• Tidak ada hasil yang ditemukan

I, I II IV, V Kepala Asisten

5.5 Kegiatan Utama Perkebunan Karet

PT Socfindo Kebun Aek Pamienke memiliki tiga kegiatan utama dalam pengelolaan perkebunan karet alam, yaitu kegiatan perawatan, pemupukan, dan pemanenan.

1) Kegiatan Perawatan

Kegiatan perawatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merawat tanaman dan lingkungan sekitarnya, serta mengatasi hama, gulma, dan penyakit yang terjadi pada tanaman yang meliputi penyemprotan liringan (jalur untuk dapat dilewati oleh karyawan). Hal ini dilakukan agar gulma tidak tumbuh, pencegahan dan pengobatan hama penyakit, membersihkan gulma, memperdalam parit yang dangkal, dan merawat serta memperbaiki jalanan sekitar yang telah rusak. Hama yang paling banyak ditemukan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah kutu dan rayap. Hama ini sangat banyak jenisnya pada umumnya menyerang tanaman karet yang masih kecil yang menghambat pertumbuhan untuk menjadi besar dan subur, karena zat-zat yang terdapat dalam batang serta daun di

46 hisap secara simultan yang pada akhirnya karet menjadi mati secara berlahan. Tanaman karet gejala kuning pada daun serta layu yang berguguran. Rayap pada umumnya mulai menyerang tanaman karet mulai dari akar yang mati serta pangkal kayu yang ada di sekitar batang karet. Pembasmian hama dilakukan dengan cara kimiawi (penyemprotan) menggunakan insektisida. Kegiatan pembasmian hama dikerjakan oleh karyawan dengan rekomendasi dari asisten afdeling atau mantri tanaman, sedangkan untuk pembasmian gulma dan penyakit dilakukan dengan cara yang sama seperti pembasmian hama, tetapi penyakit hanya ada pada Tanaman Menghasilkan (TM). Seluruh kegiatan perawatan dilakukan per afdeling dengan diketuai oleh mantri tanaman sesuai perintah dari asisten afdeling masing-masing dengan upah sesuai dengan UMP sektor perkebunan.

2) Kegiatan Pemupukan

Kebun Aek Pamienke PT Socfindo melakukan pemupukan untuk tanaman TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) & TM (Tanaman Menghasilkan) dengan area, dosis, dan jenis pupuk yang telah ditetapkan oleh manajemen PT Socfindo. Pada tanaman TBM, aplikasi pemberian pupuk dilakukan dua kali, yaitu pada aplikasi pertama bulan Januari-April dan aplikasi kedua setelah 6 bulan dari aplikasi pertama, sedangkan untuk aplikasi pupuk pada TM diberikan setelah proses siklus gugur daun. Siklus gugur daun tersebut dapat melestarikan lingkungan karena daun yang berguguran dapat meningkatkan unsur tanah. Kebijakan pemupukan dapat berubah sewaktu-waktu karena kebijakan dari manajemen PT Socfindo yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain timbulnya gugur daun yang berkepanjangan, fisiologis tanaman yang sudah tidak baik, dan lain sebagainya.

Aplikasi pupuk pada tanaman menghasilkan didasarkan kepada tiga faktor

utama, yaitu posisi panel deres, efek topping, dan adanya serangan penyakit gugur

daun (SLF). Berdasarkan hal tersebut, maka pemupukan dibedakan dalam dosis dan waktu aplikasi. Jenis Pupuk untuk tanaman umur enam tahun adalah NPK dan tanaman umur > 6 tahun menggunakan pupuk tunggal Urea, RP dan KCl dengan frekuensi Aplikasi satu kali per tahun. Aplikasi diantara jenis pupuk pada setiap blok, pupuk dapat diaplikasi pada waktu yang sama atau memiliki selang

47 waktu 10-15 hari, tetapi harus selesai dalam waktu 30 hari kerja atau 75 hari sejak

masa refoliasi. Sistem aplikasi pupuk ditentukan sebagai berikut :

a) Sistem Penaburan : Urea, KCl, NPK (compound) ditabur merata,

sedangkan pupuk RP ditabur secara strip.

b) Lokasi/tempat penaburan : Semua jenis pupuk (Urea, RP dan KCl atau

NPK) dilakukan pada salah satu sisi barisan dengan jarak sekitar dua meter dari tanaman, tahun berikutnya diaplikasikan pada sisi yang berlawanan. Pada tahun 2011 aplikasi pupuk dilaksanakan pada sisi utara dari barisan tanaman.

c) Waktu penaburan : hal yang paling penting dalam aplikasi pupuk karena

sangat berhubungan dengan efisiensi dan ketepatan waktu pupuk tersebut diperlukan oleh tanaman, sehingga dibedakan berdasarkan kondisi tanaman yang akan dipupuk, yaitu :

i) Tanaman yang dipupuk berdasarkan posisi panel dan efek topping,

aplikasi mulai dilaksanakan 45 hari setelah refoliasi dan harus selesai

dalam waktu satu bulan untuk semua jenis pupuk pada semua blok

yang dipupuk. Pengamatan waktu defoliasi dan refoliasi harus benar-

benar dilaksanakan secara up to date dan kebutuhan tenaga aplikasi

harus dihitung secara tepat.

ii) Tanaman yang mengalami gugur daun : harus diaplikasi segera setelah gugur daun ke dua (SLF) selesai. Oleh sebab itu pengamatan dan pencatatan terhadap blok-blok yang mengalami gugur daun harus dilaksanakan secara tepat dan benar dan setiap tahun dilaporkan ke divisi bagian tanaman.

3) Kegiatan Pemanenan

Pemanenan merupakan kegiatan inti dalam usaha perkebunan karet alam. Kegiatan pemanenan di perusahaan dilakukan oleh kelompok pemanen yang dipimpin oleh seorang mandor. Syarat untuk pohon karet dapat dipanen adalah 50 persen dari populasi dalam satu blok lilit batang pohon karet telah mencapai 50 centimeter. Setiap mandor memiliki 15-20 karyawan atau dapat disebut penderes. Sistem yang digunakan dalam kegiatan panen adalah sistem panel A dan B dengan empat sesi. Sistem panel A dan B merupakan suatu sistem dimana pohon

48 karet terbagi akan dua panel yang dapat diambil lateksnya. Pohon karet diharapkan perusahaan dapat mencapai umur produktif 24 tahun dengan adanya sistem panel ini. Sistem panen menggunakan sistem empat sesi, yaitu A, B, C, dan D. Pengambilan lateks dilakukan dalam empat hari sekali dengan satu harinya atau satu sesinya penderes mengambil lateks dari 500 pohon. Maka jatah untuk satu penderes dalam empat sesi adalah 2000 pohon. Setelah penderes mengambil lateks dari 2000 pohon tersebut, kemudian dikumpulkan di tempat penampungan lateks atau rumah lateks. Mandor bertugas untuk mencatat dan mengawasi hasil produksi lateks yang dipanennya setiap akhir bulan. Penderes yang dapat mencapai atau menyelesaikan pekerjaan dalam memperoleh lateks yang melebihi target perusahaan dengan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, maka setiap penderes berhak mendapatkan premi.