. Bagaimana implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di

FR: dalam pembelajaran kami menggunakan panduan pembelajaran keaksaraan dasar yang dikeluarkan oleh direktorat pembinaan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan, jadi kita mengikuti aturan-aturan yang telah ada. Jadi kita menggunakan prinsip pembelajaran partisipatif, kontekstual, konteks lokal, kooperatif dan kolaboratif, tematik, desain lokal, fungsionalisasi hasil belajar dan fleksibel. Jadi kurang lebihnya kami mengajarkan membaca, menulis dan berhitung berdasarkan konteks lokal, atau dengan bahan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan warga belajar sehari hari.

7. Peneliti: apa saja kegiatan yang diterapkan dalam pengembangan

program keaksaraan dasar di PKBM Persada?

FR: kegiatan yang kami lakukan dalam pengembangan program keaksaraan dasar adalah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pengadaan buku dan menggadakan kegiatan-kegiatan pelatihan kewirausahaan dengan bekerjasama dengan berbagai instansi setempat. Kegiatan ini kami lakukan dengan tujuan agar warga belajar bersemangat untuk mengikuti program keaksaraan dasar dan dapat memberikan bekal lain kepada warga belajar.

8. Apa saja sarana dan prasarana untuk menunjang program keaksaraan

dasar di PKBM Persada?

FR: untuk secara keseluruhan program-program yang ada di PKBM Persada seperti program kejar paket, PAUD dan keaksaraan dasar, beberapa program sudah cukup terfasilitasi dari segi sarana dan prasarana

soalnya kami meminjam balai desa Pendowoharjo untuk melaksanakan beberapa program dan sebagai kantor tempat administrasi dari PKBM Persada. Namun untuk program keaksaraan dasar, kami masih mengalami hambatan dari segi prasarana, karena dalam pelaksanaan pembelajaran keaksaraan dasar, kami masih menggunakan rumah warga yang bersedia meminjamkan rumahnya untuk pembelajaran keaksaraan dasar.

9. Peneliti: bagaimana sumber daya manusia yang mengimplementasikan

kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

FR: kalo mengenai SDM yang menjadi tutor berdasarkan warga setempat yang sudah dikenal oleh masyarakat, sehingga mereka bisa lebih mudah untuk masuk dan bersosialisasi dengan masyarakat untuk mengajak mereka ikut dalam program pendidikan keaksaraan dasar. Tidak ada standar khusus untuk menjadi tutor keaksaraan dasar, asalkan orng tersebut mau mengajar dan berbagi ilmu.

10.Peneliti: bagaimana seumber daya finansial di PKBM Persada dalam

mengimplementasikan kebijakan pendidikan keaksaraan dasar?

FR: untuk soal dana kami mendapatkan bantuan dana dari APBD yang disalurkan melalui dinas pendidikan propinsi karena kami sudah memenuhi syarat-syarat sebagai lembaga penyelenggara program keaskaraan dasar untuk mendapatkan dana bantuan dan juga ada sedikit dana yang datang dari sumbangan masyarakat dan swasembada dari pihak PKBM sendiri.

11.Peneliti: apa saja yang dilakukan oleh pihak PKBM untuk menjamin keberhasilan pembelajaran keaksaraan dasar bagi warga belajar?

FR: kita mengadakan monitoring setiap sebulan sekali kepada tempat pembelajaran yang berada dibawah naungan PKBM Persada setiap satu bulan sekali dan untuk mengetahui kebutuhan dari warga belajar dan memfasilitasi kebutuhan tersebut.

12.Peneliti: Bagaimana monitoring dan evaluasi terkait dengan program

pendidikan keaksaraan dasar?

FR: melihat perkembangan warga belajar saat pembelajaran dan pelasanaan program keaksaraan dasar. Untuk soal evaluasi kami melakukan evaluasi tertulis yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali untuk kanaikan tingkat warga belajar, dan ada juga ada juga yang melalui pengamatan langsung terhadap warga belajar.

13.Peneliti: faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

FR: dukungan dari masyarakat setempat dan perangkat desa, ada bentuan dari dinas-dinas setempat seperti pemberian pelatihan kewirausahan dan bantuan sarana untuk pembelajaran dan pembiyayan dari dinas pendidikan.

14.Peneliti: faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam implementasi

kebijakan pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Persada?

FR: kehadiran masyarakat yang sering tertunda karena adanya kesibukan lain seperti pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lain di desa setempat,

sehingga program keaksaraan dasar terlaksana dan selesai tidak tepat

Dokumen terkait