BAB IV : Hasil Penelitian
LANDASAN TEORI
A. Interaksi Sosial
4. Faktor Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial sebagai suatu proses tidak terlepas dari faktor internal dan eksternal, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial, yang meliputi:
1. Dorongan untuk meneruskan keturunan, 2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan, 3. Dorongan untuk mempertahankan kehidupan, 4. Dorongan untuk berkomunikasi.52
51 Rukmindo Isbandi Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,... hal 197
52 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Ed Revisi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2013), hal 57-58
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang.
Menurut Soejono Soekanto, komponen interaksi sosial adalah sebagai proses yang berdasarkan dari berbagai faktor, yaitu:
1. Faktor imitasi
Imitasi merupakan suatu proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap, penampilan, gaya hidup, maupun yang dimilikinya.53 Menurut Gabriel Tarde yang dikutip dari Gerungungan dan dikemukakan Siti Mahmudah mengemukakan bahwa seluruh kehidupan sosial sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi.54 Peranan imitasi dalam interaksi sosial tidaklah kecil, misalnya pada anak-anak yang sedang belajar bahasa, seakan-akan mereka mengimitasi dirinya sendiri, mengulang bunyi kata, melatih fungsi lidah, dan mulut untuk berbicara, kemudian ia mengimitasi orang lain dalam berbahasa sehingga tidak mau untuk belajar.55
Siti Mahmudah mengungkapkan beberapa dampak negatif imitasi dalam interaksi sosial yaitu:
a) Imitasi yang dilakukan adalah sesuatu yang salah, sehingga menimbulkan kesalahan kolektif yang meliputi sejumlah kolektif manusia yang jumlahnya tidak kecil.
53 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Ed Revisi,... hal 57-58
54 Siti Mahmudah, Psikologi Sosial, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), hal 43
55 Siti Mahmudah, Psikologi Sosial,... hal 43
b) Terkadang seseorang mengimitasi sesuatu tanpa kritis, sehingga dapat menghambat perkembangan kebiasaan berfikir kritis.56
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa imitasi yang dilakukan dalam interaksi sosial memiliki dampak positif dan negative, seperti jika seseorang mengimitasi sesuatu yang menimbulkan tanggapan salah maka disebut imitasi negative, dan seseorang mengimitasi untuk sebuah pelajaran yang berujung pada kebaikan disebut imitasi positif.
2. Faktor sugesti
Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seseorang kepada individu lain, sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berfikir kritis dan rasional.57
Abu Ahmadi mengemukakan bahwa sugesti berupa pengaruh psikis yang datang dari diri sendiri maupun orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik.58 Segesti tersebut dibedakan menjadi dua yaitu: Auto Sugesti berupa sugesti yang datang dari dirinya sendiri dan Hetero Sugesti yang berupa sugesti yang datang dari orang lain.59
56 Siti Mahmudah, Psikologi Sosial,... hal 44
57 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Ed Revisi, hal 57-58
58 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 53
59 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 53
Dalam psikologi sosial, peranan hetero sugesti lebih menonjol dari pada auto sugesti, dikarenakan banyaknya individu yang menerima sesuatu cara atau pedoman-pedoman, pandangan, norma, dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu.60
Dalam ilmu jiwa sosial, sugesti dapat dirumuskan sebagai suatu proses individu menerima suatu cara penglihatan, atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu.
Menurut Abu Ahmadi, sugesti akan mudah terjadi apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Sugesti karna hambatan berfikir
Sugesti akan diterima oleh orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu, dan sugesti akan sulit diterima ketika seseorang dalam keadaan kritis, dikarenkan makin kurang daya kemapuan seseorang dalam memberikan kritik, maka semakin mudah seseorang tersebut menerima sugesti dari orang lain.61
b) Sugesti karena keadaan terpecah belah (dissosiasi)
Seseorang akan mudah menerima sugesti apabila kemampuan berfikirnya sedang terpecah belah.
Kemampuan berfikir terpecah belah tersebut berupa
60 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 53
61 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 54
keadaan kebingungan karena manghadapi berbagai macam persoalan. Secara psikologis, seseorang yang sedang dalam kebingungan ingin mencari pegangan untuk mengakhiri kebingungan tersebut, sehingga pada umumya akan mudah menerima apa yang dikemukakan orang lain tanpa berfikir terlebih dahulu.62
c) Sugesti karena mayoritas
Seseorang akan mudah mempunyai kecendrungan untuk menerima suatu padangan, pendapat dan norma apabila mendapatkan mendapatkan dukungan dan sokongan dari orang banyak atau mayoritas.63 Seseorang akan merasa terasing apabila ia menolak pendapat, pandangan, dan norma yang apabila telah menerima dukungan dari mayoritas, sehingga ia akan ikut menerima pendapat, pandangan, dan norma tersebut.64
d) Sugesti karena minoritas
Dalam penerimaan suatu pandangan, seseorang akan cendrung dan mudah menerima yang dikemukakan oleh orang lain yang mempunyao otoritas mengenai suatu hal, sehingga akan akan menimbulkan suatu sikap percaya
62 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 55
63 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 55
64 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 56
bahwa yang dikemukakan memang benar dan mengandung kebaikan atau kebenaran.65
e) Sugesti kerena will to belive
Seseorang akan mudah menerima pendapat apabila sebelumnya ia telah mempunyai pendapat meskipun samar, dan pendapat tersebut searah dengan pendapa yang ia miliki. Seseorang dalam keraguan akan mudah menerima sugesti dari pihak lain, sehingga suatu pendapat akan meyakinkan pendapat yang telah ada padanya.66
3. Faktor identifikasi
Identifikasi yaitu upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya, yang tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola prilaku, tetapi juga melalui proses kejiwaan yang mendalam.67
Abu Ahmadi mengemukakan bahwa identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.68 Misalnya identifikasi seorang anak laki-laki untuk menjadi
65 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 56
66 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 56
67 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Ed Revisi, hal 57-58
68 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 57
sama seperti ayahnya, dan seorang anak perempuan untuk menjadi sama dengan ibunya.
Menurut Gerungungan dang dikemukakan oleh Siti Mahmudah mengungkapkan bahwa proses identifikasi pada kenyataannya sering kali berlangsugn tidak sadar (secara sendirinya), seperti yang terjadi pada seorang anak dalam keluarga yang mengidentifikasikan dirinya dengan orang tua, selanjutnya bersifat irrasional yang berupa perasaan atau kecendrungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara irrasional, dan identifikasi berguna melengkapi sistem norma, cita-cita, dan pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi tersebut yang berupa efek lanjut dari aktivitas identifikasi yang dilakukan seseorang.69
4. Faktor simpati
Simpati merupakan proses kejiwaan yang mendorong seseorang individu merasa tertarik pada seseorang pada orang dan kelompok lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatan lainnya.70
Menurut Abu Ahmadi, simpati adalah perasaan tertariknya seseorang kepada orang lain. Simpati timbul bukan dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti pada proses identifikasi, bahkan seseorang akan
69 Siti Mahmudah, Psikologi Sosial, (Malang: UIN MALIK, 2012), hal 46
70 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Ed Revisi, hal 57-58
tiba merasakan ketertarikan kepada orang lain dengan sendirinya.71
Abu Ahmadi megemukakan perbedaan simpati dengan identifikasi antara lain:
a) Simpati
1) Dorongan utama ingin mengerti dan kerjasama dengan orang lain.
2) Hubungan simpati menghendaki relasi kerjasana antara dua orang atau lebih yang setaraf.
3) Simpati bermaksud kerja sama.72 b) Identifikasi
1) Dorongan utama ingin mengikuti jejaknya, dan ingin mnecontoh dan belajar dari orang yang dianggap ideal.
2) Hubungan identifikasi hanya menghendaki bahwa yang satu ingin menjadi seperti yang lain dalam sifat-sifatnya yang dikaguminya.
3) Identifikasi bermaksud belajar.73 5. Faktor motivasi
Motifasi merupakan suatu rangsangan, pengaruh dan stimulus yang diberikan seorang individu pada individu lain, sehingga individu yang dimotivasi menuruti dan melaksanakan
71 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 58
72 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 58
73 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial,... hal 58
apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.74
Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebig tinggi dan berwibawa, seperti motivasi yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya dan seorang guru kepada siswanya.
6. Faktor empati, yang mirip dengan simpati, tetapi tidak hanya perasaan kejiwaan, namun empati disertai dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. 75