• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Reinforcing a Pengaruh Suam

Dalam dokumen CAKUPAN ASI EKSLUSIF KABUPATEN BREBES TA (Halaman 45-48)

ANALISIS IMPLEMENTASI ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI PT X SEMARANG

4. Faktor Reinforcing a Pengaruh Suam

Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua suami subjek memberikan dukungan kepada istrinya untuk memberikan ASI eksklusif. Dukungan tersebut berupa nasihat- nasihat yang berupa dukungan moral. Selain itu juga beberapa suami subjek memberikan dukungan seperti menemani istri di malam hari saat menyusui anaknya, membuatkan teh hangat, dan memijit istri. Dukungan dari orang lain atau orang terdekat, sangat berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan terus untuk menyusui. Dalam hal ini dukungan suami maupun keluarga sangat besar pengaruhnya.(19) Dalam penelitian Februhartanty membuktikan bahwa keterlibatan ayah dalam mencari informasi mengenai pemberian ASI, dalam pembuatan keputusan mengenai cara pemberian makanan anak, menjaga hubungan yang baik dengan ibu, dan juga terlibat dalam keharmonisan hubungan pola menyusui tripartit (yaitu antara ayah, ibu dan bayi) dapat mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif. (22)

b. Pengaruh Tenaga Kesehatan

Menurut semua subjek, tenaga kesehatan terutama dokter perusahaan memberikan nasihat berupa dukungan untuk memberikan ASI secara eksklusif, bahkan dokter perusahaan juga menawarkan bagi ibu pekerja yang ingin memerah ASInya agar dapat menggunakan poliklinik untuk memerah ASI. Namun, hanya tiga subjek yang sering memerah ASI di tempat kerja. Bahkan terakhir diketahui bahwa salah satu subjek

Seminar Nasional World Fit for Children

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

6 Oktober 2012 Page 53

sudah tidak memerah ASI lagi, dengan alasan bayinya sudah kurang suka terhadap ASI lagi, padahal bayinya baru berumur 3 bulan.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1. Perilaku Pemberian ASI meliputi: pemberian kolostrum belum terlaksana dengan baik; masih terdapat subjek yang memberi cairan dengan alasan ASI belum keluar dan bayi rewel.; sebagian besar memberikan MP ASI sebelum bayi genap berusia 6 bulan; saat di rumah ibu memberi ASI sesering mungkin, sedangkan saat bekerja ASI diperas atau diberi susu formula

2. Faktor Predisposing berupa pengetahuan, kepercayaan, dan sikap mengenai ASI eksklusif dan ASI perah dari sebagian besar subjek sudah dinilai baik.

3. Faktor enabling berupa kebijakan tempat kerja terhadap program PP-ASI pekerja wanita dan fasilitas penunjang pemberian ASI eksklusif di tempat kerja dinilai kurang mendukung implementasi ASI eksklusif pada ibu bekerja. Sedangkan untuk keterjangkauan berbagai sumber daya, produksi ASI, fasilitas di rumah, dan kondisi bayi dinilai cukup mendukung implementasi ASI eksklusif pada ibu bekerja.

4. Faktor reinforcing berupa dukungan suami dan tenaga kesehatan khususnya dokter perusahaan dinilai baik, karena semua suami subjek dan dokter perusahaan mendukung pemberian ASI eksklusif.

Saran

1. Bagi perusahaan

a. Menyediakan fasilitas penunjang ASI eksklusif seperti ruang laktasi dan tempat menyimpan ASI perah seperti lemari es. Ruang laktasi sebaiknya tidak digabung dengan poliklinik, namun disediakan tempat sendiri, tidak perlu luas, yang penting nyaman dan bersih, serta dilengkapi dengan wastafel dan tempat penyimpanan ASI perah.

b. Mengadakan penyuluhan mengenai ASI ekskusif kepada pekerja wanita. 2. Bagi ibu pekerja

Menambah pengetahuan mengenai ASI eksklusif, baik melalui Posyandu, dokter perusahaan maupun dari media lain sehingga lebih memahami manfaat ASI eksklusif dan dapat mengimplementasikannya.

Daftar Pustaka

1. Juliyah. Meneg PP dan PA: Pojok ASI Penting Tersedia di Perusahaan. 2011. (Online), (http://www.depkominfo.go.id/berita/bipnewsroom/meneg-pp-dan-pa- pojok-asi-penting-tersedia-di-perusahaan/, diakses 27 Februari 2011).

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 3. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi, Dan Menteri Kesehatan NOMOR 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan 1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja.

4. UNICEF. Gerakan Perusahaan Sayang Bayi. Selebaran. Jakarta. 2010.

5. Maleong L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

6. Moleong, L. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke XIV. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

7. Depkes RI. Tentang Informasi ASI. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, 1991.

Seminar Nasional World Fit for Children

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

6 Oktober 2012 Page 54

8. Wiryo, H. The Effect of Early Solid Food Feeding and Absence of Colostrum Feeding on Neonatal Mortality. FK Universitas Udayana, 2007.

9. Thaha AR, Hadju V. Studi Penilaian Makanan Pendamping ASI di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Kumpulan Makalah Diskusi Pakar Bidang Gizi Tentang ASI-MP ASI, antropometri dan BBLR. Cipanas: Persagi, LIPI, UNICEF, 2000.

10. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.

11. Iwan. ASI Eksklusif Bikin Cerdas dan Mandiri. (Online). (http://www.gizi.net/forums/viewtopic.php?t=40, diakses tanggal 20 Mei 2011). 12. Soeparmanto, Paiman. Hubungan antara Pola Pemberian ASI dengan Faktor Sosial

Ekonomi, Demografi dan Perawatan Kesehatan. Jurnal Kedokteran dan Farmasi No. 8, hal 502-506. 2000.

13. Smert, Bart. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo, 1994.

14. Kasnodiharjo, Slamet Riyadi, Imam Waluyo, Sunanti Zalbawi, Yulfira Media. Faktor Determinan Pemberian Air Susu Ibu Tidak Eksklusif (Analisis Lanjut SDKI 1994), Buletin Penelitian Kesehatan 24, 1996.

15. Marlina, Endah. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif di Rumah Bersalin se-Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. Skripsi. FKM UNDIP Semarang. 2005.

16. Anang, Triwibowo. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktik Pemberian Kolostrum di Rumah Sakit dr. Muwardi Solo. Skripsi. FKM UNDIP Semarang. 2003.

17. Sudarmanta. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan kegagalan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Gamping II Kabupaten Sleman Tahun 2002. Skripsi. FKM UNDIP. 2003.

18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 19. Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati. Medical Book, Kapita Selekta ASI &

Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika, 2010.

20. Azisya, Syasya. Sukses Menyusui Meski Bekerja, Manajemen ASI eksklusif untuk Ibu Bekerja. Jakarta: Gema Insani, 2010.

21. Roesli, Utami. Hidup ASI Eksklusif. (Online). (http://www.republika.co.id/koran detail.asp?id=181607&kat_id215&skat_id1=&kat_id2. diakses tanggal 20 Mei 2011).

22. Februhartanty, J. Strategic Rules of Fathers in Optimizing Breastfeeding Practises: A Study in an Urban Setting of Jakarta. Faculty of Medicine University of Indonesia, Jakarta, 2008.

Seminar Nasional World Fit for Children

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

6 Oktober 2012 Page 55

CAKUPAN ASI EKSLUSIF KABUPATEN BREBES TAHUN 2010

Dalam dokumen CAKUPAN ASI EKSLUSIF KABUPATEN BREBES TA (Halaman 45-48)

Garis besar

Dokumen terkait