• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Data Pendukung

3. Faktor Siswa:

Dari data hasil kuisioner dapat ditemukan kendala dari segi siswa yakni pada bakat, motivasi, hubungan siswa dan guru kurang baik serta massa media dan lingkungan sosial. Siswa yang merasa mempunyai kendala bakat adalah sebanyak 59%. Hal tersebut ditunjukkan oleh data pada tabel 11.

Kesimpulan ini diperkuat dengan alasan yang terbanyak muncul yaitu, siswa merasa bosan (tabel 12). Frekuensi alasan siswa yang merasa bosan adalah sebanyak 22. Sedangkan frekuensi alasan siswa yang merasa pelajaran fisika sulit adalah 25. Adapun beberapa pernyataan mereka adalah sebagai berikut:

“Merupakan momok, karena sulit.” “Sulit, jam pelajaran siang.”

“Bosan, apalagi setelah jam pelajaran matematika.”

Dari alasan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kendala dalam bakat siswa yakni siswa merasa bosan dan fisika adalah momok (sulit). Menurut teori psikologi pembelajaran, bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Apabila seseorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya ia akan cepat bosan, mudah putus asa, tidak senang. Untuk menyikapi hal tersebut, guru perlu menumbuhkan kesenangan supaya siswa tidak merasa bosan. Misalnya dengan cara menyajikan pembelajaran yang menarik. Hal tersebut akan membantu siswa yang merasa tidak berbakat dalam pelajaran fisika menjadi tertarik untuk menyukai fisika.

Dari data kuisioner, siswa yang merasa mempunyai kendala dalam hal motivasi sebanyak 64%. Hal tersebut ditunjukkan oleh data pada tabel 11. Kesimpulan itu juga diperkuat dengan alasan yang terbanyak muncul yaitu siswa menyerah apabila menemui soal yang sukar dan siswa malas (tabel 12). Frekuensi alasan siswa yang merasa menyerah adalah sebanyak 13.

Sedangkan frekuensi alasan siswa yang merasa malas adalah 16. Adapun beberapa pernyataan mereka adalah sebagai berikut:

“Sering menyerah, jika soalnya panjang dan soal cerita dan kata-katanya berbelit-belit.”

“Saya ogah-ogahan mempelajari buku fisika.”

Dari alasan di atas (tabel 12) dapat dilihat bahwa terdapat kendala dalam hal motivasi siswa yakni siswa merasa menyerah dan malas. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya seseorang dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya semakin besar kesuksesan. Siswa yang lemah motivasinya akan acuh tak acuh, mudah putus asa dalam belajar. Seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas, yakni siswa menyerah bila menemui soal yang sukar, serta siswa malas dan tidak giat membaca buku Fisika. Padahal kita perlu sekali menumbuhkan motivasi dalam diri siswa itu sendiri untuk mau belajar. Hal tersebut juga bergantung dari si siswa untuk mau mengesampingkan rasa malas itu. Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Menurut Wasty Soemanto, Guru berperan untuk menetapkan kebutuhan dan memotivasi murid-murid berdasarkan tingkah laku mereka yang nampak. Disini guru perlu mendukung, menyemangati siswa untuk belajar lebih rajin. Maka tugas utama guru adalah membantu siswa agar mau belajar sendiri secara aktif.

Data kuisioner menunjukkan, siswa yang merasa kendala dalam hal hubungan siswa dan guru kurang baik adalah sebanyak 57%. Hal tersebut

ditunjukkan oleh data pada tabel 11. Serta diperkuat dengan alasan yang terbanyak muncul yaitu siswa tidak berani tanya apabila menemui kesulitan dan siswa takut apabila mengerjakan soal di depan (dapat dilihat pada tabel 12). Frekuensi alasan siswa yang merasa tidak berani tanya apabila menemui kesulitan adalah 10. Sedangkan frekuensi alasan siswa yang merasa takut adalah 15. Adapun beberapa pernyataan mereka adalah sebagai berikut:

“Malu soale guru memandang saya sebelah mata. Hueleh.” “Karena setiap siswa pasti takut melakukan kesalahan.”

Dari alasan di atas (tabel 12) dapat diketahui bahwa siswa tidak berani bertanya apabila menemui kesulitan, dan siswa merasa takut ditunjuk guru mengerjakan soal di depan. Disini peran guru sangat penting untuk usaha mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Sehingga siswa yang tadinya malu bertanya serta takut salah menjadi siswa yang aktif bertanya apabila menemui kesulitan.

Pada kenyataannya, guru kurang mengupas permasalahan sehingga guru menganggap siswa sudah paham terhadap penyampaian materi yang diberikan, serta kurangnya pendekatan guru ke siswa. Guru fisika perlu menjalin relasi yang dekat dengan siswa sehingga siswa yang takut bertanya menjadi berani bertanya.

Menurut Suparno (2007), guru perlu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan alternatif. Guru akan sangat senang dan menghargai siswa yang dapat mengerjakan suatu persoalan

dengan cara-cara yang berbeda dengan cara yang baru saja dijelaskan guru. Kebebasan berpikir dan berpendapat sangat dihargai dan diberi ruang. Akibatnya suasana kelas akan sungguh hidup, menyenangkan, dan menyemangati siswa untuk senang belajar.

Dari data kuisioner ditunjukkan, siswa yang merasa kendala dalam hal massa media dan lingkungan sosial adalah sebanyak 57%. Hal tersebut ditunjukkan oleh data pada tabel 11. Kesimpulan itu diperkuat dengan alasan yang terbanyak muncul yaitu siswa suka menonton televisi dan siswa asik bermain lupa belajar (tabel 12). Frekuensi alasan siswa yang suka menonton televisi adalah 28. Sedangkan frekuensi alasan siswa yang merasa asik bermain dan lupa belajar adalah 15. Adapun beberapa pernyataan mereka adalah sebagai berikut:

“Karena TV sangat menarik.”

“Karena keasyikan maen dengan teman-teman sehingga lupa buat belajar.”

Dari hasil frekuensi alasan siswa di atas, dapat diketahui bahwa massa media sangat berpengaruh untuk belajar. Siswa menggunakan waktu untuk menonton Televisi, sehingga menjadi lupa akan tugasnya belajar. Faktor lingkungan sosial (teman bergaul anak) pengaruhnya juga sangat besar bagi siswa. Karena bagi kebanyakan siswa, pengaruh teman sebayanya akan mudah diterima. Peran guru di sini untuk mengingatkan siswa supaya mau untuk belajar. Guru perlu memotivasi siswanya.

Selain dari hal di atas, siswa tidak mengalami kendala dari segi siswa pada indikator lainnya (tabel 11). Pada indikator minat, siswa merasa tidak mengalami kendala karena siswa merasa memperhatikan pelajaran dan mencoba senang mengkaji persoalan fisika. Hal ini dapat ditunjukkan pada tabel alasan siswa yang sering muncul pada tabel 13. Adapun sebagai berikut:

“Saya memperhatikan karena saya memperhatikanpun belum tentu mengerti”.

Siswa juga tidak mengalami kendala dalam faktor kesehatan mental. Siswa kebanyakan beralasan bahwa siswa merasa guru perhatian dan siswa dapat berkonsentrasi. Hal ini dapat ditunjukkan pada tabel 13 . Adapun beberapa alasan siswa sebagai berikut:

“Saya memperhatikan dan konsentrasi. Hehe walo kadang ngobrol”. “Karena saya tidak pintar. Saya mencoba konsen”.

Pada indikator lainnya yakni faktor fisik, siswa tidak mengalami kendala. Siswa kebanyakan beralasan bahwa badannya sehat. Hal ini dapat ditunjukkan pada tabel 13. Adapun alasan siswa sebagai berikut:

“Tidak pernah sakit, cuma ngantuk”.

“Badan saya sehat walau kadang saja saya sakit, apabila saya nonton Piala Champion, FA cup, dll”.

Pada indikator kedisiplinan, siswa tidak mengalami kendala. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 13. Siswa merasa tepat waktu dan

berusaha mengerjakan semampunya. Adapun beberapa alasan siswa adalah sebagai berikut:

“Saya selalu on time”.

“Saya mengerjakan, walau kadang kalau tidak bisa saya menyerah”. Diperoleh kesimpulan umum kendala dari segi siswa. Yakni dalam hal bakat (59%), motivasi (64%), hubungan siswa dengan guru kurang baik (57%), serta massa media dan lingkungan sosial (57%). Alasan siswa adalah fisika merupakan momok. Siswa kurang termotivasi mempelajari fisika. Siswa malu bertanya. Serta siswa menghabiskan banyak waktu untuk menonton televisi.

Dari keseluruhan pembahasan kendala yang terjadi pada sudut pandang siswa, diperoleh kesimpulan bahwa akar permasalahan kendala belajar siswa adalah guru. Metode pembelajaran guru yang monoton menunjukkan bahwa guru kurang kreatif dalam mengajar. Sehingga siswa mengalami kurangnya motivasi dalam belajar. Siswapun kebanyakan memberi alasan bahwa tidak memiliki buku penunjang belajar. Guru juga jarang memberikan tugas sebelum materi berlangsung. Padahal tugas, akan membantu siswa disiplin untuk belajar materi selanjutnya. Guru kurang baik dalam mengelola pembelajaran, karena itu hubungan siswa dengan guru kurang baik.

BAB V

Dokumen terkait