• Tidak ada hasil yang ditemukan

72

DAFTAR PUSTAKA

Anwar C. 2000. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet.

Asche F, Teveteras R. 1999. Modeling Production Risk With A Two-Step

Prosedure. Journal of Agricultural and Resource Economics 24

(2):424-439.

[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2010. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Nasional. Jakarta: BPS Indonesia.

[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2011. Luas Tanaman Perkebunan

Besar Menurut Jenis Tanaman di Indonesia. Jakarta: BPS Indonesia.

Budiman A, Suryaningtyas H. 2001. Penanggulangan Penyakit Lapuk

Cabang dan Batang Tanaman Karet Hevea Akibat Serangan

Fusarium Dengan Menggunakan Antico F-96. Warta Pusat Penelitian Karet 20 (1-3):89-99.

Debertin, D. L. 1986. Agricultural Production Economics. New York :

Macmillan, inc.

[DITJENBUN] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Luas Areal Karet Menurut Propinsi di Seluruh Indonesia. Jakarta: Ditjen Perkebunan. [DITJENBUN] Direktorat Jenderal Perkebunan . 2011. Luas Areal dan

Produksi Perkebunan Seluruh Indonesia Menurut Pengusahaan. Jakarta: Ditjen Perkebunan.

Ellis F. 1993. Peasant Economics : Farm Housholds and Agrarian

Development. Ed ke-2. New York : Cambridge University Press.

Fahmi I. 2010. Manajemen Risiko : Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung :

Alfabeta.

Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta :

Bumi Aksara.

Gujarati D. 1993. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa S. Zain. Jakarta :

Airlangga.

Harwood J, Heifner R, Coble K, Perry J, Somwaru A. 1999. Managing

Risk in Farming : Concepts, Research, and Analysis. U.S : Economic Research Service.

73 Kartika. 1999. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Teh di PTPN VIII Parakan Salak [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kountur R. 2004. Manajemen Risiko Operasional : Memahami Cara

Mengelola Risiko Operasional Perusahaan. Jakarta : Penerbit PPM.

Kountur R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan.

Jakarta : Penerbit PPM.

Lestari A. 2010. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor karet alam Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lipsey, Courant, Purvis, Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Edisi

Kesepuluh. Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.

Lubis NA. 2009. Manajemen Risiko Produksi dan Penerimaan Padi Semi Organik [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Lukman. 1996. Penggunaan Sadapan Ke Arah Atas Untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Karet Pada Iklim Tipe A di Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Karet 14 (1):70-83.

Nurhayati, Fatma, Aminuddin IM. 2010. Ketahanan Enam Klon Karet Terhadap Infeksi Corynespora cassiicola Penyebab Penyakit Gugur

Daun. J. HPT Tropika Volume 10 No. 1:(47-51)

Rachmawati Y. 2003. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor

Produksi Crumb Rubber (Studi Kasus Pabrik Pengolahan Karet

Remah Way Berulu, PT Perkebunan Nusantara VII, Desa Kebagusan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Lampung Selatan) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Resmisari Y. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PT Perkebunan Nusantara VIII [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Robison LJ, Barry PJ. 1987. The Competitive Firm’s Response To Risk.

New York : Macmillan Publishing Company.

Sambudi S. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Ekspor Kopi Arabika Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Faperta, Institut Pertanian Bogor.

74 Saragih RW. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil

Produksi Kelapa Sawit (Studi Kasus PTPN VI Kebun Pasir Mandoge [skripsi]. Medan : Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara.

Septiana K. 2005. Analisis Efisiensi Faktor-faktor Produksi Teh Olahan Pada PTPN VIII Perkebunan Goalpara, Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Setyoningsih T. 2005. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor

Produksi dan Pendapatan Crumb Rubber (Studi Kasus Pabrik

pengolahan Karet Remah Sukamaju, PTPN VIII, Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Siagian N. 2000. Pengaruh Populasi dan Sistem Tanam Terhadap Pertumbuhan, Produksi Lateks, dan Volume Kayu Pada Tanaman

Karet Taruna. Jurnal penelitian Karet 18 (1-3):28-44.

Sitanggang E. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Karet di PTPN III Kebun Sarang Giting, Kabupaten Serdang Bedagai [skripsi]. Medan: Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Sujatno dan Pawirosoemardjo. 2001. Pengenalan dan Teknik Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet Secara Terpadu. Warta Pusat Penelitian Karet 20 (1-3): 64-75.

Sukmawati G. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Teh Hitam Serta Peramalan Harga Jenis BOPF, PF, dan Dust Pada PTPN VIII Perkebunan Goalpara [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sumarmadji. 2001. Pengendalian Kering Alur Sadap dan Nekrosis Pada

Kulit Tanaman Karet. Warta Pusat Penelitian Karet 20 (1-3):76-

88.

Swadaya P. 2008. Panduan Lengkap Karet. Depok : Penebar Swadaya

Tumanggor DS. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Cokelat di Kabupaten Dairi [Tesis]. Medan : Sekolah

75 Verianti PC. 2004. Optimalisasi Produksi Teh Olahan di Perkebunan Teh Parakan Salak PTPN VIII, Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Winarno WW. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Ed 2. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. Wiyanto. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Karet

Perkebunan Rakyat studi kasus Perkebunan Rakyat di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

RISIKO PRODUKSI KARET ALAM

DI KEBUN AEK PAMIENKE PT SOCFINDO

KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

REGINA PRAMEISA H34080113

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN

REGINA PRAMEISA. Risiko Produksi Karet Alam di Kebun Aek Pamienke

PT Socfindo, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI)

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang dapat diandalkan dalam menunjang perekonomian Indonesia. Pentingnya sektor pertanian dapat terlihat jelas sebagai penyedia utama pangan dan penyediaan lapangan pekerjaan sebesar 41.494.941 jiwa atau 38,35 persen terhadap total nilai tenaga kerja. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor andalan sebagai penopang perekonomian pertanian di Indonesia. Peranannya dapat terlihat dalam penerimaan devisa negara pada tahun 2010 melalui kegiatan ekspor perkebunan sebesar US$22 miliar meningkat drastis dibanding tahun 2005 yang hanya US$9 miliar. Salah satu tanaman subsektor perkebunan adalah karet. Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia, tetapi untuk produksi karet alam yang dicapai Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan produksi yang dicapai oleh Thailand dan Malaysia. Walaupun demikian, luas lahan perkebunan karet alam Indonesia terluas dibandingkan Thailand dan Malaysia. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi, seperti risiko produksi alam, hama, atau penyakit. Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang sangat cocok untuk budidaya karet karena memiliki iklim yang basah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan karet di Provinsi Sumatera Utara salah satunya adalah PT Socfin Indonesia (Socfindo).

PT Socfindo menghadapi berbagai risiko dalam memproduksi karet alam, salah satunya adalah risiko produksi. Hasil produksi dan produktivitas karet alam yang berfluktuatif menjadi salah satu akibat dari adanya risiko produksi. Produksi dan produktivitas karet alam kebun Aek Pamienke PT Socfindo mengalami fluktuasi mulai dari tahun 2009-2011. Fluktuasi tersebut menunjukkan bahwa adanya target produksi yang tidak terpenuhi sesuai yang diharapkan perusahaan. Hal ini menjadi suatu permasalahan yang dapat diakibatkan oleh beberapa faktor risiko produksi, seperti penggunaan teknologi, curah hujan, hama dan penyakit, sehingga menyebabkan total produksi karet alam setiap tahun mengalami penurunan dengan luas lahan setiap tahun yang tetap. Penanganan yang sangat tepat dibutuhkan untuk dapat mengurangi hal tersebut agar menghasilkan produksi maksimal dengan kualitas atau standar mutu karet alam yang diharapkan oleh perusahaan sesuai permintaan pasar domestik maupun internasional. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji gambaran umum perkebunan Aek Pamienke PT Socfindo, (2) Menganalisis pengaruh faktor-faktor sumber risiko produksi terhadap produksi karet alam PT Socfindo.

Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Aek Pamienke, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi ini dilakukan

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Sumatera Utara

merupakan salah satu daerah yang sangat cocok dalam budidaya karet. Waktu pengumpulan data dimulai pada bulan Maret 2012 sampai dengan April 2012.

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda dengan

metode OLS (Ordinary Least Square). Uji asumsi klasik pada metode ini telah

dilakukan untuk mengetahui apakah model tersebut telah memenuhi semua uji atau tidak.

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah jumlah pohon yang mati, penderes yang melakukan kesalahan, jumlah pohon yang dideres,

jumlah blok yang terkena Secondary Leaf Fall (SLF), curah hujan, dan biaya

perawatan Brown bast/bark necrosis (BB/BN). Hasil estimasi dari seluruh model

yang ada telah cukup baik, sebagaimana terlihat dari nilai koefisien

determinasinya (R-squared) adalah 0,58 atau 58 persen. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa sebesar 58 persen dapat dijelaskan oleh model, sedangkan 42 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar persamaan. Hasil pendugaan persamaan faktor-faktor sumber risiko produksi menunjukkan tanda positif untuk variabel jumlah pohon yang dideres, curah hujan, dan produksi sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 0,267069; 181,394; dan 0,614157. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin banyak jumlah pohon yang dideres dan semakin banyak curah hujan, maka produksi karet alam akan semakin meningkat. Variabel terakhir adalah variabel produksi sebelumnya, artinya semakin banyak produksi karet alam pada bulan sebelumnya, maka produksi karet alam semakin meningkat pada bulan berikutnya, sedangkan variabel jumlah pohon yang mati, jumlah penderes yang melakukan kesalahan, jumlah blok yang terkena SLF, dan biaya perawatan BB/BN menunjukkan tanda negatif, yaitu masing-masing sebesar -1,102137; -2522,678; -3126,435; dan -0,000113. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin banyak jumlah pohon yang mati, jumlah penderes yang melakukan kesalahan, jumlah blok yang terkena SLF, dan biaya perawatan BB/BN, maka produksi karet alam akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil dari ketujuh variabel diatas menunjukkan bahwa variabel curah hujan merupakan variabel yang tidak memenuhi hipotesis awal. Selain itu, variabel produksi sebelumnya merupakan variabel yang digunakan untuk menekan autokorelasi yang muncul pada data.

Taraf nyata yang digunakan pada penelitian adalah 20 persen. Berdasarkan hasil dari nilai peluang menunjukkan bahwa untuk variabel jumlah penderes yang melakukan kesalahan, jumlah blok yang terkena SLF, curah hujan, dan produksi sebelumnya mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,177; 0,0102; 0,1217; dan 0,0001. Maka dari itu, untuk keempat variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi karet alam, sedangkan untuk variabel jumlah pohon yang mati, jumlah pohon yang dideres, dan biaya perawatan BB/BN mempunyai peluang masing-masing 0,3275; 0,3364; dan 0,9357 dan ketiga variabel tersebut dinyatakan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi karet alam.

Penelitian mengenai risiko produksi ini diharapkan perusahaan dapat melakukan percobaan-percobaan baru dalam penanganan penyakit pada tanaman karet yang bertujuan untuk dapat mengobati secara efektif dan mengefisienkan biaya. Selain itu, untuk dapat mengantisipasi apabila terjadi curah hujan yang

tinggi adalah dengan cara melakukan strategi rainguard yang bertujuan menjaga

RISIKO PRODUKSI KARET ALAM

DI KEBUN AEK PAMIENKE PT SOCFINDO

KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

PROVINSI SUMATERA UTARA

REGINA PRAMEISA H34080113

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Judul Skripsi : Risiko Produksi Karet Alam di Kebun Aek Pamienke

PT Socfindo, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara

Nama : Regina Prameisa

NIM : H34080113

Menyetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si NIP 19640921 199003 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:  

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Risiko Produksi Karet Alam di Kebun Aek Pamienke PT Socfindo, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2012

Regina Prameisa

H34080113