BOGOR
2011
V. PENUTUP
5.1 SimpulanPerubahan iklim diindikasikan dengan kenaikan suhu permukaan. Asumsi bahwa suhu akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya gas rumah kaca masih terlalu dini untuk dikemukakan dengan menganalisis potongan data suhu hanya dalam satu atau dua abad saja. Karena rekaman data paleoklimatologi menunjukan kenaikan suhu dapat terjadi dalam pulahan abad dan diikuti oleh penurunan suhu pada puluhan abad berikutnya.
Paleoklimatologi merekonstruksi iklim masa lalu untuk mendapakan data iklim sebelum masa observasi. Ice core merupakan salah satu metode paeleoklimatogi yang dapat memberikan informasi iklim yang lebih panjang dibandingkan dengan metode tree ring yang obsevasinya hanya terbatas pada tempat yang bisa ditumbuhi pohon dengan baik pada lintang rendah, akan tetapi metode ini membutuhkan observasi dan analisis yang lebih rumit dan terbatas akibat berkurangnya lapisan es di bumi ini.
Dibandingkan dengan metode tree ring dan ice core, metode analisis karang memiliki objek lebih terbatas. Dengan kerumitan analisis yang seperti metode ice core metode ini lebih jarang dilakukan. Sedangkan metode analisis serbuk sari dilakukan untuk melengkapi hasil dari ketiga metode yang disebutkan di atas. Akan tetapi metode ini memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi dibanding ketiga metode yang lain.
Faktor natural sangat berpengaruh pada perubahan iklim, yang ditunjukan oleh peristiwa letusan gunung berapi yang mengakibatkan pendinginan global pada periode 1940-1970. Tidak hanya itu dengan menurunnya akitivitas matahari pada periode tersebut menyebabkan suhu global juga memiliki kecenderungan turun.
Dengan menggunakan persamaan keseimbangan energi permukaan, kenaikan 1% solar constant menghasilkan kenaikan suhu yang sama dengan kenaikan suhu yang disebabkan peningkatan CO2 sampai tahun 2005 yaitu 0.72oC.
Penurunan Albedo sebesar 0.9% pada tahun 2000-200 dapat menyebabkan peningktan suhu sebesar 0.25oC, suhu tesebut mewakili 34% kenaikan suhu bumi sampai tahun 2005 (0.72oC). Faktor natural lain yang ternyata lebih berpengaruh dalam
menaikan suhu global adalah emisivitas. Berkurangnya emisivitas sebesar 1% dapat menaikkan suhu 0.72oC setara dengan peningkatan suhu akibat gas rumah kaca saat ini.
Parameter perubahan iklim global akibat gas rumah kaca adalah radiative forcing dan Global Warming Potensial (GWP). Ketika konsentrasinya CO2 naik dua kali lipat dibandingkan masa sebelum revolusi industri nilai radiative forcing CO2
akan meningkatkan suhu global sebesar 1.5oC. Nilai GWP suatu gas dipengaruhi oleh lamanya gas tersebut bertahan di atmosfer dan time horizon. CO2 diberi nilai GWP sebesar 1 yangdigunakan sebagai gas relatif untuk mengukur GWP gas lain, misalnya metan memiliki nilai GWP sebesar 25. Akan tetapi GWP H2O tidak diperhitungkan karena life time yang singkat, padahal H2O memiliki efek rumah kaca lebih kuat daripada gas-gas lain.
Studi literatur dilengkapi dengan dilakukannya analisis data time series iklim di daerah Jakarta pada tahun 1965-2010. Berdasarkan hasil analisis, data temperatur kota Jakarta terlihat mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada periode pertama (1965-1974) ke periode kedua (1975-1984). Sedangkan untuk data presipitasi kota Jakarta mengalami penurunan. Penurunan terbesar erjadi pada periode kedua (1975-1984) menuju periode ketiga (1985- 1994).
5.2 Saran
Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang keseimbangan energi permukaan dan hubungannya dengan perubahan iklim global.
DAFTAR PUSTAKA
Akcam H. Pressision and The Obliquity of The Ecliptic. 2004.[terhubung berkala]http://www.tenspheres.com/re searches/precession.htm [5 Juni 2011].
[ASEAN] Association of Southeast Asian Nations. 1982. The Asean Compedium of Climatic Statistics. Malaysia: Colorcom Grafik Sistem Sdn. Bhd.
Avia L, Teguh H, Rukmi H, Juniarti V, Dadang S. 2000. Kontribusi Index Vegetasi dan Albedo terhadap
Temperatur Permukaan Wilayah Indonesia Barat dan Tengah Berdasarkan Data Satelit NOAA. Bandung: LAPAN.
Avia L. 2005. Kondisi Iklim Jakarta pada Masa Lalu dan Masa Kini. Pemanasan Global dan Perubahan Global. Fakta, Mitigasi, dan Adaptasi: 97-102.
Berger A, Loutre M, Mélice J. 2006. Equatorial insolation: from precession harmonics to eccentricity frequencies. Climate The Past Discuss 2: 519–533.
[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 2011. Cuaca, Iklim, dan Perubahan Iklim. [terhubung berkala] http://www.BMKG.go.id. [27 Mei 2011].
Bradley R. 1999. Paleoclimatologi: Reconstructing Climates of the Quaternary Second Edition. USA: ACADEMIC PRESS.
Buckly B. 2009. Dendrochronology. Ensiklopedia of Paleoclimatologi and Ancient Environments: 269-275. Budiwati T, Hidayati R, Sofiati I. 2003.
Pengaruh Kekeruhan Atmosfir Terhadap Kesetimbangan Radiasi Matahari. Indonesian Journal of Physics 14:67-71.
Cobb K, Cole J, Lough J, Tudhope S. 2008. Annually-banded corals as climate proxies. [terhubung berkala] http://www.ncdc.noaa.gov [5 Juni 2011].
Cook E, Briffa K. 2001. What are the sources of uncertainty in the tree-ring data: how can they be quantified and represented? [terhubung berkala] http://www.ncdc.noaa.gov [5 Juni 2011].
D‟Arrigo R, Abram N, Ummenhofer C, Palmer J, Mudelse M. 2009. Reconstruced Streamflow for Citarum River, Java, Indonesia. [tempat tidak diketahui]: Springer.
Fleitmann D, Treble P, Cruz F, Cole J, Cobb K. 2011. Speleothem-based climate proxy records. [terhubung berkala] http://www.ncdc.noaa.gov [5 Juni 2011].
Frolkis V. 2002. Global warming potential, global warming commitment and other indexes as characteristics of the effects of greenhouse gases on Earth‟s climate. [terhubung berkala]
http://www.sciencedirect.com [5 Desember 2010].
Gray M. 2009. Climate change: driven by the ocean not human activity. [terhubung berkala]
http://tropical.atmos.colostate.edu [23 Ferbruari 2011].
Gavin. 2005. Water vapour: feedback or forcing? [terhubung berkala] http://www.realclimate.org [22 Mei 2011].
Gribbin J. 1978. Isotop Studies. Di dalam: Gribbin J, editor. Climatic Change. London: Canbridge University Press. Hlm 46-67.
Gou X, Chen F, Yang M, Jacoby G, Peng J, Zhang X. 2006. A comparison of tree-ring records and glacier variations over the past 700 years, northeastern Tibetan Plateau. Annals of Glaciology 43: 83- 89.
Handoko. 1995. Radiasi Surya. Di dalam: Handoko, editor. Klilmatologi Dasar. Bogor: Pustaka Jaya. Hlm 27-36. Hidayati R. 1990. Kajian Iklim Kota Jakarta,
Perubahan dan Perbedaan dengan Daerah Sekitarnya [tesis]. Bogor: FPS-Institut Pertanian Bogor. Hutton N. 2010. Climate Change. Canada:
Canadian Society of Petrolium Geologist.
[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2001. Third Assessment Report: Climate Change 2001. Cambridge: Cambridge University Press.
[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2007. Fourth Assessment Report: Climate Change 2007. Cambridge: Cambridge University Press.
Kneller M. 2009. Pollen analysis. Ensiclopedia of Paleoclimatologi and Acient Environments: 815-820. Kiehl J, Trenberth K. 1997. Earth‟s annual
global mean energy budget. Bull. Am. Meteorol. Soc. 78: 197–206.
[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2009. Gambaran umum mengenai gas rumah kaca.
[terhubung berkala]
http://iklim.dirgantara-lapan.or.id [30 April 2011].
Lean J, Rind D. 1994. Solar Variability: Implication for Global Change. EOS 75: 5-7.
Leurox M. 2005. Global Warming-Myth or Reality-The Erring Ways of. Paris: Praxis Publishing. Chapter 6: 90-120. Mahmud. 2005. Skenario variabilitas iklim
Indonesia. Pemanasan Global dan Perubahan Global. Fakta, Mitigasi, dan Adaptasi: 123-132.
Mimuroto Y, Koizumi K. 2003. Global Warming Abatement and Coal Supply and Demand. Jepang: Institute of Energy Economics Japan (IEEJ). Myhre G, Highwood E, Shine K, Stordal F.
1998. New estimates of radiative forcing due to well mix greenhouse gases. Geophysical Research Letters 25:2715- 2718.
Nahas C, Setiawan B. 2010. Penentuan Radiative Forcing dan Annual Greenhouse Gas Index (AGGI) dari Karbon Dioksida dan Nitrous Oksida, Pengukuran di Bukit Kototabang. Padang: BMKG.
Nasir AA. 1995. Ruang Lingkup Klimatologi. Di dalam: Handoko, editor. Klimatologi Dasar. Bogor: Pustaka Jaya. Hlm 1-10.
[NOAA] National Oceanic and Atmospheric Administration. 2007. Climate Change. [tempat tidak diketahui]: NOAA National Weather Data Service.
Oke TR. 1978. Boundary Layer Climates. Paris: Taylor and Francis e-Library. Oke TR. 1987. Boundary layer climate .—
2nd edition. Paris: Taylor and Francis e-Library.
Reynaud D, Parrenin F. 2009. Ice cores, antartika and greendland. Ensiclopedia of Paleoclimatologi and Acient Environments: 453-456. Schweingruber F, Briffa K, Nogler P. 1993.
A tree-ring densitometric transect from Alaska to Labrador. International Journal of Biometeorology 37: 151-169.
Sinambel I, Iyus E, Rusnadi, Suryana N. 2005. Dampak Cuaca Antariksa pad Variabilitas Iklim Di Indonesia. Steig E J. 2008. Sources of Uuncertainty in
Ice Core Data A Contribution to The Workshop on Reducing and Representing Uncertainties in High-Resolution Proxy Data. Italia: International Centre for Theoretical PhysicsSugiyono A. 2009. Penanggulangan pemanasan global di sektor pengguna energi. Jurnal Sains
& Teknologi Modifikasi Cuaca 7: 15-19.
Sumaryati. 2003. Analisis Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Kesetimbangan Radiasi Bumi. Bandung: LAPAN.
Susandi A, Herlianti I, Tamamadin M, Nurlela I. 2008. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Lingkungan 2.
Thompson LG. 2009. Ice core mountain glacier. Ensiklopedia of Pale-oclimatologi and Acient Environ-ments: 457-462.
Thompson LG. 2010. Understanding global Climate Change: Paleoclimate perspective from the world‟s highest Mountains. Proceeding of the American Philoshopical Society 154: 133-157.
Turner P. 1997. Java 1st edition. Melbourne: Lonely Planet Publications.
Vukovich, Fred MT, David LM, Robert E. 1987. Surface temprature and albedo relationship in Senegel drived from NOAA satelite data. Remote Sensing of Environment 2: 413.
Weng Q. 2001. A remote sensing–GIS evaluation of urban expansion and its impact on surface temperature in the Zhujiang Delta, China. International Journal of Remote Sensing 22:1999-2013.
Williams M, Pollard D. 2003. Extraordinary climates of Earth-like planets: three dimensional climate simulations at extreme obliquity. International Journal of Astrobiology 2: 1-19. http://www.priweb.org
http://solarscience.msfc.nasa.gov http://www.tutiempo.net
Lampiran 1 Tabel daftar literatur perubahan iklim global
No Judul Pengarang/ Instansi Tahun Keterangan
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
1 Skenario Variabilitas Iklim Indonesia Mahmud/ LAPAN 2007 Jurnal 2 Climate Change 2007 The Physical
Science Basis
IPCC 2007 Buku
3 Climate Change NOAA 2007 Artikel
4 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut Di Wilayah Banjarmasin
Armi Susandi, Indriani Herlianti, Mamad Tamamadin, dan Irma Nurlela / ITB
2008 Jurnal
5 Atmospheric Chemistry and Greenhouse Gases
M. Prather, dan D. Ehhalt
2001 Buku
6 Agriculture, Forestry and Other Land Use
Keith Paustian, N.H. Ravindranath, dkk/ IPCC
2006 Buku
7 Observed climate variability and change Chris K. Folland, Thomas R. Karl a, dan M. Jim Salinger
2002 Jurnal
8 Twentieth-century temperature and precipitation trends in ensemble climate simulations including natural and anthropogenic forcing Anthony J. Broccoli, Keith W. Dixon, Thomas L. Delworth, Thomas R. Knutson, dan Ronald J. Stouffer / NOAA 2003 Jurnal
9 Global warming potential, global warming commitment and other indexes as characteristics of the effects of
greenhouse gases on Earth’s climate
Victor A. Frolkis 2002 Jurnal
10 Climate Change: Driven by the Ocean not Human Activity
William M. Gray 2009 Jurnal
11 Global Warming, the Politicization of Science, and Michael Crichton's State of Fear
David Deming 2005 Jurnal
12 Greenhouse Gases University of Michigan
2011 Artikel
13 CLIMATECHANGE 2001: THE SCIENTIFIC BASIS
IPCC 2001 Buku
14 Climate Change and Greenhouse Gases Tamara S. Ledley, Eric T. Sundquist, Stephen E. Schwartz, Dorothy K. Hall, Jack D. Fellows, dan
Timothy L. Killeen 15 New Estimate Radiative Forcing due to
Mix Well Green House Gasses
Gunnar Myhre 1998 Jurnal
16 Penentuan Radiative Forcing dan Annual Green House Gases Index(AGGI) dari karbondioksida, metana, NitrousOksida Hasil Pengukurandi Bukit Koto
Alberth Christian Nahas dan Budi Setiawan
2010 Jurnal
17 The Surface Energy Balance System (SEBS) for estimation of turbulent heat fluxes
Z. Su 2002 Jurnal
18 Surface Temperature Record: Policy- Driven Deception?
Joseph D‟Aleo dan Anthony Watts
2010 Buku
19 Boundary layer climates.—2nd ed T.R Oke 1987 Buku 20 Pressision and The Obliquity of The
Ecliptic
Akcam H 2004 Artikel
21 Equatorial insolation: from precession harmonics to eccentricity frequencies
Berger A, Loutre MF, Mélice JL
2006 Jurnal
22 Extraordinary climates of Earth-like planets: three dimensional climate. International
Williams DM, Pollard D
2003 Jurnal
Lampiran 2 Tabel daftar literatur paleoklimatologi
No Judul Pengarang/ Instansi Tahun Keterangan
PALEOCLIMATOLOGY 1 PALEOCLIMATOLOGY
Reconstructing Climates of the Quaternary Second Edition
Raymond S. Bradley 1999 Buku
2 Paleoclimate, Global Change, and The Future
Keith D. Alvetson, Raymond S. Bradley, dan Thomas F Pedersen
2003 Buku
3 Instruments and Methods
Determination of firn density in ice cores using image analysis
Bjo¨rn SJO¨ Gren, Ola Brandt, Chris Nuth, Elisabeth Isaksson
2007 Jurnal
4 A comparison of tree-ring records and glacier variations over the past 700 years, northeastern Tibetan Plateau
Xiaohua GOU, Fahu CHEN, Meixue YANG, Gordon JACOBY, Jianfeng PENG, Yongxiang ZHANG,
2006 Jurnal
5 Use of ice cores from glaciers with melting for reconstructing mean summer temperature variations
Fumio NAKAZAWA, Koji FUJITA
2006 Jurnal
6 Climatic response of multiple tree-ring parameters from the Spanish Central Pyrenees U. Büntgen, J. Esper, A. Verstege, D. Nievergelt, D.C. Frank & R.J.S. Wilson 2007 Jurnal
7 Understanding Global Climate
Change: Paleoclimate Perspective from
the World’s Highest Mountains
Lonnie G. Thompson 2010 Jurnal
8 Encyclopedia if Paleoclimatology and Ancient Environment
Vivient Gornizt 1995 Buku 9 Studiying Climate Change- Tree Ring Paleontological Research
Institution
2011 Artikel
10 Brief history of climate: causes and mechanisms
Goosse H., P.Y. Barriat, W. Lefebvre, M.F. Loutre and V. Zunz
2010 Jurnal
11 The Greenland Ice Core Chronology Katrine Krogh Andersen 2005 Jurnal 12 Reconstructed streamflow for Citarum
River, Java, Indonesia: linkages to tropical climate dynamics
Rosanne D‟Arrigo, Nerilie Abram, Caroline Ummenhofer, Jonathan Palmer, Manfred Mudelsee
2010 Jurnal
13 A new Greenland ice core chronology for the last glacial Termination
S.O.Rasmussen, K. K.Andersen, A. M. Svensson, J. P. Steffensen1, B. M.Vinther, dan H. B. Clausen 2005 Jurnal
14 Temperature reconstruction using ice cores
Elisabeth Schlosse, 2010 Artikel 15 What are the Sources of Uncertainty in
the Tree-Ring Data: How can They be Quantified and Represented?
Keith Briffa and Ed Cook 2011 Artikel
16 Sources of uncertainty in ice core data A contribution to the Workshop on Reducing and Representing
Uncertainties in High-Resolution Proxy Data
Eric J. Steig 2008 Jurnal
17 Annually-banded corals as climate proxies.
Kim Cobb, Julie Cole, Janice Lough dan Sandy Tudhope
2008 Jurnal
18 Speleothem-based climate proxy records
Dominik Fleitmann, Pauline Treble, Francisco Cruz Jr., Julie Cole dan Kim Cobb5
Lampiran 3 Tabel daftar literature time Series-data iklim
No Judul Pengarang/ Instansi Tahun Keterangan
TIME SERIES – DATA IKLIM 1 Kondisi Iklim Jakarta pada Masa
Lalu dan Masa Kini
Lely Qodrita Avia 2008 Jurnal 2 Spatio-temporal climatic change of
rainfall in East Java, Indonesia
Edvin Aldrian 2008 Jurnal
3 Handbook of Geomathematics Willi Freeden, Kaiserslautern M. Zuhair Nashed, Orlando Thomas Sonar, Braunschweig