• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mendukung dan Penghambat Modal Sosial

MODAL SOSIAL DAN KEPEMIMPINAN KIAI PESANTREN A. Modal Sosial

5. Faktor yang Mendukung dan Penghambat Modal Sosial

65

dalam suatu kelompok tertentu, melakukan intraksi sosial timbal balik antar individu (kiai, santri, orang tua) dan dalam rangka memobilisasi anggotanya dalamkonteks solidaritassosialuntukmembangunkesadarankritis.113

5. Faktor yang Mendukung dan Penghambat Modal Sosial

Manusia membutuhkan habitat yang menjadi tempat berinteraksi untuk mengembangkan modal sosial yang dimiliki. Adapun jenis habitat tempat berseminya modal sosial itu adalah habitat masyarakat dan habitat organisasi.

a. Habitat masyarakat

Kusumastuti mengatakan, modal sosial bisa tumbuh dan mengasilkan karya apabila masyarakat yang memiliki tujuan untuk kemajuan bersama bukan masyarakat yang tujuan untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu. 114

Masyarakat yang berorentasi pada kepentingan bersama akan memfokuskan pada perhatian dan tindakannya, berupaya untuk kesejah teraan, peningkatan dan kemajuan bersama. Masyarakat yang memiliki tujuan untuk kemajuan bersama akan membentuk suatu ciri masyarakat yang berkualitas yaiu: 1) Masyarakat yang merdeka (bebas dari penindasan). 2) Masyarakat yang bebas dari rasa takut. 3) Masyarakat yang toleran. 4) Masyarakat yang transparan dalam proses berbangsa dan bernegara. 5) Pemerintah yang bermitra dengan masyarakat. 7) Masyarakat yang membangun kepedulian. 8) Masyarakat yang mandiri

113 Hasbullah, Social Capital., 31.

114 Haranto, F.H.Maximizing the Value of Soal Capil: an Indonesian Experence. Makalah yang Disajikan dalam Peremuan International di Michigan State University.East Lnsing, 1998)

66

b. Habitat Organisasi

Pada level organisasipun orientasi pada kepentingan bersama amat sangat diperlukan. Hal ini sangat mendukung dengan adanya struktur organisasi dan kepemimpinan yang sesuai. Pengkelompokan kegitan adalah ciri utama dalam organisasi. masing-masing anggota kelompok berdiri sendiri tampa adanya pegangan visi-misi bersama, jika hal itu terjadi, maka akan sulit untuk mencapai cita-cita bersama.

Idealnya perngorganisasian kegiatan masyarakat harus berifat lintas budaya dengan membentuk sinergi antar kegiatan. Dalam artian anggota kelompok yang dimiliki oleh kelompok bisa digunakan secara bersama sama agar memperoleh efisiensi dan nilai tambah yang tinggi. Selain itu, pemimpin organisasi harus memiliki sifat melayani masyarakat, bersifat egaliter dan mlihat sukses adalah hasil kerja semua pihak, serta didorong motif spritual ingin menjadi rahmat untuk orang bnyak.

Persyaratan sebuah komunitas yang baik tampaknya dapt dijadikan acuan untuk menumbuh kembankan modal sosial. Peryataan itu adalah (1) menghilangkan sifat eksklusivisme yang lebih menonjolkan kepentingan bersama dari pada kepentingan individu; (2) menghilangkan budaya sinis; (3) menghilangkan penekanan pada formalitas dengan berlindung di balik peraturan organisasi; (4) tidak terjebak pada semangat trnsaksional yang bersifat sementara; dan (5) menghilangkan kebiasaan diskriminatif dengan memberikan perlakuan khusus pada kelompok terentu.

67

B. Kepemimpinan, Kiai dan Pesantren 1. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan cara memengaruhi orang, di mana pemimpin mengupayakan melibatkan yang dipimpin dengan keinginan sendiri berupaya agar mencapai tujuan organisasi. Oteng Sutisna, mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan prosedur baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu mambangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan organisasi.115 Hemphill yang dikutip oleh Gary Yukl mendefinisikan bahwa kepemimpinan merupakan perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.116 Sementara, Mangunharjana menjelaskan kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Dalam bahasa Inggris disebut leader darinakar kata to lead yangLterkandung artiLsaling erat berhubungan: berjalanLdi depan, bergerakLlebih awal, mengambil langkahLpertama, berbuat dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran dan tindakan orang lain, menuntun, membimbing, menggerakkan orangLlain melaluinpengaruhnya.117

Kepemimpinan juga melibatkan kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan, membuat sebuah perubahan yang baik, dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat umum, memotivasi dan menginspirasi orang lain serta menyebarkan sumber daya.

115

Ibid.,344.

116 Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Indonesia, (Jakarta: Indeks, 2011),4. 117 Nur Efendi, Membangun Sekolah Yang Efektif dan Unggulan, (Yogyakarta: Lingkar Media,

68

Hal ini dijelaskan oleh McCallum bahwa “leadership involves the ability to build and maintain relationships, cope with change, motivate and inspire others and deploy resource.‖118 Karena kepemimpinan tentu saja dipegang oleh seseorang yang dipercaya masyarakat umum untuk dapat memecahkan segala problematika yang ada secara adil. Ada lima kompetensi kepemimpinan, yaitu:119 (1) menantang proses, (2) menginspirasi visi bersama, (3) mendorong orang lain untuk bertindak, (4) memberi arahan atau menjadi teladan (5) besar hati.

Jika dilihat dari banyak pengertian diatas maka seroang leader (pemimpin) harus memenuhi karakter leadership (kepemimpinan). Seorang pemimpim yang memenuhi syarat kepemimpina adalah pemimpin yang dapat memberi teladan bagi bawahan untuk melakukan perubahan agar tercipta dan tercapai tujuan organisasi atau sebuah kelompok masyarakat. Karena peran pemimpin sangat besar, dipandang perlu menjadi teladan contoh yang baik. Sebab jika seorang pemimpin memiliki contoh yang baik bagi bawahannya secara tidak langsung yang dipimpin akan termotivasi untuk berbuat lebih baik dari pada pimpinannya. Selain kekuatan penggerak sentral terdapat pada pimpinan, maju mundurnya sebuah organisasi juga dipengaruhi oleh pimpinan dan juga komponenlainnya. Maka pemimpin dituntut memberikan teladan yang baik bagi semua bawahanya. Disisi lain pemimpin juga harus memiliki karakter yang kharismatik, di mana pemimpi harus memiliki hati yang besar dan dapat menginspirasi pengikutnya. Seorang pemimpin harus

118 Shelly McCallum dan David O‘Connell, ―Social Capital and Leadership Development;, Vol. 30 No. 2

69

memiliki sebuah kemampuan dan keterampilan, karena kemampuan kepemimpinan dan keterampilan dalam mengarahkan merupakan faktor penting dalam efektifitas kepemimpinan. Tentu saja kepemimpinan yang efektif memerlukan-harus didukung dengan pengetahuan yang luas, hubungan yang solid didalam, reputasi yang sangat baik, rekam jejak yang kuat, pikiran yang tajam, keterampiran interpersonal yang kuat serta integritas yang tinggi. Memimpin secara efektif sesorang harus memiliki kepribadian, sosial dan sifat fisik tertentu. Selain hal diatas, Robert Palestini menyimpulkan bahwa seorang pemimpin harus berorientasi atau memiliki rasa kepedulian yang tinggi dan rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga semua struktur pekerjaan dapat terselesaikan dengan sempurna.120

Sedangkan menurut Imam al-Ghozali kepemimpinan adalah suatu kebijakan atau tindakan mempengaruhi, mengajak, mengkoordinasi yang

berorentasikan pada kesejahteraan dan kemaslahatan umat yang

menghasilkan kebahagiaan hakiki–yakni kebahagiaan di akhirat, hal ini sebenarnya sejalan dengan misi kenabian, yaitu tercapainya kebahagian baik di dunia maupun di akhirat.121 Juga Imam Ghozali mengatakan bahwa, al-wilayah (kepemimpinan) adalah profesi yang ditipkan oleh Allah Swt yang dibutuhkan oleh warga negara. Karean begitu pentingnya profesi ini, al-Ghazali berpendapat bahwa, seorang pemimpin harus memiliki kompetensi

120

Robert Palestini, From Leadership Theory to Practice, (New York : Rowman & Littlefield Education :2009),3

121 Imam al-Ghazali, Al-Tibr al-Masbuk fi Nashihat al-Muluk, (Beirut: Dar al-Kutub alIlmiyah), 20.

70

yang cakap.122 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka kepemimpinan merupakan sebuah kegiatan mempengaruhi, mengorganisasi, menggerakkan, membimbing, mengarahkan, mengajak orang lain untuk melaksanakan sesuatu dalam rangka mencapai tujuanLbersama yang ditetapkan mencakup: Pertama, Adanya usaha untuk mengarahkan dan mempengaruhi perilaku orang lain. Kedua, Keterlibatan orang lain atau kelompok orang dalam mencapai tujuan dan Ketiga, Adanya faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain bersedia digerakkan atau dipengaruhi. Selain hal di atas maka kepemimpinan merupakan faktor penentu dan harus dipertimbangkan, tanpa pemimpin maka roda organisasi tidak akan berjalan lancar. Gary Yukl mengutip dari House kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, mendorong dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektifitas dan keberhasilan organisasi.123

Sebutan pemimpin muncul ketika seseorang memiliki kemampuan mengetahui perilaku orang lain, memiliki kecakapan tertentu yang jarang didapati orang lain. Jika ini dikaitkan dengan kegiatan mobilisasi massa, maka akan lahir sebutan pemimpin masa (populis). Setiap pemimpin memiliki pola tersendiri dalam hal kepemimpinannya. Termasuk bagaimana aktivitas mempengaruhi orang lain akan tercermin pada pola tingkah laku yang dilakukan pemimpin. Hal itu senada dengan pola kepemimpinan, pola tingkah laku yang sering digunakan pemimpin dalam kerangka mempengaruhi aktivitas orang lain atau pola kepemimpinan yang paling

122 Imam al-Ghazali, Ihya‟ Ulumuddin juz II, (Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyah,2000), 151. 123 Gary Yukl, Kepemimpinan..,4.

71

disukai sedangkan pola sampingan diasumsikan dengan perpaduan model yang lain. Menurut Vethzal mengenai pola seorang pemimpin merupakan ringkasan dari seseorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar.124 Vethzal Rivai mengungkapkan pola kepemimpinan ada tiga bentuk.125 Kiai adalah sebutan dalam pimpinan pondok pesantren adalah pimpinan pesantren, meskipun tidak semua kiai memimpin sebuah pesantren.126 Harold Koontz yang dikutip

Sifuddin menadaskan bahwa kepemimpinan adalah sebuah seni

mempengaruhi beberapa orang yang mereka capai untuk tujuan bersama.127 Menurut Kartini Kartono, kepemimpinan merupakan relasi dan pengaruh

124Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership (Membangun Super Leadership

Melalui Kecerdasan Spiritual,) (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 305

125Kepemimpinan memiliki tiga model, Pertama Otoriter (Authoritarian Leadership) Bahwa kekuasaan otoriter pola kepemimpinan berdasarkan pada kekuasaan yang mutlak dan penuh. Dengan kata lain, sang pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dikategorikan dengan istilah diktator, bertindak mengarahkan pikiran, perasaan dan perilaku orang lain kepada suatu tujuan yang telah ditetapkan. Kedua Demokratis (Demicratic Leadership) adalah pola kepemimpinan demokratis adalah pola atau cara yang demokratis, dan bukan dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Dapat di contohkan pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikannya dan selalu berpegang pada nilai-nilaidemokrasi pada umumnya. Ketiga Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire Leadership) pemimpin biasanya menunjukkan suatu pola dan perilaku yang pasif dan juga sering kali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam praktiknya si pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan sumber-sumber yang diperlukan oleh anak buahnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan pimpinan. Segalanya diserahkan padabawahannya. Lihat Veithzal Rivai,

Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),

136-139. Lain halnya dengan Max Weber, sebagaimana dikutip oleh April Carter dalam Authority and Democracy. Weber mengategorikan kepemimpinan yang diidentikkan dengan kekuasan, menjadi tiga model atau tipe, diantaranya: Pertama, tipe kepemimpinan atau kekuasaan tradisional. Adapun tipe kepemimpinan paternalistik termasuk ke dalam klasifikasi corak tradisional. Kedua, model kepemimpinan atau kekuasaan kharismatik. Ketiga, tipe kepemimpinan atau kekuasaan rasional, adalah model kepemimpinan demokratik termasuk dalam tipe rasional. Menurut tipe kepemimpinan rasional, pemimpin itu tampil dan dipilih oleh masyarakat berdasarkan kemampuan yang dimilikinya April Carter, Authority and Democracy, terj. Sahat Simamora, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), 54-55.

126 Sukamto, Kepemimpinan Kiai Dalam Pesantren, (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1999), 19.

127 Ahmad Saifuddin, Kepemimpinan Kiai dan Kultur Pesantren, (Yogyakarta: UIN Jogja, 2007), 29.

72

antara pemimpin danNyang dipimpin. Kepemimpinan muncul dan

berkembang sebagai hasil dari relasi antara pemimpinNdan

yangKdipimpin.128 Oleh sebab itu, pemimpin ada apabila ada kelompok organisasi. Eksistensi pemimpin selalu ada di tengah komunitasnya. Dari beberapa pengertian kepemimpinan di atas dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan penggunaan pengaruh, membimbing dan memutivasi untuk mendorong partisipasi serta mengatasi problem dalam proses mencapai tujuan yang ditetapkan.