• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI …

A. Dukacita

3. Fase Dukacita

Terdapat berbagai macam fase dalam dukacita. Fase-fase di bawah ini merupakan fase yang biasa dialami oleh orang-orang yang berduka. Meskipun demikian, tidak selamanya orang akan melalui fase pertama hingga terakhir secara berurutan. Beberapa orang biasanya akan kembali ke fase sebelumnya dan kemudian melalui lagi fase yang sama. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari fase yang satu ke fase yang lain juga bervariasi pada tiap individu.

Parkes (dalam Santrock, 1995) mengatakan bahwa ada empat fase yang akan dialami, yakni :

Fase awal yang dialami orang yang ditinggalkan biasanya terjadi sesaat setelah kematian dan berlangsung selama satu sampai tiga hari. Pada fase ini orang akan merasa terkejut, tidak percaya, sering menangis, dan mudah marah.

b. Kerinduan

Fase kedua ditandai dengan perasaan sakit yang berkepanjangan atas kematian, memori-memori, kesedihan, susah tidur, dan gelisah. Fase ini memuncak di minggu kedua hingga keempat setelah kematian dan biasanya mereda setelah beberapa bulan.

c. Depresi

Fase ketiga biasanya terjadi 1 tahun setelah kematian. Pada fase ini seseorang akan merasakan kekurangan tenaga untuk melakukan segala sesuatu. Sesorang akan menjadi pendiam, menolak bertemu orang lain, serta menghabiskan banyak waktunya untuk menangis.

d. Pulih kembali

Fase resolusi dukacita ini ditandai dengan mengingat aktivitas sehari-hari serta membangun hubungan baru dengan orang lain.

Dr. Roberta Temes (www.cancersurvivor.org, 2008) mengemukakan tentang tiga fase dalam dukacita, yakni :

a. Kematian rasa

Pada fase ini, orang yang baru saja mendengar kabar kematian akan merasa kebingungan, tidak mampu berpikir dengan jernih, dan tidak mampu merasakan apa-apa. Individu yang bersangkutan menunjukkan

penyangkalan, perasaan bersalah, dan merasa menderita. Fase ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun Kubler-Ross (www.cancersurvivor.org, 2008) mengatakan bahwa reaksi ini akan muncul dalam jangka waktu tujuh sampai sepuluh hari setelah mendengar kabar dukacita tersebut.

b. Kekacauan

Beberapa gejala fisik yang dialami pada fase ini antara lain rasa sesak di tenggorokan dan pada pernafasan, sering menarik nafas panjang, dan merasakan kelelahan yang amat sangat. Gejala emosi yang muncul bahkan lebih menimbulkan stress, antara lain kemarahan atas kematian orang yang dikasihi dan rasa bersalah yang sangat besar. Hal yang paling menakutkan adalah perasaan kehilangan kendali atas emosi. Fase ini merupakan merupakan masa yang paling berat dari pergolakan emosi seseorang yang berduka, namun merupakan fase yang utama dan normal dalam proses berduka. Kebanyakan orang akan pulih dalam hitungan minggu, bulan, atau bahkan tahunan.

c. Reorganisasi

Akan tiba masanya dimana seseorang tidak lagi tinggal dalam kedukaannya dan kembali beraktivitas seperti biasa. Setelah melalui beberapa fase dalam dukacita, seseorang akan memperoleh pengetahuan baru akan berharganya hidup dan betapa bernilainya orang-orang yang berada di sekitar serta pengalaman-pengalaman

hidup yang telah dialaminya. Kondisi ini akan dialami setelah beberapa bulan hingga satu tahun setelah peristiwa kematian.

Sedangkan menurut Morycs ; Powers & Wampold dalam Santrock, 1995, ada beberapa ukuran dalam dukacita, antara lain :

a. Kerinduan atau harapan terhadap orang yang meninggal yang direfleksikan secara bergantian, serta kebutuhan terhadap kehadiran kembali seseorang yang telah meninggal.

b. Rasa cemas akan perpisahan yang tidak hanya berkaitan dengan kematian, tetapi juga dengan tempat dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan orang yang mati, yakni dengan cara menangis atau menarik nafas panjang untuk menahan tangis.

c. Reaksi yang bersifat tiba-tiba terhadap kehilangan, yakni ketidakpercayaan, kelumpuhan, dan ledakan kepanikan atau penuh dengan air mata yang berlebihan.

d. Keputusasaan dan kesedihan yang mengandung perasaan putus harapan dan penolakan, gejala depresif, apatis, kehilangan arti akan kegiatan yang melibatkan orang yang telah pergi, dan memunculkan kesunyian.

Batasan-batasan ini tidak menunjukkan adanya fase yang jelas, namun terjadi secara berulang-ulang dalam suatu situasi setelah kehilangan. Meskipun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, kerinduan dan protes terhadap kehilangan cenderung berkurang (Morycs ; Powers & Wampold dalam Santrock, 1995).

Penulis kemudian membuat kesimpulan yang terdiri dari gabungan beberapa teori di atas, namun lebih didasarkan pada pendapat Temes. Kesimpulan ini nantinya akan digunakan untuk membuat analisis data. Hasilnya, fase dukacita terdiri dari :

a. Terkejut

Fase ini dimulai ketika seseorang baru mendengar kabar kematian kerabat atau orang yang disayanginya. Pada masa ini seseorang akan mengalami mati rasa, tidak percaya, tangisan yang terus-menerus, serta tidak mampu berpikiran jernih. Hal ini berlangsung selama beberapa jam setelah mendengar kabar tersebut hingga sepuluh hari ke depan. b. Kekacauan

Fase ini biasanya cukup menguras emosi, pikiran dan tenaga orang yang berduka. Pada tahap ini terdapat penyangkalan atas kematian, kerinduan, susah tidur, merasa tidak memiliki tenaga, dan seringkali merasa kesepian. Tahapan ini sangat penting bagi orang yang sedang berduka. Jika ia mampu melewati berbagai proses dengan baik, ia akan mampu menerima kenyataan kematian dengan baik. Pada umumnya, seseorang akan berada pada tahapan ini selama satu minggu hingga dua belas bulan setelah kematian.

c. Pulih kembali

Tahapan ini merupakan tahap akhir dari dukacita. Seseorang telah mampu keluar dari masa berdukanya. Hal-hal yang dialami dan dirasakan selama masa dukacita kemudian memberikan suatu

pengalaman dan pembelajaran hidup yang membuatnya lebih mampu bertahan dalam menjalani kehidupannya dan berinteraksi dengan orang lain. Kondisi ini akan dialami setelah beberapa bulan hingga 1 tahun setelah peristiwa kematian.

Tidak ada interval waktu yang pasti untuk setiap tahapan dalam dukacita. Seseorang juga mungkin saja melompati tahapan, misalnya tidak melalui tahapan ke dua melainkan langsung pulih kembali.

Dokumen terkait